Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhy winawan
Abstrak :
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia tidak hanya pada bidang perbankan. Dewasa ini, bidang pasar modal pun ikut menerima efek dari perkembangan ekonomi syariah tersebut. Hal itu ditandai dengan diterbitkannya beberapa instrumen obligasi syariah di pasar modal. Namun demikian, hingga saat ini nilai emisi dari obligasi syariah masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan obligasi konvensional. Salah satu kendala yang dihadapi dalam penerbitan obligasi syariah adalah terkait dengan hukum perpajakan Indonesia. Dimana terhadap transaksi obligasi syariah masih dikenakan pajak yang cukup tinggi, sehingga kurang diminati. Selain itu, sosialisasi yang kurang serta peraturan yang kurang memadai juga turut andil menyebabkan kondisinya menjadi demikian. Selanjutnya hingga saat ini di Indonesia belum terdapat instrumen sukuk sebagaimana sedang berkembang di pasar modal internasional. Oleh kalangan ekonomi syariah keberadaan sukuk merupakan salah satu cara untuk menarik dana dari investor luar negeri, khususnya Timur Tengah. Dari penelitian yang dilakukan bahwa terdapat perbedaan dalam penerbitan obligasi syariah ijarah dengan sukuk al ijarah. Terhadap perbedaan tersebut akan menimbulkan kemusykilan apabila konsep sukuk yang berkembang saat ini diterapkan dalam hukum Indonesia. Sehingga diperlukan suatu peraturan perundang-undang yang baru agar dapat mengakomodir penerbitan sukuk di Indonesia. Disamping segala kendala yang dihadapi oleh instrumen obligasi syariah, disisi lain obligasi syariah Indonesia memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Oleh beberapa kalangan kesyariahan dari obligasi syariah Indonesia akan menjadi daya tarik bagi para investor Timur Tengah apabila dibandingkan dengan negara lain. Kemudian, dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia merupakan pasar potensial bagi instrumen syariah.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Renaisan, 2005
297.273 BRI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Tjitranoer
Abstrak :
ABSTRAK
Obligasi yang diterbitkan di Pasar Modal cukup banyak yang telah disesuaikan dengan perkembangan di masyarakat, yaitu dalam bentuk obligasi syariah. Beberapa pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis ini, yaitu konsep akad Ijarah, Pembiayaan Ijarah, Obligasi Syariah Ijarah, persyaratan penerbitan, struktur transaksi, penggunaan terminologi dan akad syariah serta pemilihan forum penyelesaian sengketa dalam praktek penerbitannya. Metode penelitian dalam tesis ini menitikberatkan pada metode kepustakaan dengan metode pendekatan analisis data kualitatif. 'Akad" dalam bahasa Arab berarti perikatan atau perjanjian, sedangkan Ijarah berarti upah, sewa, jasa atau imbalan merupakan bentuk kegiatan muamalah dengan tujuan pengalihan manfaat. Lembaga pembiayaan Ijarah awalnya dikenal pada lembaga keuangan syariah, pada perkembangannya juga dikenal di Pasar Modal dalam bentuk Obligasi Syariah Ijarah ('OSI"). Dalam praktek, prasyarat penerbitan OSI adalah keharusan mendapatkan opini dari Tim Ahli Syariah dan Pernyataan Kesesuaian Syariah dari DSN-MUI. Struktur transaksi penerbitan OSI adalah Ijarah (sewa menyewa), sehingga tidak dikenal terminologi/istilah yang berkaitan dengan hutang piutang dan riba dalam penerbitan OSI, demikian pula akad yang dipergunakan adalah akad Ijarah. Sedangkan pemilihan forum penyelesaian sengketa dalam penerbitannya adalah Badan Arbitrase Syariah. Sejalan dengan berkembangnya transaksi bisnis syariah di Pasar Modal maka perlu penyesuaian kembali peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal (antara lain Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal), demikian pula mulai saatnya diberikan pendidikan/kuliah dasar-dasar hukum perikatan Islam kepada calon-calon sarjana hukum serta pengembangan keterampilan bidang hukum bisnis syariah di kalangan praktisi.
