Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eunike Karina Nadine Matitaputty
"Underachievement merupakan kondisi dimana seseorang gagal mencapai potensinya. Fenomena ini relatif umum terjadi pada remaja terutama pada saat mereka memasuki masa transisi ke SMP. Hal ini dikarenakan mereka dituntut untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan baik internal maupun eksternal. Beberapa penelitian menemukan bahwa underachievement disebabkan oleh kurangnya kemampuan regulasi diri dalam belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas The Self-Regulation Empowerment Program (SREP) (Cleary & Zimmerman, 2004) untuk membantu seorang peserta didik SMP underachiever meningkatkan kemampuan regulasi diri dalam belajar. Program ini berfokus pada peningkatan pengetahuan (domain kognitif) regulasi diri dalam belajar pada fase forethought melalui pemberian SREP. Analisis hasil dilakukan dengan melihat seberapa partisipan memenuhi indikator keberhasilan pada setiap sesi intervensi, perbandingan skor pre-test dan post-test, dan analisis kualitatif. Secara umum, partisipan berhasil memenuhi indikator keberhasilan sesi yang ditetapkan. Intervensi ini efektif dalam meningkatkan pengetahuan forethought regulasi diri dalam belajar pada aspek pemberdayaan dan penetapan tujuan, namun tidak pada aspek manajemen waktu. Prosedur dalam intervensi ini dapat diadaptasi oleh orang tua dan guru untuk membantu partisipan dalam melatih kemampuan regulasi diri dalam belajar.

Underachievement is a condition that/when someone fails to achieve his/her potential. This phenomenon predominantly occurs to adolescent, particularly during the transition to middle school. This is due to the fact that they are obligated to adapt to many internal and external changes. Several studies confirm that underachievement is caused by poor self-regulation skills in learning. To improve self-regulation skills in learning, Cleary and Zimmerman created The Self-Regulation Empowerment Program (SREP), that is specifically designed for adolescent. In this research, researcher adapted stated program to help a middle school student improve his self-regulation skills in learning. This program focuses on increasing the knowledge (cognitive domain) on self-regulation skills in learning at the forethought phase by means of SREP. The result analysis is performed by observing how well the participant achieve the success indicators, the comparison between pre-test and post-test score, and qualitative analysis. Overall, the participant was able to achieve all the success indicators in each session. This intervention program is effective in increasing knowledge on self-regulated learning at the forethought phase in empowerment and goal setting aspects. However, not in the time-management aspect. The procedures in this intervention can be adapted by parent and teachers to help participant in improving participants self-regulated learning ability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Indriani Kusumah
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasi dan kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi pengajar di Sekolah Menengah XYZ. Berdasarkan initial survey Organizational Diagnosis Questionnaire oleh Preziosi (1980) dengan 35 item (α = .884), menunjukkan terdapat masalah reward dan leadership di organisasi ini. Ini diduga dipengaruhi oleh persepsi kurangnya perlakuan adil organisasi terkait reward dan kurangnya peran atasan dalam membimbing, mendukung, menginspirasi, memotivasi, mengapresiasi, dan mempertimbangkan secara individual kepada pengajar. Ini dibuktikan dengan mengukur pengaruh keadilan organisasi dan kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi. Keadilan organisasi diukur dengan Organizational Justice Questionnaire oleh Colquitt (2001) sejumlah 20 item (α = .939), kepemimpinan transformasional dengan Transformational Leadership Questionnaire oleh Alimo-Metcalfe & Alban-Metcalfe (2001) sejumlah 19 item (α = .954), dan komitmen organisasi yang diukur dengan Organizational Commitment Questionnaire oleh Meyer & Allen (1997) sejumlah 20 item (α = .922). Hasil penelitian pada 30 orang pengajar menunjukkan variabel yang signifikan memengaruhi komitmen organisasi pengajar di organisasi ini adalah kepemimpinan transformasional ( = .444, p < 0,05). Ini berarti komitmen organisasi pengajar dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional. Peneliti lalu merancang intervensi pelatihan kepemimpinan transformasional dengan pendekatan experiential learning bagi atasan untuk meningkatkan komitmen organisasi pengajar.

This thesis aims to determine effect of organizational justice and transformational leadership on organizational commitment of XYZ Middle School teachers. Based on an initial survey Organizational Diagnosis Questionnaire by Preziosi (1980) with 35 items (α = 0,884), indicating there are poor condition of reward and leadership. These conditions are thought to be influenced by the lack of rewardrelated organizational justice treatment perceptions and the lack of direct supervisor's role in guiding, supporting, inspiring, motivating, appreciating, and individual considerating to the teachers. This is evidenced by measuring influence of organizational justice and transformational leadership on organizational commitment. Researcher measured using 20 items of Organizational Justice Questionnaire (α = 0,933) by Colquitt (2001), 19 items of Transformational Leadership Questionnaire (α = 0,954) by Alban-Metcalfe & Alimo-Metcalfe (2001), and 20 items of Organizational Commitment Questionnaire (α = 0,922) by Meyer & Allen (1997). The results of the study on 30 teachers showed that significant variable was affecting teachers organizational commitment is transformational leadership ( = 0,444, p < 0,05).This means that organizational commitment variable influenced by transformational leadership. Researcher then designed transformational leadership training with experiential learning approach to improve the transformational leadership ability for the supervisors and to increase the organizational commitment of the teachers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellita Nusa Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi terhadap perilaku fostering relevance guru dan keterlibatan kognitif siswa SMP pada pelajaran matematika. Pengukuran terhadap persepsi siswa mengenai perilaku fostering relevance guru matematika menggunakan subskala Fostering Understanding and Interest yang merupakan bagian dari alat ukur Autonomy Affecting Behavior (Assor, Kaplan, & Roth, 2002). Pengukuran terhadap keterlibatan kognitif menggunakan Learning Strategies Scales dari alat ukur Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) (Pintrich & De Groot, 1990).
Hasil penelitian yang dilakukan pada 232 siswa SMP menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap perilaku fostering relevance guru dan keterlibatan kognitif siswa dalam pelajaran matematika. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan kognitif siswa dalam pelajaran matematika akan semakin meningkat dengan semakin seringnya dilakukan perilaku fostering relevance oleh guru.

