Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardi Dwi Lestari
"Propinsi X adalah salah satu propinsi di Indonesia dengan ibukota Y. Pemerintah Propinsi X memiliki visi menjadikan Y sebagai kota yang berdaya saing global dengan lingkungan kehidupan yang aman. Untuk mencapai visi tersebut, Pemerintah Provinsi X kemudian menetapkan sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh aparatnya. Kompetensi adalah karakteristik dasar dari individu yang berhubungan dengan sejumlah kriteria bagi munculnya performa yang efektif atau superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Dengan memiliki kompetensi yang dibutuhkan, diharapkan aparat Pemerintah Provinsi X akan mampu melakukan pekerjaannya dengan cukup efektif. Untuk mengetahui apakah aparatnya telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan, pemerintah Propinsi X melakukan uji kompetensi pejabat Eselon III pada tahun 2005. Dari hasil uji kompetensi itu terdapat 7 aspek yang termasuk kategori dibawah cukup, dimana ke 7 aspek tersebut merupakan aspek-aspek dalam kompetensi kepemimpinan. Aspek tersebut adalah berpikir strategis, fleksibilitas berpikir, kemampuan interpersonal, stabilitas emosi, toleransi terhadap stress serta efektivitas dan efisiensi kerja. Kelemahan dalam kompetensi kepemimpinan membuat pejabat Eselon III sulit untuk mengarahkan dan memotivasi bawahan kearah pencapaian tujuan. Kelemahan ini dapat diperbaiki, karena kompetensi dapat dimodifikasi. Salah satu cara memodifikasi kompetensi adalah melalui pelatihan yang berdasarkan teori adult experiential education. Berdasarkan teori tersebut, metode yang akan dipergunakan dalam pelatihan kepemimpinan ini adalah kuliah/ceramah, roleplay, latihan (exercise), instructional game, simulasi dan feedback."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyaningrum
"Persoalan peningkatan kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia. Berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat pencapaian kinerja karyawan sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. Masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja karyawan khususnya faktor pelatihan dan kepemimpinan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (a) pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera 1912, (b) pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera 1912, (c) pengaruh keduanya secara bersama terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera 1912.
Peningkatan kinerja karyawan mencakup hasil kerja seorang karyawan dalam perusahaan. Dari berbagai metode peningkatan kinerja, sistem manajemen kinerja dianggap dapat menjawab kebutuhan dari manajemen dan pegawai yang bersangkutan untuk memantau serta meningkatkan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini variabel kinerja tenaga penjualan mengacu pada teori dari Tjiptono dan hasil penelitian dari Asri Jantan. Kirkpatrick untuk variabel pelatihan dan MacKenzie, Podsakoff serta Bass & Riggio untuk kepemimpinan transformasional dan transaksional.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui studi lapangan dan penyebaran kuesioner. Sedangkan data sekunder berasal dari data laporan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan SEM (Structural Equation Modelling) dan aplikasi software Lisrel 8.50.
Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa (a) terdapat pengaruh positif antara pelatihan dengan peningkatan kinerja. Terbukti dengan adanya pelatihan pencapaian target dan produktivitas penjualan meningkat, (b) kepemimpinan memberikan pengaruh positif atas kinerja, (c) secara bersamaan keduanya memberikan pengaruh positif atas kinerja. Sehingga dengan demikian hipotesis yang dikemukakan telah terbukti.
Dari hasil penelitian, sebagai masukan untuk meningkatkan kinerja disarankan agar Bumiputera lebih meningkatkan lagi kualitas materi pelatihan serta fasilitas pendukungnya. Karena pelatihan bagi tenaga penjualan terbukti lebih mempengaruhi kinerja dibandingkan dengan gaya kepemimpinan.

The human performance appraisal is one of the issues frequently discussed in the human resource management. Some factors affected the staff?s performance achievement are really required by the management in order to improve the staff's performance. This research will discuss the relationship among some factors such as training and leadership that will impact the staff performance.
The purpose of this research are to observe (a) the impact of training in AJB Bumiputera 1912 to its staff performance, (b) the impact of leadership in AJB Bumiputera 1912 to its staff performance, (c) the impact of the two factors above in AJB Bumiputera 1912 to its staff performance.
