Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Triandi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernaldy Fochen
Abstrak :
Konstruksi di Indonesia dapat mengalami peningkatan pesat apabila metode beton pracetak dapat diterapkan secara luas. Salah satu faktor utama kegagalan dalam konstruksi dengan metode beton pracetak adalah permodelan dan pelaksanaan sambungan antar komponen pracetak yang belum sempurna. Penelitian ini akan menganalisis, mendesain, dan merencanakan metode konstruksi sambungan basah beton pracetak pelat-pelat dan pelat-balok pada struktur Rumah Sakit XYZ. Berdasarkan studi kasus Rumah Sakit XYZ, sambungan pada penyaluran tekan memiliki tipe sambungan tanpa kait, sedangkan sambungan pada penyaluran tarik memiliki variasi tipe berupa sambungan penyaluran tanpa kait, tipe sambungan dengan kait 90°, dan tipe sambungan dengan kait 180°. Metode pengangkatan yang digunakan dalam proses instalasi komponen pelat pracetak adalah pengangkatan dengan 4 titik angkat pada permukaan komponen pelat pracetak. ......Construction in Indonesia could be improved if precast concrete methods were widely applied. One of the main factors of failure in the construction with precast concrete methods is the modeling and implementation of joints between precast components that are not yet perfect. This study will analyze, design, and plan precast concrete construction methods of precast concrete wet connection slab-slab and slab-beam for XYZ Hospital Structure. Based on the case study of XYZ Hospital, the compressive reinforcement has a hookless type of joint reinforcement, while the distribution of tensile reinforcement has a variety of types, namely the non-hooked connection reinforcement type, the 90 degrees hook joint reinforcement type, and the 180 degrees hook joint reinforcement type. The lifting method used in the precast plate component installation process is the 4-point lifting on the surface of the precast plate component.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliadi Halim Wijaya
Abstrak :
ABSTRAK Metode half-slab merupakan penggabungan dua metode yaitu pelat pracetak sebagai dasar dan pelat konvensional sebagai penutup/topping. Skripsi ini membahas mengenai kinerja metode half-slab jika dibandingkan dengan metode konvensional. Shell-layered untuk permodelan pelat dan grid sebesar 10 mm untuk permodelan sambungan antar pelat digunakan untuk menganalisa bangunan empat lantai menggunakan perangkat lunak SAP2000 dan ETABS. Analisa struktur akibat pembebanan gravitasi dan gempa bumi dilakukan dengan meninjau periode getar, reaksi perletakan, gaya geser dasar, lendutan/displacement serta gaya-gaya dalam. Hasil pada pembebanan gravitasi, terjadi diskontinuitas gaya dalam momen pada area sambungan antar pelat dan berkurangnya gaya dalam momen pada pelat. Hasil pada pembebanan gempa bumi, gaya dalam lintang pada balok meningkat.
ABSTRACT Half-slab method is a combination of two methods consisting of precast slab as base and conventional slab as topping. This undergraduate thesis discusses the performance of half-slab method compared with conventional method. Shell- layered for slab modelling and 10 mm grid for joint between slabs modeling is used to analyze four-story building using SAP2000 and ETABS softwares. Analysis of structure subject to gravity dan earthquake loading is carried out by reviewing period of vibration, base reaction, base shear force, displacement and internal forces. The result under gravity loads, internal moment force discontinuity is occurred at the joint between slabs and internal moment force at slabs is reduced. The result under earthquake loads, internal shear force at beams is increased.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1058
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Sari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devin
Abstrak :
Laporan skripsi ini akan membahas mengenai analisa terhadap plat lantai delapan dari suatu gedung X dengan menggunakan pendekatan metode elemen hingga. Analisa yang dilakukan mencakup analisa linear untuk mengecek lendutan jangka pendek dan jangka panjang yang terjadi serta membandingkan luas tulangan desain terhadap luas tulangan existing. Analisa non-linear dilakukan dengan menggunakan layer element yang dimiliki program SAP2000, untuk mengetahui kekuatan dari struktur lantai eksisting. Hasil analisa dari pemodelan dan juga survey di lapangan menunjukkan bahwa pada plat lantai terjadi lendutan yang melebihi syarat dan ketentuan. Selain itu, hasil analisa linear juga menunjukkan bahwa luas tulangan eksisting tidak cukup untuk menahan beban rencana. Meskipun demikian, hasil analisa non-linear membuktikan bahwa kondisi struktur eksisting masih kuat untuk menahan beban rencana. Untuk memulihkan lendutan plat yang telah terjadi, maka dicari solusi yang sesuai yaitu dengan melakukan external post-tension pre-stressing.
