Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatima Kamila
Abstrak :
Berpusat pada narasi komunitas Palestina-Amerika, Amreeka (2009) adalah film indie yang telah dikaji melalui perspektif gender dan Psikologi. Untuk mengisi ruang kosong dari penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan perspektif postkolonial dalam menganalisis representasi stereotip komunitas Arab-Amerika serta perbedaan perlakuan terhadap mereka yang dipengaruhi oleh unsur ras dan gender. Penelitian ini menggunakan teori cultural representation oleh Stuart Hall dan teori intersectionality oleh Kimberly Crenshaw untuk mengkaji dialog, kiasan, dan aspek visual dalam film. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah upaya film Amreeka untuk mengedepankan keragamaan dari komunitas Arab-Amerika berhasil serta bagaimana gender dan ras saling berpengaruh dalam menciptakan perbedaan perlakuan terhadap karakter-karakter Arab-Amerika di film Amreeka. Hasil pengamatan terhadap perkembangan karakter dan alur cerita menunjukan bahwa Amreeka berhasil dalam memberikan representasi keragaman di komunitas Arab-Amerika dan juga hubungan ras dan gender dalam menciptakan perbedaan perlakuan di komunitas tersebut. ......Centering on the narrative of the Palestinian American, Amreeka (2009) is an American indie movie that has been examined through gender and psychological perspective. In order to fill in the gap of previous works, this paper uses the postcolonial perspective in analyzing the representation of stereotyping as well as race and gender othering in the movie. Stuart Hall‟s framework of cultural representation and Kimberly Crenshaw's theory of intersectionality will be used to examine the movie‟s dialogue, allusion, and visual aspect. This paper intends to find out whether or not the movie‟s attempts to highlight the diversity of Arab Americans successful as well as how gender and race intersect in creating the feeling of „otherness‟ towards the characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Fitriana Subroto
Abstrak :
Marketing manager sering kali menggunakan gender cues dalam kemasan maupun iklan produk sebagai salah satu cara untuk memposisikan brandmereka sesuai gender dari target konsumen mereka. Hal ini menyebabkan saat ini semakin banyak produk yang dibedakan menjadi dua versi, yaitu versi maskulin dan versi feminin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan asosiasi gender seperti warna merah muda dan biru pada brand perception dan purchase intention konsumen berdasarkan tingkat gender stereotyping tendency konsumen. Analisis varians dilakukan untuk menguji 2 (gender cue: masculine vs feminine) x 2 (competence cue: high vs low) dengan menggunakan desain eksperimen between-subject(n=204). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan gender cues mengaktifkan persepsi yang berbeda pada konsumen, dimana masculine cues meningkatkan persepsi competence, dan feminine cues meningkatkan persepsi warmth. Maka bagi brand dengan tingkat competence yang tinggi, menggunakan feminine cues dapat membantu meningkatkan purchase intention melalui persepsi warmth. Sebaliknya, bagi brand dengan tingkat competence yang rendah, penggunaan masculine cues lebih dapat membantu meningkatkan purchase intention melalui persepsi competence. Temuan dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa efek penggunaan gender cues terhadap brand perception dipengaruhi oleh tingkat gender stereotyping tendency dari masing-masing individu. ...... Marketing managers often use gender cues in product packaging and advertising as a way to position their brands according to the gender of their target consumers. This has caused more and more products to be divided into two versions, which are masculine version and feminine version. This study aims to determine the effects of using gender cues such as pink and blue on consumer’s brand perception and purchase intention based on the level of their gender stereotyping tendency. Analysis of variance was conducted to test 2 (gender cues: masculine vs feminine) x 2 (competence cues: high vs low) using a between-subject experimental design (n=204). The results of this study indicate that using gender cues activates different perceptions in consumers, where masculine cues increase the perception of competence, while feminine cues increase the perception of warmth. Hence, for brands with a high level of competence, using feminine cues might help to increase purchase intention through the perception of warmth. On the other hand, for brands with low level of competence, using masculine cues might help increasing purchase intention through the perception of competence. The findings of this study also show that the effects of using gender cues on brand perception depends on individual’s gender stereotyping tendency.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Pratiwi
