Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlian Prabawati
Abstrak :
Setiap anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan. Hal ini disetujui oleh seluruh negara dan wajib memenuhi kebutuhan pendidikan bagi warga negaranya. Namun terdapat sejumlah anak yang tidak dapat memperoleh pendidikan yang sama pada umumnya, yaitu mereka yang berkebutuhan khusus. Maka dari itu, pemerintah membuat kebijakan pendidikan inklusif yang dpaat memberikan kesempatan bagi mereka untuk menempuh pendidikan di sekolah reguler. Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor keberhasilan dan keberlanjutan pendidikan inklusif. Teori yang digunakan adalah teori dari Sue Stubbs. Penelitian ini menggunakan pendekatan postpositivist dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor keberhasilan dan keberlansungan pendidikan inklusif di Kota Depok cukup terpenuhi dibandingkan dengan Kota Bandung. ...... Every children has the right to education. It is approved in the entire country must fulfill the needs of education for its citizens. However there are a number of children who can not obtain the same education in general, such as those with special needs. Therefore, the government made a policy of inclusive education that could provide an opportunity for these children to study in regular schools. This study wanted to examine the factors of success and sustainability of inclusive education. The theories that are used in this reseach are theory of Sue Stubbs. This research used a post positivist  approach, with in-depth interviews and literature study. The result of research showed that factors of success and sustainable inclusive education in Depok adequately met the criteria than Bandung.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissa Febriani Solehah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu mengenai hubungan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan penerimaan teman sebaya pada peserta didik madrasah ibtidaiyah inklusif. Madrasah ibtidaiyah sendiri berfokus pada pengembangan kompetensi akhlak dan aqidah yang membedakannya dengan sekolah umum. Studi dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan meminta partisipan mengisi alat ukur Peer Acceptance Scale (Mariyam, 2016) dan Multidimensional Attitudes toward Inclusive Education Scale Versi Indonesia (Sihombing, 2014) yang telah diadaptasi. Hasil pengujian korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan namun lemah antara kedua variabel tersebut dalam lingkup madrasah ibtidaiyah inklusif (rs(792) = .071, p = .045). Dari penelitian ini, ditemukan bahwa nilai Islam yang terdapat dalam konteks madrasah dapat memberikan gambaran positif terhadap hubungan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan penerimaan teman sebaya pada peserta didik. ......This study aims to find out about the relationship between teachers' attitudes towards inclusive education and peer acceptance among inclusive madrasah ibtidaiyah students. Madrasah ibtidaiyah itself focuses on developing moral and aqidah competencies that differentiate it from the public schools. The study was conducted using a quantitative method by asking participants to fill in the adapted Peer Acceptance Scale (Mariyam, 2016) and the Indonesian Version of Multidimensional Attitudes toward Inclusive Education Scale (Sihombing, 2014). The results of the correlation test showed that there was a significant but weak positive relationship between the two variables within the scope of inclusive madrasah ibtidaiyah (rs(792) = .071, p = .045). From this study, it was found that the Islamic values found in the context of madrasah can provide a positive general picture of the relationship between teacher attitudes toward inclusive education and peer acceptance among the students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Shabrina Barly
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sikap antara guru sekolah dasar inklusi dan Guru SDLB tentang pendidikan inklusi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner MATIES (Mahat, 2008) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia untuk mengukur sikap guru. Analisis hasil penelitian menggunakan independent t-test menunjukkan bahwa guru Sekolah dasar inklusif umumnya memiliki sikap yang lebih positif, perbedaan yang signifikan melihat komponen kognitif dengan t (118) = 7,06, p < 0,001. Selanjutnya, komponen afektif menunjukkan kecenderungan ke arah positif tanpa perbedaan yang signifikan [t(118) = 0,91, p = 0,37], dan komponen konatif (perilaku) guru SD inklusi lebih besar positif pada pendidikan inklusi dengan t (118) = 3,43, p < 0,05. Selain itu ditemukan korelasi negatif yang signifikan antara komponen konatif dan lama mengajar guru pada kelompok guru SD inklusi [r(59) = -0,26, p < 0,05]. Rekomendasi untuk penelitian Langkah selanjutnya adalah memasukkan observasi dan wawancara dalam metode penerimaan data. ......This study aims to