Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Sehasari Dewi
2008
TA1713
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Donna Almira
"ABSTRAK
Pendahuluan: Jumlah pasien HIV/AIDS berkembang khususnya di Indonesia, salah satu faktor yang menghambat penanganan pasien adalah diagnosis yang kurang baik. Pemerintah telah memfasilitasi tes diagnostik di setiap puskesmas dengan kombinasi tes cepat anti-HIV menggunakan strategi tiga World Health Organization WHO . Penggunaan kombinasi reagen yang baik diharapkan dapat meningkatkan akurasi dari tes tersebut dalam mendiagnosis HIV/AIDS.Data diperoleh dari bank sampel Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo Departemen Patologi Klinik.Metode: Kombinasi dari tiga reagen dipilih berdasarkan persyaratan WHO. Hasil kombinasi reagen dibandingkan dengan status sampel yang dikonfirmasi dengan Western Blot, sehingga dapat dilakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, dan diskordansi setiap kombinasi.Hasil: Dari sensitivitas, spesifisitas serta diskordansi berbagai kombinasi diperoleh dua kombinasi terbaik dengan hasil yang sama, yaitu SD Bioline HIV -1/2 3.0 Alere -HIV 1 2 Antibody Rapid Oncoprobe Utama - Vikia HIV 1/2 BioMerieux dan Advance Quality Rapid Anti-HIV 1 2 Test Intec - Abon HIV 1/2/O Abon - Vikia HIV 1/2 BioMerieux dengan sensitivitas dan spesifisitas 100 dan nilai diskordansi rendah yaitu 1,53 . Berdasarkan WHO diskordansi masih dianggap baik bila di bawah 5 .Diskusi: Dari kombinasi reagen yang tidak mengikuti persyaratan strategi tiga WHO, ternyata sensitivitas dan spesifisitas dapat mencapai 100 , namun angka diskordansi menunjukkan angka yang sangat tinggi, yaitu 4,3 . Dapat disimpulkan bahwa penerapan persyaratan WHO pada kombinasi reagen meningkatkan sensitivitas, spesifisitas, dan mengurangi diskordansi, sehingga akurasi diagnosis dapat ditingkatkan.

ABSTRACT
Introduction The number of patients with HIV AIDS develops, especially in Indonesia, One of the factors is unfavorable diagnosis. Government facilitated the diagnostic tests in every health center with a combination of anti HIV rapid test using strategy III of World Health Organization WHO . The use of a good combination of reagents is expected to improve the accuracy in the diagnosis of HIV AIDS. Data is obtained from the sample bank rsquo s in Department of Clinical Pathology Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo.Method The combination of three reagents has been selected based on the requirements of WHO. The result is compared to the sample status confirmed by Western Blot, which can be calculated the sensitivity, specificity, and discordant of any combination.Results Based on sensitivity, specificity and discordant from various combinations, it is obtained two best combinations with the same result, namely SD Bioline HIV 1 2 3.0 Alere HIV 1 2 Rapid Antibody Main Oncoprobe Vikia HIV 1 2 bioMerieux and Advance Quality Rapid Anti HIV 1 2 Test Intec ndash Abon HIV 1 2 O Shredded Vikia HIV 1 2 bioMerieux with a sensitivity and specificity of 100 and the discordant value at 1.53 . Based on the WHO the discordant value is still considered as good as long as it is below 5 . Discussion If the combination do not follow the requirements of WHO using strategy III, the sensitivity and specificity can reach 100 , but the discordant value indicate high number, whichis 4.3 . As conclusion, application of the requirements of the WHO on a combination of reagents can increased sensitivity, specificity, and reduce the discordant, so the accuracy of diagnosis can be improved.
"
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yoyok Sudaryoko
"ABSTRAK
Ketidak lengkapan data informasi bagi perencanaan di patologi klinik mengakibatkan pengadaan barang reagensia tidak pernah dapat dipenuhi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut patologi klinik mengadakan pinjaman barang reagensia pada setiap bulannya yang akan dibayarkan pada triwulan berikutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas perencanaan barang reagensia di laboratorium patologi klinik serta mengetahui gambaran tentang perencanaan, sistem informasi yang dikehendaki bagi perencana, dan membuat suatu sistem informasi dalam perencanaan barang reagensia.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengarah sample diambil pinjaman dari kwartal II, karena pada kwartal ini jumlah pinjaman dan jenisnya sangat besar, yaitu jenis pinjaman 103 item penyebabnya dikarenakan faktor perencanaan tidak akurat.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa perencanaan barang reagensia di patologi klinik dilaksanakan oleh urusan perencanaan yang dalam struktur organisasinya di bawah koordinator administrasi dan keuangan patologi klinik. Perencanaan yang dibuat berdasarkan data pembelian triwulan lalu dan rencana permintaan triwulan sebelumnya ditambah 10% untuk cadangan.
