Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuki Alqadri
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil survei CMMI-INSTITUTE, Universitas Carnegie Mellon, terdapat 6 perusahaan di Indonesia yang mendapatkan sertifikat CMMI-Dev v1.3 dengan maturity level 3 dan salah satunya adalah PT XYZ. Proses yang ada di PT XYZ bisa mencapai level 3 dengan melengkapi bagian-bagian yang belum terpenuhi. Masalah utama bagi PT XYZ dalam implementasi adalah standarisasi dokumen, hal ini dikarenakan setiap divisi memiliki bentuk dokumen yang berbeda-beda. Selain dokumen-dokumen dibuat menjadi standar, PT XYZ ingin memperbaiki atau meningkatkan proses-proses yang sudah ada yang masih di improvement agar menjadi lebih baik dan standar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi CMMI sesuai dengan kondisi PT XYZ. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dalam menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam implementasi CMMI. Untuk memprioritaskan faktor utama, dibutuhkan metode kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan kuantitatif untuk mendapatkan peringkat dari faktor-faktor keberhasilan implementasi CMMI yang sudah divalidasi dari hasil kuisioner. Penelitian ini menghasilkan 17 faktor-faktor yang menjadi keberhasilan dalam implementasi CMMI sesuai kondisi PT XYZ dan bisa digunakan untuk perusahaan lain yang ingin mengimplementasi CMMI.
ABSTRACT
Result of survey by CMMI-INSTITUTE, Carnegie Mellon University, there are 6 (six) companies in Indonesia that achieve certificate CMMI-Dev v1.3 with level 3 maturity. One of them is PT XYZ. PT XYZ could achieve level 3 by completing several parts which requirements had not been met. PT XYZ faced a main problem in implementation progess. It is standardization of documents, because each division has a different form of document. Other than documentation, PT XYZ also needs to improve current processes that are still in improvement process to be a better standardized. This research aims to find out The Factors That Affects CMMI implementation Successful According to Current Conditions at PT XYZ. The approach of study in finding the factors that influence the implementation of CMMI was Qualitative and Quantitative. A qualitative method, using questionnaires, is used to prioritize the main factor. A quantitative method is used to get a ranking of the factors affecting CMMI implementation successful that have been validated by questionnaires results. The result of research is 17 factors that have made CMMI implemetation successful according to current conditions at PT XYZ. This finding expects that the factors could be applied by other companies which desire to implement CMMI.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rachman Pratama
Abstrak :
PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi untuk memberikan solusi TI yang dibutuhkan oleh perusahaan. PT XYZ memiliki solusisolusi produk sendiri yang dikelola di divisi ABC. Terdapat beberapa proyek yang sudah di kerjakan seperti proyek A, B, C, D, dan E. Pada praktiknya, beberapa proyek yang dikerjakan mengalami keterlambatan. Keterlambatan dalam pengerjaan proyek menyebabkan dampak yang cukup berarti bagi perusahaan terutama dalam hal biaya dan resource, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk elemen sumber daya menjadi naik sehingga mengurangi jumlah keuntungan yang didapat. Dalam melakukan analisis permasalahan, digunakan diagram fishbone untuk melihat akar permasalahan yang dihadapi. Setelah dilakukan analisis terhadap beberapa akar permasalahan. Akar permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah proses pengembangan perangkat lunak. Proses pengembangan perangkat lunak yang digunakan pada divisi ABC adalah metode 4D. Keterlambatan proyek terjadi karena 50% pekerjaan yang dilakukan adalah pengerjaan ulang. Pengerjaan ulang terjadi karena kualitas dari proses yang digunakan masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan usulan perbaikan kualitas proses pengembangan perangkat lunak yaitu metode 4D dengan menggunakan kerangka kerja CMMI-Dev dan menggunakan representasi continuous. Metode penilaian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah SCAMPI C. Hasil pada penelitian ini adalah rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan kualitas proses pengembangan perangkat lunak. Rekomendasi yang diberikan diambil berdasarkan best practice CMMI-Dev. Dengan meningkatkatnya kualitas proses pengembangan perangkat lunak yaitu metode 4D, permasalahan keterlambatan pengerjaan proyek bisa teratasi karena proses pengerjaan ulang yang dilakukan bisa dihilangkan. ......PT XYZ is a company engaged in information technology. PT XYZ makes several product. It has been managed by the ABC department. There are several projects that have been done