Abstrak :
Tesis ini mengkaji novel The Inheritance of Loss karya Kiran Desai melalui kerangka pascakolonial. Kerangka pascakolonial digunakan untuk memperlihatkan dinamika dua identitas dan dua budaya, Barat dan Timur, yang saling mempengaruhi dalam konteks masyarakat India pasca kemerdekaan dalam novel. Analisis tesis ini akan membahas krisis identitas Barat-Timur yang ditampilkan Desai melalui dua tokoh dalam novel tersebut, Jemubhai dan Biju. Kedua tokoh mewakili dua generasi masyarakat India berdasarkan rentang waktu (tokoh Jemubhai mewakili masa lalu, India setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris dan tokoh Biju mewakili masa kini, India modern) serta letak geografis (India-Inggris serta India-Amerika) dikaitkan dengan kolonialisme Barat. Analisis selanjutnya akan menjelaskan bahwa proses tersebut dilakukan dengan peniruan wacana kolonial (mimikri) serta internalisasi identitas Barat oleh Timur melalui stereotipe. Tokoh Jemubhai memperlihatkan internalisasi terhadap wacana kolonial. Sebaliknya, tokoh Biju cenderung menolak wacana tersebut. Namun hasil akhir dari krisis identitas kedua tokoh ialah penerimaan keduanya terhadap identitas India yang sebelumnya selalu dimarginalkan oleh Barat dan diinternalisasi Timur. ......This thesis analyses Kiran Desai?s novel The Inheritance of Loss through postcolonial framework. The framework will show the dynamic of two different identities and cultures, the Occident and the Orient, interfering with each other connected to Indian after-independence society in the novel. The analysis will unfold the process of the Occident/Orient identity crises being passed through two characters in the novel, Jemubhai and Biju. These characters will represent two Indian generations based on time span (Jemubhai representing the past, India right after getting its freedom from the British and Biju representing today, modern India) and geographical migrations (India-England and India-USA) intermingling with colonialism of the West. It will explain that the process is done through colonial mimesis (mimicry) and the Occidental identity internalization by the Orient through stereotyping. Jemubhai tends to internalize the colonial discourse, while Biju questions and eventually refuses it. However, the final act of the process is the retrieving of essential identities which had been marginalized by the Occident and internalized by the Orient itself.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T26689
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Joana Pingkan Adventia
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat perbedaan sikap peran gender pada 225 ibu di Jabodetabek yang memiliki anak usia 3-5 tahun dan pernah bersekolah. Tingkat pendidikan ibu akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tingkat pendidikan tinggi (S1-S3) dan tingkat pendidikan rendah (SD-diploma). Selain itu, hubungan antara sikap peran gender dan keinginan mainan dengan stereotip gender mainan ibu juga akan terlihat. Skala NGRA (Normative Gender Role Attitude) akan digunakan untuk mengukur sikap peran gender ibu. Alat ukur keinginan mainan digunakan untuk melihat penilaian ibu terhadap mainan anak dan mainan stereotip gender digunakan untuk melihat stereotip gender pada mainan yang diterapkan ibu. Ada perbedaan yang signifikan sikap peran gender pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dengan nilai t (117,26) = 4,24, p = 0,000. Sikap peran gender ditemukan terkait dengan keinginan mainan cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) dan keinginan netral mainan (r = -0.173, p <0.01). Mainan stereotip gender menunjukkan korelasi yang signifikan dengan sikap peran gender, dengan nilai korelasi (r = 0,361, p <0,001) untuk mainan stereotip maskulin, (r = 0,361, p <0,001), (r = -0,268, p <0,001 ) untuk mainan stereotip feminin, dan (r = 0.194, p <0.001) untuk mainan netral. ...... This research is a quantitative study conducted to see the differences in