Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Karolina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Soetanto
Abstrak :
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dan manajemen keorganisasian yang memfokuskan pada sumber daya manusia. Aset organisasi paling pentirig yang harus dimiliki perusahaan dan harus dilaksanakan oieh manajemen. Orang-orang (manusia) merupakan elemen yang ada disetiap organisasi, mereka membuat tujuan, inovasi dan berusaha mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia membuat sumber daya Iainnya material, mesin (termasuk fasilitas clan energi), uang dan informasi (termasuk data) dapat bekerja. Tidak merendahkan keunggulan sumber daya lainnya yang dimiliki perusahaan, perusahaan tidak akan dapat memaksimakan produktivitas Iabanya tanpa adanya karyawan kompeten yang berdedikasi terhadap keinginan perusahaan. Sejalan dengan perkembangan perusahaan clan perkembangan b snisnya, PT. Nutrifood Indonesia sejak tahun 1990 membentuk Departemen Training and Development (TO), yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelatihan berdasarkan kebijakan perusahaan dan kebutuhan departemen yang ada. Tujuan utama pelatihan menurut Manajer TD adalah supaya karyawan dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang baik dalarn bekerja sehingja diharapkan dapat mendukung tujuan perusahaan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui dengan tingkat efektivitas manejemen pelatihan yang dikembangkan oleh Departemen Training & Development PT. Nutrifood Indonesia. Untuk keperluan ml dikumpulkan data primer dengan cara wawancara terhadap manajer Departemen TD atau yang terkait, karyawan yang sudah pernah mengikuti pelatihan Deming, dan observasi atau pengamatan langsung Sedangkan data sekunder yang berupa gambaran umum perusahaan, bidang usaha, jumlah karyawan, keadaan manajemen Departemen Training and Development, perencanaan pelatihan, dengan cara mempelajari dan mendiskusikan sumber data yang berupa dokumen. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan atau keterampilan para pesertapelatihan, data yang berupa nilai pre-test dan post-test yang telah dilaksanakan oleh Departemen TD terhadap para peserta pelatihan, diolah dan dihitung besarnya Gain Ratios ratarata pada setiap angkatan dengan menggunakan rumus: Precentage Gain Ratio = ((post- score) - (pre-score)): ((max score) - (pre-score)) X 100. Penulis menarik kesimpulan bahwa cara menganalisis kebutuhan pelatihan masih belum dilakukan dengan benar dan disarankan agar memberikan pelatihan kepada para manajer tentang topik analisis kebutuhan pelatihan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S8600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjani Widyasintia
Abstrak :
Sumber daya manusia/personel merupakan salah satu aspek penting di industri farmasi, terutama di area produksi obat. Kegiatan produksi obat harus dilaksanakan mengikuti pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dimana personel harus terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas, memahami prinsip CPOB yang menyangkut tugasnya, serta memperoleh pelatihan, termasuk instruksi higiene yang berkaitan dengan pekerjaannya sehingga perlu dilakukannya pelatihan terhadap personel untuk memastikan seluruh kegiatan produksi sesuai dengan CPOB. Pelatihan dilakukan dengan cara pembuatan kurikulum dan kamus kompetensi teknis karyawan, pembuatan materi dan modul baru, serta pembuatan online training platform untuk menunjang pelatihan karyawan. Setelah dilakukannya pelatihan, personel di production line 07 PT. Dankos Farma telah terkualifikasi dan mendapatkan pelatihan untuk menjalankan tugasnya dengan presentase pelatihan kompetensi pelatihan teknis 100% untuk tiap personel, serta adanya 13 modul pelatihan baru diharapkan dapat dibaca oleh setiap personel produksi dan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi teknis personel produksi. ......Human resources/personnel are one of the important aspects in the pharmaceutical industry, especially in the area of drug manufacturing. Drug manufacturing activities must be carried out following the guidelines for Good Manufacturing Practices (GMP), in which personnel must be qualified in sufficient numbers to carry out all tasks, understand GMP principles related to their duties, and receive training, including hygiene instructions related to their duties. Employee training have to be conducted to ensure all production activities are in accordance with GMP. The training is carried out by developing employee technical competencies curriculum, creating new materials and modules, as well as creating an online training platform to support employee training. After the training, all employee in the production line 07 PT. Dankos Farma has been qualified and received training to carry out their duties, also the 13 new training modules are expected to be read by every production personnel and are expected to improve the technical competence of production personnel.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rudolf Soukotta
