Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Muhammad Okky Miftachuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah perbatasan antara daerah pengguna bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Mayoritas profesi di kabupaten Brebes adalah Petani. Penggunaan bahasa yang umum digunakan di kalangan petani yaitu istilah aktifitas pertanian dan istilah dalam sosialisasi. Mobilitas menjadi salah satu faktor pengaruh perbedaan penggunaan bahasa. Pengaruh motif Mobilitas oleh Petani berupa motif ekonomi berupa pekerjaan dan belanja serta motif sosial berupa silaturahmi menimbulkan perbedaan sifat ruang dalam penggunaan bahasa. Sifat ruang terbuka dibentuk oleh motif ekonomi berupa pekerjaan dan belanja yang berlokasi di lingkungan dengan penggunaan bahasa lain. Sedangkan sifat ruang tertutup dibentuk oleh motif ekonomi dan sosial yaitu belanja dan silaturahmi dengan lingkungan bahasa yang sama.
ABSTRACT
Brebes Regency is one of the local border area between Javanese and Sundanese. The majority of the profession in the Brebes Regency is Peasant. The use of language commonly used among peasant that term agricultural activity and in terms of socialization. Mobility is one factor the effect of differences in language use. The Influence of peasant’s mobility patterns in the form of economic incentives in the form of jobs and shopping and social motives in the form of the relationship cause differences in space of language use. The nature of open spaces formed by economic motives in the form of jobs and shopping are located in the environment with the use of other languages. While the nature of the closed space formed by social and economic motives are shopping and relationship with a common language environment.
2016
S63955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdiel Islam Nur Asfah
Abstrak :
Abad ke-21 merupakan era serba digital yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan olahraga secara elektronik. E-sport tergolong ke dalam olahraga papan seperti catur dan kartu bridge namun berbasis digital. Mobile Legends merupakan salah satu jenis dari e-sport. Demi menyikapi maraknya penggiat e-sport, Moonton selaku developernya telah menambahkan beberapa bahasa baru seperti bahasa Belanda yang baru diluncurkan pada Mei 2019. Dalam penelitian ini terdapat 157 total kalimat bahasa Belanda yang disajikan di dalam Mobile Legends. Masalah yang diangkat dalam penelitian adalah bagaimana penggunaan bahasa Belanda yang diterapkan di dalam Mobile Legends? Kalimat tersebut akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan linguistik terkait kata dan tata bahasa. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa 157 kalimat yang diteliti, terdapat delapan persen kesalahan penggunaan bahasa Belanda yang terdapat di dalam gim Mobile Legends.
21st Century is digital era that allows everyone to do sport in electronic ways. E-sport belongs to board sports such as chess and bridge cards but based on digital. Mobile Legends is an example of those. The rise of e-sport lover, Moonton as the developer has added several new languages such as Dutch language which is launched in this May 2019. There are 157 sentences that are being used in Mobile Legends. The problem that has been chosen for this research is how the Dutch language is being used in Mobile Legends. This research is analyzed using vocabulary and grammar approach. The result of this research shows that there are eight percent mistakes regarding the use of Dutch language in Mobile Legends from 157 sentences in total.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasyim
Abstrak :
ABSTRAK
Sampai saat ini, kemantapan bahasa Indonesia dalam perkembangannya sebagai sarana komunikasi yang harus digunakan secara baik dan benar oleh setiap insan Indonesia kurang menunjukkan keberhasilan. Padahal, bahasa Indonesia sudah diajarkan secara formal di sekolah mulai tingkat yang paling rendah, yaitu Taman Kanak-Kanak maupun secara tidak formal, misalnya melalui media cetak. Di kalangan dosen dan mahasiswa pun masih sering dijumpai kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam komunikasi lisan maupun tulisan pada interaksi sehari-hari, bahkan dalam forum resmi, seperti: seminar, simposium, sarasehan, dan rapat.