Instalasi patologi klinik pada setiap bulannya melakukan permintaan langsung ke pihak ke-3 (luar) sebagai pinjaman yang akan dikembalikan pada rencana triwulan berikutnya.
Perencanaan dari patologi klinik haruslah dibuat berdasarkan data-data yang akurat seperti, data pemakaian, jumlah pasien, jumlah tindakan dan jumlah pemeriksaan pada pasien, jumlah tindakan dan jumlah persetujuan pada triwulan sebelumnya, dan jumlah alokasi anggaran yang telah ditetapkan oleh pengelola anggaran. Informasi data ini didapat dari patologi sendiri dan dari instalasi farmasi sebagai perencana, sehingga rencana kebutuhan yang dibuat dani patologi klinik dapat disetujui.
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi sangat dibutuhkan oleh patologi klinik dalam membuat suatu perencanaan, karena dengan diperoleh informasi yang akurat maka dapat diambil suatu keputusan dengan cepat dan tepat untuk membuat suatu perencanaan.
Diperlukan adanya SOP (Standart Operating Procedure) yang jelas dalam perencanaan, agar alur informasi dapat berjalan secara terpadu, disamping itu perlu dibuat suatu sistem informasi yang terpadu antara pemakai dan perencana. Dengan menggunakan sistem komputerisasi.

ABSTRACT
Due to incomplete information file for fore-cast in the Clinical Pathology, the source supply for Reagensia can not be made, so to carry out this need Clinical Phatology has to berson for the Reagensia into they and will he paid by nextquarter.
This information is to affect the dance supply of Reagensia in the Clinical Phatology Laboratory and get the idea of the source supply, the information system that needed for the supply and to make out an information system in the source supply of Reagensia.
The source file is base on samples from quarter II, because in this quarter the dont of and the load was very big, that is evan of 103 item and the usult of it is the in accurate faktur.
From the cheched resultd we know that Reagensias ine-cast of supply in the Clinical Phatology was done by supply sources which organization structur is uder the administration and finance of Clinical Phatology.
Fore-cast that base on purchases of last quarter and demand quarter befor plus 10% form sources.
Clinical Phatology instalation make a mointhey direct demand to a third person as a load which will be paid by the next quarter.
Fore-cast (supply air) of Clinical Phatology must be base on accurate file like used file (spending file) what of patients, total of agreement and ains in quarter before, total amount of of fire-cast which was first agreed by the main incharge. File of this information is form Clinical Phatology and from medical instalation as a fore-cast, so that the needed fire-cast that was made by Clinical Phatology.
The conclusive is that the needed information is indeed need badly by clinical Phatology in preparing a fire-cast, because by gaining an accurate information, a quick and night decision can be made for preparing a fore-cast.
A Clear Standard Operating Procedure is needed in preparing a fire-cash, to that the flow of information can be realised, beside an information system between the user and supplier needed to by made with computerize.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herci Marliana
"Formalin seringkali disalahgunakan sebagai pengawet makanan di Indonesia. Secara umum, sulit membedakan makanan yang mengandung formalin dengan yang tidak. Oleh sebab itu, saat ini dibutuhkan suatu cara deteksi formalin dalam makanan yang cepat, akurat serta mudah dilakukan, terutama oleh masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pereaksi Schryver untuk dijadikan kertas indikator formalin. Dalam penelitian ini, dilakukan optimasi kertas menggunakan 5 jenis kertas saring dan didapatkan kertas saring Whatman nomor 42 sebagai kertas terbaik. Setelah itu, dibuat 5 macam formula pereaksi Schryver untuk dijadikan kertas indikator kemudian diamati sensitivitasnya. Formula terpilih terdiri dari campuran fenilhidrazin hidroklorida 7,5%, asam klorida 4,5 N dan kalium ferrisianida 7,5% dengan batas deteksi dalam bentuk kertas indikator adalah 1 mg/L. Uji stabilitas yang dilakukan pada suhu kamar (28-30°C) menunjukkan kertas indikator ini hanya dapat stabil hingga 6 jam dalam penyimpanan disertai penurunan sensitivitas. Identifikasi pada 9 sampel makanan menunjukkan 3 sampel positif yaitu sampel air rendaman tahu A1, A2, dan A3 dengan perkiraan kadar antara 10 - 30 mg/L dan melebihi 50 mg/L.