The staff performance appraisal includes the staff achievement in company. From various methods, the performance management system is considered be able to fulfill the needs of both management and its staff in monitoring and improving staff performance. Take into account some theories having impact to staff performance, this research will explore the theories brought up by Tjiptono in performance variable. Kirkpatrick for the training variable, transformasional and transaksional leadership by Bass & Riggio, Podsakoff as well as by MacKenzie.
This research used both primary and secondary data. Primary data was collected from questionnaires distributed to the Bumiputera staffs whereas the secondary data was collected from internal data reports. The gathered data was processed using the SEM and software application Lisrel 8.50 version. The result shows that (a) there are positive values between training and staff performance, (b) leadership also give positive impact to the staff performance in AJB. Therefore, all hypothesis mentioned in this research have been accepted.
From the result of the research, it is recommended that to improve the staffs performance Bumiputera should enhance the material of training as well as the facilities. The data shows that compared with leadership, training is more influencing to performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T30842
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhani Abdullah
"Tesis ini membahas tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pola Baru Tk III Angkatan VIII Tahun 2014 pada Lembaga Administrasi Negara Berdasarkan Level Reaksi Peserta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan pola baru dengan menggunakan teori evaluasi diklat pada level reaksi oleh kirkpatrick dengan aspek yang diteliti widyaiswara, penyelenggara, kurikulum dan fasilitas diklat. Penelitian ini menggunakan metode positivis dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil Penelitian menunjukkan Evaluasi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pola Baru Tk III Angkatan VIII Tahun 2014 berjalan dengan cukup baik. Namun demikian, apabila dicermati lebih dalam lagi ternyata masih ada beberapa kelemahan antara lain : kurangnya kompetensi widyaiswara dalam suatu materi diklat baik teoritis, praktek, dan pengalaman, koordinasi antara penyelenggara dengan peserta dalam proses pembelajaran belum sepenuhnya dilaksanakan, adanya mentor yang tidak memfasilitasi dengan baik kebutuhan peserta untuk menciptakan proyek perubahan dalam unit organisasi, serta penyediaan konsumsi yang kurang variasi.

The thesis discussed about evaluation of education and leadership training new patterns Level III Session VIII on 2014 in Institute of Public Administration Based on Participants Reaction. The purpose of this research is to find effectiveness the realization of education and leadership training new patterns by using the theory evaluation training reaction level by Kirkpatrick with the dimensions trainers, organizer, curriculum, and facilities training. This Research is adopted positivist method and descriptive design.
The results of the study showed the training has worked fairly well. However when examining depper there are still some several weaknesses among others lack of competence trainer in a matter training, both theory, practice and experience, coordination between organizer and participants in learning have not been fully determined, the mentor who not facilitate needs paticipants to create project change in organization, and providing consumption of foods are less in variety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Puji Rahayu
"Tantangan bangsa Indonesia di masa depan membutuhkan hadirnya konsorsium kepemimpinan nasional dalam 3 (tiga) kelompok yaitu kelompok pemimpin politik, pemimpin masyarakat, dan pemimpin ekonomi. Kepemimpinan pemuda sebagai solusi dengan OKP sebagai iron stock mensyaratkan sistem pengembangan kepemimpinan yang komprehensif pada OKP. Sistem pengembangan kepemimpinan tersebut dilakukan untuk memenuhi kompetensi kepemimpinan pemuda. Kepemimpinan pemuda adalah konsorsium kepemimpinan yang memiliki karakteristik dan sifat yang idealis, dinamis, kreatif, proaktif dan responsif terhadap perubahan dalam kelompok kepemimpinan politik, kepemimpinan masyarakat, dan kepemimpinan ekonomi. Proses pengembangan kepemimpinan pemuda dilaksanakan dengan berbagai jalur pendidikan, pelatihan dan pengembangan baik formal, informal maupun aktivitas di lapangan. Model pengembangan yang utama dalam proses pengembangan kepemimpinan tersebut adalah melalui pelatihan yang didesain secara khusus. Model pengembangan tersebut mengacu pada model pelatihan kepemimpinan pemuda. Berdasarkan studi dokumen dan wawancara, dirumuskan kompetensi kepemimpinan pemuda yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) dimensi yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap dimensi mengandung unit kurikuler yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi kepemimpinan pemuda. Dirumuskan pula 10 materi dalam pelatihan yaitu ideologi, kepemimpinan, manajemen, organisasi, komunikasi, resolusi konflik, wawasan kebangsaan dan nasionalisme, wawasan internasional, dan kewirausahaan. Proses pelatihan kepemimpinan pemuda di gambarkan dalam model pelatihan kepemimpinan pemuda yang dilaksanakan dalam 3 (tahapan) yaitu tahap "kesadaran", tahap "interaksi", dan tahap "integrasi". Analisis terhadap 3 (tiga) OKP yaitu HMI, GMNI, dan GMKI menunjukkan bahwa secara umum sistem perkaderan di OKP masih menitikberatkan proses perkaderan yang menghasilkan kepemimpinan di bidang politik dan kemasyarakatan. Pengembangan kepemimpinan pemuda pada kelompok kepemimpinan ekonomi belum optimal.

