Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chudahman Manan
Abstrak :
ABSTRAK
Obat anti inflamasi non steroid sudah dipergunakan sajak lama dalam pengobatan penyakit rematik. Jenis obat yang pertama kali dikenal adalah prepafat asam asetil salisilat, yang dipergunakan oleh Felix Hofman dalam pengobatan penyakit rematik pada tahun 1893.

Penelitian yang akan kami lakukan berdasarkan bahwa pemakaian obat anti inflamasi non steroid sering disertai dengan antasid, dengan maksud untuk mengurangi atau mencegah efek samping pada gaster dan duodenum. Biasanya penilitian terhadap efek samping berdasarkan keluhan subjektif atau objektif tidak langsung, seperti pemeriksaan darah dalam feses. Keadaan secara objektif dalam hal ini gambaran endoskopi, perlu diteliti untuk dapat dilihat secara jelas. Selain itu dengan dosis antasid yang biasa diberikan akan mempunyai daya lindung terhadap mukosa gaster atau duodenum, juga diperlukan pemeriksaan yang lebih terarah, dalam hal ini endoskopi. Di Indonesia sepanjang yang kami ketahui penelitian ini belum pernah dilakukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menentukan kelainan endoskopi pada gaster dan duodenum, Serta membandingkan kelainan yang didapat antara sebelum dan sesudah pengobatan, pada pemakaian obat anti inflamasi non steroid bersama antasid. 2. Membandingkan gejala subjektif dan objektif yang diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. 3. Menentukan lokasi pada gaster dan duodenum yang sering didapatkan kelainan. 4. Menentukan jenis kelainan yang sering terjadi. 5. Menentukan secara klinis hasil pengobatan kelainan sendi.
1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Isbagio
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0148
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Deantari Karliana
Abstrak :
ABSTRAK
Kuersetin merupakan senyawa flavonoid dari bahan alam memiliki aktivitas antiinflamasi. Pemberian kuersetin secara topikal diharapkan dapat meningkatkan kadar kuersetin pada situs target osteoartritis. Nanopartikel lesitin-kitosan terbukti menjadi pembawa yang menjanjikan pada sistem penghantaran obat secara topikal pada senyawa kuersetin. Selanjutnya, nanopartikel diformulasi ke dalam sediaan gel. Terhadap sediaan gel dilakukan uji stabilitas fisik serta uji farmakodinamik pada tikus model osteoartritis dengan induksi monoiodoasetat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan dan mengevaluasi sistem pembawa nanopartikel lesitin kitosan dalam meningkatkan efikasi kuersetin pada situs target pengobatan osteoartritis. Tikus Sprague Dawley 2-3 bulan dibagi menjadi 7 kelompok dengan 5 tikus per kelompok. Injeksi secara intraartikular dilakukan pada lutut kanan tikus pada hari ke-0. Dosis gel nanopartikel kuersetin yang digunakan pada penelitian ini adalah 0,84, 1,68, dan 3,37 mg/g gel. Kuersetin dengan pembawa berupa nanopartikel lesitin-kitosan mampu menghantarkan kuersetin hingga situs target dimana gel nanopartikel kuersetin dosis 3 menunjukan efikasi terbaik pada hewan model osteoartritis. Gel nanopartikel kuersetin mampu menghambat proses inflamasi dengan menurunkan volume udem dan menghambat IL-1 yang merupakan sitokin pro inflamasi serta mampu menghambat degradasi proteoglikan dengan menurunkan kadar serum ADAMTS-5, MMP-9 dan MMP-13 yang berperan pada degradasi proteoglikan serta meningkatkan intensitas warna proteoglikan pada gambar histopatologi lutut tikus model osteoartritis.
