Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suliaty Rachmat
Abstrak :
Perkembangan kegiatan wanita dalam masyarakat dewasa ini makin banyak menarik perhatian berbagai kalangan antara lain mengenai hal-hal seperti peranan wanita, peningkatan jumlah wanita pekerja, pertumbuhan industri dan masalah perburuhan (perlindungan kurang memadai). Tujuan dalam penelitian ini adalah 1). menempatkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum dari peraturan-peraturan pelaksanaan perlindungan hukum wanita pekerja harian di perusahaan industri swasta. 2). Memperoleh gambaran yang jelas mengenai efektivitas pelaksanaan peraturan-peraturan perlindungan hukum wanita pekerja harian tersebut di atas mengenai kedudukan/ statusnya, upah minimum serta waktu kerja dan istirahat. 3). Menyempurnakan peraturan pelaksanaan tersebut diatas agar sesuai dengan amanat Pasal 27 ayat (1) dan (2) sebagai upaya peningkatan perlindungan hukum wanita pekerja harian di perusahaan swasta umumnya dan khususnya industri. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan normatif dan empiris. Sifat penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis dokumen, sumber penelitian sebelumnya yang berkaitan, wawancara mendalam dengan responden, wawancara lisan dengan informan kunci dan pengamatan terbatas.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
D1042
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Riyadi
Abstrak :
Skripsi ini membahas pekerja perempuan yang mengalami ketidakadilan di tempat bekerja, yaitu perbedaan upah antara pekerja laki-laki dan perempuan, kondisi tempat kerja yang tidak layak, tidak adanya tempat penitipan anak dan tidak adanya cuti hamil. Tempat penitipan anak dan cuti hamil merupakan tuntutan yang khas dari pekerja perempuan karena kodrat mereka sebagai perempuan. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah, yakni proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Pengumpulan data diperoleh melalui studi kepustakaan yang terdapat di perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Perpustakaan program pasca sarjana program kajian wilayah Amerika Universitas Indonesia, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hasil penulisan menunjukan bahwa tuntutan pekerja perempuan untuk memperbaiki nasibnya beberapa mendapat keberhasilan karena bantuan dari serikat pekerja dan opini masyarakat, meskipun terdapat pula beberapa tuntutan yang tidak dikabulkan oleh pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan yang memilih tidak mengabulkan permintaan pekerja memilih untuk menutup tempat kerja yang ada. Dengan menutup pabrik tersebut maka pemilik perusahaan akan bebas dari tuntutan hukum untuk mensejahterakan pekerjanya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12544
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Simulja
Abstrak :
Dewasa ini salah satu pilihan jalan hidup wanita di Jepang yang banyak diminati adalah bekerja kembali setelah membesarkan anak. Mengingat begitu besar kesadaran para wanita di Jepang akan tanggung jawab terhadap parawatan keluarga, maka mereka lebih memilih menjadi pekerja paruh waktu dibandingkan menjadi pekerja purnawaktu yang menyita waktunya. Padahal perlakuan perusahaan terhadap pekerja paruh waktu tersebut dapat dikatakan lebih menekankan tujuan yang ingin dicapai perusahaan, yaitu penekanan biaya perusahaan. Pekerja paruh waktu umumnya didominasi para wanita yang sudah berkeluarga dan usia anak-anaknya sudah besar. Sebagian besar para wanita tersebut berusia di atas 35 tahun dan memiliki waktu luang yang banyak. Ternyata pekerjaan paruh waktu yang dilakukan mereka memberikan dukungan nilai-nilai finansial dalam kehidupan di rumah tangganya, walaupun sebagian besar tujuan utama mereka bekerja adalah mengisi waktu luangnya. Penelitian ini akan membahas mengenai kondisi yang dihadapi oleh pekerja wanita paruh waktu di Jepang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hendak mengungkapkan permulaan munculnya pekerja paruh waktu, faktor-faktor penyebab kemunculannya, kondisi realita, masalah-masalah yang dihadapi, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah pekerja paruh waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode lapangan dengan menyebarkan kuesioner dan kepustakaan. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah sosiologis dengan metode deskriptis analisis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Amelia