The main discussion of this paper is about the analysis of a slab in a "X" building by using finite element method approach. The analysis includes linear analysis, which is done not only to check the immediate and long term deflection of the slab, but also to compare the steel cross section area between the model results and actual structure. By using SAP2000's layer element, non-linear analysis is conducted to find the strength of existing structure. Both site observation and linear analysis show that the deflection of the slab is large and the current steel cross section area of the structure is insufficient. Even so, the existing slab is still capable to withstand the ultimate design load, as proven by the non-linear analysis. Since the main problem of the slab, which is its deflection, have been discovered, then it is mandatory to find the solution for the problem. In this paper, external post-tension prestressing will be utilized to restore the slab deflection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Leviyani
Abstrak :
Di dalam perancangan bangunan tinggi, pondasi biasanya dimodelkan sebagai perletakan jepit. Akibatnya, perbedaan jenis pelat lantai dasar yang digunakan tidak mempengaruhi respons struktur dan gaya geser dasar dianggap bekerja serentak. Padahal, terdapat dua jenis pelat lantai dasar (suspended slab dan slab-on-ground) yang dapat memberi kekakuan yang berbeda pada perletakan bangunan. Ditambah lagi, kekakuan perletakan berperan besar dalam memberi kekakuan pada bangunan tinggi. Dengan demikian, pengaruh pemodelan perletakan terhadap respons seismik struktur perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons bangunan tinggi akibat beban gempa dan menganalisis pengaruh variabel-variabel yang ada (tinggi bangunan, Ly/Lx bangunan, asumsi diafragma lantai tingkat, jenis diafragma lantai dasar, dan pemodelan perletakan) terhadap karakteristik dinamik dan respons struktur dengan analisis spektrum respons menggunakan ETABS berlisensi Laboratorium Struktur UI. Hasilnya, suspended slab memperbesar gaya geser dasar dinding geser. Selain itu, perbedaan jenis diafragma lantai dasar menyebabkan perbedaan distribusi: gaya geser tingkat gedung dan dinding geser, drift antarlantai, gaya tarik cord, serta gaya tekan kolektor. Perbedaan gaya tarik cord tersebut membesar jika Ly/Lx bangunannya membesar. Kemudian, perletakan lentur memperbesar gaya geser dasar gedung, sedangkan perletakan kaku memperbesar gaya geser dasar dinding geser. Selain itu, perbedaan jenis perletakan, khususnya perbedaan kekakuan pegas, menyebabkan perbedaan distribusi: gaya geser tingkat gedung, dinding geser, dan portal, drift antarlantai, gaya tekan kolektor, serta gaya tarik cord. ......In design of high-rise building, foundations are usually modeled as fixed supports. As a result, different type of ground slabs does not affect structure response and base shear is assumed to work together. In fact, there are two types of ground slabs (suspended slab and slab-on-ground) which can give different stiffness to the supports. In addition, supports’ stiffness have a big role in giving stiffness to high-rise building. Therefore, effects of supports modelling to structure’s seismic response need to be investigated. This research aims to analyze high-rise building’s response due to seismic load and analyze effects of variables (building’s height, Ly/Lx of building, assumption of story diaphragm, types of ground slabs, and supports modelling) on structure’s dynamic characteristic and response using response spectrum analysis by ETABS with a license belonging to Universitas Indonesia Laboratory of Structure. The result is that suspended slabs increase shearwalls’ base shear. Furthermore, different type of ground slabs cause differences of distribution of: building and shearwalls’ story shear, story drift, cords’ tension force, and collectors’ compression force. The differences of distribution of cords’ tension force will increase if Ly/Lx of building increase. Then, flexible supports increase building’s base shear whreas rigid supports increase shearwalls’ base shear. Furthermore, different type of supports, especially different stiffness of springs, cause differences of distribution of: building, shearwalls, and frames’ story shear, story drift, cords’ tension force, and collectors’ compression force.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Dzulfikar
