Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maftuhah
Abstrak :
Tugas pengawasan tambahan seorang manajer adalah menentukan seberapa baik perawat melaksanakan tugas kerjanya. Hal ini bisa dilakukan melalui penilaian kinerja. Dengan penilaian kinerja, perawat mengetahui tugas kerjanya sesuai dengan yang diharapkan organisasi terhadap mereka. Penilaian kinerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta bertujuan untuk kepentingan manajerial antara lain, sistem penggajian, training dan pengembangan atau promosi. Oleh karenanya penilaian kinerja semestinya memiliki hubungan positif dengan motivasi kerja perawat. Akan tetapi dari observasi awal tahun 2002 terhadap 17 perawat UGD didapatkan fakta bahwa penilaian kinerja dipersepsikan kurang baik oleh sebagian besar perawat Rumah Sakit Graha Medika Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dan hubungannya dengan motivasi kerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta dengan melibatkan 145 responden perawat pelaksana. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dengan motivasi kerja dengan nilai p = 0,000. 53% responden memiliki persepsi baik terhadap penilaian kinerja dan 55,9% memiliki motivasi kerja tinggi. Dari analisa chi-square komponen strategi penilaian memiliki nilai (p = 0,000) penilai (p = 0,001), metode penilaian (p = 0,003) dan manfaat penilaian (p = 0,000). Satu komponen penilaian kinerja yang tidak berhubungan dengan motivasi kerja adalah periode penilaian (p = 0,342) kerja. Hasil uji statistik regresi logistik didapatkan bahwa variabel strategi penilaian yang memiliki hubungan paling erat dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Graha Medika. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan rumah sakit Graha medika untuk menilai kembali kemampuan kepala unit dan manajernya dalam melakukan penilaian kinerja secara adil, akurat dan dapat dipertangguang jawabkan, sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja.
Nurses Perception on Component of Performance Appraisal Related to Their Work Motivation in Graha Medika Hospital Jakarta An additional managerial controlling responsibility is determining how well employees carry out the duties of their assigned jobs. This is done trough performance appraisal. Performance appraisal let employees know the level of their job performance as well as any expectations the organization may have of them. Performance appraisal at Graha Medika Hospital had many purposes related to managerial policies, such as salary adjustment, training and advancement or promotions. Because of that, performance appraisal must be having positive correlation with nurses work motivation. In fact, from observation to 17 staff nurses at A&E unit on early 2002 founded that lower of nurses? perception on performance appraisal. This was a quantitative study which used a correlation descriptive design with cross sectional approach. It was conducted to determine the correlation between nurses? percept-ion to component of performance appraisal and their work motivation. The study took place in Graha Medika hospital Jakarta which was participated by 145 nurses as the respondents. The study showed that the degree of significant correlation between nurses perception on component of performance appraisal to their work motivation. 53% respondents have good perception on performance appraisal and 55, 9 % have high work motivation. A chi square bivariat statistics test result showed that there is significant correlation between strategies (p 0.000), evaluator (p=0.001), method (p=0.003), purposes (p=0,000), to work motivation periodic (p=0.342) do not have correlation with work motivation. The logistic regression test result demonstrated that the most dominant variable is the strategies. Based on the result of this study, some recommendations are conveyed to the management of Graha Medika Hospital Jakarta. The recommendations are the need to re-evaluate about capabilities and competencies all head unit and managers to do with performance appraisal by high accuracy and fairness. Accuracy and fairness can improve nurses beliefs to performance appraisal and work motivation can be maintenance. It is recommended that the other researchers who are interested in conducting a study which deals with the nurses work motivation would have covered more variables with different design as well as the use of valid and reliable instruments.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Fajarini
Abstrak :
Abstrak