Bagaimana dengan bahasa Indonesia yang digunakan oleh mahasiswa Politeknik Universitas dalam menyusun laporan tugas akhir? Sudahkah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk mengetahui secara pasti, bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Politeknik dalam menyusun tugas akhirnya dapat disimak dalam tulisan. Tulisan ini merupakan laporan penelitian bahasa tentang analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam laporan tugas akhir mahasiswa Politeknik Universitas Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia yang terdapat dalam laporan tugas akhir mahasiswa Politeknik Universitas Indonesia, berupa: a. kesalahan ejaan, meliputi: kesalahan pemakaian tanda baca dan kesalahan penulisan kata b. kesalahan kalimat, meliputi: kesalahan karena kalimat tidak memiliki kesepadanan struktur, tidak hemat, tidak cermat, tidak paralel, dan tidak logis. 2. Kesalahan pemakaian tanda baca yang masih dominan adalah kesalahan pemakaian tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, dan tanda hubung. 3. Kesalahan penulisan kata yang masih dominan adalah kesalahan penulisan kata-kata tertentu yang huruf pertamanya harus ditulis dengan huruf kapital. 4. Kesalahan kalimat yang masih dominan adalah kesalahan kalimat yang disebabkan kalimat tidak memiliki kesepadanan struktur, tidak paralel, dan tidak cermat.

Karena kesalahan pemakaian bahasa ternyata masih sering ditemukan, para mahasiswa yang akan atau sedang menyusun laporan tugas akhir hendaknya lebih mencermati pemahamannya terhadap kaidah bahasa. Begitu pula, dosen bahasa Indonesia hendaknya lebih menekankan pengajaran pada materi yang masih sering ditemukan kesalahannya.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Asim Gunarwan
Abstrak :
This paper reports on the results of a survey conducted with a view towards finding out why words coined or introduced by the Indonesian National Center of Language Development are readily, half-readily or not readily accepted by the target speech community as exemplified by the words mantan ("former";) anda ("you") and sangkil ("efficient") respectively. Data were drawn by means of a survey questionnaire which was developed on the basis of an assumption that corpus planning products can be likened to manufactured goods and that members of the community will "buy" them if: (1) they know that they exist; (2) they need them; (3) they believe they are good (or better than the existing ones); (4) other people (possibly whose socioeconomic status is higher) use them; and (5) they know how to use them. The data obtained were analyzed along this line of thinking, including using a five-point semantic-differential scale for measuring respondents' assessment of some newly coined or introduced wards or terms. The implications of the findings for the corpus planning of Indonesian, the national language of Indonesia, are considered.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Harlin Turiah
Abstrak :
Penelitian ini, selain bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menggambarkan situasi kebahasaan, tetapi juga mengungkapkan penyebab terjadinya kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada media massa di Kota Ambon. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberi gambaran secara apa adanya tentang situasi kebahasaan pada media massa, kesalahan penggunaan bahasa Indonesia, dan penyebab terjadinya penyimpangan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar pada media massa di Kota Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)kesalahan dengan preferensi banyak pada media cetak terdapat pada ejaan yang sangat buruk, kemudian diikuti bentuk dan pilihan kata kategori cukup buruk, dan kesalahan sedikit pada kalimat kategori cukup baik, 2)kesalahan dengan kecenderungan banyak pada media elektronik terdapat pada bentuk dan pilihan kata kategori cukup baik, kemudian diikuti ejaan kategori cukup baik pula, dan kesalahan sedikit pada kalimat kategori sangat baik, 3)kesalahan dengan preferensi banyak pada media daring terdapat pada ejaan kategori buruk, kemudian bentuk dan pilihan kata kategori cukup baik, dan kalimat kategori baik, 4)penyebab terjadinya kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada media massa dikarenakan kemampuan bahasa wartawan berbeda-beda, tidak ada redaktur bahasa yang menyortir naskah berita, wartawan tidak berasal dari jurusan yang berhubungan langsung dengan kebahasaan, tidak mengetahui bahwa apa yang ditulis tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia, adanya tenggat atau batas waktu target berita, bahasa dari narasumber berita cenderung kompleks, dan partisipasi lembaga belum optimal.
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ninuk Retna Sumiarsih
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas penggunaan bahasa Indonesia oleh pengajar bahasa Inggris di kelas Bahasa Inggris Umum tingkat dasar dan menengah. Perbedaan tingkat kemampuan bahasa Inggris pemelajar dari dua kelas digunakan sebagai variabel untuk mengetahui apakah tingkat kemampuan bahasa asing pemelajar mempengaruhi penggunaan bahasa pertama pengajar. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif kuantitatif. Data diperoleh dari proses observasi, wawancara dengan pengajar, kuesioner untuk pemelajar, dan video-stimulated recall dengan pengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan penggunaan bahasa Indonesia oleh pengajar di kelas Bahasa Inggris Umum tingkat dasar lebih bervariasi dibandingkan di tingkat menengah. Selain itu, persentase penggunaan bahasa Indonesia juga lebih besar terjadi di kelas Bahasa Inggris Umum tingkat dasar dibandingkan menengah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan bahasa asing pemelajar mempengaruhi tujuan dan persentase penggunaan bahasa pertama oleh pengajar.
