Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Vidyani
"Merger dan akuisisi telah banyak dilakukan oleh industri perbankan dari tahun 2004 hingga 2008. Pada prinsipnya lerdapat dua faktor yang pelaku usaha melakukan merger dan akuisisi, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Merjer dan akuisisi yang dilakukan oleh Bank-Bank tersebut tentu saja akan mempengaruhi nilai saham pada bank yang telah go public. Tujuan dari merger dan akuisisi salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para pemegang saham baik bagi bank pengakuisisi maupun bank yang menjadi target akuisisi.
Untuk meneliti dampak suatu kejadian (event) terhadap harga saham maupun retum saham, dikembangkan suatu metode penelitian yang dinamakan event study. Event study adalah suatu teknik penelitian empiris yang memungkinkan para peneliti melakukan penelitian tentang dampak peristiwa-peristiwa terhadap harga saham suatu perusahaan. Terdapat empat langkah prosedur event study yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu prosedur desain dan pengumpulan data, prosedur time series, prosedur event study dan prosedur analisis. Tanggal kejadian dan periode estimasi yang akan digunakan adalah [-30,30] dan [-330,-31] atau selama 300 hari untuk menghitung expected reiurn dengan menggunakan Single Index Market Model. Data-data yang digunakan adalah data harga saham individual harian dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian. Data-data tersebut diubah kedalam bentuk return-nya.
Tiga hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian kali ini antara lain: bahwa tindakan merjer dan akuisisi memberikan rata-rata cumulative abnormal return positif bagi shareholder, rata-rata cumulative abnormal return setelah pengumuman mengalami penurunan dibandingkan rata-rata cumulative abnormal return sebelum pengumuman; serta rata-rata cumulative abnormal return dari bank-bank yang dikategorikan kedalam bank milik pemerintah atau Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank bukan milik pemerintah atau non BUMN adalah berbeda.
Bank-Bank yang menjadi sampel dalam penelitian kali ini adalah Bank Artha Graha Internasional Tbk, Bank Century Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Lippo Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk. Hasil dari penelitian kali ini adalah nilai dari rata-rata cumulative abnormal return dari seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini nilainya lebih kecil dari pada nol. Yang kedua adalah bahwa setelah pengumuman nilai dari rata-rata cumulative abnormal return menjadi kecil dari pada sebelum pengumuman. Nilai dari rata-rata cumulative abnormal return dari Bank BUMN jika dibandingkan dengan Bank Non BUMN adalah berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, tindakan merjer dan akuisisi yang dilakukan oleh bank-bank tersebut tidak memberikan peningkatan terhadap shareholder value bagi bank pengakuisisi.

From 2004 to 2008 Banking industrial has been doing Merger and acquisition. Basically, there are two factors become the reason why company doing merger and acquisition, economic factor and non-economic factor. Merger and acquisition will affect stock value of those banks which has go public in certain. One of its purposes is to increase stock holder's wealthiness, for both acquirer and the target.
To analyze the impact of an event to stock price or stock return some research method called event study were developed. Event study is a technique of empirical financial research that enables an observer to assess the impact of a parlicular event on a firm 's stock price. There are four procedure event study that will be doing in this research, they are design procedure and data collective, time series procedure, event study and analysis procedure. Event period and estimation period that will be used is [-30, 30] ad [-330,-31] or during 300 days to calculate expected return using single index inarket model. Data that will be used are daily individual stock price and daily composite index. Those data has been changed to the return form.
Three hypothesis will be usedfor this research are: merger and acquisition are giving a positive effect of average cumulative abnormal return for shareholder, average cumulative abnormal return after announcement is decrease compared with average cumulative abnormal return before announcement, and the average cumulative abnormal return of banks which categorized into Government Bank's or BUMN bank and non BUMN bank is different.
