Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Syafira Gustia
"Produk skincare Korea kini mulai menarik perhatian dan diminati oleh konsumen global, termasuk Indonesia. Tidak hanya memperkenalkan produk-produk yang beragam, rejimen skincare Korea juga kerap dikenal meliputi langkah-langkah dan produk yang cukup banyak. Menerapkan metode rejimen skincare Korea bukanlah suatu hal yang mudah, terutama bagi kalangan mahasiswa yang belum lama mulai merawat wajah dan belum memiliki penghasilan tetap. Adaptasi penggunaan skincare Korea dalam rutinitas perawatan kalangan mahasiswa membentuk ritual konsumen yang berbeda dibandingkan target konsumen di Korea. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ritual konsumen pengguna produk skincare Korea pada kalangan mahasiswa dengan menggunakan teori perilaku konsumen dan konsep ritual konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Perilaku ritual konsumen dijabarkan berdasarkan komponen-komponen ritual yang ada di dalamnya. Masing-masing konsumen diidentifikasi ke dalam empat tingkat ritualisasi berbeda. Hasil penelitian menunjukkan keunikan komponen-komponen ritual serta adanya keunikan karakteristik dan kategori konsumen berdasarkan tingkat ritualnya. Kedua dasar analisis tersebut juga menunjukkan karakteristik unik dari kalangan mahasiswa sebagai konsumen produk skincare Korea.

Korean skincare products is now garnering attention and interest among global consumers, including Indonesia. Not only do they introduce various types of product, Korean skincare routine is known to include plenty of steps and products. Applying them to our daily routine is not an easy task, especially for university students that haven't started taking care of their skin that long and not yet have a fixed income. Adapting Korean skincare into their own skincare routine develops a unique consumer ritual compared to the consumers in Korea. This study aims to analyze the consumer ritual on Korean skincare usage among university students using consumer behavior theory and consumer ritual concept. This research use qualitative approach and ethnographic method. Consumer ritual behavior are interpreted based on the ritual components in them. Each consumer is also identified by ritual degree. The research found several uniqueness within the ritual components, also unique characteristics and consumer category from each ritual degree. Both of that analysis also show the unique characteristics of university students as Korean skincare consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Diana
"Penggunaan produk skincare saat ini mulai banyak diminati kaum generasi Z, baik laki-laki maupun Perempuan. Sebagai seorang muslim, penggunaan skincare harus jelas kehalalannya dan keamanannya. Sehingga produk skincare berlabel halal menjadi sebuah solusi untuk para muslim dalam menggunakan produk skincare. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sebuah pengaruh dari literasi halal, ingredients terhadap produk skincare dan kesadaran halal terhadap niat beli produk skincare berlabel halal, studi pada generasi Z di Indonesia. Selain itu, penelitian ini ingin meneliti Tingkat kemampuan literasi halal generasi Z di Indonesia melalui tes soal literasi halal. Penelitian mendapatkan 141 responden, baik laki-laki dan perempuan dari generasi Z (lahir tahun 1997-2012) di Indonesia. Penelitian ini merupakan kuantitatif. Berdasarkan analisis instrument data didapatkan bahwa kuesioner peneltiian ini bersifat valid dan reliabel. Berdasarkan uji asumsi kalsik, penelitian ini bersifat normal, tidak multikolinearitas dan tidak heteroskedastisitas. Hasil analisis data menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan uji hipotesis, bahwa variable X1 (literasi halal), X2 (ingredients) dan X3 (kesadaran halal) generasi z di Indonesia berpengaruh secara simultan terhadap variable Y (niat beli produk skincare berlabel halal) sebesar 51 %, sedangkan 49% dipengaruhi oleh variable lainnya. Secara parsial, variable X2 dan X3 berpengaruh terhadap variable Y. Adapun variable X1 tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Kemudian berdasarkan soal tes literasi halal menunjukan bahwa Tingkat literasi halal generasi z di Indonesia berkategori baik atau tinggi dengan nilai 73,9%. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi terhadap para stakeholder industri halal; Pemerintah, BPJPH, Kemendikbud, Kemenag, Pendidik, Influencer dan lainnya berupa bahan evaluasi dan informasi terkait tingkat literasi halal, pengetahuan ingredients skincare dan kesadaran halal yang dimiliki generasi z di Indonesia dengan meningkatkan edukasi halal dan ingredients skincare yang menjadi titik kritis halal.