Formalin is often misused as food preservative in Indonesia. Generally, it is hard to distinguish formalin-contained food and non-formalin food. Therefore, nowadays we need a fast, accurate, and easy to be done-formalin detection method, especially to be done by common people. The aim of this research is to optimize Schryver reagent for used as an indicator paper. In this research, 5 kinds of filter papers had been observed and it is founded that Whatman filter paper number 42 is the best filter paper to be made as indicator paper. With the selected filter paper, 5 kinds of Schryver reagent formula had been made as indicator paper and observed for their sensitivity and color intensity. The selected formula consist of phenylhydrazine hydrochloride 7,5%, hydrochloric acid 4,5 N and potassium ferricyanida 7,5% with detection limit of 5 mg/L as indicator paper. Stability test in the room temperature (28-30°C) give a result that this indicator paper could be stable only for 6 hours along with degradation of sensitivity. Identification test in 9 food samples give 3 positive results: A1, A2, and A3 soybean curd samples immersion-water with approximate estimation between 10 - 30 mg/L and over 50 mg/L."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S32755
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Polanda Angelia
"Formaldehyde, also known as formalin, is a chemical substance which is frequently misused by food producers and traders. One of accurate reagents to identify formalin is Schryver reagent. The aim of this research is to optimize Schryver reagent for usage in indicator papers and wet tissue. Based on five formulas that have been tested, it is determined that formula 3, which contains 7% phenyl hydrazine hydrochloride; HCl 4,5N; and 5% potassium ferricyanide, is the chosen formula. The formula was then applied into indicator paper and wet tissue. The best result is obtained using wet tissue to identify formalin with detection limit of 1 mg/L. Stability test on indicator paper at room temperature (28-30 °C) and wet tissue at room temperature and cold temperature (2-8 °C) gave unsatisfactory result (stability remains for only less than a day). Therefore, they were not feasible for further development into indicator papers and wet tissue. Identification on tofu, meatballs, and wet noodles showed that most of them contain formalin at approximately ≥ 5 mg/L.

Formaldehida atau lebih dikenal dengan nama formalin adalah bahan kimia yang sering disalahgunakan oleh para produsen maupun pedagang bahan makanan. Salah satu pereaksi yang akurat untuk mendeteksi adanya formalin adalah pereaksi Schryver. Penelitian ini bertujuan mengoptimasi pereaksi Schryver untuk dijadikan kertas dan tisu basah indikator. Berdasarkan kelima formula yang diuji, didapatkan bahwa formula 3 yang terdiri dari fenil hidrazin hidroklorida 7%; HCl 4,5 N; dan kalium ferrisianida 5% adalah formula terpilih. Formula tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam media kertas dan tisu basah. Hasil deteksi formalin terbaik diperoleh dengan menggunakan media tisu basah dengan batas deteksi 1 mg/L. Uji stabilitas kertas indikator yang dilakukan pada suhu kamar (28-30ºC) dan tisu basah yang dilakukan pada suhu kamar dan suhu dingin (2-8ºC) menunjukkan kestabilan yang kurang baik (kurang dari 1 hari) sehingga tidak efisien untuk dikembangkan menjadi kertas dan tisu basah indikator. Identifikasi pada sampel tahu, bakso, dan mi basah menunjukkan bahwa sebagian besar positif mengandung formalin dengan perkiraan konsentrasi ≥ 5 mg/L."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32902
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisrakhma Swastiniar Kuswan