The future challenge of Indonesia needs the concepts of national leadership divided into three groups; they are the politic leaders, society leaders, and economic leaders. Youth Leadership, as a solution, by using The Youth Leadership Organization as the iron stock requires the development of comprehensive leadership system in The Youth Leadership Organization. Those development leadership systems are realizable for filling the youth leadership competence. The youth leadership is a leadership consortium, which has characteristics and idealistic quality, dynamic, creative, proactive, and responsive of the changing in a politic leadership group, society leadership group, and economic leadership group. The process of development youth leadership is enforceable by using many education paths, trainings, and informal as well as formal development activities in the field. The main development model uses the specific designed training in the process of the leadership development. The model tends to the youth leadership-training model. Based on the documents research and interviews, the competence of youth leadership consists of three dimensions; they are cognitive, affective, and psychomotoric. Every dimension contains curricular units that developed to gain the youth leadership competency. It also explains ten subjects in the training; those are ideology, leadership, management, organization, communication, conflict resolution, nationality concept and nationalism, international concept and entrepreneurship. The model of leadership training illustrates the youth leadership inauguration, it is enforceable through three steps: "awareness", "interaction", and "integration". The analysis of three Youth Leadership Organization such as HMI, GMNI, and GMKI generally shows the system of cadre in Youth Leadership Organization still focuses on its process which is producing leadership in politics and society. The development of youngster leadership in the economic leadership group has not been optimum yet."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunni Susanty
"Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) merupakan pelatihan struktural kepemimpinan dalam rangka pemenuhan standar kompetensi manajerial jabatan
administrator. Penyelenggaraan PKA pada 2021 di Puslatbang PKASN LAN menggunakan metode pembelajaran jarak jauh berdasarkan ketentuan Surat Edaran Nomor 2/K.1/HKM.02.3/2021 tentang panduan teknis penyelenggaraan pelatihan struktural kepemimpinan dalam masa tatanan normal baru tahun 2021, sebagai
upaya menekan penyebaran virus Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan berdasarkan teori implementasi kebijakan
publik Edward III sekaligus mengevaluasi pembelajaran jarak jauh pada penyelenggaraan PKA. Teknik pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method), yaitu gabungan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa implementasi kebijakan pembelajaran jarak jauh pada penyelenggaraan PKA di Puslatbang PKASN LAN telah berjalan dengan baik, meskipun pada prosesnya menghadapi beberapa
kendala. Berdasarkan hasil penelitian ini, pembelajaran secara jarak jauh sangat
mungkin diterapkan. Kendati demikian, Puslatbang PKASN LAN harus senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan, baik dari sisi substantif, maupun dari sisi teknis pembelajaran"
Sumedang: Puslatbang Pkasn Lan, 2023
JWK 25:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Layyina Humaira
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara persepsi perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bawahan pada karyawan cabang Y PT. X. PT. X merupakan perusahaan penyedia jasa layanan perbankan yang sedang berkembang. Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara, diketahui bahwa motivasi kerja bawahan pada karyawan cabang Y PT. X masih perlu ditingkatkan. Persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan atasan diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, peneliti melakukan perhitungan statistik melalui uji korelasi antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja bawahan.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja bawahan. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan atasan yaitu berupa pelatihan kepemimpinan transformasional bagi penyelia. Hasil perhitungan uji signifikansi menunjukkan adanya perbedaan pre-test dan post-test pada materi intervensi. Maka bentuk intervensi pelatihan kepemimpinan transformasional diharapkan dapat meningkatkan persepsi perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bawahan pada cabang Y PT. X.

This study was conducted to find out relationship between perceived leadership behavior and subordinate work motivation among employees in branch Y PT X. PT. X is a growth company which provide banking services. Based on initial data that were obtained from interviews, the researcher found that subordinate work motivation still need to improve. Employee's perceived of leadership behavior are assumed to affect work motivation. To know whether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through correlation test between perceived leadership behavior and subordinate work motivation.
The results showed that there is a significant and positive correlation between perceived leadership behavior and subordinate work motivation. Therefore, the intervention in this study was designed to increase employee's perceived of leadership behavior that was transformational leadership training for supervisor. The result of test calculation shows that there is a significantly differences between pre-test and post-test on intervention knowledge. Accordingly, transformational leadership training is expected to improve perceived leadership behavior and subordinate work motivation among employees in branch Y PT. X.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudolf Soukotta
"Pelatihan adalah suatu usaha untuk meminimalkan kesenjangan antara kemampuan yang dituntut dengan kemampuan aktual yang dimiliki oleh seorang karyawan. Memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan menjadi penting agar kesenjangan tersebut dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan. Diperkuat dengan pertimbangan kondisi ekonomi yang belum stabil saat ini, maka perusahaan dituntut untuk memperhatikan efektivitas pelatihan yang diberikan. Sehingga investasi yang dikeluarkan untuk pelatihan tersebut memenuhi tujuan yang diharapkan.
Untuk dapat melihat efektivitas pelatihan, maka penyusunan program pelatihan harus dilakukan secara menyeluruh yang dimulai dengan melakukan tahap training need analysis” (TNA). TNA bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan agar pelatihan yang diberikan memenuhi tuntutan dan harapan dari perusahaan. Salah satu perusahaan yang saat ini ingin menyelaraskan tujuan organisasinya dengan program pelatihan yang diberikan adalah PT. RST. Melalui masalah yang dihadapi, yaitu dengan terjadinya penurunan kualitas yang disebabkan oleh faktor material dan manusia, perusahaan berusaha melakukan langkah-langkah penanggulangan. Untuk permasalahan material dilakukan pembenahan manajemen material balok dari segi kualitas maupun sistem penyimpanan dan aliran barang. Sedangkan untuk masalah manusia, Departemen SDM melakukan analisis lebih lanjut sehingga ditemukan adanya permasalahan dalam supervisi para kepala seksi terhadap bawahannya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut Departemen SDM diminta untuk melakukan suatu desain pelatihan efektif yang dimulai dengan melakukan TNA.
TNA dilakukan untuk menggali dan menganalisis kebutuhan pelatihan yang ada berkaitan dengan perbaikan kualitas supervisi pada level kepala seksi di PT. RST. Dari hasil penggalian dan analisis tersebut diharapkan akan dapat diketahui aspek-aspek apa saja yang perlu ditampilkan dalam pelatihan dan metode-metode yang dibutuhkan agar para kepala seksi tersebut dapat meningkatkan kualitas supervisinya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses TNA ini dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan berbagai pihak terkait (misal, para kepala divisi,kepala departemen, kepala seksi, dan staf), mengadakan diskusi kelompok, menyebarkan kuesioner, dan melakukan studi literatur terhadap analisis jabatan kepala seksi.
Dari hasil pengumpulan data, didapatkan bahwa masih terdapatnya potensi yang dapat dikembangkan melalui pelatihan karena masih terdapat kesenjangan antara kondisi ideal dengan kondisi aktual para kepala seksi. Sehingga disusunlah suatu rekomendasi terhadap hasil yang diperoleh dari pengumpulan data. Namun tidak semua kebutuhan tersebut difasilitasi dalam 1 (satu) program pelatihan, dalam hal ini pelatihan kepemimpinan. Ada beberapa kebutuhan pelatihan yang harus difasilitasi melalui suatu program pelatihan tersendiri mengingat kompleksitas kebutuhan materinya. Pelatihan kepemimpinan tersebut akan fokus pada pengenalan beberapa materi berkaitan dengan kebutuhan yang ada disertai tugas atau simulasi yang mengarah ke implementasi materi. Usulan materi pelatihan, metode evaluasi, dan kriteria instruktur diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam rangka penyelesaian masalah perusahaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilullah
"Tesis ini membahas tentang pelatihan kepemimpinan dalam perspektif kepemimpinan profetik. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis verbatim, menggunakan dua orang tim pakar sebagai penilai. Hasil dari penelitian ini berupa muatan kepemimpinan profetik, proses transfer materi pelatihan dan rekomendasi kurikulum pelatihan kepemimpinan profetik pada pelatihan kepemimpinan organisasi kepemudaan. Secara khusus, distribusi materi pada kurikulum pelatihan kepemimpinan di tiga organisasi kepemudaan yaitu IPNU (aspek kompetensi 65 %, aspek etika 35 %), KAMMI (aspek kompetensi 62%, aspek etika 38 %), dan HMI (aspek kompetensi 52 %, aspek etika 48 %).

This Thesis discusses leadership training in Prophetic Leadership perspective. Analysis in this study uses a qualitative method of analysis techniques verbatim, using a two-person team of experts as assessors. The results of this study in the form of charge prophetic leadership, the process of transfer of training materials and recommendations prophetic leadership training curriculum on youth leadership training organization. In particular, the distribution of matter in the leadership training curriculum in three youth organizations namely IPNU (65% competence aspects, ethical aspects 35%), KAMMI (62% competence aspects, ethical aspects 38%), and HMI (52% competence aspects, ethical aspects 48%)"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahim
"SDM adalah harta yang paling berharga dan paling penting dimiliki oleh suatu organisasi, karena keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh unsur manusia. Kualitas SDM pada sebuah organisasi bisa kita lihat dan ukur melalui kinerja dan motivasi pengurusnya. Motivasi mendorong individu memberikan yang terbaik dan bekerja sukarela bagi organisasi. Demi memiliki kinerja dan motivasi yang baik, seleksi pemilihan pengurus dalam organisasi sepatutnya dibuat sistematis dan tepat guna demi terwujudnya tujuan organisasi. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (BEM UNJ) sebagai salah satu organisasi eksekutif tertinggi tingkat universitas pun melakukan hal yang sama. Dalam seleksi kepengurusan, setiap tahunnya diadakan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Universitas (PKMU). Terdapat materi-materi penting yang diberikan selama PKMU berlangsung, dua diantaranya adalah Manajemen Isu sampai dengan Pengabdian Masyarakat. Setelah mengikuti PKMU, mahasiswa calon pengurus diharapkan sudah memiliki kompetensi demi menunjang tugas selama kepengurusan BEM UNJ. Namun, pada kenyataannya pengurus BEM UNJ masih belum maksimal dalam kemampuan mengawal dan manganalisis isu jangka panjang, menentukan prioritas isu, maupun kurangnya rutinitas evaluasi. Dalam menjalani pengabdian masyarakat melalui community development pun dirasakan kurangnya partisipasi pengurus BEM UNJ sendiri dibandingkan nonpengurus BEM UNJ yang turun langsung dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat. Dengan itu, penelitian ini bertujuan melihat bagaimana pengaruh Manajemen Isu dan Pengabdian Masyarakat terhadap motivasi dan kinerja Pengurus BEM UNJ periode 2019-2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan survei dan analisis jalur sebagai teknik analisis datanya Peneliti menggunakan rumus slovin untuk teknik pengambilan sampel berjumlah 72 pengurus BEM UNJ periode 2018-2020. Teknik pengumpulan data melalui angket tertutup dan wawancara.

Human Resource is the most valuable and most important asset owned by an organization, because the acquisition of an organization is very much determined by humans. The quality of HR in the organization can be seen and measured through the performance and motivation of its management. Motivation encourages individuals to give their best and work voluntarily for the organization. In order to have a good performance and motivation, the election of management in an organization should be made systematic and appropriate for the realization of organizational goals. The Jakarta State University Student Executive Board (BEM UNJ) as one of the top university-level executive organizations does the same. In the management election, every year the University Student Leadership Training (PKMU) is held. Introduced as important material provided during the PKMU, two were published for Issue Management to Community Service. After receiving the PKMU, prospective student management is expected to already have the appropriate competencies to support the tasks during the management of BEM UNJ. However, at the time of approving the management of BEM UNJ it was still not maximal in its ability to oversee and analyze long-term problems, determine priority problems, and improve evaluation routines. In approving community service through community development, it was considered that they had participated in BEM UNJ itself compared to non-administrators of BEM UNJ who directly participated in Community Service activities. Therefore, this study aims to look at how Issue Management and Community Service towards the motivation and performance of the UNJ BEM for the 2019-2020 period. The method used in this research is a quantitative method using survey and path analysis as data analysis techniques. The technique of acquiring data will be through closed questionnaires."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library