The use of skincare products is now becoming increasingly popular with Generation Z, both men and women. However, as a Muslim, the use of skincare must be clearly halal and safe. So that skincare products labeled halal become a solution for Muslims when using skincare products. This research aims to find out the influence of halal literacy, ingredients in skincare products and halal awareness on the intention to purchase skincare products labeled halal, a study on generation Z in Indonesia. Apart from that, this research wants to examine the level of halal literacy abilities of Generation Z in Indonesia through a halal literacy test. The research obtained 141 respondents, both men and women from generation Z (born 1997- 2012) in Indonesia. This research is quantitative. Based on instrument data analysis, it was found that this research questionnaire was valid and reliable. Based on the classical assumption test, this research is normal, not multicollinearity and not heteroscedastic. Results of data analysis using multiple linear regression. Based on hypothesis testing, variables X1 (halal literacy), X2 (ingredients) and other. Partially, variables X2 and X3 influence variable Y. The variable X1 has no partial effect on the variable Y. Then, based on the halal literacy test questions, it shows that the halal literacy level of Generation Z in Indonesia is in the good or high category with a score of 73.9%. The results of this research contribute to halal industry stakeholders; The government, BPJPH, Ministry of Education and Culture, Ministry of Religion, Educators, Influencers and others in the form of evaluation materials and information regarding the level of halal literacy, knowledge of skincare ingredients and halal awareness of generation z in Indonesia by increasing halal education and skincare ingredients which are the critical points for halal."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandita Nur Zahrani
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku konsumsi di kalangan generasi Z melalui live shopping Shopee pada pembelian skincare, saat ini masyarakat melakukan konsumsi barang karena keinginan (desire) alih-alih kebutuhan (needs). Studi-studi terdahulu menemukan bahwa hadirnya Shopee sebagai platform belanja online meningkatkan minat beli konsumen dan terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Studi terdahulu membahas bagaimana konsumen Shopee membeli produk yang sedang tren atau viral, termasuk skincare. Namun, studi-studi terdahulu belum membahas peran live shopping Shopee sebagai media belanja online mendorong perilaku konsumsi barang karena keinginan (desire) alih-alih kebutuhan (needs). Melalui konsep needs vs desire mengenai perilaku konsumsi masyarakat dari Zygmunt Bauman, studi ini berargumen bahwa hadirnya fitur live shopping di e-commerce Shopee mengkondisikan pergeseran pola perilaku konsumsi masyarakat yang sebelumnya untuk memenuhi keinginan, kini berganti menjadi memenuhi hasrat, emosional, bahkan untuk identitas diri. Untuk melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan melakukan pengumpulan data dengan metode in-depth interview terhadap generasi Z dengan rentang usia 19 - 23 tahun. Pengumpulan data juga dilakukan dengan metode observasi digital dan studi literatur. Hasil temuan penelitian ini menyatakan terdapat pergeseran aktivitas konsumsi masyarakat yang sebelumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, kini menjadi untuk memuaskan emosionalnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang terdapat dalam live shopping Shopee yaitu tergiur dengan produk viral, terdapat harga murah, bundling produk, voucher, hingga praktisnya pembayaran, membuat keinginan informan untuk berbelanja meningkat. Masyarakat juga merasa tidak puas dan ingin mencoba produk skincare dengan jenis dan brand yang berbeda. Pembelian skincare dengan fitur live shopping kemudian membuat konsumen merasa seperti melakukan berbelanja langsung ke Offline Store. Hal ini menunjukkan pembelian produk skincare untuk memenuhi keinginan (desire), bukan kebutuhan (needs) dan akhirnya terjerat dalam gaya hidup yang konsumtif.

This research aims to explain consumption behavior among generation Z through live shopping Shopee when purchasing skincare. Currently, people consume goods because they want rather than need. Previous studies have found that the presence of Shopee as an online shopping platform increases consumers' buying interest and makes them trapped in a consumerist lifestyle. Previous studies discussed how Shopee consumers buy products that are trending or viral, including skincare. However, previous studies have not discussed the role of Shopee live shopping as an online shopping medium that encourages goods consumption behavior out of desire rather than need. Using the need vs desire concept regarding people's consumption behavior from Zygmunt Bauman, this study argues that the presence of the live shopping feature in Shopee e-commerce has conditioned a shift in people's consumption behavior patterns which were previously to fulfill desires, now have changed to fulfilling desires, emotions, even for self-identity. To conduct this research, researchers used qualitative research methods and collected data using in-depth interviews with generation Z with an age range of 19 - 23 years. Data collection was also carried out using digital observation methods and literature studies. The findings of this research state that there is a shift in people's consumption activities, which were previously carried out to fulfill their needs, now to satisfy their emotions. This is caused by several factors in Shopee live shopping, namely being tempted by viral products, low prices, product bundling, vouchers, and the convenience of payments, making the informant's desire to shop increase. People also feel dissatisfied and want to try skincare products with different types and brands. Purchasing skincare with the live shopping feature then makes consumers feel like they are shopping directly at an offline store. This shows that purchasing skincare products is to fulfill desires, not needs and ultimately becomes entangled in a consumptive lifestyle."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Ella Stephany
"ABSTRACT
Seiring dengan berkembangnya internet, online consumer review telah memperlihatkan pertumbuhan yang luar biasa dan telah menjadi rekomendasi bagi konsumen yang dapat memicu terbentuknya sikap merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana online consumer review pada platform Female Daily mempengaruhi sikap merek pada skincare Nature Republic. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan melibatkan 100 pengguna platform Female Daily sebagai sampel yang dikumpulkan dengan teknik probabilitas, yaitu simple random sampling. Hasil menunjukkan bahwa online consumer review memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand attitude. Namun untuk analisis regresi sederhana mengindikasikan bahwa source credibility, argument quality, dan perceived quantity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand attitude.

ABSTRACT
Along with the disruption of the internet, online consumer reviews have shown tremendous growth and have become recommendations for consumers that can trigger the emergence of brand attitudes. The objective of this study is to analyze how the online consumer review on the Female Daily platform can effect the brand attitude of the Nature Republic skincare. This study applies a quantitative approach and comprises 100 Female Daily users as samples collected by probability techniques, namely simple random sampling. The results suggest that online consumer reviews has a significant effect towards brand attitude. However, simple regression analysis indicates that source credibility, argument quality, and perceived quantity do not have a significant effect towards brand attitude."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Afifah Susiana
"Makalah non-seminar ini dibuat untuk membatu Ultra Violette menentukan negara yang tepat untuk melakukan ekspansi berikutnya. Ultra Violette adalah perusahaan asal Australia yang didirikan pada tahun 2019 oleh Ava Matthews dan Bec Jefferd yang bergerak dalam bidang skincare, dengan fokus kategori tabir surya. Selain beroperasi di Australia, Ultra Violette juga beroperasi di beberapa negara lain, seperti New Zealand, Hong Kong, dan Inggris. Ultra Violette berambisi untuk menjadi perusahaan skincare global yang aktif memberikan edukasi betapa pentingnya penggunaan tabir surya bagi kesehatan kulit. Oleh karena itu, Ultra Violette mempertimbangkan Amerika Serikat (AS) dan Cina sebagai negara tujuan ekspansi selanjutnya dikarenakan kedua negara tersebut memiliki jumlah populasi penduduk paling banyak di dunia. Penulis menggunakan secondary research methods sebagai sumber data utama dan SWOT and PESTLE analysis sebagai alat bantu pengambilan keputusan. Setelah melakukan perbandingan antara kedua negara, penulis menyarankan Ultra Violette untuk melakukan ekspansi ke Cina. Hal yang mendasari pengambilan keputusan ini adalah adanya restriksi dari Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat, dimana FDA melimitasi bahan baku yang diperbolehkan untuk produksi tabir surya yang layak diperjual belikan di Amerika Serikat. Selain itu, regulasi pajak ekspor di Amerika Serikat juga mempersulit Ultra Violette dalam memasuki pasar dikarenakan prosesnya yang panjang. Berbanding terbalik dengan Cina, Cina membuat perjanjian dengan Australia untuk mempermudah proses ekspor antara kedua negara. Agar lebih mudah memasuki pasar Cina, penulis menyarankan Ultra Violette untuk melakukan integrasi supply chain network dan personifikasi saluran komunikasi pemasaran yang sesuai dengan pasar.