ABSTRACT The focus of this study is the use of Indonesian by an English teacher in elementary and intermediate level of General English class. The study tries to find out whether the students’ English proficiency level affects the use of Indonesian by the English teacher. The design of the study is a case study with both quantitative and qualitative approaches. The instruments used to collect data are classroom observations, an interview with the teacher, a questionnaire for the students, and video-stimulated recall with the teacher. The findings show that, first, the purposes of using Indonesian by the teacher are more varied in the Elementary class than in the intermediate class. Second, the percentage of using Indonesian by the teacher is also higher in the elementary class than in the intermediate class. In conclusion, students’ English proficiency level affects how often the teacher uses the first language and the purposes for using it. ;The focus of this study is the use of Indonesian by an English teacher in elementary and intermediate level of General English class. The study tries to find out whether the students’ English proficiency level affects the use of Indonesian by the English teacher. The design of the study is a case study with both quantitative and qualitative approaches. The instruments used to collect data are classroom observations, an interview with the teacher, a questionnaire for the students, and video-stimulated recall with the teacher. The findings show that, first, the purposes of using Indonesian by the teacher are more varied in the Elementary class than in the intermediate class. Second, the percentage of using Indonesian by the teacher is also higher in the elementary class than in the intermediate class. In conclusion, students’ English proficiency level affects how often the teacher uses the first language and the purposes for using it. ;The focus of this study is the use of Indonesian by an English teacher in elementary and intermediate level of General English class. The study tries to find out whether the students’ English proficiency level affects the use of Indonesian by the English teacher. The design of the study is a case study with both quantitative and qualitative approaches. The instruments used to collect data are classroom observations, an interview with the teacher, a questionnaire for the students, and video-stimulated recall with the teacher. The findings show that, first, the purposes of using Indonesian by the teacher are more varied in the Elementary class than in the intermediate class. Second, the percentage of using Indonesian by the teacher is also higher in the elementary class than in the intermediate class. In conclusion, students’ English proficiency level affects how often the teacher uses the first language and the purposes for using it. , The focus of this study is the use of Indonesian by an English teacher in elementary and intermediate level of General English class. The study tries to find out whether the students’ English proficiency level affects the use of Indonesian by the English teacher. The design of the study is a case study with both quantitative and qualitative approaches. The instruments used to collect data are classroom observations, an interview with the teacher, a questionnaire for the students, and video-stimulated recall with the teacher. The findings show that, first, the purposes of using Indonesian by the teacher are more varied in the Elementary class than in the intermediate class. Second, the percentage of using Indonesian by the teacher is also higher in the elementary class than in the intermediate class. In conclusion, students’ English proficiency level affects how often the teacher uses the first language and the purposes for using it. ]
2015
T45230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Putri Rahmah
Abstrak :
Pemahaman menyimak bahasa Inggris merupakan salah satu kemahiran yang sangat penting untuk dikuasai oleh pelajar SMA di Indonesia. Akan tetapi, kemahiran menyimak bahasa Inggris juga menjadi sebuah permasalahan karena kesulitan pelajar dalam memahami kemahiran tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya pelajar SMA di Indonesia yang masih banyak mendapatkan nilai rendah dalam kemahiran menyimak. Memberikan kesempatan kepada pelajar untuk menjawab pertanyaan menyimak dalam bahasa Inggris dengan menggunakan bahasa Indonesia merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah rendahnya nilai kemahiran menyimak bahasa Inggris ini disebabkan oleh kemampuan berbahasa Inggris pelajar yang masih harus ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan tingkat kemampuan pemahaman menyimak melalui perbandingan nilai tes menyimak yang dijawab dengan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar SMA memiliki kesulitan menjawab tes kemahiran menyimak dalam bahasa Inggris. Hal ini dibuktikan dengan nilai tes menyimak yang dijawab dengan menggunakan bahasa Indonesia memiliki rerata nilai yang lebih tinggi dibandingkan hasil tes menyimak yang dijawab dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, dari kuesioner yang disebarkan setelah pelaksanaan tes menyimak bahasa Inggris, para pelajar dari semua kelas memberikan persepsi yang positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam tes menyimak yang mereka kerjakan. Pelajar menyampaikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia membantu mereka dalam mengungkapkan pemahaman menyimak. Dengan demikian, penggunaan bahasa Indonesia dalam tes menyimak bahasa Inggris membuktikan bahwa kemampuan