Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurwakhid Hanif Alrosyid
Abstrak :
SDM ditempatkan pada posisi kunci untuk meraih daya saing perusahaan menghadapi persaingan global. Hal ini membuat fungsi human resources dalam perusahaan ditantang untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan melalui ketersediaan SDM yang tangguh. Pemberdayaan fungsi human resources dimulai dengan menata ulang paradigma mengenai peran-peran strategis fungsi human resources dengan menggunakan konsep multiple role model yang dikembangkan oleh Dave Ulrich. Konsep multiple role model merupakan konsep perberdayaan fungsi human resources melalui empat peran yang berorientasi/fokus pada masa depan dan operasional sehari-hari yaitu peran strategic partner, peran change agent, peran employee champion, dan peran administrative expert. Konsep ini mendorong perubahan paradigma dari pengelolaan human resources secara administrative menjadi strategis. Penelitian dilakukan pada karyawan Astra Otoparts sebagai upaya memotret kesenjangan implementasi konsep multiple role model, yang dilakukan dengan metode deskriptive dan verifikative. Teknik penentuan sampel menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian adalah pertama terlihat kecenderungan peran fungsi human resources Astra Otoparts dalam konsep multiple role model berada di atas rata-rata. Kedua, hipotesis "ada perbedaan antara bagian HR dan Non-HR dalam mempersepsikan peran strategic partner" tidak terbukti. Ketiga, hipotesis "ada perbedaan antara HR dan Non-HR dalam mempersepsikan peran Change Agent" tidak terbukti. Keempat, hipotesis "ada perbedaan antara HR dan Non-HR dalam mempersepsi peran Administrative Expert" terbukti. Kelima, hipotesisi "ada perbedaan antara HR dan Non-HR dalam mempersespi peran Employee Champion" terbukti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan fungsi HR Astra Otoparts masih didominasi oleh peran sebagai Administrative Expert, peran fungsi FIR di Astra Otoparts sebagai administrative expert tidak dipersepsi sama oleh bagian Non-HR. Adanya persamaan persepsi antara bagian HR dan Non-HR terhadap peran HR sebagai strategic partner, artinya responden mengetahui dan memahami peran yang dilakukan oleh fungsi HR sebagai strategic partner. Peran fungsi FIR di Astra Otoparts sebagai employee champion tidak dipersepsi sama oleh bagian Non-HR Adanya persamaan persepsi antara bagian HR dan Non-HR terhadap peran FIR sebagai Change Agent, artinya responden mengetahui dan memahami peran yang dilakukan oleh fungsi HR sebagai Change Agent. Saran dan hasil penelitian yaitu fungsi HR Astra Otoparts hares lebih memfokuskan pada peran-peran yang berorientasi ke strategic atau masa depan yaitu lebih memainkan peran sebagai strategic partner dan peran sebagai change agent, dibandingkan dengan peran yang berorientasi pada operasional sehari-hari yaitu peran sebagai administrative expert dan peran sebagai employee champion. Fungsi HR Astra Otoparts harus lebih meningkatkan persamaan persepsi dalam organisasi mengenai employee champion yaitu program untuk memonitor, meningkatkan komitmen dan kontribusi karyawan melalui komunikasi yang efektif dan teratur, pengelolaan kesehatan mental karyawan, pengembangan karyawan yang mengarah pada kompetensi yang diperlukan. Fungsi HR Astra Otoparts harus memperkecil porsi kegiatan-kegiatan administrative dengan memikirkan efektifitas dan efisiensi melalui penggunaan teknologi agar tidak terlalu disibukan oleh kegiatan operasional sehari-hari. Dengan demikian proses kegiatan yang menyangkut layanan/servis HR dapat dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Armyanti
Abstrak :
Latar Belakang. Contoh peran merupakan metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif untuk pembentukan karakter profesional. Dosen kedokteran dapat berfungsi sebagai contoh peran positif dan negatif, serta sangat penting pada pembelajaran profesionalisme dokter. Penelitian ini bertujuan untuk eksplorasi contoh peran negatif dan positif dosen kedokteran pada pembelajaran profesionalisme. Metode. Penelitian. Penelitian ini menggunakan disain studi kasus kualitatif. Sampel dipilih dengan purposive sampling pada kelompok mahasiswa dan dosen, alumni, serta pengelola program pendidikan. Pengambilan data primer dilakukan melalui diskusi kelompok terarah, wawancara mendalam, dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik. Hasil. Penelitian. Diskusi kelompok terarah dilakukan empat kali pada mahasiswa akademik dan profesi. Wawancara mendalam dilakukan pada 14 responden dosen, alumni, dan pengelola program pendidikan , dan observasi dilakukan pada empat dosen akademik dan dua dosen profesi. Peran dosen sebagai contoh peran negatif cenderung lebih sering terjadi pada dosen tahap akademik.Pproses belajar dengan melihat contoh sangat dipengaruhi oleh peran dosen, mahasiswa, dan institusi. Contoh peran positif dapat dipelajari