Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thermstern, Stephen
Cambridge, Harvard University Press
301.36 THE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rohani Budi Prihatin
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui gerak sosial dalam struktur vertikal yang dialami oleh anggota DPR Fraksi Reformasi, yang merupakan dinamika mobilitas sosial dan stratifikasi sosial. Gerak sosial tcrsebut bisa terlihat dari sisi anggota DPR itu sendiri dengan cara melihat pergerakan karis mereka dan juga bisa terlihat dengan memperbandingkan status responden sekarang dengan sosial ayahnya. Dengan demikian akan tergambar terjadinya mobilitas sosial dari satu strata ke strata yang lain dalam masyarakat sehingga nantinya dapat diketahui proporsi anak dan ayahnya berasal dari strate yang lebih rendah ke strata yang lebih tinggi.
Penelitian mengenai mobilitas vertikal ini juga ingin mengetahui pengaruh latar belakang keluarga dalam hal ini status dan posisi sosial pekerjaan orang tua (ayah), terhadap pencapaian status sosial responden. Untuk terjadinya pencapaian status sosial tersebut variabel tingkat pendidikan, latar belakang status sosial orang tua dan lamanya berorganisasi dianggap mempunyai peran yang sangat penting terhadap terjadinya mobilitas sosial anggota DPR.
Penelitian ini didasarkan pada kerangka pemikiran Teori Mobilitas Sosial dan Teori Stratifikasi Sosial. Dengan obhjek penelitiannya adalah anggota DPR Fraksi Reformasi. Penelitian ini cenderung bersifat kualitatif yang pada prakteknya didukung kuat oleh data-data survey dan data lainnya dengan jumlah responden sebanyak 42 orang (populasi). Data lapangan didapat dengan cara penyebaran kuisioner dengan ditambah wawancara singkat pada waktu pengisian kuisioner oleh responden.
Dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa anggota DPR Fraksi Reformasi mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan prosentase tingkat pendidikan merka yang rata-rata setingkat Diploma dan SI ke atas (97.6 %). Sementara dari sisi latar belakang status sosial ekonomi orang tua ternyata anggota DPR dari fraksi Reformasi datangg dari kelas sosia atau strate menengah-bawah (83 %), dan menengah-atas (I7 %). Sedangkan dari sisi lamanya dan pengalaman organisasi, rata-rata anggota FrakSi Reformasi menghabiskan waktu sekitar 20 tahun ke atas (63.4 %). Sementara untuk mengetahui pengaruh masing-masing varialbel dilakukam uji statistik regresi dan uji beda t studen dengan menggunakan program SPSS l0.0l.
Dengan demikian, kesimpulan dari studi ini adalah bahwa terdapat bukti yang kuat telah terjadi mobilitas sosial anggota Fraksi Reformusi, baik dari sisi intragenerasional dan intrrgenerasional. Faktor-faktor yang menyebabkan mobilitas mereka tersebut lebih didasarkam pada achievement, dan bukan ascription."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Islamic boarding school is an educational institution which is unique and also dynamics. Unique, since Islamic boarding school is still able to survive among a rapidly changing environment. Islamic boarding school's response towards such changes is made through adaptation, accommodation and adoption in a smart and wise manner. Islamic boarding school does not lose its-own identity as a tafaqquh fiddin institution. This paper attempts to make a critical review on various studies and papers on Islamic boarding school in relation to social mobility. Review is also conducted on the level of concept which underlies the discourse and theorical frame above which it is built various explanations and condusions on Islamic boarding school phenomenon, specially those related to its mobility in social political arena."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Barwick, Christine
Burlington, Vt.: Ashgate, 2016
305.513 BAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Yudo Prakoso
"ABSTRAK
Artikel ini mengkaji tentang bagaimana karyawan melakukan mobilitas sosial ke atas di perusahaan perbankan X. Studi-studi sebelumnya memperlihatkan bahwa seseorang melakukan mobilitas sosial ke atas melalui cara pendidikan formal, jaringan sosial, latar belakang keluarga, lamanya berorganisasi, dan status sosial orang tua. Argumentasi dalam tulisan ini bahwa selain cara-cara tersebut terdapat cara lain yaitu mutasi dan pelatihan sebagai alat mobilitas sosial ke atas. Artikel ini dilakukan pada karyawan di perusahaan perbankan X karena tingkat kompetisi yang cukup ketat untuk menjadi manager dan eksekutif. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan kriteria informan pernah mengikuti pelatihan, serta dimutasi oleh perusahaan dan mengalami peningkatan tingkat jabatan. Studi ini akan mencari informasi tambahan mengenai aktor yang memutasi guna triangulasi data.

ABSTRACT
This article discuss about how employees perform upward social mobility in X banking companies . The Previous studies discuss formal education, social networking, family background, ever organise, and social status of parents as a tools of social mobility. Argument in this article beside those factors there are another tools that mutation and training as a tools of social mobility. This article was conducted on employees at X banking companies because the level of competition that is tight enough to become manager and executive. This article uses a qualitative method with the criteria of informants who have atended in training, as well as mutated by the company and already has a social mobility increase the job level . This study will seek for additional information about the actors who did mutation in X banking companies to triangulation data."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mardi Susanto
"ABSTRAK
Sebagaimana dengan masyarakat luas yang memiliki stratifikasi sosial di dalamnya, masyarakat narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan tentu juga memiliki stratifikasi sosial di dalamnya. Berangkat dari asumsi tersebut, tesis ini mencoba untuk menggali keberadaan stratifikasi sosial narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.
Dalam penelitian tentang stratifikasi sosial narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, teori yang dipergunakan sebagai panduan dalam rangka menjawab permasalahan stratifikasi sosial di lembaga pemasyarakatan adalah teori stratifikasi sosial yang dikemukakan oleh Max Weber, Gerhard E. Lenski dan C. Wright Mills yang menyatakan bahwa ada tiga dimensi stratifikasi sosial di Masyarakat yaitu dimensi kekuasaan, previlese dan prestise.
Dengan pendekatan kualitatif diskriptif, penelitian ini berhasil menemukan suatu fakta empiris bahwa pada masyarakat narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang terdapat 4 (empat) dimensi stratifikasi sosial yaitu 1) Kekuasaan, 2) Prestise, 3) Previlese dan 4) kekerasan. Dari studi ini juga ditemukan bahwa dimensi previlese memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap ketiga dimensi lainnya.

ABSTRACT
As with wide society owning social stratification in it, socialize convict [in] institute of pemasyarakatan of course also own social stratification in it. leaving dar of the assumption, this thesis try to dig existence of social stratification of convict in Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang.
In research about social stratification in Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang, theory which is used as by guidance in order to replying problems of social stratification in lembaga pemasyarakatan is]theory of stratification of social proposed by Max Weber, Gerhard E. Lenski and C. Wright Mills expressing that there is three dimension of social stratification in society that is paintbrush dimension, previlese and presstige.
With approach qualitative diskriptif, this research succeed to find a[n empirical fact that [at] society of convict in I Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang of there are 4 ( empat) dimension of social stratification that is 1) power 2) presstige 3) Previlese And 4) hardness. From this study is also found by that dimension of previlese own very dominant influence to third the other dimension.
"
2007
T20491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Cahyawiguna
"Untuk meningkatkan derajat hidup, atau dalam istilahnya "naik kelas", banyak sekali masyarakat yang melakukan migrasi dari desa ke kota. Namun terkadang para migran tersebut tidak berpikir bahwa untuk ?naik kelas? dibutuhkan pendidikan dan keterampilan yang cukup sehingga pendidikan dan keterampilan juga merupakan sebuah hal yang penting untuk mengarungi kehidupan di kota. Pertanyaan yang muncul pada artikel ini terkait dengan mobilitas sosial vertikal naik yang terjadi pada migran adalah apakah migrasi ini efektif untuk menaikkan kelas sosial bagi para migran? Penulis memilih Bojonggede, Kabupaten Bogor karena penulis melihat gejala stagnasi kelas sosial di situ dan daerah tersebut hampir seluruh warganya, bahkan seluruh warganya merupakan penduduk pendatang, bukan penduduk asli. Penulis memiliki pandangan ataupun argumen sendiri bahwa tidak semua penduduk pendatang mengalami mobilitas vertikal atau berada di kelas sosial yang sama dengan kelas sosial ketika migran tersebut masih berada di daerah asal. Kebaruan dari tulisan ini adalah penelitian-penelitian sebelumnya hanya melihat pendapatan atau ekonomi sebagai faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial seseorang, padahal jika dilihat dengan kacamata Sosiologi, pendidikan dan pekerjaan menjadi penting untuk dilihat sebagai faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan mobilitas sosial. Penulis akan menggunakan metode kualitatif untuk melihat berbagai proses dan antara beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial migran
To increase standard of life, or to put it in other word, to ?upgrade?, there had been many rural dwellers who migrated from rural to urban areas. But on the other side, the migrants did not realize that to ?upgrade?, they need to acquire good skill set and education, as those are important to help one survive in urban areas. The question that arises in this article related to social mobility vertical raise in migrants is whether the migration was effective to raise the migrants? social class? The author selected Bojonggede, district of Bogor, because The author saw the symptoms of stagnation social class in there and of the people, which consists entirely by migrants. The author has a personal idea or argument that not all of the migrants experienced vertical social mobility, therefore there are still in the same level of their parents or on the same level of their own selves prior to the migration. The novelty of this paper is previous researches viewed exclusively on income or economic condition as the main factors that affected one?s social mobility, where in fact, in sociological view, education and occupation is important to be included in the equation. The author will use qualitative methods to observe various processes, and connection among many factors that influences the social mobility of the migrants."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Wahyuningtyas
" ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai hal ndash; hal yang berpengaruh dalam upaya mobilitas sosial pada kelompok imigran internasional asal Cina di Indonesia. Teori migrasi menyebutkan bahwa perpindahan penduduk terjadi dari negara maju ke negara berkembang. Tapi, berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menemukan bahwa imigran internasional di Indonesia berpindah dari negara maju ke negara berkembang. Dengan pendekatan kuantitatif dan teknik purposive sampling terhadap lima puluh orang imigran internasional asal Cina penelitian ini menguji dua variabel yang dianggap berpengaruh, yaitu tingkat pendidikan dan identitas etnis. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat pendidikan dan identitas etnis terhadap mobilitas sosial. Tetapi, hasil penelitian menggiring pada temuan baru yang menjadi kunci mobilitas sosial imigran internasional, yaitu relasi, peluang sektor informal, dan etos kerja.
ABSTRACT This article discusses about correlating factors on social mobility of Chinese Mainland Immigrants in Indonesia. migration theory states that the movement happened form developing to developed countries. But, in contrast to previous studies, this study found that international migrants in Indonesia moved form developed to developing countries. With the quantitative approach and purposive sampling techniques to fifty international immigrants of Chinese mainland this study tested the two variabels that are considered influential, level of education and ethnic identity. This study found that there is a negative relationship between level of education and ethnic identity on social mobility. However, research results leads to new findings are the key to social mobility of immigrants, namely chances of informal sector, economic relation, and work ethic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Wicaksono
"ABSTRAK
Thesis ini membahas tentang pilihan pendidikan bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama di Indonesia. Penelitian ini akan menguji hubungan kemampuan akademik, pendidikan orang tua, ketersediaan sarana pendidikan, dan jenis sekolah menengah atas yang dipilih setelah menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama. Pilihan jenis sekolah menengah atas dibagi menjadi sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, dan madrasah aliyah. Selanjutnya penelitian ini juga akan meneliti pilihan pendidikan lulusan sekolah menengah atas setelah. Penelitian ini dimotivasi oleh rencana pengembangan pendidikan kejuruan oleh Kementerian Pendidikan. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey IFLS tahun 2007 dan 2014 serta Potensi Desa PODES tahun 2002, 2005, dan 2008 sebagai data pendukung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga metode yaitu, Multinomial-Logit, Logit, serta Probit. Multinomial-Logit digunakan untuk meneliti pilihan pendidikan setelah siswa lulus sekolah menengah pertama, sedangkan logit dan probit digunakan untuk meneliti pilihan pendidikan setelah siswa menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas. Kesimpulan yang didapat adalah 1 semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin kecil kemungkinan siswa memilih sekolah menengah kejuruan, 2 ketersediaan prasarana sekolah berpengaruh signifikan terhadap pilihan jenis sekolah menengah, 3 pendidikan orang tua juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemungkinan anak melanjutkan ke perguruan tinggi, 4 lulusan sekolah kejuruan memiliki kemungkinan lebih kecil dalam melanjutkan ke perguruan tinggi dibanding lulusan sekolah menengah umum.

ABSTRACT
This paper is about the students rsquo choice after finishing a nine year primary education in Indonesia. The study will examine the relationship between children rsquo s ability, parents rsquo educational attainment, school availability, and senior high school types attended classified into three categories general academic, vocational, religious MA . Later, we will examine the consequences of different senior secondary types attended to tertiary education entry. This study is motivated by vocational education expansion planning in senior secondary and tertiary education which is initiated by the Government of Indonesia in Ministry of Education 39 s Educational Strategic Planning.The paper uses cross section data from Indonesia Family Life Survey IFLS 2007 and 2014 as primary data and Potensi Desa PODES 2002, 2005, and 2008 as supporting data. Multinomial Logit model is used to examine the senior high school types, Logit and Probit are used to examine the decision on pursuing tertiary education. The main conclusions are 1 parents with high education prefer academic senior high school than vocational high school for their children, 2 the educational facilities availability has a significant impact to the school choice, children who live in a district with vocational school share higher than general school share tend to attend vocational senior high school than academic senior high school, 3 parents rsquo education also has a positive and significant impact to the probability a child attending tertiary education, parents rsquo with higher year of schooling higher possibility to send their children to tertiary education, 4 children who attended vocational senior high school have a lower probability to enrol in tertiary education compared to those who attended general senior high school or MA."
Depok: 2017
T49336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>