such as projects A, B, C, D, and E. Four of the five projects experienced delays. This has a significant impact on the company. The amount of costs incurred increases and reduces profits. Fishbone diagrams are used to analyze the root cause of a problem. The root of the problem to be examined is the software development process. The software development process used in the ABC division is the 4D method. Project delays occur because 50% of the work done is reworking. Reworking occurs because the quality of the process used is still lacking. The CMMI-Dev framework is used to evaluate software processes. Continuous presentations that will be used in this study. The valuation method used in this study is SCAMPI C. The results of this study are recommendations to improve the quality of the software development process. Recommendations based on CMMI-Dev best practices. With the increasing quality of the software development process. Problems with the delay in project execution can be overcome, because the reworking process can be removed.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Galih Pratama
Abstrak :
Evaluasi tingkat kematangan terhadap proses pengembangan perangkat lunak menggunakan Scrum Maturity Model di UrRemote telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan karena permasalahan yang dihadapi UrRemote, yaitu target dan waktu pengerjaan task dalam suatu sprint tidak sesuai dengan rencana. Permasalahan ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi jadwal pengerjaan proyek secara keseluruhan. Data dikumpulkan melalui pelaksanaan Focus Group Discussion, studi dokumen, dan observasi. Data kemudian dianalisis menggunakan perhitungan KPA Rating untuk mendapatkan tingkat kematangan. Hasil analisis tingkat kematangan didiskusikan dengan project manager untuk menentukan tingkat kematangan yang ingin dicapai. Sasaran perbaikan diidentifikasi dari praktikpraktik SMM yang belum dicapai organisasi. Usulan perbaikan dihasilkan dari pemetaan sasaran perbaikan dengan best practices Scrum dan kemudian divalidasi agar sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi sudah mencapai tingkat kematangan 2 dengan target pencapaian tingkat kematangan 3. Sasaran perbaikan ditentukan dari praktik-praktik yang belum tercapai pada SMM tingkat 2 dan 3. Usulan perbaikan yg dihasilkan dari pemetaan sasaran perbaikan adalah 10 usulan perbaikan. Hasil validasi menunjukkan bahwa semua usulan perbaikan sesuai kebutuhan dan dapat diterapkan oleh organisasi.
The evaluation of the maturity level of the software development process using Scrum Maturity Model SMM in UrRemote has been implemented. This evaluation was conducted because UrRemote experienced problems which are the target and the time spent on task in a sprint was not run as planned. This problem affect the overall project schedule. Data were collected with Focus Group Discussion, study documents, and observation. Data were analyzed by using the KPA Rating calculation. The results of the analysis to be discussed with the project manager to determine the maturity level needed to be achieved. Targets for improvement are identified from the SMM practices that have not been reached. Proposed improvements resulting from the mapping targets for improvement with Scrum best practices and validated to fit the needs of the organization. The result showed that the organization has reached maturity level 2 which is the target to be achieved is the maturity level 3. Improvement targets determined by practices that have not reached the level of SMM 2 and 3. The result of proposals improvement from mapping targets improvement are 10 proposals. Validation result showed that all of the proposed improvements as needed and can be implemented by the organization.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Joshua Rocky Tuahta
Abstrak :
ABSTRAK
Kelangsungan bisnis PT XYZ sangat tergantung pada SI/TI yang dimanfaatkannya. Namun PT XYZ tidak memiliki proses pemeliharaan perangkat lunak yang terdefinisi. Tidak tercapainya target pemeliharaan perangkat lunak berpotensi menghambat pemanfaatan SI/TI, yang dapat merambat pada terhambatnya proses bisnis yang menggunakan SI/TI tersebut.Untuk mengatasi masalah manajemen pada pemeliharaan perangkat lunak, perlu diketahui tingkat kematangan proses pemeliharaan terlebih dahulu, agar dapat menyusun strategi SPI. Penelitian ini mengukur tingkat kematangan berdasarkan S3m menggunakan S3mAssess. Strategi SPI akan disusun menggunakan tingkat kematangan yang lebih tinggi dari saat ini.Penelitian ini menghasilkan strategi SPI yang dapat digunakan sebagai saran perbaikan bagi PT XYZ untuk meningkatkan kematangan proses pemeliharaan perangkat lunaknya. Peningkatan kematangan proses tersebut diharapkan dapat membantu dalam pencapaian visi dan misinya.
ABSTRACT
Business continuity of PT XYZ depends on the usage of IS IT. However, PT XYZ does not have defined processes for its software maintenance. Unachieved maintenance target has potential to hamper the utilization of IS IT, thus could obstruct the business processes that depends on the IS IT as well.To solve the management problem of the software maintenance process, the maturity level of current process need to be figured out first, so the SPI strategy can be established. This research appraises maturity level based on S3m using S3mAssess. The SPI strategy will be established using higher maturity level than the current maturity level.This research establishes the SPI strategy that will be used to as a suggestion for improvement for PT XYZ to increase its maturity level of its software maintenance process. The increase in maturity level is expected to help it in achieving its vision and mission.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Julianasari
Abstrak :
Chickin adalah sebuah startup teknologi di bidang poultry yang memiliki sebuah departemen teknologi informasi (TI) yang dipimpin oleh seorang CTO. Departemen TI Chickin memiliki tiga tim Scrum yang membangun produk TI berupa aplikasi mobile dan IoT untuk menunjang kegiatan peternakan. Masalah utama yang ditemukan pada proses pengembangan aplikasi ini adalah persentase ketepatan waktu hanya mencapai 50% sehingga mengganggu pencapaian target. Tujuan penelitian ini adalah evaluasi proses implementasi Scrum untuk menilai tingkat ketangkasan implementasi Scrum dan membuat rekomendasi perbaikan implementasi Scrum untuk meningkatkan ketepatan waktu pengembangan aplikasi. Penelitian merupakan case based research yang dilakukan menggunakan mixed method, yaitu paduan kuantitatif dan kualitatif dengan instrumen Agile Assessment. Metode kuantitatif dilakukan dengan survei terhadap 21 responden dari tim produk Chickin (Product Manager, Developer, dan Scrum Master) untuk mengukur tingkat ketangkasan implementasi Scrum. Metode kualitatif dilakukan dengan wawancara kepada Technology Lead dan Scrum Master untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat ketangkasan implementasi Scrum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketangkasan implementasi Scrum mencapai 81.4% dengan interpretasi Largely Achieved. Namun, masih ditemukan 14 masalah dari empat area implementasi. Penyusunan rekomendasi dilakukan dengan memetakan 14 masalah pada praktik Scrum Guide 2020 untuk meningkatkan proses dan pada praktik Software Craftsmanship mengatasi masalah teknis. Dari pemetaan masalah menghasilkan rekomendasi proses untuk 13 masalah dan rekomendasi teknis untuk 9 masalah. Rekomendasi diharapkan dapat membantu perusahaan meningkatkan ketepatan waktu pada proses pengembangan produk dengan mengimplementasikan Scrum secara lebih tangkas. ......Chickin is a poultry’s technology startup that has an information technology (IT) department led by a CTO. Department IT of Chickin has three Scrum teams that build IT products in the form of mobile and IoT applications to support livestock activities. The main problem in the application development process is that the timeliness percentage only reaches 50%, which disrupts in achieving the target. The purpose of this study is to evaluate the Scrum implementation process to assess the agility level of Scrum implementation and make recommendations for improving Scrum implementation to increase the timeliness of IT product development. The research is a case-based-research conducted using a mixed method, namely a combination of quantitative and qualitative with Agile Assessment instruments. The quantitative method was carried out by surveying 21 respondents of the Chickin product team (Product Manager, Developer, and Scrum Master) to measure the level of agility in Scrum implementation. The qualitative method is carried out by interviewing the Technology Lead and the Scrum Master to identify factors that influence the level of agility of Scrum implementation. The results showed that the agility of Scrum implementation reached 81.4% with the Largely Achieved interpretation. However, 14 problems still needed to be found from the four implementation areas. The recommendations are prepared by mapping these 14 problems on the Scrum Guide 2020 practice to improve processes and Software Craftsmanship practices in overcoming technical problems. The problem mapping resulted in process recommendations for 13 problems and technical recommendations for 9 problems. The recommendations are expected to help companies improve the timeliness of the product development process by implementing Scrum more agile.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhian Anjar Ligiarta
