Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susi Yuliawati
"Nyeri yang dirasakan individu adalah pengalaman subjektif dan bervariasi yang. merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh. Nyeri dapat diatasi dengan A menggunakan obat-obatan (farmakologik) dan non farmakologik. Oleh karena itu penting bagi perawat mengatasi nyeri pasien untuk memberikan kenyamanan, baik melalui tindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri perawat adalah manajemen nyeri non farmakologik, diantaranya adalah teknik distraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas teknik distraksi dalam mengurangi nyeri pasien yang dilakukan appendiktomi pada hari rawat pertama. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dari eksgerimental dengan teknik teknik one group dan tanpa kelompok kontrol. Sampel pada penelitian adalah pasien paska appendiktomi hari pertama yang diambil di Ruang Perawatan Bedah Syifa RS. Haji Jakarta. Pengumpulan data dilakukan pada 30 orang sampel yang telah diseleksi sesuai kriteria yang ditentukan. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan perhitungan statistik single sample. Data hasil penelitian diketahui bahwa teknik distraksi efektif dalam mengurangi intensitas dan lama nyeri, tetapi tidak untuk frekuensi nyeri."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5223
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Widariani
"Hospitalisasi merupakan suatu keadaan krisis yang dihadapi anak ketika anak dirawat dirumah sakit. Keadaan ini dapat disebabkan karena pengalaman yang tidak menyenangkan anak pada saat dirawat dirumah sakit. Prosedur pungsi vena merupakan prosedur yang sering dilakukan dengan tujuan sebagai terapi medis dan juga sebagai penunjang diagnosis medis. Prosedur pungsi vena dapat menimbulkan rasa nyeri dan trauma anak sehingga menimbulkan pengalaman yang tidak menyenangkan saat dirumak sakit. Sehingga diperlukan manajemen nyeri dalam menangani nyeri anak pada saat prosedur pungsi vena. Manajemen nyeri non farmakologgi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality merupakan salah satu metode yang bertujuan untuk memfokuskan perhatian anak pada suatu rangsangan selain rasa nyeri pada saat prosedur pungsi vena dilakukan. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis manajemen nyeri non farmakologi dengan distraksi menggunakan virtual reality untuk mengurangi nyeri pada anak saat dilakukan pungsi vena. Metode penelitian yang digunakan adalah laporan penerapan intervensi pada 4 anak yang dilakukan pungsi vena menggunakan dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality. Hasil evaluasi yang dilakukan kepada 4 anak menunjukan manajemen nyeri non farmakologi dengan teknik distraksi menggunakan virtual reality efektif dalam mengurangi nyeri pada saat prosedur pungsi vena dibandingkan tanpa menggunakan virtual reality.

Hospitalization is a crisis faced by children when the child is treated in hospital. This situation can be caused by the child's unpleasant experience while being treated in hospital. The venipuncture procedure is a procedure that is often carried out with the aim of medical therapy and to support medical diagnosis. The venipuncture procedure can cause pain and trauma to the child, resulting in an unpleasant experience when they are in the hospital. So, pain management is needed in dealing with children's pain during venipuncture procedures. Non-pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality is a method that aims to focus the child's attention on a stimulus other than pain when the venipuncture procedure is carried out. The aim of this paper is to present the results of an analysis of non-pharmacological pain management using distraction using virtual reality to reduce pain in children during venipuncture. The research method used was a report on the implementation of intervention on 4 children who underwent venipuncture using distraction techniques using virtual reality. The results of the evaluation carried out on 4 children showed that non-pharmacological pain management using distraction techniques using virtual reality was effective in reducing pain during venipuncture procedures compared to without using virtual reality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Subagja
"Pendahuluan. Nyeri merupakan tanda-tanda vital pasien, perawat melakukan manajemen nyeri non-farmakologi secara mandiri, namun belum banyak penelitian untuk mengukur motivasi kerja dan manajemen nyeri non-farmakologi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi kerja perawat dalam perspektif Maslow dan manajemen nyeri non-farmakologi di ruang rawat bedah. Metode. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional melibatkan 64 perawat ruang rawat bedah satu Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.Hasil. Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar perawat (71,9%) memiliki motivasi kerja berbasis kebutuhan Maslownya rendah, namun hampir semua perawat (98,4%) motivasi manajemen nyeri non-farmakologinya baik. Motivasi kerja yang rendah karena hampir semua aspek kebutuhan menurut Maslow sebagian besar baru terpenuhi sebagian, terutama kebutuhan . Sedangkan, aspek dimensi control belief dan pengetahuan dalam motivasi manajemen nyeri non-farmakologi yang reratanya paling kecil. Kesimpulan. Belum terpenuhinya kebutuhan Maslow berdampak pada rendahnya motivasi kerja perawat. Akan tetapi motivasi perawat dalam melaksanakan manajemen nyeri non-farmakologi baik. Rekomendasi. Hasil penelitian diharapkan menjadi dasar bagi rumah sakit untuk mengevaluasi dan meningkatkan motivasi kerja, memerhatikan kebutuhan sosial, rasa aman, meningkatkan dimensi control belief dan pengetahuan dalam manajemen nyeri non-farmakologi perawat agar pelayanan di rumah sakit tetap optimal.

Introduction. Pain is a vital sign of patients, and nurses independently perform nonpharmacological pain management; however, there has been little research to measure nurses' work motivation and non-pharmacological pain management. This study aims to determine the description of nurses' work motivation in Maslow's perspective and nonpharmacological pain management in surgical wards. Methods. A quantitative descriptive study with a cross-sectional approach involving 64 nurses in the surgical ward of a regional hospital in East Java, selected using cluster random sampling. Results. The study found that most nurses (71.9%) had low work motivation based on Maslow's needs, but nearly all nurses (98.4%) had good motivation for non-pharmacological pain management. The low work motivation is due to the fact that most aspects of Maslow's needs are only partially fulfilled, particularly the need for safety. Meanwhile, the aspects of control belief and knowledge in non-pharmacological pain management motivation have the lowest average scores. Conclusion. The unmet Maslow's needs impact the low work motivation of nurses. However, nurses' motivation in performing nonpharmacological pain management is good. Recommendations. The research results are expected to serve as a basis for hospitals to evaluate and improve work motivation, address social needs, enhance a sense of security, and increase the dimensions of control belief and knowledge in nurses' non-pharmacological pain management to ensure optimal hospital services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Shabira Anjani
"Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyrakat dan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian di puskesmas. Contoh kegiatan PIO yaitu dengan membuat media edukasi dalam bentuk video, leaflet, atau poster. Salah satu informasi yang dapat disampikan adalah mengenai terapi non farmakologi. Terapi non faramakolgi adalah terapi yang bertujuan untuk mencegah, mengobat, atau mengatasi masalah kesehatan tanpa melibatkan penggunaan obat. Penyakit yang memiliki tingkat prevelensi tinggi di puskesmas antara lain demam, flu, batuk dan diare. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan informasi pada pasien di Puskesmas Kecamatan Ciracas mengenai terapi non-farmakologi untuk demam, flu, batuk dan diare pada anak. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pemberian informasi obat yaitu dengan media edukasi video yang akan diputar di ruang tunggu Puskesmas Kecamatan Ciracas. Video berdurasi 1-2 menit dan dilengkapi dengan animasi yang menarik serta informasi yang singkat, jelas, dan mudah dipahami. Terapi Non farmakologi demam dapat dilakukan dengan mengkompres dengan air hangat, memperbanyak asupan cairan, dan istirhat yang cukup. Untuk penanganan batuk dan flu dengan menghindari pemicu dan menkonsumsi air atau racikan hangat. Terapi non-farmakologi diare dengan memperbanyak minum untuk mencegah dehidrasi, mengkonsumi oralit, memilih makanan yang tepat, dan menjaga kebersihan. Saat berkonsultasi obat dengan apoteker tanyak 5-O obat sebagai bentuk dari GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Apabila kondisi tidak membaik maka dapat berobat ke fasiliat kesehatan terdekat.

Puskesmas is a first level health care facility that prioritize in promotional and preventive care for the community and individuals in their area. An example of pharmaceutical service in Puskesmas is providing drug information. The information that are given can be in the form of media such as videos, posters, or leaflets. An example information that may be given to the patients are about non-pharmacological therapies. Non-pharmacological therapy is a therapy that aimed at preventing, treating, or addressing health problems without involving the use of medicines. Usually the diseases that may be treated with non-pharmacological approach are those that are light and uncomplicated, such as cold, flu, cough, and diarrhea. Therefore, this paper aims is to provide information to patients in Puskesmas Ciracas on non-pharmacological therapy for fever, flu, cough and diarrhea in children. The implementation method is by creating an educational video that will be played in the waiting room of Puskesmas Ciracas. The duration of the video is 1-2 minutes long and contains exciting animations as well as brief, clear and easy-to-understand information. Non-pharmacological therapy of fever can be done with warm water compress, increase fluid intake, and sufficient rest. Treating cough and flu can be done by avoiding triggers and consuming warm water. Non-pharmacological approach of treating diarrhea by drinking enough fluid to prevent dehydration, consuming oralit, choosing the right food, maintain hygiene. When consulting drug with a pharmacist, make sure to ask The 5-O as a form of GeMa CerMat. If child condition does not improve, are advised to seek medical hel at the nearest facility."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
K. Dewi Budiarti
"Akupresur dapat merangsang pelepasan oksitosin untuk induksi persalinan dan juga dapat mengelola nyeri selama persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap tingkat nyeri dan lama persalinan ibu primipara. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design cross sectional. Jumlah sampel 81 responden direkruit dari RSUD dr Slamet dan RSAD Guntur Garut.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden pada ibu yang mendapat akupresur dan tidak mendapat akupresur adalah homogen (p > alpha, α: 0,05) dan Akupresur berpengaruh secara signifikan terhadap nyeri dan lama persalinan dengan P<0,05. Sehingga akupresur efektif digunakan untuk mengurangi tingkat nyeri dan lama persalinan kala I.

Acupressure is able to stimulate the release of oxytocin for delivery induction and manage the pain during delivery term. The research is aimed to identify the influence of acupressure toward the delivery pain and its duration of Primiparaous mother. This research used quantitative with cross-sectional design method. Meanwhile, the eighty one- respondent sample of this research were collected from RSUD dr.Slamet and RSAD Guntur Garut.
The result showed that the respondent?s characteristic of mother who treated with and non-acupressure was homogeny (p>alpha, α: 0, 05) and acupressure influenced toward delivery pain and duration with p<0, 05 significantly. Hence, Acupressure is effectively used in reducing delivery pain level and its duration on the first stage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Fitriani
"Meningioma salah satu tumor otak yang cukup sering terjadi. Tumor ini berada di area meninges dan gejala umum yang dihadapi penderita tumor otak yaitu sakit kepala. Perawat memiliki peran penting dalam manajemen nyeri non farmakologi. Salah satu yang umum yaitu teknik relaksasi napas dalam (deep breathing). Tujuan: mengurangi sakit kepala pada penderita meningioma dengan teknik relaksasi napas dalam. Metode: teknik relaksasi napas dalam dimulai dengan menghirup udara dari hidung sampai dada berkembang penuh. Lalu dikeluarkan melalui mulut secara perlahan-lahan. Teknik ini dilakukan sebanyak 6x/menit dan selama 2 menit. Pengukuran nyeri menggunakan numeric rating scale dan pengukuran tekanan darah, nadi, dan napas sebelum dan sesudah tindakan. Hasil: setelah dilakukan 4 hari intervensi teknik ini berhasil menurunkan skala nyeri baik secara subjektif maupun objektif. Dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 1. Hal ini di dukung juga dengan penurunan tekanan darah, nadi, dan kecepatan napas. Kesimpulan: pemberian obat antiedema disertai teknik relaksasi napas dalam efektif dalam menurunkan sakit kepala penderita tumor otak.

Meningioma is one of the brain tumors that is quite common. This tumor is in the area of meninges and a common symptom faced by people with brain tumors is headache. Nurses have an important role in non-pharmacological pain management. One of them is the deep breathing relaxation technique. Aim: to reduce headaches in patients with deep breathing relaxation techniques. Methods: Deep breathing relaxation techniques begin by breathing air from the nose until the chest is expanded full. Then it is released by mouth slowly. This technique is done as much as 6x / minute and for 2 minutes. Pain measurement uses a numeric rating scale, then measurements of blood pressure, pulse, and breath performed before and after the action. Result: after 4 days of intervention, this technique succeeded in reducing the scale of pain both subjectively and objectively. From the scale of pain 4 to 1. This is also supported by a decrease in blood pressure, pulse and respiration rate. Conclusions: the administration of anti-edema drugs accompanied by deep breathing relaxation techniques was effective in reducing headaches of patients with brain tumors.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hana Aliyah
"Penyakit diabetes melitus merupakan masalah kesehatan global yang meningkat dengan cepat pada abad ke-21. Di Indonesia, prevalensi penderita diabetes melitus usia ≥15 tahun pada tahun 2018 adalah sebanyak 2%. Di Jakarta Timur, prevalensi diabetes melitus pada penduduk semua umur adalah sebesar 2,2%. Di kecamatan Pasar Rebo, diabetes melitus merupakan penyakit dengan prevanlesi ke-5 tertinggi pada tahun 2020. Terapi farmakologi yang terdapat pada Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo adalah antidiabetik oral seperti metformin, glimepirid, dan glibenklamid. Informasi penting yang perlu disampaikan terkait penggunaan antidiabetik oral tersebut mencakup aturan pakai, interaksi obat dan makanan, kontraindikasi, serta efek samping. Selain itu, edukasi terkait terapi nonfarmakologi perlu disampaikan seperti perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan manajemen stres. Antidiabetik oral memiliki risiko hipoglikemia, sehingga perlu disampaikan kepada pasien terkait gejala dan penanganannya. Pelayanan informasi yang akurat, jelas, dan objektif terhadap penggunaan antidiabetik oral penting untuk meningkatkan keberhasilan terapi dan kualitas hidup pasien diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a rapidly increasing global health concern in the 21st century. In Indonesia, prevalence of diabetes melitus patient with age of ≥15 years in 2018 is 2%. In East Jakarta, the prevalence of diabetes melitus patient with all ages is 2,2%. In Pasar Rebo subdistrict, diabetes melitus is top 5 disease with highest prevalence in 2020. Pharmacological therapy in Pasar Rebo Subdistrict Public Health Center are oral antidiabetics drugs such as metformin, glimepiride, and glibenclamide. Essential information to convey regarding oral antidiabetic use includes dosage guidelines, drug-food interactions, contraindications, and side effect. Additionally, education on non-pharmacological therapy is crucial, including lifestyle changes such as healthy eating patterns, regular physical activity, and stress management. Antidiabetic oral has risk of hypoglycemia hence it should also be communicated to patients, along with symptoms and management steps. Providing accurate, clear, and objective information on the use of oral antidiabetics is essential to enhance therapy success and improve the quality of life for diabetes mellitus patients"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library