This non-seminar paper was made to help Ultra Violette choose the most suitable country for the next expansion. Ultra Violette is an Australian skincare brand founded in 2019 by Ava Matthews and Bec Jefferd, focusing on the sunscreen category. Apart from operating in Australia, Ultra Violette operates in several other countries, such as New Zealand, Hong Kong, and England. Ultra Violette aims to become a global skincare brand that actively provides education on the importance of sunscreen for skin health. Hence, Ultra Violette considers either the United States (US) or China as the country's next expansion destination because these two countries have the largest populations in the world. The author used secondary research methods as the primary data source and SWOT and PESTLE analysis for the decision-making tools. After comparing the two countries, the author suggested Ultra Violette expand its business to China. The underlying reason for this decision was the restrictions applied by the United States Food and Drug Administration (FDA), where the FDA limits the raw materials allowed for sunscreen production that are appropriate for sale in the United States. Apart from that, the export tax regulations in the US also make it difficult for Ultra Violette to enter the market due to the lengthy process. In contrast to China, China agreed with Australia to simplify the export process between the two countries. To make it easier to enter the Chinese market, the author suggested Ultra Violette integrate supply chain networks and personify marketing communication channels according to the market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mudmainnah Hanim
"Mahasiswa ingin tampil cantik dalam segala hal, salah satu upaya untuk tampil cantik adalah dengan merias diri dengan produk perawatan kulit., tetapi tidak jarang di antara mereka takut dalam menggunakan makeup dan skincare sembarangan karena memang banyak sekali makeup dan skincare di luaran sana yang tidak terjamin akan kehalalan dan standarisasi BPOM. Penelitian ini bertujuan mengetahui makna penggunaan dari skincare dan makeup yang sudah di beri label BPOM dan Halal terhadap identitas diri. Hal ini menjadi penting karena kejaminan pembeli terjamin oleh label-label tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai mahasiswi yang ada di FSI FISIP UI dan mengolah data dengan hasil bahwasaannya label halal dan BPOM sangat penting dalam penggunaan skincare dan makeup.

Students want to look beautiful in everything, one of the efforts to look beautiful is with skin care, but they are often afraid to use makeup and skin care because there are so many makeup and skin care out there that are not guaranteed halal and BPOM standardization. This research was aimed to find out he meaning of using makeup and skincare that have been labeled with BPOM and Halal for self-identity. This is important because buyer's assurance is guaranteed by these labels. This research uses a qualitative approach by interviewing female students at FSI FISIP UI and processing the data with the result that halal labels and BPOM are very important in the use of skincare and makeup."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhey Tyas Ferry
"Studi ini membahas fenomena konsumsi pria dalam membeli produk perawatan kulit wajah, yang mana secara tradisional lebih dekat dan berkembang dalam segmentasi pasar wanita. Tujuan utama nya adalah untuk menemukan variabel yang paling berpengaruh dari tiga dimensi yang diteliti, yaitu faktor personal (kongruitas citra diri, efek penuaan, tampilan fisik yang menarik, kepedulian terhadap kesehatan), sosial budaya (keyakinan sosial, gaya hidup), dan pemasaran (iklan media sosial, dukungan selebriti, situasi pembelian secara daring, nilai harga) terhadap perilaku konsumsi konsumen pria pada produk perawatan kulit wajah. Studi ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei kuesioner yang disebar kepada responden pria berdomisili di wilayah perkotaan dan didapatkan sebanyak 384 responden. Analisis struktural SEM (Structural Equation Modelling) dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa efek penuaan memiliki pengaruh paling kuat, dan sebaliknya, dukungan selebriti memiliki pengaruh paling lemah terhadap sikap konsumen pria pada produk perawatan kulit wajah. Meskipun terdapat anggapan bahwa industri kecantikan umumnya berasosiasi pada pasar wanita, studi penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan alat dan variabel yang tepat, segmentasi pasar yang niche ini ternyata membawa peluang besar untuk kemajuan industri kecantikan di Indonesia.