Abstrak :
PT Widya Intelektual Bangsa (Widya) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang artiffcial intelligence dan data analytic. Salah satu layanan yang diberikan Widya adalah Toba.Ai. Toba.Ai merupakan perangkat lunak web-based untuk analisis akun media sosial Instagram yang dapat membantu pelanggan merencanakan strategi pembuatan konten. Toba.Ai dikembangkan menggunakan kerangka kerja Scrum. Dalam pengembangannya, tim Toba.Ai mengalami masalah keterlambatan penyelesaian sprint backlog. Hal tersebut menyebabkan fitur untuk komersialisasi produk terlambat dirilis dan menyebabkan Widya kehilangan revenue. Berdasarkan masalah tersebut, dilakukan evaluasi tingkat kematangan Scrum menggunakan Scrum Maturity Model (SMM). Penilaian dilakukan dengan focus group discussion dan SCAMPI C sebagai metode penilaiannya. Setelah penilaian dilakukan, data diolah menggunakan metode KPA Rating untuk mengetahui tingkat kematangannya. Berdasarkan pengukuran kematangan yang dilakukan, tingkat kematangan Scrum Toba.Ai masih berada pada level 1 dari 5 level yang terdapat pada SMM. Hal tersebut disebabkan oleh pencapaian goal basic Scrum management pada level 2 hanya mencapai 64.29 % atau largely achieved, sedangkan untuk goal software requirement engineering sudah mencapai 96,43 % atau fully achieved. Terdapat 27 rekomendasi perbaikan yang diberikan dan sudah divalidasi oleh Scrum team Toba.Ai. Rekomendasi tersebut terdiri dari 9 rekomendasi pada elemen Scrum roles, 5 rekomendasi pada Scrum artifact, dan 13 rekomendasi pada Scrum event. ......PT Widya Intelektual Bangsa (Widya) is a company that moves in the field of artificial intelligence and data analytics. One of the services provided by Widya is Toba.Ai. Toba.Ai is web-based software for Instagram social media account analysis that can help customers in planning their strategies for creating content. Toba.Ai was developed using the Scrum framework. During its development, the Toba.Ai team experienced a delay in completing the sprint backlog. It caused the delay of the commercialization feature release and caused Widya to lose revenue. Based on these problems, the evaluation of Scrum maturity level was conducted using the Scrum Maturity Model (SMM). The assessment was carried out by means of a focus group discussion and SCAMPI C as the assessment method. After the assessment is done, the data is processed using the KPA Rating method to determine the maturity level. Based on the result, the maturity level of Toba.Ai Scrum is still at level 1 of 5 levels contained in the SMM. The achievement of the basic Scrum management goals at level 2 only reached 64.29% or largely achieved, while the software requirements engineering goal had reached 96.43% or fully achieved. There are 12 recommendations for improvements that have been proposed. The proposed recommendations have been accepted and validated by the Toba.Ai Scrum team. The recommendations consist of 9 recommendations on the Scrum roles element, 5 recommendations on the Scrum artifacts, and 13 recommendations on the Scrum events.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Evarisma Wulandari
Abstrak :
PT XYZ merupakan salah satu organisasi sektor swasta yang bergerak di bidang penyediaan jasa pengembangan perangkat lunak. PT XYZ memiliki tiga poin Values Proposition yang salah satu poinnya adalah menyediakan perangkat lunak dengan performa dan kehandalan yang tinggi. Pada kenyataannya, berdasarkan data-data pengerjaan proyek perangkat lunak di PT XYZ ditemukan bahwa beberapa hasil pengerjaan perangkat lunak saat ini belum sesuai dengan Values Proposition yang ditawarkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CMMI Dev v1.3 dengan menggunakan representasi berkelanjutan. Area Proses dipilih berdasarkan pada CMMI Project Roadmap yakni Project Planning (PP), Project Monitoring and Control (PMC), Requirements Management (REQM), Configuration Management (REQM), dan Process and Product Quality Assurance (PPQA). Penilaian dilakukan menggunakan SCAMPI C dengan bantuan PIID dan Quantitative Assesment. Kerangka penyusunan usulan perbaikan menggunakan IDEAL. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah berupa penilaian kualitas proses pengembangan perangkat lunak di PT XYZ dan usulan perbaikan bagi PT XYZ. Usulan perbaikan didasarkan pada praktik-praktik di dalam CMMI Dev v1.3 yang dapat membantu PT XYZ dalam mengembangkan perangkat lunaknya sehingga poin pada Value Proposition dapat dipenuhi. ...... PT XYZ is a private sector company that provide Information Technology solution by developing softwares for its partner. PT XYZ has three points of Values Proposition which one of them is to provide high performance and reliability. In fact, based on supporting data of software process development in PT XYZ, there are some software project results that is not fit to the third point of the Values Proposition. This research uses CMMI-Dev v1.3 with continuous represetation. Process Areas are chosen based on CMMI Project Roadmap. Those process areas are Project Planning (PP), Project Monitoring and Control (PMC), Requirements Management (REQM), Configuration Management (CM), and Process and Product Quality Assurance (PPQA). This research uses SCAMPI C with PIID tools and Quantitative Assesment concept to do the appraisal. Proposal of software process improvement is designed by using IDEAL framework. Result of this research is a measurement of quality of software development process in PT XYZ and the software process improvement proposal for PT XYZ to be implemented so the Value Proposition that is stated will be fulfilled.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tri Anggoro
Abstrak :
Teknologi informasi telah menjadi enabler untuk perusahaan dalama menjalankan bisnis. Perangkat lunak sebagai salah satu komponen pada teknologi informasi telah menjadi kebutuhan utama dari organisasi.Perangkat lunak berperan sebagai alat untuk mendukung dan menyederhanakan bisnis proses pada organisasi. Sebuah perangkat lunak harus mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Proses pengembangan perangkat lunak yang efektif diperlukan untuk membuat perangkat lunak yang berkualitas. Proses pengembangan perangkat lunak dikategorikan efektif jika dapat diselesaikan tepat waktu, biaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Studi kasus dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada industri perbangkan. Perusahaan ini bergerak pada pasar yang kompetitif, perusaahan perlu untuk memperoleh nasabah baru dengan tetap menjaga nasabahnya. Perusahaan perlu untuk terus meningkatkan kulaitas perangkat lunak. Capability Maturity Model Integration (CMMI) versi 2.0 adalah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk perbaikan proses perangkat lunak. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi CMMI. CMMI memiliki struktur yang besar, oleh karena itu continuous representation digunakan untuk implementasi CMMI. Perusahaan harus menetapkan dan memprioritaskan practice area mana yang paling sesuai untuk kondisi saat ini dari proses pengembangan perangkat lunaknya. Studi ini menggunakan CMMI Roadmap untuk memilih area praktik dengan mendefinisikan tujuan dan masalah bisnis. SCAMPI C digunakan sebagai metode penilaian untuk mengukur tingkat kematangan dan kemampuan proses pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini menggunakan metode berbasis kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini adalah rekomendasi yang dapat mengarah pada peningkatan kualitas perangkat lunak. Rekomendasi ini dirumuskan berdasarkan CMMI-Dev versi 2.0.
Information technology has become an enabler for a company to operate its business. The software has become one of the organizations primary needs. The softwares role as an instrument for supporting and simplifying business processes in an organization. A single software should have excellent quality to satisfy the client. An effective software development process is necessary to produce good quality software. The software development process can be classified as effective if finished on time, cost-effective, and following user requirements. A case study involving a company that engaged in the banking business was done. This company operates in a very competitive market. This company needs to maintain its customers as it gains fresh customers. Therefore its software quality needs to be steadily improved. Capability Maturity Model Integration (CMMI) version 2.0 is a framework which can be used for software process improvement. This study is undertaken to gain a better understanding of CMMI implementation. As CMMI constitutes an enormous structure, continuous representation was used as an approach for CMMI implementation. The company must define and prioritize which practice area is most appropriate for the current conditions of its software development process. This study uses CMMI Roadmap for selecting the practice area by defining business goals and problems. SCAMPI C is used as an appraisal method to measure the level of maturity and capability of the software development process. This study uses a questionnaire-based method to collect data. The result of this research is a recommendation that can lead to software quality improvements. The recommendation is formulated based on CMMI-Dev version 2.0.
Depok: kompu, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adithya Dwi Nugraha
Abstrak :
Pada tahun 2015 PT. XYZ baru saja membuat sebuah direktorat baru untuk manajemen proyek, untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh XYZ. Salah satu permasalahan terbesarnya adalah manajemen proyek yang belum sesuai dengan ekspektasi manajemen. Berdasarkan permasalahan tersebut XYZ harus memperbaiki proses pengembangan perangkat lunak dengan jumlah pelanggan yang semakin meningkat namun resource masih tergolong kurang memadai. Oleh karena itu untuk melakukan manajemen proyek yang lebih baik, salah satu upaya yang bisa dijalankan adalah dengan mengadopsi CMMI-Dev dengan representasi continuous pada manajemen proyek XYZ.Riset ini menelaah tentang evaluasi tingkat kapablitas proses pada proyek pengembangan perangkat lunak yang sedang dilaksanakan oleh XYZ. Kemudian dilanjutkan dengan menyusun rekomendasi perbaikan proses untuk meningkatkan kualitas proses pengembangan perangkat lunak di XYZ berdasarkan kerangka kerja CMMI-Dev dengan representasi continuous. Hasil evaluasi menggunakan acuan CMMI-Dev 1.3 representasi continous dengan tools SCAMPI C memberikan informasi bahwa 1 dari 6 proses area terpilih sudah memiliki kapabilitas tingkat 1, Proses area tersebut adalah Measurement Analysis MA . Kemudian 5 proses area lainnya masih berada kapablitas tingkat 0. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut menunjukan bahwa manajemen proyek XYZ masih perlu melakukan perbaikan, maka rekomendasi yang diberikan pada penelitian adalah untuk memperbaiki pada proses area PP, PPQA, REQM, CM dan PMC. ...... In 2015 XYZ publishing the new directorate of project management to solve problem on XYZ. One of the biggest problem that faced by directorate of project management is project management which not passed the expectation from XYZ Management. Based on that problem, XYZ have to improve the quality of software process development with condition the number of project that always grow and low resource. So that, XYZ need to improve the project management practice, one of the solution that XYZ want to implement is adopting CMMI Dev continuous representation on XYZ Project Management.This research explains about the evaluation of capability level processes which being held on current condition by XYZ. Then, the next step will explain about how to make some improvement recommendations to improve software development process based on CMMI Dev continuous representation.The results of the evaluation using SCAMPI C tools based on CMMI Dev continuous representation is represent that only one process area from 6 the choosen process area has got a capability level 1, and the process area is Measurement Analysis MA . Then, the other process area still in capability level 0. Based on that situation, shows that XYZ project management should have some improvement especially for the 5 process area, so that the recommendation from this research should focus on the 5 process area too, there are PP, PPQA, REQM, CM and PMC.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Doan Sepdianto
Abstrak :
Tujuan setiap organisasi penghasil perangkat lunak adalah membangun sebuah produk yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dengan kualitas yang baik, sesuai jadwal dan sesuai anggaran, namun PT. XYZ belum dapat menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh banyak permasalahan dalam proses pengembangan perangkat lunaknya, namun belum diketahui hal yang mana saja yang perlu untuk ditingkatkan karena belum pernah dilakukan pengukuran capability level. Ketika capability level telah diketahui maka akan lebih mudah untuk melakukan peningkatan proses pengembangan perangkat lunak. Untuk meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak, dalam penelitian ini dengan software process improvement yang terdiri dari proses mengukur measure capability level menggunakan CMMI-DEV dengan continuous representation, hasilnya akan dianalisis analyze process area mana yang capability level-nya masih perlu perbaikan untuk kemudian dilakukan perubahan change. Hasil akhir penelitian ini berupa rekomendasi untuk melakukan peningkatan berdasarkan masing ndash; masing process area dan rekomendasi tersebut dibuat berdasarkan pendekatan IDEAL. Diharapkan dengan peningkatan kualitas dalam pengembangan perangkat lunak bisa menyelesaikan masalah PT. XYZ dan juga bisa menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan daya saing.
Building a product that fulfill the customer needs with a good quality, on time and on budget is a purpose of every software company, however XYZ is not yet delivered a product on time. It happened because of many problems in software process development, and the company still cannot find out which process that needed to be improved, because the company is never measure the capability level. When the capability level is already measured, then it will be easier to improve the software development processes. To improve the software development processes, this research will use software process improvement which contain of process measure capability level using CMMI DEV with continuous representation and the result will be analyzed on which process area that the capability level need to be improved, and after that change the process that need to be changed. The final result of this research will be a recomendation that depend on the process area result and the recommendation made based on IDEAL model approach. Hopefully with the software process improvement will solve XYZ problem and create an additional value to increase the competitiveness.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>