pemahaman menyimak bahasa Inggris pelajar sesungguhnnya baik. Rendahnya nilai bahasa Inggris mereka dikarenakan kemampuan menjawab dalam bahasa Inggris terkendala oleh penguasaan bahasa Inggris mereka yang kurang baik. ...... English listening comprehension has been one of the most important skills to be acquired by the senior high school students in Indonesia. However, English listening comprehension has been a problem for the senior high school students. This case is proven by the number of students who got low scores below the standardization score of English listening comprehension skill. By giving a chance to the students on answering the listening test by using Indonesian is one of the ways that can be used for knowing whether the low score of the students is caused by the inability of the students in using English to answer the question. This study aims to investigate the students rsquo ability in comprehending and listening materials through the scoring comparison of the English listening test answered by using Indonesian and English language. The result shows that the senior high school students found difficulties in answering the listening test by using English. This is proven by the fact that the average score of the English listening test answered by using Indonesian is higher than the average score of the English listening test answered using English language. Moreover, the results of the questionnaire distributed to all classes to investigate students rsquo perception towards the use of Indonesian in the English listening test show that the students from all the classes have positive perception on the use of Indonesian in the English listening test that has been conducted. Students conveyed that the use of Indonesian helped them to comprehend the listening materials. Thus, the use of Indonesian in the English listening test proved that the students comprehension on listening is good. Their low score of English listening test is mostly caused by incapability on answering because of their poor mastery of English.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ilham Akbar
Abstrak :
ABSTRAK
Eksistensi budaya masyarakat suatu wilayah bisa dilihat dari eksis tidaknya bahasa daerah masyarakat tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, eksistensi bahasa daerah tersebut bisa saja hilang dan tergantikan dengan bahasa lain karena adanya aturan agama yang mengikatnya, contohnya dalam penggunaan bahasa pengantar khutbah Jum'at. Penelitian mengenai wilayah penggunaan bahasa pengantar khutbah Jum'at dimaksudkan untuk melihat eksistensi suatu budaya di Kota Serang dengan bahasa pengantar khutbah Jum'at sebagai representasinya. Dengan metode wawancara dan observasi langsung di lapangan pada sampel di wilayah penelitian, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif eksploratif dengan pendekatan keruangan. Hasilnya didapat bahwa ada empat bahasa yang eksis digunakan sebagai bahasa pengantar khutbah Jum'at di wilayah penelitian yaitu bahasa Arab, bahasa Indonesia, gabungan bahasa Indonesia dan Bugis serta bahasa Sunda. Bahasa yang eksis digunakan sebagai bahasa pengantar khutbah Jum'at di Kota Serang adalah Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Bahasa Bugis dicampur Bahasa Indonesia, dan Bahasa Sunda. Pola keruangannya pun terlihat dengan jelas di mana bagian tengah wilayah penelitian merupakan dominasi penggunaan bahasa Indonesia, sedangkan dibagian Selatan dan Utara wilayah penelitian merupakan dominasi bahasa Arab, namun dibagian Utara terdapat keunikan dengan adanya penggunaan bahasa Sunda serta gabungan bahasa Bugis dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar khutbah Jum'at di wilayah penelitian. Wilayah penggunaan bahasa tersebut juga diikuti oleh wujud budaya yang beraneka ragam.
ABSTRACT
The existence of a society's culture can be seen from the existence and frequency of its traditional languages used in daily life. However, the existence of traditional languages can be subsided or substituted by other languages because of religious rules that bind, as we can see in the use of languages during the Friday sermon. This research about the region of the used of languages during Friday sermon in Serang city is aimed to see and analyses the existence of a culture in the city of Serang through the languages used in Friday sermon as a medium of its representation. Interview and direct observation method to the samples were used as data collection technique while spatial descriptive exploitative analysis was used as the data analysis method. The languages used as the instructional language in Friday sermon in Serang city are Arabic, Bahasa Indonesia, Sundanese, and Bahasa Indonesia mixed with Bugis language. Arabic represents the indigenous population of Javanese-Serang, while Bahasa Indonesia represents various cultures of inbound migrants in Serang city. Sundanese and Bahasa Indonesia mixed with Bugis Language represent the culture of indigenous population of non Javanese-Serang. The spatial pattern was clearly visible that Bahasa Indonesia was majorly used in the center region of the research area, while the Arabic was dominantly used in the northern and southern region. Uniqueness noted here that in the northern region, there was a prominent pattern of the use of Sundanese mixed with Bugis language as the instructional language during the Friday sermon. Territory the use of language was also followed by the manifestation of diverse cultures.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1908
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>