Evidence-based practice (EBP) that is supported by the availability of the best literature can improve the quality of health services. Information and communication technology (ICT) usage may provide the evidence in timely-manner. However, literature on the factors related to EBP and ICT of doctors and nurses in Indonesia is scant. This study aimed to describe the factors related to the doctors’ and nurses’ EBP perception and ICT. This survey was conducted in November 2017–January 2018 at one general hospital, five private hospitals, eleven public health centers, and five private clinics. A total of 85 doctors and 271 nurses selected by proportional probability sampling were given online questionnaires. Each questionnaire consisted of 12 items about access to information and 24 items about perception of EBP adopted from the evidence-based practice questionnaire Upton & Upton. Pearson correlation, independent t-test analysis, and one-way ANOVA results found education and role were related to the doctors’ EBP. Education, role, age, and experience were related to the doctors’ ICT. There was a relationship between age and education with the nurses EBP. These two factors and working experience were related to the nurses’ ICT. EBP intervention through ICT may take into account the nature of experienced senior doctors and young inexperience nurses with higher education in the ICT platform. Advocacy is needed to increase the use of ICTs for EBP and professional development. Further research related to the need of knowledge translation through ICT should be conducted.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
610 JKI 24:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Herwanti
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dengan kepuasan kerjanya di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. Upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dalam penelitian ini meliputi: pencapaian, pengakuan, minat kerja, tanggung jawab dan kemajuan. Kepuasan kerja secara komposit dilihat dari insentif, kebijakan organisasi, interaksi, profesional dan otonomi. Populasi pada penelitian ini adalah perawat pelaksana di Unit Rawat Inap yang berjumlah 176 orang. Sampel pada penelitian ini adalah 117 perawat pelaksana dengan status pegawai negeri sipil. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya di RSUD Kota Bekasi. Gambaran karakteristik demografi responden 51,3% berusia < 28 tahun, 51,3% lama kerjanya < 5 tahun, jenis kelamin 80,3% perempuan dan 65% tingkat pendidikan SPIT 1 setara. Responden mempunyai persepsi tentang upaya kepala ruangan cenderung sering memotivasi bawahan dengan nilai rata-rata 2,98. Sedangkan untuk kepuasan kerja responden cenderung merasa puas dengan nilai rata-rata 2,95 (range skor 1-4). Hasil analisis bivariat (Pearson correlation ) antara persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dengan kepuasan kerjanya memiliki nilai p 0,0001 (< a) untuk semua dimensi motivasi. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Hasil analisis multivariat (analisis regresi linier ganda dengan metode Backward) didapatkan hanya dimensi pencapaian pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUD Prof DR. W. Z. Johannes Kupang hendaknya mempertahankan bahkan meningkatkan pengembangan karir perawat melalui penyediaan dana untuk pendidikan/pelatihan, meningkatkan fasilitas untuk perawat serta keterlibatan bawahan dalam menentukan kebijakan. Pimpinan keperawatan hendaknya membuat program jenjang karir serta meningkatkan peran sebagai mediator. Kepala ruangan kiranya meningkatkan umpan balik yang menumbuhkan motivasi kerja. Daftar Pustaka 50 (1993 - 2002)
The Relationship between the Nurses Perception on the Efforts of Head Nurses to Motivate Staff and Their Job Satisfaction at the Public Hospital Prof DR. W. Z. Johannes Kupang, 2002"This study is a descriptive analytic study with cross-sectional design. The purpose was to identify the relationship between the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff and their job satisfaction at the Public Hospital Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang. The efforts of head nurses to motivate his/her staff are shown in five dimensions. The dimensions are the achievement, recognition, work improvement, responsibility and advancement. The job satisfaction measured as incomelmonthly incentives, the policy of organization, interaction, professional and autonomy. The population of the study was all nurses (N = 189) who were working in the wards at the hospital. The sample included in the study was 117 staff who were all government official. A series of questionnaire was utilized to collect the required data. The pilot testing was conducted at the Public Hospital Bekasi City prior to the data collection. The purpose was to identify the validity and the reliability of the instrument. The demographic characteristic of the respondents was as-follows: 51,3% of the respondents was under 28 years old, and had experiences less than five years. More than 80,3% respondents were female, and 65% graduated from SPK. The description of the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff had a mean score of 2,98; whereas