The sample of this research are using Bank Artha Graha Internasional Tbk, Bank Century Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Lippo Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk Result of this research is a value of average cumulative abnormal return of all the samples used in this research is smaller than zero (0). Second, value of average cumulative abnormal return after announcement is smaller before the announcement. The value of average cumulative abnormal return BUMN bank compared with non BUMN bank is different. Based on research, mergering and aguisitioning doesn't give an increasing to shareholder value of the acguirer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hafiah Puspitawati
"Terkait dengan kebijakan Single Presence Policy yang dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) no. 8/16/2006 tentang Kepemilikan Tunggal pada perbankan Nasional, tesis ini membahas mengenai keefektifan merjer yang dilakukan oleh Khazanah Nasional Berhad melalui CIMB Group Holdings Berhad yang memiliki saham mayoritas di PT. Bank Niaga Tbk. dan PT. Bank Lippo Tbk. menjadi PT. Bank CIMB Niaga Tbk. dari periode sebelum merjer (2006-2007), periode merjer (2008) dan periode setelah merjer (2009) melalui analisis rasio-rasio keuangan (horizontal dan vertical), tingkat kesehatan bank, metode EVA dan perhitungan sinergi yang dihasilkan. Tesis ini bermanfaat bagi investor sebagai pertimbangan pembuatan keputusan investasi, bagi perusahaan manfaat penelitian ini adalah memberikan kontribusi sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan, dan untuk peneliti lain manfaat penelitian ini adalah bahan pertimbangan bagi untuk penelitian berikutnya.

In relation with Single Presence Policy which stated in 'Peraturan Bank Indonesia' (PBI) no. 8/16/2006 about single ownership in banking industry, writer will analyze the effect of Merger of PT. Bank Niaga Tbk. and PT. Bank Lippo Tbk. to be PT. Bank CIMB Niaga Tbk. which majority owned by Khazanah Nasional Berhad (CIMB Group Holdings Berhad) in before merger period (2006-2007), merger period (2008) and after merger period (2009) with analysis of financial ratios (horizontal and vertical), banking health rate, EVA method and synergy calculation. This thesis is useful for investor as an investment decision making, for company as a measuring tool performance, for other researcher as a research material."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T30037
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidajat Hoesni
"ABSTRAK
Merjer merupakan alternatif strategi yang telah lazim digunakan dalam upaya
pengembangan maupun mempercepat pertumbuhan perusahaan di berbagai jenis
industri. Merjer diantara perusahaan dalam sebuah kelompok usaha yang sama atau
lebih dikenal dengan merjer internal tampaknya makin diminati oleh manajemen
perusahaan saat-saat ini, karena merger ini lebih bersifat friendly merger sehingga
sinergi positip diharapkan dapat lebih mudah tercipta di antara perusahaan
perusahaan yang melakukan merger. Namun demikian etika bisnis harus diperhatikan
agar kepentingan minoritas dan pihak ketiga tidak dirugikan.
Dalam melakukan merjer, manajemen perusahaan PT. X dan PT. Y selalu
berhati-hati (prudent) dalam memperhitungkan setiap langkah-langkah merjer yang
harus dilakukan agar merjer yang telah menghabiskan biaya yang tidak murah
tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak mengandung resiko yang tinggi. Oleh
karena itu pelaksanaan Iangkah-langkah merjer tersebut harus memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan harus ditinjau dari segala aspek seperti:
1. Aspek hukum, agar keberlangsungan merjer tersebut dapat dianggap sah
keberadaannya menurut ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia dan status
perusahaan yang menggabungkan diri baik yang melalui proses likuidasi maupun
tanpa melalui proses likuidasi terlebih dahulu dapat jelas statusnya menurut
hukum di Indonesia.
2. Aspek perpajakan agar manajemen dapat menyusun lax planning terlebih dahulu
sebelum melakukan merjer sehingga dapat terhindar dan resiko pembayaran
pajak yang tinggi akibat ketidak-tahuan manajemen perusahaan mengenai
ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia khususnya ketentuan
ketentuan perpajakan mengenai restrukturisasi perusahaan.
3. Aspek akuntansi, apakah pencatatan mengenai akuntansi penggabungan usaba
balk yang menggunakan metode penyatuan kepentingan (pooling of interest)
rnaupun metode pembelian (purchase method) sudah sesuai dengan ketentuan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia.
4. Aspek keuangan, dimana merjer yang dilakukan jangan sampai merugikan
kepentingan pemegang saham minoritas. Oleh karena itu ada baiknya
perusahaan yang menggabungkan diri atau perusahaan target dapat dilakukan
penilaian saham terlebih dahulu oleh perusahaan penilai independen agar
diperoleh harga saham yang pantas, dimana pembayarannya dapat dilakukan
dengan kas atau dengan konversi saham.