determine the differences in attitudes between inclusive elementary school teachers and SDLB teachers about inclusive education. Data were collected using the MATIES questionnaire (Mahat, 2008) which has been adapted into Indonesian to measure teacher attitudes. Analysis of the results of the study using independent t-test showed that inclusive elementary school teachers generally had a more positive attitude, a significant difference seeing the cognitive component with t (118) = 7.06, p < 0.001. Furthermore, the affective component showed a positive trend without a significant difference [t(118) = 0.91, p = 0.37], and the conative component (behavior) of inclusive elementary school teachers was more positive in inclusive education with t(118) = 3.43, p < 0.05. In addition, a significant negative correlation was found between the conative component and the length of teacher teaching in the inclusive elementary school teacher group [r(59) = -0.26, p <0.05]. Recommendations for research The next step is to include observations and interviews in the data collection method.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunia Candraresmi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan penggunaan strategi yang efektif dalam mendukung interaksi sosial siswa berkebutuhan khusus dan teman sebaya. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 40 orang guru yang berasal dari sekolah dasar negeri inklusif di Depok. Partisipan diberikan dua buah kuesioner, masing-masing mengukur sikap guru dan strategi guru dalam interaksi sosial siswa berkebutuhan khusus dan teman sebaya. Observasi melalui video dilakukan untuk melihat strategi apa sajakah yang digunakan oleh guru dalam mendukung interaksi sosial tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru memiliki sikap positif dan penggunaan strategi yang tinggi dalam mendukung interaksi sosial siswa berkebutuhan khusus dan teman sebaya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan strategi guru tersebut. Hasil perhitungan analisa multiple regression menunjukkan bahwa setiap komponen sikap kognitif, afektif, dan perilaku , dapat memprediksi secara signifikan varians strategi guru dengan persentase yang cukup besar. Data yang berasal dari analisa rekaman video menunjukkan bahwa terdapat sedikit penggunaan strategi oleh guru. Pelatihan guru mengenai siswa berkebutuhan khusus dan keterampilan penggunaan strategi direkomendasikan untuk mendukung guru dalam menghadapi seting pendidikan inklusif.
This study is aimed to measure teachers'attitudes towards inclusive education, and their usage of effective strategies in supporting special education needs students and peer's interaction. Participants of this study were forty classroom teachers, drawn from inclusive primary schools in Depok. Teachers responded to two questionnaires, indicating their attitudes towards inclusive education, and the questionnaire focused on the teachers'strategies supporting special education needs students and peer's social interaction. Observation using video recording was carried out in order to capture what strategies teachers used in facilitating interaction amongst student in the classroom. The results revealed that teachers held positive attitudes towards inclusive education, also have high score on using their strategies. The results also showed the strong correlation between teachers'attitudes and their strategies. The results of multiple regression calculation showed that each component of attitudes cognitive, affective, and behavioral can significantly predict the variance of teachers'strategies with a considerable percentage. The data taken from the video recording analysis, however indicated that teachers used less effective strategies to support interaction. Teachers' training covering knowledge about SEN students and skills on teaching strategies are recommended to support teachers for better practices in an inclusive educational setting.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Hogia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran dosen program studi ilmu psikologi. Responden penelitian ini adalah 81 dosen psikologi dari lima perguruan tinggi swasta berbeda dan 61 dosen dari tiga perguruan tinggi negeri berbeda. Pada penelitian ini, sikap dosen terhadap pendidikan inklusif di ukur dengan menggunakan MATIES VI (Mahat, 2008). Sedangkan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran diukur dengan menggunakan KMSP (Hawpe, 2013). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan kesedian menyesuaikan strategi pengajaran pada dosen program studi psikologi perguruan tinggi negeri maupun swasta. Hal tersebut menunjukkan bahwa, semakin positif sikap dosen terhadap pendidikan inklusif, maka dosen semakin bersedia menyesuaikan strategi pengajaran. Selain itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan kesediaan menyesuaikan strategi pengajaran antara dosen perguruan tinggi negeri dan swasta.