ABSTRACT
Quercetin is a flavonoid substance which has antiinflammatory activity. Quercetin in topical application may enhance quercetin level on target site of osteoarthritis. Lecithin Chitosan Nanoparticle proven to be a good vehicle for quercetin drug delivery on skin. Furthermore, quercetin nanoparticle formulated into gel. The gel was tested for its phamacodynamic effects on osteoarthritis model rat with monoiodoacetate induction. The purpose of this research was to evaluated lecithin chitosan nanoparticle vehicle for quercetin efficacy on the target sites of osteoarthritis therapy. Sprague Dawley rat 2 3 months old divided into 7 groups. The rats were given intraarticularly injection of monoiodoacetate on day 0 in the right knee of the rat. The amount dosage of quercetin nanoparticles used in this study was 0.84, 1.68, and 3.37 mg g gel. Normal control was given clear gel without quercetin nanoparticle, the positive group was given sodium diclofenac gel Voltaren , and 3 dose variation of quercetin nanoparticle gel, and babandotan group were given 160 mg g babandotan gel on day 29 until 70. Quercetin with nanoparticle lecithin chitosan vehicle could reduced inflammation process by reduced edema volume and inhibited IL 1 as proinflammation cytokine and could inhibited proteoglycan degradation by reduced ADAMTS 5, MMP 9, and MMP 13 and increased the proteoglycan color intensity on histopatology image of osteosrthritis model rats.
2018
T51142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Triadi Wijaya
Abstrak :
Pendahuluan: Osteoartritis adalah penyakit sendi yang utamanya ditandai defek rawan sendi dan merupakan penyebab utama disabilitas muskuloskeletal. Modalitas terapi injeksi intraartikular dengan hormon pertumbuhan terus dikembangkan guna mengurangi morbiditas. Ditemukan adanya pengaruh injeksi hormon pertumbuhan intraartikular terhadap regenerasi tulang rawan sendi, namun belum ada standar dosis dalam pemberian injeksi. Penelitian ini memfokuskan pada efek pengulangan dosis mingguan terhadap perbaikan rawan sendi model hewan coba. Bahan dan Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan desain post test only control group. Kelinci Selandia Baru jantan sebanyak 24 ekor dibagi secara acak menjadi grup kontrol dan 3 grup perlakuan. Semua subjek diinduksi OA dengan menyuntikkan kolagenase intraartikular. Subjek pada grup kontrol diinjeksi dengan cairan fisiologis, grup GH1 diinjeksi dengan hormon pertumbuhan sebanyak 1 kali, grup GH3 sebanyak 3 kali/3 minggu, dan grup GH5 5 kali/5 minggu. Kelinci diobservasi dan dipantau berat badannya, lalu dilakukan evaluasi histopatologi makroskopik dan mikroskopik. Hasil: Analisis skor makroskopik Yoshimi pada grup GH5 dibandingkan dengan grup GH1 dan kontrol menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik p=0,002 . Analisis skor mikroskopik Mankin didapatkan tulang rawan pada grup GH1, GH3, dan GH5 dibandingkan kontrol mengalami perbaikan pasca perlakuan yang bermakna secara statistik dan kerusakan yang terjadi minimal p < 0,001. Kesimpulan: Injeksi intraartikular hormon pertumbuhan dosis mingguan selama lima minggu memberikan hasil yang lebih baik secara makroskopis dan mikroskopis terhadap degenerasi tulang rawan pada hewan coba model osteoartritis yang diinduksi dengan injeksi intraartikular kolagenase tipe 2 dibandingkan dengan dosis mingguan selama tiga minggu, dosis tunggal, maupun plasebo.
Introduction Osteoarthritis, a disease of the joint mainly characterized by a defect on the cartilage and subchondral bone, is one of the main musculoskeletal cause for disability. Intraarticular injection of growth hormone are known as the latest choice in therapy modality. There is some unclear evidence regarding effect of growth hormone injection on cartilage regeneration in osteoarthritis, yet further research is needed. This study focused on cartilage regeneration effect on different weekly dose of intraarticular growth hormone injection. Method This experimental study used a randomized post test only control group design. Twenty four male white New Zealand rabbit were randomly divided into 4 groups control, GH1, GH3, and GH5 . All subjects were injected with intraarticular collagenase. Post induction, control group were injected with normal saline. Intervention groups were all injected with human growth hormone in different cycle, one dose in GH1, 3 times 3 weeks in GH3, and 5 times 5 weeks in GH5. All animal were observed, weight checked regularly, and evaluated for histopathological examination. Result Yoshimi score in GH5 group was significantly lower than control and GH1 group p 0,002 . Those results were confirmed with Mankin score showing statistically significant less damaged and more repaired cartilage tissue on GH1, GH3, and GH5 group compared to control p
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liana Halim
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi, paling sering mengenai sendi lutut. Gejala yang dominan adalah nyeri dan kelemahan otot yang menyebabkan penurunan kapasitas fungsional. Kemampuan berjalan merupakan salah satu kapasitas fungsional pada OA lutut yang dapat diukur dengan uji jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesahihan dan keandalan uji jalan 15 meter untuk mengukur kapasitas fungsional pasien OA lutut. Metode: Desain studi potong lintang. Penelitian dilakukan terhadap 42 pasien OA lutut yang didapat secara konsekutif. Kapasitas fungsional subjektif dinilai dengan kuesioner Indeks Lequesne. Kapasitas fungsional objektif dinilai mengunakan uji jalan 15 meter dengan mengukur kecepatan jalan. Penilaian uji kesahihan menggunakan korelasi Pearson antara kecepatan jalan 15 meter dengan Indeks Lequesne. Penilaian uji keandalan intrarater dan inter-rater menggunakan Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Hasil: Didapatkan korelasi negatif kuat bermakna antara kecepatan jalan 15 meter dengan Indeks Lequesne (r= -0,62, p=0,000). Nilai keandalan intrarater ICC 0,990 (Rentang kepercayaan 95% 0,981-0,995, p= 0,000). Nilai keandalan inter-rater ICC 0,999 (Rentang kepercayaan 95% 0,998-0,999, p= 0,000). Simpulan: Uji jalan 15 meter terbukti sahih dan andal untuk mengukur kapasitas fungsional pasien OA lutut.
ABSTRACT
Background: Osteoarthritis (OA), a degenerative joint disease, is associated with a breakdown of cartilage in the joints, with the knee being the most commonly affected joint. Symptoms include pain and muscle weakness which cause declining functional capacity. Walking ability, one of the functional capacities of patients with knee OA, is measurable using walk test. The aim of the study was to look at the validity and reliability of 15-meter walk test to measure the functional capacity of patients with OA of the knee. Methods: The study was a cross sectional study which looked at 42 consecutive knee OA patients. Functional capacity of these patients were evaluated subjectively using Lequesne Index questionnaire. In addition, functional capacity was measured objectively using 15-meter walk test by measuring their walking speed. Validity was evaluated using Pearson correlation coefficient between the 15-meter walk test and Lequesne Index questionnaire. Intrarater and inter-rater reliability was assessed using Intraclass Correlation Coefficient (ICC). Results: There was a significant negative correlation between 15-meter walk test and Lequesne Index questionnaire (r= -0,62, p=0,000). Intrarater ICC reliability score 0,990 (95% confidence interval 0,981-0,995, p=0,000). Inter-rater ICC reliability score 0,999 (95% confidence interval 0,998-0,999, p=0,000). Conclusions: 15-meter walk test was proven to be valid and reliable to assess the functional capacity of patients with OA of the knee.
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Bachtiar
Abstrak :
Jahe diyakini memiliki efek antiinflamasi dan antirematik. Namun bukti-bukti ilmiah masih sedikit dan kontradiktif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak jahe terhadap tanda dan gejala osteoartritis. Penelitian menggunakan desain Randomised Control Clinical Trials. Penelitian dilakukan dari tanggal 12 April hingga 28 Mei 2010 di puskesmas Pandanwangi kota Malang. Sampel berjumlah 24 responden. Data dikaji dengan Indeks Womac. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh ekstrak jahe terhadap rasa nyeri osteoartritis (p-value 0,013), namun tidak terhadap kekakuan sendi (p-value 0,477) dan gangguan fungsi (p-value 0,835). Maka, jahe dapat digunakan sebagai salah satu terapi alternatif dan komplementer melengkapi pengobatan standart untuk meredakan nyeri osteoartritis.
Ginger is believed to have anti inflammatory and anti rheumatic effects. However, scientific evidences are still less and contradictory. This study aimed to investigate the effects of ginger extract on the signs and symptoms of osteoarthritis. It used Randomized Control Clinical Trials design. It was conducted from April 12 until May 28, 2010 in Pandanwangi Public Health Center, Malang city. The samples consisted of 24 respondents. The data were collected by WOMAC Index. The results showed that there was the effect of ginger extract on pain relief in patients with osteoarthritis (p-value 0,013), but none on joint stiffness (p-value 0,477) and dysfunction (p-value 0,835). Thus, ginger can be used as an alternative and complementary therapy to standard medication to relieve the pain of osteoarthritis.
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28484
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Nurhadi
Abstrak :
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif yang ditemukan pada orang usia lanjut. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan menderita penyakit OA meningkat. Senyawa IL-1β ditemukan dalam jumlah tinggi pada pasien dengan OA dan diketahui meningkatkan aktivitas enzim yang merosot jaringan tulang rawan. TGF-β3 diprediksi sebagai penginduksi kuat dari sintesis matriks ekstraseluler (ECM) dan memainkan peran penting sebagai agen penghambat untuk IL-1β. Dalam penelitian ini proses simulasi dinamika molekul dengan program Amber dilakukan dengan mengacu pada langkah-langkah kerja yang dilakukan oleh Chris Lim & David A. Case dan Benjamin D. Madej & Ross C. Walker. Dalam proses simulasi dinamika molekuler bertujuan untuk membuat vesikel Solid Lipid Nanoparticle (SLN) yang tersusun dari minyak zaitun (fase minyak) dan tristearin (fase lemak) yang mengandung senyawa (protein) TGF-β3. Hasil dari proses simulasi menunjukkan bahwa nilai total perubahan total energi berkurang (nilai rata-rata 0 - 20 ns adalah 37,105,0541 kkal / mol dan pada waktu simulasi 100-120 ns adalah 36,570.2858 kkal / mol) dan Pengurangan grafik energi total tidak terlalu curam dalam periode 100 - 120 ns yang menunjukkan bahwa kondisi sistem cukup stabil. Kepadatan rata-rata meningkat (pada waktu simulasi 0 - 20 ns pada 0,9943 cm3 / mol dan pada 100 - 120 ns pada 1.0001 cm3 / mol). Nilai rata-rata volume sistem menurun (pada waktu simulasi 0 - 20 ns pada 309.902.5324 Å3 dan pada waktu simulasi 100 ns - 120 ns pada 308.116.6341 Å3). Data kepadatan dan volume interpretasi sistem dari hasil simulasi, karena nilai kepadatan berbanding terbalik dengan nilai volume sistem, sejalan dengan rumus untuk mendapatkan nilai kerapatan suatu objek. Nilai suhu sistem cukup stabil dari awal hingga akhir simulasi, yang berkisar dari 303 ° K (30 ° C). Dengan memperoleh hasil ini, para peneliti telah berhasil melakukan proses simulasi dinamika molekul untuk membuat vesikel SLN yang mengandung TGF-β3 bersama dengan rincian komponen pendukung simulasi.
Osteoarthritis (OA) is a degenerative disease found in elderly people. As we get older, the chance of suffering from OA increases. IL-1β compounds are found in high amounts in patients with OA and are known to increase the activity of enzymes that degenerate cartilage tissue. TGF-β3 is predicted as a strong induction of extracellular matrix (ECM) synthesis and plays an important role as an inhibiting agent for IL-1β. In this research the molecular dynamics simulation process with the Amber program is carried out with reference to the work steps carried out by Chris Lim & David A. Case and Benjamin D. Madej & Ross C. Walker. In the molecular dynamics simulation process aims to make Solid Lipid Nanoparticle (SLN) vesicles composed of olive oil (oil phase) and tristearin (fat phase) containing TGF-β3 (protein) compounds. The results of the simulation process show that the total value of total energy change is reduced (the average value of 0-20 ns is 37.105.0541 kcal / mol and at the time of simulation 100-120 ns is 36.570.2858 kcal / mol) and the reduction in the total energy graph is not too steep in the period 100-120 ns which indicates that the system condition is quite stable. Average density increases (at simulation time 0 - 20 ns at 0.9943 cm3 / mol and at 100-120 ns at 1,0001 cm3 / mol). The average value of the system volume decreases (at simulation time 0 - 20 ns at 309,902.5324 Å3 and at simulation time 100 ns - 120 ns at 308,116,6341 Å3). Data density and system interpretation volume from the simulation results, because the density value is inversely proportional to the system volume value, in line with the formula to get the density value of an object. The system temperature value is quite stable from the beginning to the end of the simulation, which ranges from 303 ° K (30 ° C). By obtaining these results, the researchers have succeeded in carrying out a molecular dynamics simulation process to make SLN vesicles containing TGF-β3 together with details of the supporting components of the simulation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Suryo Efar
Abstrak :
Latar Belakang: Diagnosis dan tatalaksana osteoartritis lutut sementara ini lebih berfokus pada sendi tibiofemoral dan kesegarisan di bidang tersebut, yang hanya memberikan asosiasi lemah dengan nyeri dan disabilitas. Sementara itu, masih sangat minim studi yang mempelajari kesegarisan patela pada osteoartritis lutut, terutama hubungannya dengan derajat keparahan penyakit secara radiografis, defek kartilago, dan juga nyeri dan disabilitas. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang diikuti oleh pasien RSUPN Cipto Mangunkusumo yang terdiagnosis osteoartritis lutut. Subjek menjalani pemeriksaan radiografis dan magnetic resonance, dari situ dievaluasi kesegarisan patela, grade Kellgren-Lawrence (KL), dan defek kartilago yang dinilai dengan grade International Cartilage Regeneration and Joint Preservation Society(ICRS). Kesegarisan patela dinilai dari sulcus angle(SA), congruence angle(CA), trochlear angle(TA), lateral trochlear inclination(LTI), trochlear depth(TD), bisect offset(BO), patellar displacement(PD), lateral patellar tilt angle(LPTA), dan lateral patellofemoral angle(LPFA).Pasien juga diukur skor WOMAC yang menilai nyeri dan disabilitas. Hasil: Ditemukan korelasi antaraTA (r = -0,397; p < 0,001), LTI (r = -0,333; p = 0,004), BO (r = 0,268; p = 0,020), dan PD (r = 0,299; p = 0,009) dengan grade KL patelofemoral. TA juga berkorelasi juga dengan grade KL tibiofemoral (r = -0,246; p = 0,033). TA (r = -0,246; p = 0,033) juga berkorelasi dengan grade KL tibiofemoral. Tidak ditemukan parameter kesegarisan patela yang berkorelasi dengan grade ICRS. Sementara itu SA (r = 0,238; p = 0,039), LTI (r = -0,235; p = 0,042), TD (r = -0,374; p = 0,001), BO (r = 0,257; p = 0,026) dan LPTA (r = 0,267; p = 0,021) berkorelasi dengan nyeri. LTI (r = -0,229; p = 0,048), TD (r = -0,251; p = 0,030) dan LPTA (r = 0,314; p = 0,006) berkorelasi terhadap disabilitas. Kesimpulan: Kesegarisan patela axial berkorelasi dengan keparahan radiografis osteoartritis lutut, tidak hanya pada kompartemen patelofemoral tetapi juga tibiofemoral. Kesegarisan patela juga berkorelasi dengan nyeri dan disabilitas. ......Background: Diagnosis and treatment of knee osteoarthritis has been focused on the tibiofemoral joint and its alignment, even though they provide little contribution to pain and disability. The aim of this study is to evaluate the axial patellar alignment in patients with knee osteoarthritis, especially its association with the radiographic findings, cartilage defect on magnetic resonance, as well as pain and disability. Methods: Patients with knee osteoarthritis underwent radiographic and magnetic resonance examinations. Patellar alignment was represented by sulcus angle (SA), congruence angle (CA), trochlear angle (TA), lateral trochlear inclination (LTI), trochlear depth (TD), bisect offset (BO), patellar displacement (PD), lateral patellar tilt angle (LPTA), dan lateral patellofemoral angle (LPFA). We evaluated the association between patellar alignment and Kellgren-Lawrence (KL) grade of the radiographs, International Cartilage Regeneration and Joint Preservation Society (ICRS) grade of the cartilage defect on magnetic resonance images, and the Western Ontario and McMaster Universities Arthritis Index (WOMAC) score. Results: Radiographically, TA  (r = -0,397; p < 0,001), LTI (r = -0,333; p = 0,004), BO (r = 0,268; p = 0,020), and PD (r = 0,299; p = 0,009) were correlated with patellofemoral KL grade. TA was also correlated with tibiofemoral KL grade (r = -0,246; p = 0,033). However, no patellar alignment index was found to be correlated with ICRS grade. Furthermore SA (r = 0,238; p = 0,039), LTI (r = -0,235; p = 0,042), TD (r = -0,374; p = 0,001), BO (r = 0,257; p = 0,026) and LPTA (r = 0,267; p = 0,021) were correlated with pain score in WOMAC. Meanwhile, LTI (r = -0,229; p = 0,048), TD (r = -0,251; p = 0,030) and LPTA (r = 0,314; p = 0,006) were correlated with disability score in WOMAC. Conclusion: Axial patellar alignment was correlated with radiographic severity of knee osteoarthritis, not only in patellofemoral compartment but also in tibiofemoral compartment. Patellar alignment was also associated with pain and disability.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rachma Helianthi
Abstrak :
Osteoartritis (OA) genu adalah penyakit kerusakan pada sendi yang menyebabkan gangguan mobilitas utama pada pasien lanjut usia. Laserpunktur mulai digunakan sebagai alternatif terapi non-bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi kombinasi laserpunktur aktif dan medikamentosa. Uji acak tersamar ganda dengan kontrol plasebo dilakukan pada 62 subjek dengan OA genu grade 2 dan 3 yang dialokasikan ke dalam kelompok laserpunktur aktif dan medikamentosa dibandingkan dengan kelompok laserpunktur plasebo dan medikamentosa. Visual Analogue Scale ( VAS ) dan indeks Lequesne digunakan untuk mengukur keluaran penelitian yang dinilai pada saat sebelum perlakuan, sesi ke-5, sesi ke-10 dan 2 minggu pasca perlakuan dihentikan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna rerata VAS sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang diukur pada sesi ke-5 ( p < 0,01 ), sesi ke-10 ( p < 0,01; IK 95% -38,97 sampai -23,93) dan 2 minggu pasca perlakuan ( p < 0,01 ; IK 95% -41,49 sampai -24,77 ) antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan bermakna rerata indeks Lequesne sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan yang diukur pada sesi ke-5, sesi ke-10 dan 2 minggu pasca perlakuan antara kedua kelompok (p < 0,01). Kesimpulan penelitian ini laserpunktur dan medikamentosa efektif untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien geriatri dengan OA genu grade 2 dan 3.
Knee osteoarthritis ( OA ) is a disease that causes damage to the joint cartilage. It is the main musculoskeletal problem lead to mobility disorders in elderly patients . Laser acupuncture began to be used as an alternative of non - surgical therapy. The aim of this double-blinded randomized control trial is to compare the effectiveness of active laser acupuncture with placebo laser acupuncture. Sixty-two patients with knee osteoarthritis were assigned at random into two groups : active laser and medical treatment group or placebo laser and medical treatment group. Patients were assessed using a visual analogue scale ( VAS) and Lequesne index at baseline, the fifth treatment session, the last treatment session and 2 weeks post intervention. VAS scores showed a significant improvement in the active laser and medical treatment group compared with placebo laser and medical treatment group at the fifth treatment session (median difference ? 22.50, p < 0.01), last treatment session ( mean difference -31.45, CI 95% -38.97 to -23.93, p < 0.01) and 2 weeks post intervention( mean difference -33.13, CI 95% -41.49 to -24.77, p < 0.01 ). Lequesne index showed a significant improvement in the active laser group and medical treatment compared with placebo laser and medical treatment group at the fifth treatment session ( median difference -6.25, p < 0.01), last treatment session ( median difference -8, p < 0.01) and two weeks post intervention (median difference -7.75, p < 0.01 ). The results show that active laser acupuncture and medical treatment is effective in reducing pain and improving quality of life.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Eka Widya Saraswati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan asam amino taurin dan korelasinya dengan aktivitas superoksida dismutase pada darah pasien osteoartritis lutut. Pada osteoartritis terjadi ketidakseimbangan antara prooksidan dengan antioksidan sehingga menimbulkan keadaan yang disebut stres oksidatif. Antioksidan enzimatik superoksida dismutase berperan dalam mencegah terjadinya stres oksidatif dengan cara memutus reaksi berantai radikal bebas sejak awal. Superoksida dismutase bekerja dengan cara mengkatalisis superoksida menjadi hidrogen peroksida. Pada osteoartritis diketahui terjadi peningkatan superoksida dan penurunan aktivitas superoksida dismutase. Asam amino taurin merupakan asam amino yang terdapat dalam jumlah tinggi di tubuh namun tidak ikut berperan serta dalam sintesis protein. Asam amino taurin banyak terdapat dalam bahan makanan sumber protein hewani terutama ikan, daging dan hasil laut. Asam amino taurin mempunyai beberapa sifat antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan kondroprotektif. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang dengan melibatkan 56 subjek OA lutut yang direkrut melalui consecutive sampling. Asupan taurin diambil dengan metode FFQ semikuantitatif. Sampel aktivitas superoksida dismutase diambil dari darah dan diukur menggunakan RANSOD SD 125 dengan metode spektrofotometri. Uji statistik menggunakan uji korelasi dengan SPSS. Rerata usia adalah 50,75 6,17 tahun, sebanyak 89,3 berjenis kelamin perempuan. Median asupan asam amino taurin adalah 59,77 15,96-278,57 mg per hari. Median aktivitas superoksida dismutase adalah 274,97 152,48-360,97 unit/mL dan didapatkan sebanyak 64,3 subjek dengan aktivitas superoksida dismutase yang meningkat. Pada penelitian ini didapatkan korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah p = 0,034, r = 0,284 antara asupan asam amino taurin dengan aktivitas superoksida dismutase pada pasien osteoartritis lutut. Kesimpulan: asupan asam amino taurin mungkin mempunyai peranan dengan aktivitas superoksida dismutase pada pasien osteoartritis lutut.
The aim of this research was to observe the correlation between taurine amino acid intakes and superoxide dismutase activities on knee osteoarthritis patients. In osteoarthritis there is an imbalance state between pro oxidant and anti oxidant causing oxidative stress. The enzymatic anti oxidant superoxide dismutase plays an important role in stopping the occurrence of oxidative stress by cutting off the free radicals rsquo chain reaction from the beginning. Superoxide dismutase works by catalyzing superoxide into hydrogen peroxide. Osteoarthritis cases are known by the increase of superoxide and the decrease of superoxide dismutase activities. Taurine is an amino acid that is found abundant in human body that does not play a role in protein synthesis reaction. Taurine amino acid is found in several food sources including fish, meat, and seafood. Taurine amino acid has several characteristics including anti oxidant, anti inflammatory, and chondro protective. This study used cross sectional design with 56 knee osteoarthritis subjects recruited through consecutive sampling. Taurine intake was obtained by semiquantitative FFQ method. The superoxide dismutase activity sample was obtained from whole blood and measured using RANSOD SD 125 with spectrophotometric method. The statistical test used correlation test with SPSS. The mean age was 50.75 6.17 years old, with 89.3 of them were females. Median for taurine intakes was 59.77 15.96 ndash 278.57 mg per day. Median for the superoxide dismutase activities was 274.97 152.48 ndash 360.97 unit per ml, and 64.3 of the subjects with increasing superoxide dismutase activity. This research found a positive yet low significant correlation p 0,034, r 0,284 between taurine amino acid intakes and superoxide dismutase activity in patients with knee osteoarthritis. Conclusion The taurine amino acid intake may have a role with the superoxide dismutase activity in patients with knee osteoarthritis.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>