Abstrak :
Penulisan skripsi bertujuan untuk mendeskripsikan proses terbentuknya National Women's Trade Union League (NWTUL). Juga menjelaskan kiprah NWTUL sebagai organisasi trade union pertama yang secara nasional diperuntukkan bagi pekerja perempuan di Amerika Serikat termasuk tentang kegiatan-kegiatan NWTUL dalam mengorganisir para pekerja perempuan, keikutsertaannya dalam aksi pemogokan, serta peranannya dalam Suffrage Movement (gerakan hak pilih bagi kaum perempuan). Juga tentang hubungannya dengan serikat kerja yang berperan pada saat itu yaitu AFL dan IWW. Pengumpulan data diperoleh melalui studi kepustakaan yang terdapat di perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, perpustakaan Program Pasca Sarjana Program Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, perpustakaan Idayu, serta perpustakaan Center For Strategic and International Studies (CSIS). NWTUL dibentuk tahun 1903 atas prakasa Mary Kenney 0' Sullivan dan William English Walling dengan tujuan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja perempuan. NWTUL juga menyediakan bantuan bagi para pekerja yang sedang melakukan aksi mogok. Bantuan itu berupa pendirian pos bantuan, mengumpulan uang untuk biaya makan dan juga bayaran jaminan bagi pemogok yang ditangkap, mengatur pertemuan, mengatur publisitas dan juga ikut melakukan demonstrasi. NWTUL mendapat pengakuan dari AFL ketika terlibat dalam pemogokan Shirtwaist tahun 1909-1910. NWTUL memiliki kegiatan-kegiatan yang dapat membantu menyadarkan pekerja perempuan tentang hak mereka. Salah satunya adalah dengan tersedianya ruang pertemuan yang merupakan tempat untuk pekerja perempuan dapat berbicara mengenai masalah di tempat kerja. NWTUL sejak tahun 1908 telah mendorong pengajaran bahasa Inggris kepada perempuan imigran. Kemudian NWTUL menerbitkan majalah Life and Labor yang berisikan tentang informasi tentang perempuan dan pekerjaan pada tahun 1911. Selain itu pada tahun 1914, NWTUL telah membuka sekolah yang bertujuan untuk melatih perempuan agar dapat menjadi organisator. Bahkan NWTUL juga berperan dalam gerakan hak pilih perempuan di Amerika Serikat sampai dengan dikeluarkannya amandemen ke-I9 tahun 1920.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudy S. Budirianto
Abstrak :
Pecahnya Perang Dunia II di tahun 1939 sebagai akibat dari kegiatan ekspansi wilayah Jerrnan yang dikuasai rezim NAZI di daratan Eropa telah menyeret keterlibatan sejumlah negara besar di kawasan ini yakni Inggris, Prancis serta Rusia yang bersekutu menghadapi Jerman dibantu oleh Italia. Akan tetapi setelah terjadi tragedi Pearl Harbor (1941), Amerika Serikat yang awalnya bersikap netral secara langsung melibatkan dirinya ke dalam Perang Dunia II bersama pihak Sekutu menghadapi kekuatan pihak Jerman, Jepang dan Italia. Pemerintah Amerika kemudian mengadakan mobilisasi di dalam negeri bagi kepentingan perang khususnya terhadap berbagai sektor industri untuk rneningkatkan produksi peralatan militer dan penyediaan sumber daya manusia. Untuk hal yang terakhir itu, kaum pria yang memenuhi persyaratan diserap ke dalam dinas militer yang kemudian di kirim ke garis depan. Dan untuk mengisi posisi tenaga kerja di sektor industri perang yang mendapat prioritas utama dari pemerintah, tenaga kaum wanita diandalkan sebagai pekerja dalam kegiatan sektor ini. Di antara kaum wanita yang terlibat dalam kegiatan sektor industri saat perang berlangsung, terdapat kaum pekerja wanita kulit putih yang sebelumnya berkutat pada pekerjaan domestik wanita seperti binatu, penjahitan maupun industri tekstil sebagai ladang penghasilan untuk kebutuhan hidup sehari-harinya. Keterlibatan kaum pekerja wanita kulit putih dalam kegiatan sektor industri perang ini di dorong oleh upayanya untuk bangkit dari keterbatasan kemampuan ekonomi sehari-hari, Sehingga taraf kehidupannya dapat meningkat seperti halnya kaum wanita kulit putih golongan menengah yang tidak perlu lagi bekerja di luar rumah untuk menopang pendapatan keluarganya. Hai ini juga dipengaruhi oleh daya tarik dari kebijaksanaan pemerintah dalam memobilisasi