Abstrak :
Struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi di Indonesia masih jarang digunakan karena lemah terhadap geser pada sambungan kolom-slab. Dengan demikian dalam melakukan perencanaan struktur flat plate pada wilayah gempa tinggi harus dikombinasikan dengan sistem struktur penahan beban lateral yaitu kombinansi dinding geser struktural khusus dan perimeter frame SRPMK. Struktur flat plate hanya didesain sebagai struktur penahan beban gravitasi. Hubugan kolom-slab harus memiliki kapasitas untuk mampu mengikuti deformasi yang telah diperbesar oleh faktor defleksi Cd akibat beban gempa. Proporsi dimensi kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Semakin kecil dimensi kolom maka semakin kecil gaya lateral yang diterima oleh kolom tersebut. Pada wilayah gempa menengah struktur flat plate dapat digunakan sebagai bagian dari sistem penahan beban lateral. Dalam perencanaan ini struktur flat plate dimodelkan sebagai equivalent slab-beam yang merupakan bagian sistem rangka pemikul momen menengah. Sistem penahan beban lateral pada perencanaan pada wilayah gempa menengah merupakan kombinasi dari dinding geser struktural khusus, perimeter frame SRPMM dan slab-column frame SRMM . Dari hasil analisa didapatkan bahwa jika perencanaan mengikuti kaidah perencanaan tersebut maka flat plate dapat digunakan pada wilayah gempa tinggi dan menengah dan struktur masih bersifat daktail. ...... Flat plate structure for high seismic risk region in Indonesia is not commonly used because it has high risk on shear failure on the slab column connection. Therefore the building design in high seismic risk region should be combined with lateral resisting system, a dual system combining shearwall and perimeter frame SMRF . Flat plate structure is only designed as gravity resisting system. Slab column connection should have capacity to follow the bigger deformation by deflection factor Cd caused by lateral force. The proportion of the interior column dimension would determine the amount of lateral force received. The smaller the column dimension, the smaller the lateral force accepted by the column itself. In an region with medium seismic risk, flat plate structure can be used as component to resist lateral force. In this kind of design, flat plate is modeled as equivalent slab beam which also a part of slab column moment frames. Lateral resisting system component in the medium seismic risk region is a combination of shear wall and slab column moment frames IMRF . From this design, the writer found that if the design follow the guidelines plan, the flat plate can be used both in high seismic risk region and medium seismic risk region and structure is still ductile.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Bintang Partogi
Abstrak :
Kemajuan teknologi dan kebutuhan akan konstruksi yang memenuhi syarat cost, time, dan quality membuat manusia merekayasa bangunan ke tipe flat slab. Flat-slab merupakan suatu konstruksi pelat yang hanya menggunakan kolom sebagai media transfer beban ke pondasi, sehingga menghasilkan pelat yang datar tanpa kehadiran balok. Tanpa adanya balok, struktur akan menerima gaya dalam yang lebih tinggi. Hal ini membuat ketebalan pelat dan volume tulangan akan menjadi lebih besar. Selain itu, gaya geser pons yang terjadi di pertemuan kolom dan pelat akan semakin meningkat, sehingga diperlukan penebalan pelat berupa drop panel. Dengan adanya peningkatan-peningkatan gaya dalam tersebut, penulis akan memperhitungkan beberapa parameter kekuatan, yakni: kapasitas geser pelat momen lentur momen tak seimbang serta defleksi menggunakan ETABS 2016 dan SNI untuk memodelkan perbandingan flat slab dan beam slab khususnya pada bangunan tingkat rendah, seperti proyek showroom di Cikarang. Dari segi nilai ekonomis, perbandingan dilakukan pada harga pengadaan material beton, tulangan, serta pekerjaan bekisting kayu. Setelah melakukan permodelan dan perhitungan analisis, penulis menyimpulkan bahwa struktur flat-slab usulan dapat memenuhi standar SNI untuk dibangun di daerah tersebut dan akan menghemat hingga 8,5% dari biaya total.
Technological advances and the need for cost-effective, time, and quality construction make people engineered buildings into flat slab types. Flat-slab is a plate construction that only uses the column as media to transfer load to the foundation, resulting a flat plate without the presence of the beam. Without the beam existence, the structure will receive a higher internal forces. This will make the thickness and reinforcement volume increase. In addition, the punching shear that occurs in the column and plate intersection will increase as well, hence it needs plate thickening called drop panel. With these internal forces increases, author will calculate a few structural strength parameter, namely: shear capacity; bending moment; unbalanced moment and deflection using ETABS 2016 and SNI standards to modelize comparison of flat slab and beam slab especially in low rise buildings, such as showroom project at Cikarang. In terms of economic value, the comparison is done on the concrete and reinforcement procurement and formwork. After finishing the model and do the structural analysis, author may conclude that the proposed flat-slab structure meet the SNI requirements and will reduce the total cost up to 8,5%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cysca madona
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Ariyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Jawa bagian tengah merupakan salah satu bagian dari Busur Sunda yang mempunyai zona subduksi yang sangat aktif. Aktivitas tumbukan lempeng telah membangkitkan beberapa bencana alam, seperti: gempabumi, tsunami dan gunung meletus yang banyak menelan korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk: 1 mengetahui struktur kerak bumi Jawa bagian tengah, dilihat dari: ketebalan kerak, rasio Vp/Vs dan model kecepatan gelombang S, serta 2 mengidentifikasi keberadaan zona kecepatan rendah dan slab subduksi. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis fungsi penerima dari data teleseismik yang terekam pada 10 sensor broadband 3 komponen dari jaringan seismograf BMKG Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dan 64 sensor short period 3 komponen dari jaringan MERAMEX MERapi AMphibious EXperiment terpilih di Jawa bagian tengah. Model kecepatan gelombang S dan rasio Vp/Vs di bawah stasiun didapatkan dengan melakukan inversi fungsi penerima menggunakan metode non-linear Algoritma Neighbourhood NA . Model kecepatan lokal hasil NA dari penelitian ini digunakan untuk memigrasikan amplitudo fungsi penerima ke kedalaman. Ketebalan kerak bumi di Jawa bagian tengah bervariasi dari 19 km hingga 60 km dan relatif lebih tebal di bawah busur pegunungan sebagai kompensasi massa dari isostasi. Zona kecepatan rendah dapat diidentifikasi pada kedalaman 10-25 km di bagian Selatan Jawa bagian Tengah berkaitan dengan aktivitas geotermal dari gunung api aktif Merapi-Lawu Merapi Lawu Anomaly . Zona kecepatan rendah juga terdapat pada kedalaman lebih dari 100 km dan berkaitan dengan lelehan parsial yang naik dari slab subduksi dan bermigrasi mengisi kantong magma gunung api di Jawa Tengah. Keberadaan Slab Subduksi Indo-Australia dengan cukup baik dapat digambarkan dari fase konversi Ps beberapa stasiun seismik. Kedalaman slab sekitar 100-120 km di Selatan Jawa Tengah dan menukik cukup tajam di bagian Tengah hingga ke agak Utara pada kedalaman 200-220 km. Terdapat ketidakmenerusan slab di Utara Jawa tengah kemungkinan berasosiasi dengan adanya lubang pada slab yang didukung beberapa penelitian sebelumnya. Keberadaan Fragmen Benua Gondwana yang memberikan fase konversi Ps kuat di bawah Moho berada pada kedalaman 40-50 km dan mengobduksi kerak yang berada di bawah batuan dasar Zona Pegunungan Selatan Jawa mengakibatkan kompresi dan lipatan pada zona ini.
ABSTRACT
Central Java as a part of the Sunda Arc has a very active subduction zone. Plate collision activity has generated several natural disasters, such as earthquakes, tsunamis and volcano eruptions caused many casualties. This study aims to 1 to know the characteristic of crustal structure in Central Java crustal thickness, Vp Vs ratio and S wave velocity models, and 2 to identify the presence of low velocity zones and subduction slabs. The method was using receiver function analysis of teleseismic data recorded on 10 broadband three component seismometers from BMKG network Meteorology, Climatology and Geophysics Agency and 64 selected short period three component seismometers from MERAMEX MERapi AMphibious EXperiment network at Central Java. The inversion was performed using non linear Neighborhood Algorithm NA . The local velocity model of NA was used to migrate the amplitude of the receiver function to depth. The thickness of the earth rsquo s crust in Central Java is between 19 to 60 km and relatively thicker under the volcanic arc as the mass compensation of isostation. The low velocity zone can be identified at depth 10 to 25 km in the Southern part of Central Java that is related to the geothermal activity of Mt. Merapi Lawu Merapi Lawu Anomaly . The low velocity zone also exist at depth over 100 km and is associated with partial melting of subduction slab. The presence of Indo Australian subduction slab can be observed from the Ps conversion phase of several station. The depth of the top slab is at depth of about 100 to 120 km in the South of Central Java and steeper to the North at depth of about 200 to 220 km. There is a gap of slab in northern Central Java which associated with tearing of slab supported by previous studies. While the presence of Gondwana Continental Fragment is at depth of about 40 to 50 km in the Southern Mountain of Java resulted in compression and folding in this zone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T51084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>