This study aims to examine the phenomenon of male consumers buying skincare as a product category which traditionally evolve in women market segmentation. The main purpose was to find the most influential variables from three dimensions, namely personal (i.e. self-image congruity, ageing effect, physical attractiveness, healthcare), socio-cultural (i.e. social beliefs, lifestyle), and marketing (i.e. social media advertising, celebrity endorsement, online purchase situation, price value) dimensions on their consumption behavior towards skincare products. It is a descriptive survey research using questionnaires distributed to men living in urban areas and 384 male consumers were collected. SEM (Structural Equation Modeling) was used to test the hypotheses. Results showed that ageing effect has the strongest impact, and on the contrary, celebrity endorsement has the weakest impact on urban male consumer attitude towards skincare products. Despite the common beliefs that the cosmetic industry is associated with women, this paper has proven that by using the right tools and variables, this niche market segmentation brings up huge potential for the beauty industry in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyani Sekarputri
"Karena perawatan kulit atau skincare adalah salah satu kategori terlaris di industri kecantikan, pelaku-pelaku bisnis makin giat bersaing di pasar dengan menghadirkan inovasi terbaru. Namun, bisnis-bisnis baru perlu bekerja lebih keras untuk memasuki pasar tersebut. Dengan menggunakan profil konsumen dan wawancara dengan konsumen dari demografi yang ditargetkan sebagai metode analisis, penelitian ini bertujuan untuk memahami variabel yang perlu dipertimbangkan sebelum memperkenalkan produk baru ke pasar, seperti segmentasi konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen, dan perilaku konsumen serta mengintegrasikannya ke dalam praktik pemasaran melalui rekomendasi berdasarkan analisis profil konsumen dan empat "P" dalam pemasaran.

As skincare is one of the beauty industry’s best-selling categories, businesses are actively trying to compete within the market by coming up with the newest innovations. However, new brands in particular need to spare more effort in order to penetrate into said market. Using consumer profiling and an interview with a consumer from the targeted demographic as methods of analysis, this research aims to understand the variables that need to be taken into consideration before introducing new products into the market such as consumer segmentation, consumer decision making process, and consumer behaviour as well as integrating them into marketing practices through proposed recommendations based on the consumer profile analysis and the four Ps of marketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Kurnia Izzati Cahyasasi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fadila Muhammad
"Pengembangan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral pertama dan terbesar di Indonesia diproyeksikan akan menjadi episentrum baru dari
pergerakan masyarakat di kawasan Jabodetabek. Seiring berkembangnya kawasan Manggarai, kebutuhan masyarakatnya akan turut berkembang
termasuk kebutuhan tersier untuk hobi dan hiburan. Peningkatan minat ini mendorong industri kecantikan untuk terus berinovasi untuk menghadirkan
produk dan pelayanan yang baru. Maka dari itu didirikan Beauty Store & Salon untuk menyalurkan hobi dan kreativitas masyarakat sekitar serta
pengunjung daerah Manggarai.

The development of Manggarai Station to become the first and largest central station in Indonesia is projected to become the new epicenter of
community movement in the Jabodetabek area. As the Manggarai area develops, the needs of its people will also develop, including tertiary
needs for hobbies and entertainment. This increase in interest encourages the beauty industry to continue to innovate to present new products
and services. Therefore, the Beauty Store & Salon was established to channel the hobbies and creativity of the local community and visitors to
the Manggarai area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>