"Pereaksi Schryver merupakan salah satu pereaksi yang biasa digunakan untuk analisis kualitatif formaldehid. Pereaksi ini banyak digunakan karena memiliki sensitivitas dan selektivitas yang baik terhadap formaldehid. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi pereaksi Schryver agar penggunaannya optimal pada analisis kualitatif dan kuantitatif formaldehid. Optimasi dilakukan dengan cara membuat variasi konsentrasi dari masing-masing komponen secara bertahap. Komposisi yang optimum dipilih berdasarkan intensitas dan stabilitas serapan yang diperoleh. Kemudian komposisi ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar formaldehid secara spektrofotometri pada sampel usus dan hati ayam yang dijual di Pasar Minggu dan Pasar Kramat Jati, Jakarta, Indonesia. Hasil validasi metode menunjukkan batas deteksi 0,0464 mg/L dan batas kuantitasi 0,1546 mg/L. Uji presisi dan akurasi metode menunjukkan hasil yang baik dengan koefisien variasi 0,538%, persentase perolehan kembali formaldehid dalam sampel usus ayam berkisar antara 98,64 - 100,08% dan dalam sampel hati ayam 99,86 - 104,34%. Identifikasi formaldehid terhadap 6 sampel usus ayam didapatkan hanya 1 sampel yang menunjukkan hasil yang positif dengan kadar 99,8481 μg/g. Sedangkan identifikasi formaldehid dalam 6 sampel hati ayam menunjukkan hasil yang negatif.

Schryver's Reagent is one of many reagent that often used for formaldehyde qualitative analysis. For most purposes Schryver's method using phenylhydrazine hydrochloride and potassium ferricyanide is the method of choice because this reagent have a good sensitivity and selectivity against formaldehyde. In this research, the Schryver's reagent will be optimized and so it can be used optimally in qualitative and quantitative analysis of formaldehyde. Optimization was done by varying the concentration of each component step by step. The optimum composition was selected based on the absorption intensity and stability obtained. Then the optimized composition will be used to identify and determine the value of formaldehyde using spectrophotometry in chicken intestine and liver samples that sold in Pasar Minggu and Pasar Kramat Jati, Jakarta, Indonesia. The validation method showed that the detection limit was 0.0464 mg/L and the quantification limit 0.1546 mg/L. Precision and accuracy test showed a good result that variation coeficient 0.538%, recovery test of formaldehyde in chicken intestine sample is about between 98.64% and 100.08%, and about between 99.86% and 104.34% in chicken liver. The formaldehyde identification in chicken intestine sample showed from six samples have been tested, only one sample that gave a positive result which contain 99.8481 μg/g. Whereas the formaldehyde identification in chicken liver sample showed a negative result."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1078
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Elfrieda Chaerunisha
"Reagen merupakan bahan kimia yang dalam istilah kesehatan digunakan untuk mendiagnosis atau mengetahui kondisi kesehatan seseorang. Bahan kimia ini dapat ditemukan di rumah sakit dan laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, jumlah permintaan reagen di Indonesia terus meningkat seiring dengan adanya peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan. Permintaan yang meningkat tersebut mendorong produsen reagen untuk memiliki kapasitas produksi yang cukup, sehingga dapat selalu memenuhi permintaan pelanggan. Penelitian ini membahas mengenai pengembangan model perencanaan kapasitas produksi suatu perusahaan reagen dengan menggunakan pendekatan simulasi waktu diskrit. Tujuan dari penelitian ini adalah dibuatnya suatu perencanaan kapasitas produksi reagen ketika terjadi peningkatan permintaan sebesar lima puluh kali lipat. Berdasarkan analisis hasil simulasi, diperoleh suatu usulan perencanaan kapasitas produksi yang dapat membantu perusahaan untuk tetap mencapai target produksi dan memenuhi permintaan pelanggan.
Reagent is chemicals that in health terms used to diagnose or determine a person's health condition. These chemicals can be found in hospitals and laboratories spread all over Indonesia. Currently, the amount reagent demand in Indonesia continues to increase along with the increasing number of health care facilities. Increased demand has prompted manufacturers of reagents to have sufficient production capacity, so as to always meet customer demand. This study discusses about the development of reagent production capacity planning using discrete-event simulation approach. The purpose of this study is to make a reagent production capacity planning when there is increased demand until fifty times. Based on the analysis of simulation result, recommendations of production capacity planning are made to help the company achieving production targets and meeting customer demand."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover