Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Cahyo Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menguji apakah ketertarikan anggota crowd kepada prototypical ingroup members akan berbanding lurus dengan derajat prototypicality yang mereka miliki. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan ketertarikan anggota crowd tersebut pada dua situasi, yaitu situasi yang novel dan familiar. Sebanyak 114 mahasiswa angkatan 2009 dan 2008 Fakultas Psikologi UNIKA Atma Jaya mengikuti kegiatan eksperimen yang dilaksanakan untuk menguji kedua pernyataan di atas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak anggota crowd yang tertarik pada prototypical ingroup members yang paling prototypical dibanding prototypical ingroup members yang kurang prototypical. Selain itu, gejala ini hanya terlihat saat crowd menghadapi situasi novel. Sementara itu dalam situasi yang familiar, gejala ini tidak terlihat. Hasil lainnya menunjukkan bahwa gejala tersebut hanya muncul jika para prototypical ingroup nmembers memiliki diskrepansi derajat prototypicality yang jauh berbeda. Pengembangan teoretis selanjutnya disarankan meneliti tentang perilaku crowd ini dalam konteks kategorisasi sosial yang lain. Selain itu, penelitian serupa bisa diulang dengan desain field experiment atau naturalistic observation guna meningkatkan validitas eksternal dan manfaat aplikatif data penelitian.
2010
T38330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sundjaya
Abstrak :
Tesis ini adalah hasil penelitian antropologis tentang proses pembentukan identitas sosial oleh orang Bajo dalam program konservasi alam. Studi dilakukan terhadap kasus pelaksanaan kegiatan pengembangan Daerah Perlindungan Laut (DPL) oleh sebuah LSM dan orang-orang Bajo di Kepulauan Togean. Penelitian ini menunjukkan bahwa konservasi alam telah digunakan beberapa orang Bajo untuk membentuk identitas sosial mereka yang membedakannya dari "perusak terumbu karang". Tesis ini memahami proses pembentukan identitas sosial bersifat kontinyu, tidak permanen, dan kontekstual. Identitas di(re)produksi lewat proses sosial di mana "artikulasi" dan "pemosisian" guna membangun batas-batas antara "perusak karang" dan "konservasionis" dalam berbagai konteks interaksi sosial.
This thesis is from anthropological research on social identity construction process by the Bajonese people engaging in nature conservation project. The study based on case of implementation of Community-based Marine Protected Area project by an NGO and a group of Bajonese people in Togean Islands. The study concludes that nature conservation project have been used by some of Bajonese people to articulate their new social identity distinguishing them from being labelled as the "coral reef destroyers". This thesis comprehends construction of social identity is contingent, not permanent, and contextual. Identity is (re)produced by social process where the "articulation" as well as "positioning" occure in making of social boundary between "coral reef destroyer" and "conservationist" in various context of social interaction.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T25097
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Sudrajat
Abstrak :
This descriptive-qualitative research looked at the toponym of Battangan village which is located under Sumenep Regency, Madura. The data were drawn from library research and interviews. The data were analysed using hermeneutic approach. The research result shows that the story about the origin of Batangan village reveals three identities of the local society which cannot be separated from the Madurese culture. The three identities are Islamic spirit, moral, and the characteristics of the local society.
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2018
400 JANTRA 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Ussalman Huda
Abstrak :
ABSTRACT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara aspek social identity dan komitmen pemeriksa pajak terhadap hasil pemeriksaan pajak. Responden adalah pemeriksa pajak di lingkungan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar yang meliputi KPP Wajib Pajak Besar Satu, KPP Wajib Pajak Besar Dua, KPP Wajib Pajak Besar Tiga dan KPP Wajib Pajak Besar Empat. Aspek social identity yang dilakukan pengukuran hanya dibatasi pada aspek nasionalisme, religiusitas dan pendidikan. Sementara itu komitmen digunakan sebagai variable intervening untuk mengukur kualitas hasil pemeriksaan. Untuk menyederhanakan penelitian, kualitas hasil pemeriksaan juga dibatasi sebatas pada jumlah realisasi Surat Ketetapan Pajak yang dibayar. Hasil penelitian menyatakan bahwa aspek social identity memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen. Penelitian juga memberikan informasi bahwa jika dilihat secara parsial, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nasionalisme dan religiusitas terhadap hasil pemeriksaan, tetapi jika dilihat secara simultan, ketiga aspek social identity ini memengaruhi hasil pemeriksaaan secara signifikan melalui komitmen sebagai variabel intervening.
ABSTRACT
This study aims to determine effect between social identity aspects and commitment tax auditor toward tax examination. Tests using a sample of respondents on the tax auditor in Large Taxpayers Regional Office, Directorate General of Taxes include LTO One, LTO Two, LTO Three and LTO Four. Measurement of social identity aspect are limited on aspects of nationalism, religiousity and education. Meanwhile aspect of commitment is used as an intervening variable in measuring the quality of the examination results. To simplify the study, quality of examination results is also limited extent on the number of Tax Assessment Letter paid ones. The results of this study provide information that social identity aspects has a significant influence on commitment. The study also provides information that nasionalism and religiousity didn rsquo t give significant effect to examination result, if viewed partially. But simultaneously, these three aspects of social identitity significantly affect the examination results through a commitment as an intervening variable.
2017
S66010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grammy Lusiana
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk memahami apakah identifikasi organisasi dapat memprediksi terjadinya alienasi kerja. Sejauh mana seseorang mengidentifikasi dirinya sendiri dengan tempat kerjanya tercermin dalam perilaku yang ditunjukkan, didukung oleh social identity theory. Partisipan merupakan Gen Z yang sedang bekerja dengan durasi minimal 6 bulan (N=315). Data dianalisis menggunakan teknik analisis regresi sederhana dengan SPSS for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi dapat memprediksi alienasi kerja secara positif dan signifikan, namun dengan daya prediksi yang tidak terlalu kuat. Penelitian dapat menjadi landasan bagi perusahaan untuk membuat keputusan strategis bagi pekerja dan referensi bagi Gen Z yang merupakan pekerja untuk memaknai pekerjaannya. ......The study aims to understand whether organizational identification can predict the occurrence of work alienation. The extent to which individuals identify themselves with their workplace is reflected in the behaviors exhibited, supported by social identity theory. The participants are Gen Z individuals who have been working for a minimum of 6 months (N=315). The data were analyzed using simple linear regression analysis techniques with SPSS for Windows. The research findings indicate that identification can positively and significantly predict work alienation, albeit with a moderate predictive power. Research can serve as a foundation for companies to make strategic decisions for their employees and as a reference for Generation Z, who are workers, to give meaning to their work.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldy Marzio
Abstrak :
Penulisan ini menjelaskan fenomena Islamophobia di Eropa yang disebabkan oleh aksi terorisme yang mengatasnamakan agama Islam. Dalam penulisan ini, penulis mengumpulkan data sekunder dan melakukan analisis dengan menggunakan pemikiran Erving Goffman mengenai Stigma and Social Identity. Dengan dilandasi oleh pemikiran Goffman tersebut, penulis menganalisis bahwa aksi terorisme yang mengatasnamakan agama Islam telah melahirkan stigma agama Islam, yakni Islam menjadi sebuah atribut yang memiliki efek mendiskreditkan kepada para Muslim. Stigma agama Islam inilah yang kemudian mengarah pada berkembangnya Islamophobia di Eropa yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif kepada banyak warga Muslim, khususnya yang teridentifikasi secara kasat mata sebagai penganut agama Islam.
This study explains the Islamophobia phenomenon in Europe that is caused by the acts of terrorism in the name of Islam. In this study, the author collected secondary data and did an analysis by using Erving Goffman?s thought of Stigma and Social Identity. Based on Goffman?s thought, the author analyzed that the acts of terrorism in the name of Islam has produced the stigma of Islam, which is Islam become an attribute that have discrediting effect to Muslims. This stigma of Islam leads to the development of Islamophobia in Europe that may cause various negative impacts on many Muslim citizens, especially for them who are visibly identified as adherents of Islam.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifah Firyal
Abstrak :

ABSTRACT
Through movies, we usually reflect our society based on narrative in film and several movies portraying on women define their femininity. This study examine the portrayal of feminine identity in movies Muriels Wedding and The Dressmaker in order to find how the females characters defined their femininity in those films. Using textual analysis, this research focus on the narrative of the movie and the portrayal of femininity, with the help of social identity theory, this studies also seeing on how femininity that related with self-concept within social group. This research found that both movies shown different aspect in defining their femininity which is one defines with how they dress and the other with marriage. Having different background story and the condition of the society, both movies presenting femininity that influenced by the society. ABSTRAK
Film merupakan gambaran terhadap relalitas yang terjadi di kehidupan sehar-hari. Beberapa film meggambarkan bagaimana identitas feminine yang ada di dalam diri mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran identitas gender feminine didalam film Muriels Wedding dan The Dressmaker dan untuk mengetahui bagaimana karakter-karakter perempuan dalam film tersebut mendefinisikan identitas perempuan mereka. Menggunakan metode textual analysis, penelitian ini memfokuskan terhadap jalan cerita dan penggambaran yang ada di dalam film mengenai identitas feminin, dibantu dengan teori identitas sosial dalam masyarakat untuk mengetahui bagaimana penggambaran identitas gender feminin yang berhubungan dengan konsep diri yang dibuat dalam suatu kelompok sosial orang itu berada, Penelitian ini menemukan bahwa identitas gender feminin yang berada dalam dua film tersebut mendefinisikan identitas feminin mereka dengan hal yang berbeda yaitu dengan bagaimana mereka perpakaian dan melalui pernikahan. Dengan latar belakang yang berbeda dan keadaan masyarakat yang berbeda, kedua film tersebut mendiskripsikan identitas feminin yang terpengaruh oleh masyarakat sekitar.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This research is aimed to know the social prejudice and social identity factors of aggresive behavior in the sosal conflict between the people of Bearland and palmeriam,East Jakarta
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alivia Shahihan Mayora
Abstrak :
Kpop merupakan suatu ekosistem dengan budaya yang kuat, salah satunya adalah budaya menggemari idola Kpop melalui kelompok penggemar/fandom. Remaja yang memiliki social identity sebagai anggota fandom Kpop cenderung menunjukkan berbagai perilaku untuk mendapatkan informasi tentang idolanya. Ketika remaja terobsesi dengan idolanya hingga menunjukkan perilaku yang berlebihan, maka terdapat indikasi bahwa hal ini mengarahkan pada celebrity worship yang dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-experimental korelasional untuk mengetahui apakah social identity memiliki hubungan yang positif dengan celebrity worship. Social Identity Scale (SIS) dan Celebrity Attitude Scale (CAS) diuji kepada 148 remaja berusia 12-18 tahun (M = 16,57, SD = 1,462) yang tergabung dalam fandom Kpop. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa social identity memiliki hubungan positif yang kuat dan signifikan dengan celebrity worship pada remaja dalam fandom Kpop (r(148) = 0,633, p < 0,001, r² = 0,400689). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja dengan tingkat social identity yang tinggi cenderung memiliki tingkat celebrity worship yang tinggi, dan sebaliknya. Maka, semakin remaja memiliki identifikasi yang kuat dengan fandom Kpop-nya, maka semakin tinggi risiko munculnya perilaku celebrity worship. ......Kpop, through its sprawling fandoms (fan kingdoms) that idolize Kpop idols, is undeniably an ecosystem with a strong culture. Adolescents who obtain social identity as members of Kpop fandom tend to show various behaviors to seek information concerning their idols. If adolescents become obsessed with their idols to the point of excessive behavior, it could indicate a symptom of celebrity worship, which can have both positive and negative effects on adolescents. This study, utilizing a non-experimental correlational research design, tries to determine whether social identity positively correlates with celebrity worship. The Social Identity Scale (SIS) and the Celebrity Attitude Scale (CAS) were administered to 148 adolescents between the ages of 12 and 18 (M = 16.57, SD = 1.462), each a member of Kpop fandoms. The Pearson correlation showed a strong positive and significant correlation between social identity and celebrity worship among adolescents in the Kpop fandom with a result of (r(148) = 0.633, p < 0.001, r² = 0.400689). This result suggests that adolescents with higher levels of social identity tend to have higher celebrity worship levels, and vice versa. Thus, the stronger adolescents identify with their Kpop fandom, the higher their risk of engaging in celebrity worship behaviors.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sona Pribady
Abstrak :
Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat pengaruh identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial, terutama yang mengarah pada diri individu, dalam pengambilan keputusan pada kondisi dilema sosial melalui permainan prisoner`s dilemma. Berdasarkan penjelasan pada teori identitas sosial dan teori mengenai ancaman terhadap identitas sosial, penulis menduga bahwa tingkat identifikasi dan kehadiran ancaman identitas sosial yang mengarah pada diri individu akan mempengaruhi pengambilan keputusan partisipan ketika dihadapkan pada kondisi dilema sosial, yaitu apakah partisipan akan lebih kooperatif atau non-kooperatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan desain within-subject 2 (Identifikasi: Tinggi vs rendah) X 3 (Ancaman terhadap identitas sosial: prototypical vs kategorisasi vs kontrol). Hasil analisis dari penelitian yang dilakukan tidak menunjukan dukungan terhadap dugaan tersebut χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. Dengan demikian, tidak ada pengaruh yang signifikan dari tingkat identifikasi dan ancaman terhadap identitas sosial pada pengambilan keputusan dalam kondisi dilema sosial.
Within this research, author wanted to study about identification level and social identity threat, especially which is directed on individual self, on decision making in social dilema condition through prisoner`s dilema game. Based on social identity theory and social identity threat theory, author predicted that identification level and social identity threat which is directed on individual self will influence decision making process on participant when they were being on social dilemma condition, whether they will be more cooperative or noncooperative. This research used experimental method, within subject design 2 (Identification: High vs low) X 3 (Social identity threat: prototypical vs categorization vs control). Our results of analysis from this research showed that there were no supportive finding to our hypotheses χ (1, N = 165) = 1.610, p > 0.05. This finding concludes that there is no significant effect from identification level and social identity threat on decision making process in social dilemma condition.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43884
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>