Abstrak :
Pelatihan adalah suatu usaha untuk meminimalkan kesenjangan antara kemampuan yang dituntut dengan kemampuan aktual yang dimiliki oleh seorang karyawan. Memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan menjadi penting agar kesenjangan tersebut dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Diperkuat dengan pertimbangan kondisi ekonomi yang belum stabil saat ini, maka perusahaan dituntut untuk memperhatikan efektivitas pelatihan yang diberikan. Sehingga investasi yang dikeluarkan untuk pelatihan tersebut memenuhi tujuan yang diharapkan. Untuk dapat melihat efektivitas pelatihan, maka penyusunan program pelatihan harus dilakukan secara menyeluruh yang dimulai dengan melakukan tahap training need analysis” (TNA). TNA bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan agar pelatihan yang diberikan memenuhi tuntutan dan harapan dari perusahaan. Salah satu perusahaan yang saat ini ingin menyelaraskan tujuan organisasinya dengan program pelatihan yang diberikan adalah PT. RST. Melalui masalah yang dihadapi, yaitu dengan terjadinya penurunan kualitas yang disebabkan oleh faktor material dan manusia, perusahaan berusaha melakukan langkah-langkah penanggulangan. Untuk permasalahan material dilakukan pembenahan manajemen material balok dari segi kualitas maupun sistem penyimpanan dan aliran barang. Sedangkan untuk masalah manusia, Departemen SDM melakukan analisis lebih lanjut sehingga ditemukan adanya permasalahan dalam supervisi para kepala seksi terhadap bawahannya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut Departemen SDM diminta untuk melakukan suatu desain pelatihan efektif yang dimulai dengan melakukan TNA. TNA dilakukan untuk menggali dan menganalisis kebutuhan pelatihan yang ada berkaitan dengan perbaikan kualitas supervisi pada level kepala seksi di PT. RST. Dari hasil penggalian dan analisis tersebut diharapkan akan dapat diketahui aspek-aspek apa saja yang perlu ditampilkan dalam pelatihan dan metode-metode yang dibutuhkan agar para kepala seksi tersebut dapat meningkatkan kualitas supervisinya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses TNA ini dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan berbagai pihak terkait (misal, para kepala divisi,kepala departemen, kepala seksi, dan staf), mengadakan diskusi kelompok, menyebarkan kuesioner, dan melakukan studi literatur terhadap analisis jabatan kepala seksi. Dari hasil pengumpulan data, didapatkan bahwa masih terdapatnya potensi yang dapat dikembangkan melalui pelatihan karena masih terdapat kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi aktual para kepala seksi. Sehingga disusunlah suatu rekomendasi terhadap hasil yang diperoleh dari pengumpulan data. Namun tidak semua kebutuhan tersebut difasilitasi dalam 1 (satu) program pelatihan, dalam hal ini pelatihan kepemimpinan. Ada beberapa kebutuhan pelatihan yang harus difasilitasi melalui suatu program pelatihan tersendiri mengingat kompleksitas kebutuhan materinya. Pelatihan kepemimpinan tersebut akan fokus pada pengenalan beberapa materi berkaitan dengan kebutuhan yang ada disertai tugas atau simulasi yang mengarah ke implementasi materi. Usulan materi pelatihan, metode evaluasi, dan kriteria instruktur diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam rangka penyelesaian masalah perusahaan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Hanna Anastasia
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk menganalisis kesenjangan antara proses produksi produk baru saat ini dan masa depan pada produk baru di PT DKM dan untuk mengidentifikasi kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan dengan tujuan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan karyawan dalam mengolah produk baru di PT DKM. Dan juga untuk member pengertian kepada pemilik UKM tentang job description dan job requirement. Business coaching dilakukan melalui wawancara dan analisis terstruktur, dilakukan di PT DKM dengan tujuan membantu memecahkan masalah gap pada keterampilan / kekurangan karyawan dalam proses produksi produk baru. Temuan menunjukkan bahwa dengan deskripsi pekerjaan dan persyaratan kerja, akan mempersiapkan karyawan di bidang produksi produk baru melalui pelatihan dan efektif untuk membantu mengembangkan kompetensi dankinerja karyawan di lapangan. Keterbatasan penulisan ini adalah pelatihan tersebut hanya diterapkan untuk karyawan PT DKM di bagian produksi saja.Tesis ini menambah literature analisis pekerjaan dan proses pengembangan karyawan di Usaha Kecil Menengah UKM di Indonesia dengan menggunakan dan menerapkan konsep pelatihan di perusahaan secara langsung.