Disamping ke empat aspek tersebut, tentunya masih banyak aspek-aspek
lainnya yang harus diperhatikan seperti aspek mengenal budaya masing-masìng
perusahaan yang melakukan penggabungan, aspek mengenai ketenaga-kerjaan dan
pengalokasian manajemen, aspek mengenai kepentingan kreditur, dan sebagainya.
Dalam aspek hukum, PT. X Hasil Merjer harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari instansi-instansi terkait seperti Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (MENKEHAM)
agar merjer tersebut dapat dianggap sah keberadaannya menurut hukum di lndonesia.
Sedangkan dalam aspek perpajakan, karena pencatatan akuntansi PT. X hasil
Merjer menggunakan metode pooling of interest. maka pihak perusahaan harus
memperoleh persetujuan penggunaan nilai buku dari Direktorat Jenderal Pajak.
dimana persetujuannya diterbitkan melalui Kantor Wilayah setempat. Hal ini sangat
diperlukan agar perusahaan terhindar dari kewajiban membayar pajak yang lebih
besar lagi, akibat pihak fiskus menetapkan peralihan harta dan kewajiban perusahaan
yang menggabungkan diri tersebut dengan menggunakan harga pasar sehingga
terdapat keuntungan atas pengalihan harta yang merupakan objek Pajak Penghasilan
(PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Dalam aspek akuntansi, metode yang digunakan adalah metode pooling of
interest, sehingga pencatatan akuntansi PT. X Hasil Merjer hanyalnh merupakan
penggabungan harta, kewajiban dan ekuitas dari masing-masing perusahaan yang
menggabungkan diri.
Penilalan saham sebagaimana dibahas dalam aspek keuangan, penulis
menggunakan 5 (lima) metode penilaian saham, dimana estimasi harga saham PT. Y
selaku perusahaan target berkisar antara Rp. 3.193.300 sampal dengan Rp 4.402,800.
Penilaian saham tersebut penulis lakukan hanya sebagai perbandingan saja, karena
manajemen perusahaan tidak melakukan peniIaian saham terlebih dahulu terhadap
perusahaan target dan cenderung menentukan harga saham berdasarkan kesepakatan bersama karena porsi saham pemegang saham minoritas dirasakan tidak material.
Disamping itu, merjer internal yang terjadi sangat unik, dimana perusahaan yang menderita kerugian fiskal yang cukup signifikan menjadi surviving company
sedangkan perusahaan yang memiliki keuntungan harus dilikuidasi. Hal ini
mengundang banyak pertanyaan dari berbagai pihak mengenai keberlangsungan
usaha (going concern) PT. X Hasil Merjer tersebut di masa yang akan datang
sehingga sinergi positif yang dikumandangkan oleh manajemen perusahaan dalam
awal proses mener menjadi semu dan terllhat bahwa PT. X hasil merjer terperangkap
oleh sinergi tersebut. Namun demikian patut dimengerti bahwa kerugian yang
diderita oleh PT. X maupun PT. Y disebabkan oleh kerugian selisìh kurs akibat
melemahnya mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Apabila dilihat dari
operating margin (laba operasi) ke dua perusahaan dinilai cukup baik dan manajemen
perusahaan optimis bahwa dengan penggabungan usaha tersebut akan menghasiÌkan
kinerja perusahaan yang Iebih baik karena brand dan produk-produk yang akan dijual
oleh PT. X Hash Merjer sudah dikenal dipasaran Internasional sehingga akan
rneningkatkan penjualan perusahaan.
"
2001
T2851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Ludica Toha
"ABSTRAK
This thesis investigates market reactions to mergers and acquisitions
announcements and methods of payments by cash and stocks to both
Acquiring/Surviving company and Target based on daily stock (abnormal) returns
whose stocks are listed in the Jakarta Stock Exchange. It utilizes market efficiency
framework specifically the event study methodology by observing 28 samples of
Indonesian public companies for period 2004-2010 with an estimation period of
250 days and an event window of 71 days [-lO,6O]. This research employs the
Single Index Market Model as the expected return model due to the assumption
that the individual stock return is the function of the index/market return.