This study aims to determine the relationship between attitudes toward inclusive education and willingness to adjust psychology?s lecturer strategies teaching. Respondents are 81 psychology lecturers from five different private universities and 61 psychology lecturers from three different public universities. In this study, the lecturers attitude towards inclusive education measured by MATIES VI (Mahat, 2008). While the willingness to adjust teaching strategies measured by KMSP (Hawpe, 2013). The result showed a significant relationship between attitudes toward inclusive education and willingness to adjust teaching strategies of psychology lecturers in public and private universities. It shows that, the more positive attitude towards inclusive education lecturers, increase the willingness of lecturers to adjust the teaching strategies. In addition, there was no significant difference between attitudes towards inclusive education and willingness to adjust teaching strategies between lecturers from public and private universities.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Arsita
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai proses pelaksanaan advokasi dalam memperkuat penyelenggaraan pendidikan inklusif bagi anak disabilitas dan dampak perubahan dari adanya advokasi pendidikan inklusif yang diselenggarakan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka anak dengan disabilitas yang tidak mengenyam pendidikan dan adanya perilaku diskriminasi yang dialami oleh anak dengan disabilitas di lingkungan pendidikan. Untuk mewujudkan hak pendidikan tanpa diskriminasi bagi anak dengan disabilitas diperlukan upaya advokasi, khususnya advokasi untuk memperkuat pendidikan inklusif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dengan delapan informan. Rentang waktu penelitian ini mulai dari Maret 2021 sampai Juni 2022 selama Pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukan bahwa Yayasan Wahana Inklusif Indonesia melakukan proses advokasi pendidikan inklusif dengan melibatkan beberapa pihak mulai dari anak dengan disabilitas, orangtua, guru sekolah, Pemerintah khususnya Dinas Pendidikan Kota Depok, dan masyarakat. Setiap pihak, melewati proses yang serupa dalam advokasi pendidikan inklusif. Terdapat lima proses yang dilakukan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia dalam melaksanakan advokasi pendidikan inklusif yaitu identifikasi permasalahan, perumusan solusi, pembangunan kesadaran, implementasi kebijakan, dan evaluasi. Keberhasilan adanya advokasi pendidikan inklusif menghasilkan perkembangan diri anak dengan disabilitas meningkat, orangtua mengetahui cara penanganan anak dengan disabilitas, guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mendidik anak dengan disabilitas, adanya alokasi anggaran dari Pemerintah, dan terciptanya lingkungan yang lebih inklusif di masyarakat. Jadi, kesimpulan dalam penelitian ini yaitu adanya advokasi pendidikan inklusif yang diselenggarakan oleh Yayasan Wahana Inklusif Indonesia dapat membantu anak dengan disabilitas dalam memenuhi hak mendapatkan pendidikan. ......This study discusses the advocacy implementation process in strengthening the inclusive education for children with disabilities and the impact of changes of inclusive education advocacy organized by Yayasan Wahana Inklusif Indonesia from the social welfare discipline. This research is motivated by the high number of children with disabilities who do not receive education and the discriminatory behavior experienced by children with disabilities in the educational environment. To realize the right to education without discrimination for children with disabilities, advocacy efforts are needed, especially advocacy to strengthen inclusive education. This research is a qualitative research with descriptive study. Data collection techniques were carried out through semi-structured interviews with eight informants. The time span of this research starts from March 2021 to June 2022 during the COVID-19 Pandemic. The results showed that Yayasan Wahana Inklusif Indonesia carried out an inclusive education advocacy process by involving several parties ranging from children with disabilities, parents, school teachers, the Government, especially Dinas Pendidikan Kota Depok, and the community. Each party goes through a similar process in advocating inclusive education. There were five processes carried out by Yayasan Wahana Inklusif Indonesia in implementing inclusive education advocacy such as problem identification, solution formulation, awareness building, policy implementation, and evaluation. The success of inclusive education advocacy results in increased self-development of children with disabilities, parents know how to handle children with disabilities, teachers have knowledge and skills in educating children with disabilities, budget allocations from the Government, and the creation of a more inclusive environment in society. So, the conclusion in this study is that inclusive education advocacy organized by Yayasan Wahana Inklusif Indonesia can help children with disabilities in fulfilling their right to education.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia PGRI, 2014
JURPEND 15:1 (2015)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Arinia Indriyany
Abstrak :
ABSTRAK
Pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga negara Indonesia yang berada dalam usia wajib belajar, termasuk juga difabel. Negara idealnya mampu menyediakan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan difabel. Tidak hanya kebutuhan difabel yang harus diperhatikan tetapi juga bagaimana layanan pendidikan tersebut mampu menjamin hak dari difabel dan yang terpenting adalah difabel mampu mengakses layanan pendidikan yang tersedia. Namun tidak jarang difabel mengalami kesulitan mengakses layanan pendidikan yang disediakan oleh negara dikarenakan kebutuhan mereka yang berbeda dengan non difabel. Akibatnya difabel banyak mengalami penolakan ketika ingin bersekolah di sekolah yang mereka inginkan, termasuk di sekolah reguler. Pemahaman yang berkembang adalah sekolah yang pantas bagi difabel hanyalah di sekolah luar biasa. Hal ini yang membuat difabel tak jarang di diskriminasi dalam dunia pendidikan. Kebijakan pendidikan inklusif yang awalnya didesain agar anak difabel dan non difabel mampu belajar bersama pun baik regulasi dan implementasinya masih jauh dari sempurna. Kebijakan pendidikan inklusif seharusnya dapat digunakan sebagai dasar kesetaraan pendidikan kenyataannya masih menerapkan syarat khusus agar difabel mampu diterima di sekolah reguler tersebut. Saat difabel tidak mampu lolos kualifikasi yang ditentukan maka dia tidak dapat diterima di sekolah inklusif tersebut dan dikembalikan ke sekolah luar biasa. Jika hal ini terjadi maka negara gagal menjamin pemenuhan hak pendidikan bagi difabel itu sendiri.