melalui proses self-learning dan coaching-scaffloding. Contoh peran negatif dipelajari melalui proses self-learning serta artikulasi. Atribut utama contoh peran negatif pada tahap akademik adalah tidak disiplin, emosional, dan non-akses, sedangkan untuk tahap profesi adalah emosional, non-akses, dan berorientasi pada uang. Kesimpulan. Dosen kedokteran sebagai contoh peran positif dan negatif selalu ditemukan pada pelaksanaan pendidikan kedokteran. Proses pembelajaran melalui contoh positif dan negatif merupakan dua hal yang berbeda, dan dipengaruhi oleh peran dosen refleksi diri, mawas diri, umpan balik , mahasiswa motivasi internal, kemampuan identifikasi atribut, refleksi diri, feedback-seeking behaviour , dan institusi pengembangan kompentensi dosen, regulasi, reward-punishment. ......Background. Role model medical teacher is the most effective teaching learning method in professionals development. At the same time, physician teacher could became positive and negative role model, and have significant meaning in medical professionalism development. The study aim was to explore positive and negative role model medical teacher in teaching learning professionalism. Methods. This qualitative research, using a case study design, and sample chosen by purposive sampling to medical students, medical teachers, alumnae, and institution. Primary data collected by focus group discussion, in depth interviews, and nonparticipant observation, until data saturation reached. A thematic analysis was conducted to identify the atribute of positive negative role model medical teacher at pre clinic and clinical phase and the learning process beyond. Results. Four FGDs, fourteen indepth interviews, and six non participant observations done in this research. Negative role model tend to occure in pre clinical phase. The learning outcome of role modelling can be distinguish, depend on the motivation of observer and the articulating step. Positive role model chosen due to admiration and can be taught through exploration self learning and coaching scaffloding. Learning from negative role model influenced by observer motivation and taught through exploration self learning and articulating. The main attribute of negative role model at pre clinical phase were undisciplined, emotional unstable, and non access, meanwhile at clinical phase, the main attribute were emotional unstable, non access, and money oriented. Conclusion. Negative positive role model exist in medical education. The learning process through positive and negative role models were two different things, influenced by the teacher abilities to self reflection, introspection, and giving feedback students motivation, attribute role model identification skill, self reflection, and feedback seeking behaviour and institutions obligations to develop faculty development, regulation, and reward punishment among academics society.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Clearesta
Abstrak :
Penelitian mengenai sikap caring pengajar keperawatan belum banyak dilakukan di Indonesia. Caring dinilai sebagai inti dan esensi dari profesi keperawatan. Pengajar berperan penting sebagai role model untuk memberikan pembelajaran sikap caring kepada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa keperawatan Indonesia tentang sikap caring pengajar. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 242 mahasiswa keperawatan dan didapatkan melalui metode pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Nursing Students’ Perception of Instructor Caring (NSPIC) yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan telah teruji valid dan reliabel untuk digunakan (α 0,869; p-value < 0,05). Hasil penelitian dengan analisis univariat menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa keperawatan Indonesia cukup positif terhadap sikap caring pengajar (123,59) dengan persepsi sikap caring tertinggi adalah appreciation of life’s meaning (mean = 4,67), sementara persepsi sikap caring yang paling rendah adalah control versus flexibility (mean = 3,13). Saran dari penelitian ini adalah diperlukannya laporan evaluasi diri dari pengajar dan mahasiswa yang memasukan item caring pada evaluasi tersebut untuk membantu pengajar dalam meningkatkan sikap caring dan menyadari perannya sebagai role model dalam berperilaku caring. ......There has not been much study regarding nursing instructor’s caring in Indonesia. Caring is considered the core and essence of the nursing profession. Nursing instructor play an important part as role models in providing caring learning to students. This study aims to identify Indonesian nursing students' perceptions of instructor's caring behaviors. A quantitative descriptive design was used in this study. The sample in this study consisted of 242 nursing students and was obtained using total sampling method. The instrument used was Nursing Students' Perception of