sektor industri perang dengan pemberian prioritas utama industri perang dan dalam upaya menyerap kaum wanita sebagai pekerja. Selain itu, sektor industri perang menawarkan upah lebih besar dibandingkan sektor pekerjaan lain serta kesempatan untuk mendapatkan pelatihan tentang seluk beluk kegiatan di sektor industri perang. Meskipun kemudian ternyata terdapat perbedaan antara besarnya upah yang diterima pekerja wanita lebih kecil dibandingkan upah pekerja pria untuk jenis pekerjaan yang sama. Selama dalam kegiatan kerja di sektor industri perang, baik kaum pekerja wanita kulit putih maupun wanita yang lain dari keluarganya mengalami beberapa dampak seperti penyediaan kebutuhan pangan dan perawatan anak-anaknya saat ditinggal bekerja dan perpindahan atau migrasi untuk mencari lowongan kerja pada sektor industri perang di daerah lain. Beberapa dampak turut menjadi perhatian pemeritah dalam upaya mencarikan pemecahannya, oleh sebab tenaga kaum wanita termasuk diantaranya kaum pekerja wanita kulit putih dibutuhkan secara aktif dalam kegiatan sektor industri perang bagi kemenangan pihak sekutu pada Perang Dunia II.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ismala Dewi
Abstrak :
Menurut (undang-undang No. 23 Tahun 1907 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) dan Undang-undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (UUPKPKS) dapat disimpulkan bahwa pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia merupakan upaya yang merata melingkupi seluruh warga masyarakat. Oleh karena itu sasaran pembangunan tersebut tidak terkecuali meliputi pula masyarakat- rentan di Indonesia. Salah satu kelompok masyarakat rentan itu adalah wanita pekerja dalam posisi rawan yang perlu diberdayakan keberadaannya. Hal ini disebabkan lebih dari separuh penduduk Indonesia adalah wanita. dimana partisipasi mereka sebagai angkatan kerja cukup besar namun tingkat kesejahteraannya masih rendah, Permasalahan wanita pekerja cukup kompleks meliputi masalah upah, pendidikan, kemiskinan, dll. Dari sekian banyak permasalahan wanita pekerja masalah lingkungan kerja perlu mendapat perhatian seksama, yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Pemberdayaan di bidang ini adalah penting mengingat kesehatan dan keselamatan kerja sering kali terabaikan manakala desakan kebutuhan ekanomi begitu besar sehingga posisi tawar wanita pekerja menjadi lemah di hadapan pengusaha. Selain i.tu, sebagaimana yang dikemukakan dalam undang-undang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-undang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan yang baik dan sehat maka lingkungan kerja yang baik dan sehat itupun merupakan hak dari para wanita pekerja.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sukmawardhani
Abstrak :
Berat badan lebih dan obesitas permasalahan yang meningkat pada pekerja. Salah satu faktor yang dianggap berhubungan adalah kerja gilir. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah pekerja wanita di pabrik sepatu di Jawa Barat. Subyek dengan IMT ≥ 23 disebut kelompok kasus dan subyek dengan IMT < 22,9 disebut kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah demografi, status gizi, asupan kalori, pola makan, aktivitas fisik, masa kerja dan pola kerja gilir. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur (timbangan berat badan dan pita pengukur) serta wawancara menggunakan kuesioner. Dari 490 sampel, subyek yang kerja gilir (shift) sebanyak 201 orang. Sejumlah 51,7% dari yang bekerja gilir memiliki berat badan lebih/obesitas. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kerja gilir dengan berat badan lebih/obesitas. Pada analisis multivariat didapatkan bahwa subyek yang berusia lebih dari 30 tahun, menikah, memiliki riwayat berat badan lebih dalam keluarga, asupan kalori lebih, serta kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein yang sering dalam enam bulan terakhir memberikan pengaruh terhadap berat badan lebih/obesitas. Kerja gilir bukan merupakan faktor risiko terhadap berat badan lebih/obesitas. Usia, status pernikahan, riwayat berat badan dalam keluarga, asupan kalori, kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein, merupakan risiko untuk terjadinya obesitas pada pekerja wanita di pabrik sepatu.