the mean score of the perception of nurses job satisfaction was 2,95 (range score 1-4). The relationship between the nurses perception on the efforts of head nurses to motivate staff (five dimensions: achievement, recognition, work improvement, responsibility and advancement) and the nurses job satisfaction was tested using A Pearson Correlation test. The result showed both variables were significantly correlated with alpha 0,0001. A stepwise regression using Backward approach was conducted to identify the most influential dimension in the relationship. The dimension was achievement. Based on the above findings, it is recommended that the management of the hospital should improve the nurses' work performance through certain incentives such as financial support, provide opportunities for nurses to pursue further education, and to motivate nurses to participate in developing hospital policies. The head nurses are recommended to develop a career ladder and to play as a mediator. The head nurses are also recommended to motivate the staff through feedback that yield to work motivation. Reference 50 books (1993-2002)
2003
T 2923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman
Abstrak :
Menghadapi pasar global dimana persaingan menjadi sangat terbuka, maka rumah sakit harus mampu merubah paradigmanya sehingga berorientasi kepada pelanggan dan mutu pelayanan. Diketahui mutu pelayanan adalah bersifat abstrak, banyak penelitian sudah memberi definisi mutu pelayanan rumah sakit termasuk asuhan keperawatan. Mutu asuhan keperawatan erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dianut oleh perawat sebagai pemberi jasa yang, disediakan rumah sakit dan pasien pasien sebagai penerima jasa pelayanan. Desain penelitian adalah cross sectional dan merupakan penelitian survey dengan penyebaran kuesioner terhadap 140 perawat yang bekerja pada Rumah Sakit Cut Mutia Lhokseumawe. Ada lima faktor yang dipakai untuk mengukur kepuasan kerja perawat, yaitu berdasarkan kepuasan penghasilan, peluang promosi, kondisi kerja, pengawasan, dan kerja tim. Dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy digunakan untuk mengukur persepsi mutu asuhan keperawatan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa ada hubungan yang berarti antara kepuasan kerja perawat dengan persepsi mutu asuhan keperawatan, dimana makin tidak puas seorang perawat dalam tugasnya menunjukkan makin tidak sesuai persepsi mutu asuhan keperawatan yang diberikan (p-value = 0,001). Hal ini juga erat kaitannya dengan karakteristik perawat itu sendiri. Keseluruhan faktor kepuasan 78.6% responden tidak puas dalam kerjanya dan 51.4% responden mempunyai persepsi mutu asuhan keperawatan yang diberikan tidak sesuai dengan keseluruhan dimensi mutu pelayanannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh manajemen rumah sakit sebagai salah satu acuan untuk menyusun strategi perbaikan mutu pelayanan rumah sakit dan kepuasan kerja pegawainya.
Facing the global market, which open competition, the hospital need to change their paradigm to be quality service-centered and patient oriented. Since quality is a relative term, many health service researchers have defined quality of hospital services including nursing health care. Nursing health care realized that quality is to a large extent is determine by the conditions and values of Nurses as the service provider of hospital as well as the patients as the recipient of the health care services. The research design was cross sectional on a survey of 140 nurses at Lhokseumawe General Hospital. The questionnaire contains five dimension, which are tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy that describe perception of nurses on quality of nursing health care who's provide the services in hospital. There are also contains five factor of nurses job satisfaction that are salary, promotion, work condition, control, and teamwork satisfaction. Both quality of nursing health care and nurses job satisfaction have scale that qualify or unqualified of nursing health care perception and satisfy or unsatisfied of nurses job on his/her work. The investigation show that have had the significant association between nurses job satisfaction and quality of nursing health care perception where if a nurse was unsatisfied on his/her work job, then perception of nursing health care was also unqualified for nurse itself (p-value = 0.001). The overall satisfaction there are 78.6% of respondent were unsatisfied on his/her job work and 51.4% of respondent were unqualified on perception of nursing health care itself. The results of this research is expected to provide the Lhokseumawe General Hospital with data and information in developing the hospital service quality improvement and job satisfaction in term of sustainable development.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Somantri
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilatarbelakangi timbuinya tanda dan gejala ketidakpuasan pada beberapa perawat di rumah sakit sehingga mengakibatkan rendahnya kinerja yang berefek kepada BOR rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung. Populasi dari penelitian ini adalah 79 orang dengan latar belakang pendidikan SPK dan Akper. Sarnpel yang digunakan dengan menggunakan total sampling dengan jumlah 72 orang perawat. Hasil analisis didapatkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempersepsikan gaya kepemimpnan kepala ruangan sebagai demokratis dan tipe kepribadian B. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,009), adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek pekerjaan (p = 0,025), kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,017) dan kepuasan kerja aspek rekan kerja (p = 0,044). Penelitian ini jugs mendapatkan hasiI bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan untuk kepuasan kerja aspek imbalan dan tipe kepribadian sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja aspek rekan kerja. Saran yang diajukan terhadap basil penelitian ini antara lain diperlukan suatu metode untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan memodifikasi gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenggah Runiari
Abstrak :
Singkatnya hari rawat bagi ibu postpartum mengakibatkan berkurangnya kesempatan perawat untuk memberikan seluruh materi edukasi postpartum, sehingga diperlukan prioritas materi edukasi yang diberikan pada ibu postpartum. Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat, ibu postpartum dan keluarga tentang materi yang prioritas dan metode edukasi postpartum yang diberikan selama ibu dirawat di rumah sakit. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 191 responden yang terdiri dari 47 responden perawat, 72 responden ibu postpartum dan 72 orang anggota keluarga ibu postpartum. Pemilihan sampel menggunakan tehnik total populasi untuk perawat sedangkan untuk ibu postpartum dan keluarga menggunakan tehnik quota sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Untuk mengetahui materi edukasi yang prioritas dan metode edukasi postpartum yang efektif dilakukan analisis univariat dilanjutkan dengan content analisis untuk menemukan terra alasan responden dalam memilih materi yang prioritas dan metode edukasi postpartum. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan prioritas materi edukasi postpartum antara perawat, ibu postpartum dan keluarga. Metode penyuluhan perorangan merupakan metode edukasi postpartum yang paling efektif menurut persepsi perawat, ibu postpartum dan keluarga. Selanjutnya disarankan kepada perawat untuk memberikan materi sesuai prioritas ibu postpartum dan keluarga dan dilakukan penyempurnaan media dan metode edukasi postpartum.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Juliana
Abstrak :
Budaya kerja membentuk perilaku yang penult inisiatif, kreatif dan motivasi. Budaya kerja konstruktif tidak hanya untuk perkembangan organisasi tetapi juga memberikan kepuasan kepada personelnya. Kontinuitas kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang berperan dalam munculnya budaya kerja yang kuat. Peran pemimpin dalam mempengaruhi budaya kerja staf dalam kelompok menjadi konstruktif sangat ditentukan oleh kepemimpinan yang efektif. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan penelitian tentang hubungan kepemimpinan efektif kepala ruangan dengan budaya kerja perawat pelaksana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komponen kepemimpinan yang berhubungan dengan budaya kerja perawat pelaksana. Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik (RSUPHAM) Medan pada bulan Juli 2005. Disain penelitian analisis deskriptif korelasi dengan metode Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 180 responden dari 227 perawat pelaksana yang ada di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari 3 bagian yaitu instrumen karakteristik individu yang terdiri dari 4 pertanyaan, instrumen kepemimpinan efektif terdiri dari 54 pernyataan dan instrumen budaya kerja terdiri dari 39 pernyataan. Hasil penelitian diperoleh bahwa 55% perawat pelaksana meinpunyai budaya kerja yang kuat dan 56,7% perawat pelaksana mempersepsikan kepemimpinan kepala ruangan efektif, Komponen komunikasi, semangat dan tindakan yang berhubungan dengan budaya kerja perawat pelaksana yang dipengaruhi faktor lama kerja dan pendidikan perawat pelaksana. Komponen semangat yang paling dominan berhubungan dengan budaya kerja. Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai komponen kepemimpinan efektif kepala ruangan yang berhubungan dengan budaya kerja perawat pelaksana yang bermanfaat untuk bahan masukan bagi upaya perbaikan pelayanan keperawatan di RSUP H. Adam Malik Medan khususnya dan dunia keperawatan pada umumnya.
Work culture form behavior which is the fall of initiative, creative and motivation. Work culture of constructive not just for growth of organization but also give satisfaction to personnel. Leadership represents one of the aspect which play a part in work culture appearance of strong. Role of leader in influencing work culture staff in group become constructive very determined by that the effective leadership. Referring to require, conducted by research about the effective leadership of a head nurse relation with work culture staff nurse. The purpose of this research to know leadership component related to work culture staff nurse in the wards Public Central Hospital H. Adam of Malik (RSUPHAM) Medan. Research desain was correlation descriptive analytic with cross sectional study. The samples of this research was all staff nurses meeting the inclusive criteria, totaling 180 respondent from 227 staff nurses in the wards Public Central Hospital H. Adam of Malik (RSUPHAM) Medan Data collecting with questioner comprises three parts. Four (4) questions for individual characteristic; 54 statements for the effective leadership; and 39 statements for work culture. The result of research to get information that 55% staff nurses with the strong work culture and 56,7 % staff nurses to perception that the leadership of head nurse was affective. The Component communications, energy and action related to work culture staff nurse influenced by - length work factor and education of staff nurse. The component of energy of most dominant relates to work culture was energy. Conclusion and suggestion from result of this research to get information about the effective leadership of head nurse relate to work culture staff nurses for improving nurses? services in RSUPHAM Medan and nursing world.
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tinuk Ervariawati
Abstrak :
Turnover perawat mengakibatkan berkurangnya tenaga keperawatan yang kompeten sesuai kebutuhan rumah sakit dan masalah lainnya. Di RS X turnover perawat terjadi setiap tahun. Pada tahun 2015 terjadi 20,47 dan pada tahun 2016 sebanyak 25,87 perawat dari rata-rata perawat pada tahun itu. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi persepsi turnover perawat menurut prespektif perawat, manajer, direksi-pengurus yayasan. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan pada tiga kelompok partisipan yaitu perawat yang telah keluar dengan indepth interview, manajer dengan Focus Disscusion Group FGD , dan direksi dan pengurus yayasan dengan indepth interview. Total partisipan ada 17 orang yang terdiri dari 6 perawat, 6 manajer, dan 5 direksi dan pengurus yayasan. Analisis dilakukan menurut metode Colaizi. Hasilnya teridentifikasi 10 tema terdiri dari tiga tema dari partisipan perawat, satu tema dari partisipan manajer, tiga tema dari direksi - pengurus yayasan, dua tema dari perawat dan manajer, satu tema dari manajer dan direksi ndash; pengurus yayasan. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada persamaan dan perbedaan tema yang berhasil diidentifikasi tentang turnover perawat berdasarkan persepsi perawat, manajer, direksi dan pengurus yayasan. Saran utama atas hasil penelitian ini yaitu perlu menyamakan persepsi untuk bisa mewujudkan kebersamaan dalam kerja.
Nursing turnover results in a reduced competent nursing staff according to hospital needs and other problems. At RS X turnover nurses occur every year. By 2015 there will be 20.47 and in 2016 there are 25,87 of nurses from the average nurse in that year. The purpose of this study is to explore the perceptions of nursing turnover according to the nurse 39 s perspective, managers, board of directors. The research design used is qualitative research with case study approach. The data were collected in three groups of participants nurses who had been out with indepth interviews, managers with Focus Disscusion Group FGD, and directors and administrators of the foundation with indepth interview. A total of 17 participants consisted of 6 nurses, 6 managers, and 5 directors and foundation managers. The analysis was performed according to the Colaizi method. The results identified 10 themes consisting of three themes from nurse participants, one theme from the manager 39 s participants, three themes from the board of directors, two themes from nurses and managers, one theme from managers and board directors. The conclusion of this research is that there are similarities and differences of themes that have been identified about nurse turnover based on the perception of nurses, managers, directors and administrators of the foundation. The main suggestion on the result of this research is that need to equate perception to be able to realize togetherness in work.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library