Instructor Caring (NSPIC) which has been translated into Indonesian and has tested valid and reliable for use (α 0,869; p-value < 0.05). The findings in this study using univariate analysis show that the perception of Indonesian nursing students is quite positive towards the caring attitude of nursing instructor (123,59) with the highest perception of caring being appreciation of life's meaning (mean = 4.67), while the lowest perception of caring is control versus flexibility (mean = 3.13). The suggestion from this study is a self-evaluation reports from nursing instructor and students that include caring items in the evaluation is needed to help nursing instructor improve their caring attitude and increase their awareness as role model in caring behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohayati
Abstrak :
Prevalensi obesitas pada anak usia prasekolah terus meningkat. Obesitas pada anak pra sekolah menurunkan kualitas hidup anak disebabkan dampak fisik, psikologis dan finansial. Masalah obesitas butuh penanganan multisektor baik pada tatanan komunitas dan lembaga pendidikan. Penerapan Pelangi Sabuga diharapkan menjadi pilihan strategi yang dapat digunakan pada tatanan sekolah TK. Penulisan karya tulis ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan Pelangi Sabuga dalam pelayanan asuhan keperawatan komunitas dengan mengintegrasikan model Whole School Whole Child Whole Community WSCC dan Health Promotion Model HPM. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan jumlah responden 115 orang. Hasil praktek menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan orang tua 55,7 menjadi 97,4, sikap 63,5, menjadi 73,9 dan keterampilan 45,2 menjadi 67,8. Hasil pengukuran model peran keluarga 41,7 menjadi 57 dan hasil pemantauan konsumsi buah sayur anak sesuai warna pelangi di rumah meningkat dari 47 menjadi 47,8, sedangkan di sekolah 89,57. Pelangi Sabuga dapat menjadi salah satu metode penatalaksanaan obesitas pada tatanan setting sekolah.
The prevalence of obesity in preschoolers is increasing. Obesity in pre school children reduces the quality of life of children due to physical, psychological and financial impact. The problem of obesity requires multisector handling both in the community and educational institutions. The application of Pelangi Sabuga is expected to be a strategy choice that can be used in the kindergarten school setting. The writing of this paper aims to provide an overview of Pelangi Sabuga implementation in the care of community care by integrating Whole School Whole Child Whole Community WSCC model and Health Promotion Model HPM. The method used is case study with the number of respondents 115 people. The result of practice shows that there is an increase of knowledge of parents 55,7 become 97,4, attitude 63,5, become 73,9 and skill 45,2 become 67,8. The result of family role model measurement is 41,7 increase 57 and the result of parent monitoring about children fruit vegetable rainbow consumption at home increased from 47 to 47,8 while in school 89,57. Pelangi Sabuga can be one of obesity management methods in the school setting.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dessafa Carissa Luthfiandita
Abstrak :
Dengan pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia, masyarakat perlu patuh dan beradaptasi dengan protokol baru untuk menekan jumlah kasus. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan influencer media sosial dalam mempromosikan protokol kesehatan selama COVID-19. Protokol tersebut meliputi penggunaan masker, social distancing, dan cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitiser. Makalah ini akan menganalisis peran influencer dalam mempromosikan kampanye protokol kesehatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di era COVID-19. Teori pembelajaran sosial Bandura berpendapat bahwa salah satu metode untuk mengubah perilaku adalah dengan menetapkan model peran. Melalui tinjauan pustaka dan pengumpulan data sekunder, ditemukan bahwa influencer bertindak sebagai panutan publik dalam mempromosikan protokol kesehatan yang baru dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol tersebut. ......With the COVID19 pandemic happening in the world, the public needs to obey and adapt to a new protocol to reduce the number of cases. The Ministry of Tourism and Creative Economy collaborated with social media influencers in promoting health protocol during COVID19. These protocol includes wearing a mask, social distancing and washing hands using soap or hand sanitiser. This paper will analyse the role of an influencer in promoting the health protocol campaign for the Ministry of Tourism and Creative Economy in the COVID19 era. Bandura’s social learning theory argues that one of the methods of behaviour change is by setting a role model. Through literature review and secondary data collection, it is found that influencers act as a role model in promoting the new health protocols as well as raising awareness in applying the health protocols.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Ainur Pamungkas