Overweight and obesity are increasing in worker. Being overweight and obesity leads to degenerative diseases which effect on absenteeism and employees? productivity. The design of this study is case control. Population of research is female workers in shoes manufacturer. Subject with BMI ≥ 23 grouped as case and subject with BMI <22.9 grouped as control. Data are demography data, nutrition status, calorie intake, feeding habit, physical activities, work period, and work pattern. Data collected by using measurement tools (body weight and height measurement) and questionnaire. From 490 samples, 201 people work in shift. 51.7% from them are overweight/obese. Shift work is not the risk factor of overweight/obese. Multivariate analysis found that subjects more than 30 year old, married, with family obesity history, high calorie intake, and high carbohydrate and protein consumption habit in the past six months related to overweight/obese. Shift work has no significant relation with overweight/obese. Age, marriage status, history of overweight in the family, calorie intake, carbohydrates and protein consumption are the risk of overweight/obesity on female worker in shoes manufacturer.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniasih
Abstrak :
Kejadian abortus di Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 2 juta dari 4,2 juta kasus. Abortus juga merupakan penyebab ke 4 tertinggi dari kematian ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus pada pekerja wanita di Perusahaan Garmen PT X Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, menggunakan data primer. Populasi penelitian adalah semua penderita abortus, jumlah sampel 98 dimana semua populasi dijadikan sampel. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan CI 95% dan α = 0,05. Hasil menunjukan ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus (7,500; 0,946-59,438). Sedangkan umur, paritas, jenis pekerjaan dan aktifitas kerja tidak berhubungan dengan kejadian abortus. ......The incidence of abortion in Indonesia is the highest in South East Asia, which is two million from 4.2 million cases all over South East Asia. Abortion is also the fourth highest cause of maternal mortality. This research purposes to determine the factors associated with the incidence of abortion on women workers in the garment company named PT X Sumedang regency of West Java province in 2013. This quantitative research study with cross - sectional research design is using primary data. The study population was all patients with abortion, with the number of sample were 98, where all the population sampled. Analysis of the relationship using the chi square test with 95% CI and α=0.05. Results showed there was association between the incidence of abortion with pregnancy distance (7.500; 0.946 to 59.438). While age, parity, type of work and physical work activities not related to the incidence of abortion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilla Woromurti Purnomo
Abstrak :
Indonesia memiliki tingkat produktivitas yang masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui work engagement. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental cross sectional yang bertujuan untuk melihat bagaimana peran mediasi inklusi pada hubungan authentic leadership dan work engagement. Partisipan penelitian ini merupakan 145 pekerja wanita yang bekerja di lingkungan mayoritas laki-laki. Alat ukur yang digunakan adalah Authentic leadership Questionnaire (ALQ), Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9), dan workgroup inclusion. Analisis mediasi menggunakan Hayes PROCESS macro SPSS ver. 25 menunjukkan bahwa terdapat mediasi penuh dalam hubungan authentic leadership dan work engagement dengan mediator inklusi (c' = 0.05, SE = 0.06, p = 0.44, CI [-0.072, 0.165]; c=0.30 SE= 0.06, p = 0.00, CI [0.174, 0.427]). Dapat disimpulkan bahwa authentic leadership memengaruhi work engagement melalui mediasi inklusi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan persepsi inklusi dan kepemimpinan yang bersifat Authentic sehingga dapat meningkatkan work engagement pada karyawan wanita dalam lingkungan yang mayoritas pria di Jabodetabek. ......Indonesia has a lower level of productivity compared to other countries. Productivity can be enhanced through work engagement. This study is a non-experimental cross-sectional quantitative research that aims to examine the mediating role of inclusion in the relationship between authentic leadership and work engagement. The participants of this study were 145 female workers who work in predominantly male environments. The measurement tools used were the Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), Utrecht Work Engagement Scale-9 (UWES-9), and workgroup inclusion. The mediation analysis using Hayes PROCESS macro SPSS ver. 25 showed that there was full mediation in the influence of authentic leadership on work engagement with inclusion as the mediator (c' = 0.05, SE = 0.06, p = 0.44, CI [-0.072, 0.165]; c = 0.30 SE = 0.06, p = 0.00, CI [0.174, 0.427]). It can be concluded that authentic leadership influences work engagement through full mediation by inclusion. Therefore, companies need to create an inclusive environment and implement authentic leadership to enhance work engagement among female workers in male dominant envionment around Jabodetabek.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Victorio Jakti Wibawa
Abstrak :
Berdasarkan survei Gallup (2022), karyawan wanita di regional Asia Tenggara memiliki work engagement yang lebih rendah (22%) dari karyawan laki-laki (25%). Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan hal yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran inklusivitas dalam lingkup bekerja sebagai mediator pada hubungan antara transformational leadership dengan work engagement pada karyawan wanita yang bekerja di lingkungan kerja mayoritas pria. Penelitian ini adalah penelitian korelasional non eksperimental kuantitatif dengan teknik single trial test. peneliti mengambil partisipan yang berasal dari 150 partisipan karyawan wanita yang bekerja di perusahaan yang memiliki mayoritas karyawan laki-laki dengan rentang usia 21 s.d. 58 tahun di daerah Jabodetabek. Penelitian menggunakan tiga alat ukur berupa kuesioner yaitu Transformational Leadership Questionnaire (Ashikali & Groeneveld, 2015), Workgroup Inclusion (Chung dkk., 2020), dan Utrecht Work Engagement Scale 9 (Schaufeli, Bakker & Salanova, 2006). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh transformational leadership terhadap work engagement pekerja wanita di jabodetabek di mediasi penuh oleh inklusivitas. Dengan demikian penting bagi perusahaan untuk menerapkan budaya inklusivitas di organisasi, untuk menunjang terjadinya work engagement pekerja wanita. ......Based on the survey that Gallup (2022) has made, Southeast Asian women employee has a lower work engagement level at 22 percent than men 25%.This research is aiming at finding the role of inclusivity at workplace as a mediator on the connection between transformational leadership and work engagement on woman employee that works at a company with men as their majority employee. This research is a non experimental correlational research with a single trial test technic. The researcher took 150 women employee with an age range of 21 to 58 years old as a participant that works in an organization that mostly consist of male employee. This research use 3 measuring instrument that consist of Transformational Leadership Questionnaire (Ashikali & Groeneveld, 2015), Workgroup Inclusion (Chung dkk., 2020), and Utrecht Work Engagement Scale 9 (Schaufeli, Bakker & Salanova, 2006). The results shows that the correlation between transformational leadership and work engagement on woman’s employee at Jabodetabek is fully mediated by inclusivity. Therefore it’s very important for a company to start accumulating inclusive culture at their office, to support women’s work engagement.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>