2005
T36885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faruk Fahrany Al Katiri
Abstrak :
ABSTRAK
Bagaimana cara melindungi para investor syariah yang sedikit berbeda dengan investor obligasi konvensional pada umumnya dapat dilihat dari suatu perlindungan tambahan yang manjaga agar pada investor dalam berinvestasi dapat terlindungi dananya dari hal-hal yang tidak sesuai dengan syariah, sehingga dengan demikian maka investasinya tersebut dapat juga dijadikan sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Default adalah suatu resiko yang harus dipertimbangkan oleh para investor dalam hal melakukan investasi pada obligasi, ada berbagai macam cara untuk menyelesaikan masalah default ini, dan salah satu cara terakhirnya adalah dengan melakukan penjualan aset perusahaan. Berbeda dengan obligasi konvensional, pada obligasi syariah dana yang diinvestasikan oleh investor tersebut harus ditempatkan pada usaha yang bersih (sesuai dengan ketentuan syariah), sehingga dengan demikian cara pengelolaannya juga harus bersih, dan pada saat pengembaliannya kepada investor dana tersebut juga akan bersih. Bagaimana proses menjaga kebersihan ini adalah hal yang tidaklah mudah. Ketika emiten obligasi syariah mengalami resiko default yang mengakibatkan harus menjual aset-aset perusahaan untuk mengembalikan dana para investor syariah, bagaimana melindungi investor dari emiten yang pada dasarnya belum secara syariah menjalankan usahanya.
2004
S23800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Abadi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S25031
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elvi Fatma
Abstrak :
ABSTRAK
Obligasi merupakan istilah yang tidak asing dan sering kita dengar sehari-hari, terutama dalam sistem keuangan. Saat ini cukup banyak obligasi yang diterbitkan oleh emiten sebagai altematif sumber pendanaan. Mengacu pada SK Menteri Keuangan RI No.1548/KMK/O 13/1996, pengertian dasar obligasi adalah "Obligasi adalah bukti hutang dari emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh tempo".

Sangat jelas dari definisinya dalam sistem obligasi konvensional, interest atau bunga menjadi pokok yang utama dalam transaksi. Bertentangan sekali dengan sistem keuangan Islam dimana bunga dan riba merupakan elemen pertama yang harus dihindrui. Namun hal ini tidak berarti pintu untuk mendapatkan pendanaan melalui hutang (debt financing) tertutup dalam sistem keuangan Islam. Sehingga para ekonom dan para praktisi hukum muslim mencari altematif yang sesuai dengan ajaran Islam yakni obligasi syariah. Untuk memenuhi kebutuhan para investor dan emiten terhadap obligasi, saat ini terdapat beragam obligasi syariah antara lain obligasi dengan akad Mudharabah atau Muqaradah, Musharakah, Ijarah, Istishna', Salam, serta obligasi dengan akad Murabahah.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa obligasi syariah sebagai sumber pendanaan dan instrument investasi di Indonesia. Saat ini di Indonesia telah terbit beberapa obligasi syariah. Namun persentasenya masih sangat kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan obligasi konvensional. Sampai dengan akhir tahun 2003, obligasi syariah baru mencapai nominal 740 Milyar atau baru mencapai 1.63 % dari keseluruhan nilai obligasi korporasi yang dicatatkan di bursa efek, yakni sebesar 45.390 Milyar. Dalam penelitian ini dilakukan studi deskriptif terhadap penerbitan 6 (enam) obligasi syariah yang telah terbit di Indonesia. Antara lain Obligasi Syariah Mudharabah Indosat tahun 2002, Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker tahun 2003, Obligasi Syariah Mudharabah Ciliandra Perkasa tahun 2003, Obligasi Syariah Mudharabah Bank Syariah Mandiri tahun 2003, Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin tahun 2003, serta Obligasi Syariah Bank Muamalat Subordinasi tahun 2003. Keenam obligasi syariah tersebut mempunyai return bagihasil yang tidak kalah dengan return obligasi konvensional"yakni antara 13.8% sampai 16.7%. Lebih lanjut, obligasi syariah ternyata cukup likuid dan aktif karena telah diperdagangkan dipasar sekunder melalui transaksi OTC (over the counter) dan didukung oleh Fatwa yang memperbolehkan kepemilikan obligasi syariah dapat dialihkan kepada pihak lain, selama disepakati dalam akad.

Analisis prospek obligasi syariah sebagai instrumen investasi dan sumber pendanaan dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan negara lain yang telah lebih dahulu menerbitkan obligasi syariah dimana sistem keuangan Islam telah lebih dahulu berkembang. Dalam hal ini penulis membandingkan dengan negara Malaysia yang obligasi syariahnya telah lebih dulu berkembang. Berkembangnya obligasi syariah di Malaysia lebih dipacu lagi dengan kebijakan pemerintah yang ditujukan bagi perkembangan sistem keuangan Islam di Malaysia seperti fleksibilitas pembayaran pajak dari pendapatan surat hutang, pengurangan pajak untuk Islamic Private Debt Securities (IPDS) serta mereview kewajiban untuk fasilitas-fasilitas keuangan pada Bank Islam dimana kebijakan tersebut belum diterapkan di Indonesia.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa aspek legal dari penerbitan obligasi syariah di Indonesia bank bersandar pada Fatwa-Fatwa DSN-MUL Dalam hal ini belum ada kebijakan-kebijakan dari pemerintah bagi berkembangnya penerbitan obligasi syariah di Indonesia.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa.kebutuhan obligasi syariah di masa depan akan meningkat. Prospek obligasi syariah di Indonesia sebagai instrumen Investasi dan sumber pendanaan dimasa depan dipacu oleh berbagai faktor pendukung yakni: pasar investor yang besar, kehadiran dan perkembangan perbankan syariah, perkembangan instrumen investasi syariah seperti reksadana syariah dan asuransi syariah, serta kehadiran indeks syariah dan pasar modal syariah di bursa efek.

Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa faktor dukungan Pemerintah sangat menentukan bagi perkembangan obligasi syariah di Indonesia. Karena untuk saat ini Surat Utang Negara (SUN) menjadi benchmark bagi pasar obligasi di Indonesia. Walaupun telah ada perhatian dan keinginan pemerintah untuk menerbitkan surat utang negara berbasis syariah, keinginan tersebut terkendala oleh aspek regulasi, yaitu belum adanya ketentuan yang mengatur tentang dibolehkannya penjaminan obligasi dengan aset-aset negara.
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Handriyo Akbarullah
Abstrak :
Untuk mempercepat Ekspansi Pembiayaan bank dapat melakukan promosi agar dana pihak ketiganya seperti tabungan, deposito dan giro bisa di minati dan di sukai oleh masyarakat, akan tetapi acara tersebut membutuhkan biaya promosi yang tidak sedikit, oleh sebab itu penerbitan obligasi adalah salah satu cara yang terbilang cukup efektif dan efisien untuk mendapatkan dana segar dari masyarakat, dan cara ini telah banyak dilakukan oleh bank. Di Indonesia telah dikenal adannya obligasi syariah yang menggunakan skim ijarah dan mudharabah. Perbedaan yang mendasar antara obligasi syariah dan konvensional adalah pada obligasi syariah return tidak di tetapkan secara nominal, tetapi dengan memberikan nisbah bagi hasil untuk pemegang obligasi, serta pengunaan dana hasil emisi obligasi tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dengan menerbitkan obligasi dana segar di suntikan ke bank, bank tinggal menyalurkannya secara agresif dan hati-hati, obligasi syariah dengan jangka waktu jatuh tempo yang relatif lama antara 5 sampai 7 tahun memungkinkan bank meningkatkan pendapatan bagi bank tersebut. Penelitian yang dilakukan pada Bank Syariah Mandiri menunjukan bahwa adanya peningkatan pembiayaan serta pendapatan margin dan bagi hasil, rasio likuiditas juga menunjukan peningkatan akan tetapi untuk rasio profitabilitas hanya ROE yang menunjukan peningkatan, untuk ROA memiliki kecendrungan sama sebelum dan sesudah penerbitan obligasi, sedangkan untuk rasio kecukupan modal mengalami penurunan setelah penerbitan obligasi akan tetapi penurunan dalam taraf yang aman. ......To accelerate the expansion of bank financing can do promotions for third-party funds such as savings, deposits and current accounts could be in the interest and the like by the people, but the event will cost quite a bit of promotion, and therefore the issuance of bonds is one way that is quite effective and efficient way to get fresh funds from the community, and how this has been done by many banks. In Indonesia has recognized the existence of Islamic bonds, which uses skim ijara and mudaraba. The fundamental difference between Islamic and conventional bonds is in Islamic bonds in return not set in nominal terms, but by providing profit sharing ratio for the bondholders, as well as the use of proceeds from the issuance of the bonds shall be in accordance with the principles of sharia. By issuing bonds in an injection of fresh funds into the bank, the bank aggressively distribute live and carefully, Islamic bonds with maturities of a relatively long time between five to seven years of allowing banks to increase revenue for the bank. Research conducted at Bank Syariah Mandiri showed that an increase in margin and financing as well as revenue sharing, liquidity ratio also showed an increase but for the profitability ratios that show only an increase in ROE, ROA has a tendency for the same before and after the issuance of bonds, while for adequacy ratio capital after the issuance of bonds has decreased but the decrease in the level of safety.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29899
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wien Irwanto
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25547
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library