This study aimed to investigate the relationship between perceived teachers? fostering relevance behavior and middle school students? cognitive engagement in mathematics. Perceived teachers? fostering relevance behavior was measured by Fostering Understanding and Interest subscale from Autonomy Affecting Behavior (Assor, Kaplan, & Roth, 2002) and cognitive engagement was measured by Learning Strategies Scales from Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) (Pintrich & De Groot, 1990).
Result shows that there was a positive and significant relationship between perceived teachers fostering relevance behavior and students? cognitive engagement (cognitive strategy use and self-regulation) (N = 232). That result implies that students cognitive engagement can be increased with teachers? fostering relevance behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anah Rabi Ah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial dari guru dan keterlibatan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap sekolah. Sebanyak 139 orang siswa kelas 8 berpartisipasi dalam penelitian ini. Untuk mengukur persepsi siswa terhadap dukungan sosial dari guru digunakan Child and Adolescent Social Support Scale subskala Guru sedangkan untuk mengukur keterlibatan siswa terhadap sekolah digunakan School Engagement Measures (SEM)-McArthur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial dari guru dan keterlibatan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap sekolah.

The purpose of this study is to investigate if there is correlation between student?s perceived social support from teacher and school engagement of middle school students. A total of 139 8th grade students participate in this study. Student?s perceived social support from teacher was measured with Child and Adolescent Social Support Scale Teacher Subscale and school engagement was measured with School Engagement Measures (SEM)-McArthur. Result shows that there was a positive and significant correlation between student?s perceived social support and school engagement of middle school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanita Desfara Adzani
"

Masa remaja merupakan masa yang penting untuk mulai mempersiapkan karier. Salah satu sumber daya yang penting untuk dimiliki individu untuk dapat menghadapi tantangan karier adalah adaptabilitas karier. Terdapat empat kemampuan yang menunjukkan adaptabilitas karier, yakni career concern, career control, career curiosity, dan career confidence. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi dari dimensi connectedness dan value dalam perspektif waktu masa depan terhadap adaptabilitas karier siswa SMP di Banyuwangi, Indonesia. Penelitian dengan desain cross-sectional dilakukan terhadap 1.214 siswa SMP (M = 13,52, SD = 1,029). Hasil analisis multiple linear regression menunjukkan bahwa connectedness dan value dapat memprediksi adaptabilitas karier pada siswa SMP di Banyuwangi secara signifikan (F(2, 1211) = 143.934, p < 0,001, R2 = 0,192). Dimensi connectedness menunjukkan pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dimensi value. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pentingnya mendorong remaja untuk mulai memahami hubungan antara perilaku di masa kini dengan konsekuensi di masa depan (connectedness) serta menghargai tujuan jangka panjang (value) secara lebih dini.


Adolescence is an important time to start preparing for a career. One of the important psychological resources’ individuals need to develop to successfully manage career challenges is career adaptability. There are four abilities that show career adaptability, namely career concern, career control, career curiosity, and career confidence. This study aims to investigate the contribution of connectedness and value dimensions in future time perspective to career adaptability of middle school students in Banyuwangi, Indonesia. The study with a cross-sectional design was conducted on 1.214 middle school students (M = 13.52, SD = 1.029). Multiple linear regression analysis indicates that connectedness and value significantly predicted career adaptability among middle school students in Banyuwangi (F(2, 1211) = 143.934, p <.001, R2 = 0.192). Connectedness dimension shows higher contribution than value dimension. The results of this study also show the importance of encouraging early adolescents to understand the connection between present behavior and future consequence (connectedness) and to value long-term goals (value).

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martiza Rafanadda Zhafirah
"Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental global yang mengancam remaja. Namun demikian, masalah bunuh diri dapat dikurangi dengan memahami faktor risiko dan faktor protektifnya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kelekatan orang tua menjadi salah satu faktor protektif dari perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kelekatan orang tua terhadap ide dan rencana bunuh diri siswa SMP di Banyuwangi, Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional pada 1.217 siswa pada rentang usia 11-17 tahun (M = 13,52, SD = 1,04). Hasil analisis logistic regression menunjukkan bahwa kelekatan orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap ide dan rencana bunuh diri (R2 = 14,6% dan R2 = 13,8%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan dengan orang tua akan semakin rendah ide dan rencana bunuh diri pada remaja.

Suicide is a global mental health problem that threatens adolescents. However, the problem of suicide can be reduced by understanding its risk and protective factors. Previous research shows that parental attachment is one of the protective factors of suicidal behavior. This study aims to examine the effect of parental attachment on suicidal ideation and suicide plans among middle school students in Banyuwangi, Indonesia. The study was conducted with a cross-sectional design on 1.217 students aged 11-17 years (M = 13,52, SD = 1,04). The result of logistic regression analysis showed that parental attachment has a significant effect on suicidal ideation and suicide plans (R2 = 14,6% and R2 = 13,8%). The result indicates that the higher parental attachment, the lower the suicidal ideation and suicide plans in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library