Yogyakarta: Pusat Layanan Difabel (PLD), 2015
370 JDSI 2:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Fatia Qandhi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pelatihan mengenal siswa berkebutuhan khusus dalam menumbuhkan sikap positif calon guru PAUD dalam konteks pendidikan inklusif. Penelitian ini menggunakan within-subject one group pretest posttest design. Partisipan penelitian adalah mahasiswa PG-PAUD semester 7 di salah satu universitas di Jakarta (n=19). Pelatihan berlangsung selama 675 menit dengan topik anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif. Modul pelatihan dirancang berdasarkan hasil studi literatur, landasan teori, dan analisis kebutuhan. Sebagai langkah untuk mengetahui efektivitas program pelatihan, sikap calon guru diukur menggunakan Multidimentional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). Hasil uji signifikasi Wilcoxon Signed Rank menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada sikap calon guru setelah pelaksanaan pelatihan (p=0,004). Terdapat beberapa faktor yang dapat menjelaskan efektivitas pelatihan dalam menumbuhkan sikap positif, diantaranya dilihat dari sudut pandang pembentukan sikap, strategi mengubah sikap, dan penggunaan experiential learning Kolb. Berdasarkan hasil uji statistik juga diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan skor sikap yang signifikan setelah tiga minggu pelaksanaan pelatihan (p=0,219). Faktor yang diduga menyebabkan belum efektifnya pelatihan dalam mempertahankan sikap positif calon guru diantaranya berkurangnya paparan terhadap anak berkebutuhan khusus setelah pelatihan, tidak diterapkannya strategi partisipasi aktif secara penuh selama pelatihan, dan proses penerapan daur belajar Kolb yang kurang ajeg. Temuan pada penelitian ini memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk memberikan penguatan setelah pelaksanaan pelatihan.
This study aimed to examine the effectiveness training of recognizing student with special needs in fostering positive attitudes pre-service teachers of early childhood education in inclusive education context. A within-subject one group pretest posttest was designed in this study. Training was developed for the semester 7 pre-service teachers of early childhood education program at one of the universities in Jakarta (n=19). Training consisted of a 675 minutes face to face training session comprising topics such as children with special needs and inclusive education. Training module was designed based on literature studies, the theoretical foundation, and need analysis. In order to know the effects of the training program, the pre-service teachers attitude was measured using the Multidimentional Attitudes Toward Inclusive Education Scale (MATIES). Wilcoxon Signed Rank significance test revealed that there are significant differences in the preservice teachers attitude after training (p=0,004). There are several factors that can explain the effectiveness of training in fostering positive attitude, such as aspects of attitude formation, strategies to change attitudes, and the Kolbs experiential learning approach. The results of statistical tests also revealed that there are no significant differences in the pre-service teacherss attitude after three weeks of training (p = 0.219). Factors that might have caused the ineffectiveness of training in maintaining positive attitude, such as reduced exposure to children with special needs after the training, not implementing a full active participation strategy during training, and the lack of steady implementation of the Kolb learning cycle. These findings suggest that the future researcher also can consider to conduct strengthening after training program was performed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisarizka Virgina
Abstrak :
Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan sebuah tantangan bagi guru karena guru harus dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pendidikan inklusif dan dukungan emosional guru, serta memeroleh gambaran dukungan emosional guru di SD Negeri inklusif Depok N = 40. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif menggunakan MATIES VI dan kuesioner dukungan emosional, sedangkan metode kualitatif dengan observasi melalui rekaman video. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara sikap guru terhadap pendidikan inklusif dan dukungan emosional guru. Diketahui pula bahwa perilaku dukungan emosional guru yang lebih sering muncul yaitu pada dimensi iklim positif.
The implementation of inclusive education creates challenges for teachers who have to be able to accommodate learning needs of students with and without special educational needs SEN . The aims of this study were to investigate the correlation between teachers rsquo attitudes towards inclusive education and their emotional supports and to obtain the overview of teachers rsquo emotional supports on public primary inclusive schools in Depok N 40. This study were conducted by quantitative and qualitative methods. Quantitative method using the MATIES VI and the emotional supports scale, and qualitative method using observation with video recording. This study revealed that teachers rsquo attitudes towards inclusive education were related to their emotional supports. It was also found that teachers more frequently provide emotional supports on positive climate dimension.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>