Abstract
Thesis ini menganalisa reaksi pasar terhadap pengumuman merger dan akuisisi
dan metode pembayaran dalam bentuk kas dan saham terhadap perusahaan
Pengakuisisi dan Diakuisisi yang sahamnya terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia
dengan menggunakan imbal hasil (tidak normal) harian. Thesis ini memanfaatkan
kerangka pasar yang efisien khususnya metodologi studi kejadian dengan
melakukan observasi terhadap 28 sampel dari perusahaan publik untuk periode
2004-2010 dengan periode estimasi sebanyak 250 hari dan perfode kejadian 7]
hari [-10, 60]. Penelitian ini menggunakan the Single Index Market Model untuk
mendapatkan espektasi imbal hasil dengan asumsi bahwa imbal hasil dari
masing-masing saham adalah fungsi dari imbal hasil indeks atau pasar saham."
2012
T30319
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Felicia
"Penelitian ini mempelajari dampak dari valuasi brand equity dan perubahaannya terhadap performa jangka pendek dan jangka panjang perusahaan yang berada dalam emerging market countries setelah merjer dan akuisisi dilakukan pada rentang waktu 3 tahun. Metodologi yang digunakan adalah cross-sectional regression, test regression coefficient significance level, multiple collinearities, dan test correlation coefficient. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis yang dibangun, yaitu adanya dampak signifikan pada performa jangka panjang perusahaan acquirer firms yang disebabkan oleh perubahan pada ekuitas merek target firms. Penelitian ini dapat berkontribusi terhadap bisnis dan industri dengan menunjukkan implikasi dari kesuksesan merjer dan akuisisi yang didasari oleh valuasi ekuitas merek, serta pentingnya aspek merek untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pada aktivitas merjer dan akuisisi.

This study explores the impact of brand equity valuation and its changes towards Asia's emerging market firms' short-term and long-term performance in 3 years post-merger and acquisition activities. The methodologies used in this empirical research are cross-sectional regression, regression coefficient significance level test, multiple collinearity, and correlation coefficient test. The results shown by this study are in accordance with the hypothesis that there is significant impact on corporate performance by the changes of target firms' brand equity on acquirer firms' long-term performance which defines the success of merger and acquisition. This study will contribute to the businesses by knowing the implication of merger and acquisition success based on brand equity valuation and the importance of brand to be considered during the decision-making process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Sarah Marina
"[ABSTRAK
Indonesia akan segera menghadapi MEA dan sektor keuangan merupakan salah satu sektor yang terpengaruh dan harus dapat bersaing di MEA. Sektor keuangan yang paling dominan di Indonesia adalah Industri Perbankan. Oleh karena itu, Pemerintah memiliki rencana untuk melakukan megamerjer dua bank BUMN besar Indonesia, Bank Mandiri sebagai perusahaan bidder dan BNI sebagai perusahaan target. Penelitian ini akan difokuskan kepada analisis deal payment, struktur kepemilikan bank yang baru, dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan demi kesuksesan megamerjer. Hasil penilaian megamerjer yang terjadi antara Bank Mandiri dan BNI pada seluruh skenario memiliki nilai sinergi yang positif yaitu sebesar Rp 1.103,482 Triliun untuk skenario pertama, Rp 7,543 Triliun untuk skenario kedua dan Rp 823,892 Triliun untuk skenario ketiga. Dari ketiga skenario tersebut, diperoleh kesimpulan mengenai Alternatif pembiayaan merjer yang terdiri atas cash dan stock, yang apabila hendak membeli 50% kepemilikan dari BBNI memiliki nilai transaksi sebesar Rp 65,270 Triliun. Dengan jumlah pembayaran tersebut, shareholder BBNI akan menerima 2,78% dari perusahaan setelah merjer pada skenario I, menerima 5,26% pada skenario II, dan 3,16% pada skenario III. Analisis terhadap bobot kepemilikan bank pada scenario I dan III menunjukkan bahwa sesudah merjer bobot kepemilikan majority shareholder dan minority shareholder tidak mengalami perubahan, sedangkan pada skenario II kepemilikan majority shareholder mengalami penurunan dari 60% menjadi 57% dan minority shareholder mengalami peningkatan dari 40% menjadi 43%. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi ekspropriasi terhadap minority shareholder.