Abstrak :
Pendahuluan : Pembelajaran tahap klinis merupakkan pembelajaran berbasis work-placed based. Pada tahap ini peserta didik belajar secara langsung mempraktikan keilmuan yang dimiliki dan mengembangkan karakter seorang dokter melalui panduan pengajar klinis. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menilai dan meniru karakter yang dimiliki oleh pengajar klinis. Peserta didik memiliki kecenderungan untuk mudah mencerna perilaku negatif dibandingkan perilaku positif. Karakter pengajar klinis menjadi penting dalam pembelajaran berbasis role model. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik pengajar klinis pada pendidikan dokter di Indonesia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan responden penelitian dilakukan dengan menggunakan maximum variation sampling pada kelompok pengelola prodi, peserta didik dan pengajar di tahap pembelajaran klinis. Penelitian dilakukan di empat institusi fakultas kedokteran di Indonesia (UNIBA, UKI, UNPATTI dan UI). Analisis konten dilakukan pada Focus Group Discussions (FGD) dan In Depth Interviews (IDI). Hasil : Sebanyak 32 peserta didik yang berpartisipasi dalam empat FGD dan delapan pengajar klinis dan pengelola prodi yang berpartisipasi dalam IDI untuk menjabarkan karakter ideal pengajar klinis di Indonesia. Terdapat 504 pendapat yang teridentifikasi dan dikelompokan kedalam 38 tema karakteristik. Sikap menghargai menjadi karakter yang sangat diharapkan dimiliki pengajar klinis diikuti sifat terbuka dan mampu memberikan umpan balik konstruktif. Terdapat empat buah karakter khusus yang hanya dimiliki pengajar klinis di Indonesia yakni kemampuan berbagi pengalaman, mengajarkan prinsip dasar kedokteran, pribadi religius dan disiplin. Sebagian contoh yang diberikan peserta didik berupa aspek negatif dari pengajar klinis. Simpulan : Terdapat tujuh belas karakter dari 38 karakter ideal bagi pengajar klinis pendidikan dokter di Indonesia yang memiliki kesamaan dengan karakter negara barat dan negara timur. Karakter baru pada Indonesia menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan karakter pengajar pada setiap tempat yang memiliki latar belakang yang berbeda. Sebagai tambahan, terdapat proses pembelajaran negative role model yang diobservasi oleh peserta didik. ......Introduction: At the clinical learning stage, students learn to practice their knowledge and develop their character through a clinical teacher's guide. Students can assess and imitate the character possessed by clinical teachers. The character of clinical teachers becomes important in role models. This study aims to explore the characteristics of clinical teachers in medical education in Indonesia. Methods: This is a qualitative study using the phenomenological approach. Respondents were recruited using maximum variation sampling in groups of program managers, students, and lecturers at the clinical stage at four medical faculties in Indonesia (UNIBA, UKI, UNPATTI, and UI). We used content analysis on Focus Group Discussions (FGD) and In Depth Interviews (IDI). Results: A total of 32 (students) and eight (teachers and program managers) participated in four FGDs and eight IDIs. There are 504 opinions identified and grouped into 38 characteristic themes. "Respect for others" is a highly expected character, followed by being "openness" and "able to provide constructive feedback". There are four new characteristics: "ability to share experiences", "teach basic principles of medicine", "religious personality", and "discipline". Some of the examples given by students are negative aspects of clinical teachers. Conclusion: There are seventeen characteristics of clinical teachers in Indonesia similar to characters in western and eastern countries. The new character of Indonesia shows that there are differences in teachers' character needs in each place with a different background. Learning by negative role models was carried out by students in this study.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Silvia Dale
Abstrak :
ABSTRAK
Identity Conflict adalah ketidaksesuaian yang dirasakan seseorang pada dua atau lebih identitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah positive gender identity dan female role model berpengaruh terhadap identity conflict dan berdampak pada emotional exhaustion dengan sampel pemimpin wanita (N=151) di Indonesia. Metode dalam penelitian ini menggunakan survey online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa female role model tidak berpengaruh terhadap identity conflict. Ditemukan bahwa positive gender identity berpengaruh negatif signifikan terhadap identity conflict dan identity conflict berpengaruh positif signifikan terhadap emotional exhaustion.