ABSTRACT
This thesis is aimed to analysis the gap between current and future production process of new product in PT.DKM and to identify the competency and skills that is needed with purpose to train and develop employees capability in processing new product in PT.DKM. And also to provide understanding to the owner of SMEs about job description and job requirement Business coaching, through structured interviews and analysis, was conducted in PT. DKM to help solve the employee rsquo s gap skill problem deficiency in the processes of generate new product. The findings show that with the job description and job requirement, will prepare employees in the field of production for new products through trainings and effective to help develop the employees rsquo competency and performance in the field. The limitation of this paper is that the training was only applied for PT. DKM rsquo s employees in production section only.The paper adds to the literature of job analysis and employee development process in Small Medium Enterprises SMEs in Indonesia by directly using and applying the concept of training in the company.
2017
T50105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prillia Saraswati Putri Hadini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku kerja proaktif terhadap perilaku kerja inovatif, serta menemukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan perilaku kerja proaktif pada karyawan level staf di PT. XYZ. Berdasarkan hasil analisis organisasi, ditemukan masalah yang masih perlu ditingkatkan di PT. XYZ adalah rendahnya perilaku kerja inovatif karyawan level staf. Salah satu penyebab masalah perilaku kerja inovatif yang masih rendah adalah perilaku kerja proaktif karyawan. Untuk mengetahui pengaruh antar variabel tersebut, dilakukan uji regresi sederhana dan diperoleh hasil terdapat pengaruh yang signifikan dari perilaku kerja proaktif terhadap perilaku kerja inovatif (R2=.84, p=.00). Dari hasil tersebut, peneliti memberikan intervensi Pelatihan “Menjadi Proaktif” untuk meningkatkan perilaku kerja proaktif. Untuk mengetahui efektivitas intervensi pelatihan, dibandingkan skor pre-test dan post-test perilaku kerja proaktif dan perilaku kerja inovatif. Hasil perhitungan efektivitas intervensi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata skor total perilaku kerja proaktif sebelum dan sesudah diberikan intervensi pelatihan (z=-1.68, p=.09). Untuk perilaku kerja inovatif juga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan nilai rata-rata skor total perilaku kerja inovatif sebelum dan sesudah diberikan intervensi pelatihan (z=-1.19, p=.24). Dengan demikian, Pelatihan “Menjadi Proaktif” belum efektif meningkatkan perilaku kerja proaktif dan perilaku kerja inovatif pada karyawan level staf di PT. XYZ. ...... This study examines the extent which proactive work behavior impacts innovative work behavior, and determine appropriate interventions to increase proactive work behavior on PT. XYZ’s staff employees. Based on organizational analysis’s result, we have found that the main problem which should be improved at PT. XYZ is the low score of innovative work behavior. One of the potential causes for the low score on innovative work behavior is proactive work behavior. In order to identify the effects of proactive work behavior on innovative work behavior, we used simple regression and found that there is a positive impact of proactive work behavior on innovative work behavior (R2=.84, p=.00). Based on this result, we plan give an intervention called 'Become Proactive' training to improve proactive work behavior. In order to identify training effectiveness, we compare pre-test and post test proactive work behavior and innovative work behavior scores. The results show that there is no significantly scores in proactive work behavior after we conduct the training (z=-1.68, p=.09). There is also no significant improvement in innovative work behavior score after the intervention (z=-1.19, p=.24). These results mean that 'Become Innovatie Employees' Training has not been effective yet to increase proactive work behavior and innovative work behavior on PT. XYZ's staff.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>