ABSTRACT
Indonesia will face AEC soon and The Financial sector is one sector that‟s affected
and should be able to compete in the AEC. The most dominant financial sector in
Indonesia is The Banking Industry. Therefore, the Government has plan to merge
two major state-owned bank in Indonesia, Bank Mandiri as the bidding firm and BNI
as the target firm. This study will be focused on analysis of deal payment, bank
ownership structure, and what things to consider for the success of megamerger two
Indonesian state-owned banks. Megamerjer assessment results that occur between
Bank Mandiri and BNI on the whole scenario has a positive synergy value that is
equal to Rp 1.103,482 trillion for the first scenario , Rp 7,543 trillion for the second
scenario and Rp 823,892 trillion for the third scenario. Of the three scenarios, the
conclusion regarding the financing alternative merger consisting of cash and stock,
which, if they wanted to buy 50 % ownership of BBNI having a transaction value of
Rp 65,270 trillion . With the amount of such payment , BBNI shareholders will
receive 2,78% of the company after the merger in the first scenario , receiving 5,26%
in scenario II, and 3,16% in the third scenario. Analysis of the weight bank
ownership in scenario I and III shows that after the merger the weight of majority
shareholders and minority ownership shareholder is unchanged, while in the scenario
II majority shareholder ownership decreased from 60% to 57% and minority shareholders increased from 40% to 43%. These results indicate that there is no expropriation of the minority shareholder.;Indonesia will face AEC soon and The Financial sector is one sector that‟s affected
and should be able to compete in the AEC. The most dominant financial sector in
Indonesia is The Banking Industry. Therefore, the Government has plan to merge
two major state-owned bank in Indonesia, Bank Mandiri as the bidding firm and BNI
as the target firm. This study will be focused on analysis of deal payment, bank
ownership structure, and what things to consider for the success of megamerger two
Indonesian state-owned banks. Megamerjer assessment results that occur between
Bank Mandiri and BNI on the whole scenario has a positive synergy value that is
equal to Rp 1.103,482 trillion for the first scenario , Rp 7,543 trillion for the second
scenario and Rp 823,892 trillion for the third scenario. Of the three scenarios, the
conclusion regarding the financing alternative merger consisting of cash and stock,
which, if they wanted to buy 50 % ownership of BBNI having a transaction value of
Rp 65,270 trillion . With the amount of such payment , BBNI shareholders will
receive 2,78% of the company after the merger in the first scenario , receiving 5,26%
in scenario II, and 3,16% in the third scenario. Analysis of the weight bank
ownership in scenario I and III shows that after the merger the weight of majority
shareholders and minority ownership shareholder is unchanged, while in the scenario
II majority shareholder ownership decreased from 60% to 57% and minority shareholders increased from 40% to 43%. These results indicate that there is no expropriation of the minority shareholder., Indonesia will face AEC soon and The Financial sector is one sector that‟s affected
and should be able to compete in the AEC. The most dominant financial sector in
Indonesia is The Banking Industry. Therefore, the Government has plan to merge
two major state-owned bank in Indonesia, Bank Mandiri as the bidding firm and BNI
as the target firm. This study will be focused on analysis of deal payment, bank
ownership structure, and what things to consider for the success of megamerger two
Indonesian state-owned banks. Megamerjer assessment results that occur between
Bank Mandiri and BNI on the whole scenario has a positive synergy value that is
equal to Rp 1.103,482 trillion for the first scenario , Rp 7,543 trillion for the second
scenario and Rp 823,892 trillion for the third scenario. Of the three scenarios, the
conclusion regarding the financing alternative merger consisting of cash and stock,
which, if they wanted to buy 50 % ownership of BBNI having a transaction value of
Rp 65,270 trillion . With the amount of such payment , BBNI shareholders will
receive 2,78% of the company after the merger in the first scenario , receiving 5,26%
in scenario II, and 3,16% in the third scenario. Analysis of the weight bank
ownership in scenario I and III shows that after the merger the weight of majority
shareholders and minority ownership shareholder is unchanged, while in the scenario
II majority shareholder ownership decreased from 60% to 57% and minority shareholders increased from 40% to 43%. These results indicate that there is no expropriation of the minority shareholder.]"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library