ABSTRACT
Identity conflict is an incongruence perceived by someone in two or more identities. This research is aimed to examine whether positive gender identity and female role model had any effect on identity conflict and in the end towards emotional exhaustion. Sample of this research are women leaders in Indonesia (N=151). The method used in the study is online survey. The results shows that there are no effect between female role model toward identity conflict. There are negatively significant effect of positive gender identity toward identity conflict and positively significant effect of identity conflict toward emotional exhaustion
2017
T48579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lian Ifandri
Abstrak :
ABSTRAK
HMI adalah organisasi yang melakukan investasi sumber daya manusia human investment melalui perkaderan yang bertujuan melahirkan kader umat dan kader bangsa sebagai insan cita HMI. Tantangan yang dihadapi oleh HMI saat ini dan masa-masa mendatang adalah pengelolaan SDM yang diperluas dengan menyesuaikan dinamika lingkungan eksternal. Kehadiran dan eksistensi HMI harus diperkuat dengan human capital untuk mempersiapkan diri memasuki era globalisasi dengan segala dampaknya. Agenda strategis bangsa Indonesia dalam era globalisasi menuntut HMI dapat merumuskan strategi manajemen SDM untuk mewujudkan kader umat dan kader bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif demi mempertahankan eksistensi HMI, baik secara organisatoris, aktivitas, pemikiran dan pengaruhnya sesuai mission dan tujuan HMI.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi manajemen SDM HMI dalam proses kaderisasi kepemimpinan melalui peran strategis perkaderan HMI dalam menjalankan model peran ganda Multiple Role Model . Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Informan dipilih dengan cara tekhnik purposive sampling untuk menentukan informan awal dan selanjutnya menggunakan teknik snowball sampling. Informan tersebut berasal dari unsur Pengurus Besar PB HMI dan Korps Alumni HMI KAHMI .Hasil penelitian mendapatkan data dan fakta bahwa peran strategis perkaderan HMI menggunakan konsep Multiple Role Model sehingga unit perkaderan menjadi bussiness partner organisasi melalui peran strategic partner, administrative expert, employee champion, dan change agent. Strategi manajemen SDM HMI mengkombinasikan seluruh peran dalam Multiple Role Model sehingga perkaderan dapat menjadi ldquo;mitra rdquo; HMI dalam mewujudkan tujuan HMI. Perwujudan Multiple Role Model tersebut didukung dengan doktrin ideologi HMI yaitu Nilai-Nilai Dasar Perjuangan NDP dan Independensi HMI sehingga dapat membentuk watak kader yang memiliki karakter sebagai kader umat dan kader bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif demi mempertahankan eksistensi HMI, baik secara organisatoris, aktivitas, pemikiran dan pengaruhnya sesuai mission dan tujuan HMI
ABSTRACT
HMI is an organization that invests human resources through a madamad that aims to give birth to cadres of the nation and cadres of the nation as human beings of HMI. The challenge faced by current and future HMIs is the expanded human resource management by adjusting the dynamics of the external environment. The presence and existence of HMI must be strengthened with human capital to prepare to enter the era of globalization with all its impact. Indonesia 39 s strategic agenda in globalization era requires HMI to formulate human resource management strategy to realize cadre of nation and cadre of nation that have competitive advantage in order to maintain HMI existence, organizational, activity, thought and influence according to mission and purpose of HMI.This purpose of this research to analyze HR management strategy of HMI in the process of leadership cadreization through strategic role of HMI irrigation in running multiple role model. This research uses descriptive research type through qualitative approach. The data obtained in this study comes from in depth interviews and documentation studies. The informant was chosen by means of purposive sampling technique to determine the initial informant and then using the snowball sampling technique. The informant is from the elements of the Executive Board PB HMI and HMI Alumni Corps KAHMI .The results of this research show data and the fact that the strategic role of HMI utilizes the concept of Multiple Role Model so that the unit becomes bussiness partner of the organization through the role of strategic partner, administrative expert, employee champion, and change agent. Human Resource Management Strategy HMI combines all roles in Multiple Role Model so that Perkaderan can become partner HMI in realizing the purpose of HMI. Multiple Role Embodiment The model is supported by the doctrine of HMI ideology namely Basic Values of Struggle NDP and HMI Independence so as to form the character of cadres who have the character as cadres of the nation and cadres of the nation that have a competitive advantage in order to maintain the existence of HMI, both organisatically, thought and influence according to mission and purpose of HMI
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library