gender role attitudes among 225 mothers in Jabodetabek who have children aged 3-5 years and have attended school. The mother's education level will be divided into two groups, namely high education level (S1-S3) and low education level (SD-diploma). In addition, the relationship between gender role attitudes and desire to play with gender stereotypes of mother toys will also be seen. The NGRA (Normative Gender Role Attitude) scale will be used to measure the mother's gender role attitudes. The toy desire measurement tool is used to see the mother's assessment of children's toys and gender stereotyped toys are used to see gender stereotypes in toys that are applied by mothers. There is a significant difference in gender role attitudes among mothers with a low level of education compared to mothers with a high level of education with a value of t (117.26) = 4.24, p = 0.000. Gender role attitudes were found to be associated with desire for cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) and desire for neutral toys (r = -0.173, p <0.01). Gender stereotype toys showed a significant correlation with gender role attitudes, with correlation values ​​(r = 0.361, p <0.001) for stereotypical masculine toys, (r = 0.361, p <0.001), (r = -0.268, p <0.001) for feminine stereotypical toys, and (r = 0.194, p <0.001) for neutral toys.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamik Sri Supatmi
Abstrak :
Tesis ini membahas konstruksi dan praktik seksualitas perempuan di penjara khusus perempuan dan di penjara umum, dengan melihat konstruksi dan praktik sex/gender stereotyping, praktik seksual dan mothering. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi feminis. Penelitian menemukan kekhasan dan kekhususan konteks keterlibatan perempuan dalam aktivitas kriminal; sebagai macam kekerasan berbasis gender dan diskriminasi terhadap perempuan; pelanggaran terhadap hak asasi perempuan; ketidakhormatan terhadap keberagaman seksualitas perempuan; dan fakta bahwa pemenjaraan perempuan lebih dari perampasan kebebasan bergerak. Oleh karena itu penelitian ini merekomendasikan dekonstruksi terhadap seksualitas perempuan di penjara, yang mana perempuan merasa dan diperlakukan sebagai manusia yang utuh, lengkap dan merdeka. ......This thesis discusses constructs and practices of women’s sexuality in women prison and in coed prison by analyzing constructs and practices of sex/gender stereotyping and sexual practices and mothering. The research uses a qualitative approach through a feminist-ethnographic method. The research findings have revealed unique and specific contexts leading women to be involved in law-breaking activities; various kinds of gender-based violence and discrimination against women; violations against women’s human rights; disrespect toward women’s diverse sexuality; and the fact that women imprisomnent is more than just a deprivation of freedom of movement. Therefore the research recommends a reconstruction of women’s sexuality in prison, in which women are perceived and treated as whole, complete and free human beings.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34259
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Vicky Ardian Amir
Abstrak :
Keadilan dan kesetaraan adalah impian setiap manusia, namun pada kenyataannya ada setengah penduduk dunia yang belum merasakannya, dalam hal ini perempuan. Melalui feminisme, perempuan mendobrak dominasi patriarkal yang ada. Perjuangan ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh perempuan, sebab melalui pemikiran filsuf laki-laki seperti, John Stuart Mill, sebagai agen perubahan pada kesetaraan perempuan dengan jalan hak pilih dan Jacques Lacan dengan konsep tahapan pembentukan manusia agar perempuan keluar dari tatanan simbolik yang maskulin, serta Jacques Derrida dengan ?alat? dekonstruksi, membongkar tradisi maskulin dan menyuarakan feminitas dengan jalan tulisan. Juga melalui konsep subjek tiga filsuf ini, diharapkan tradisi patriarkis dapat terkikis.
Equality and justice is a dream for each and every human being, but in fact, half of the world population never feel it, in this case, women. Through feminism, women smashed the patriarchal domination that still exists. Actually, this fighting not only done by women, because through the thoughts of males philosopher like, John Stuart Mill as the agent of change in women equality with way of suffrage and Jacques Lacan with human figuration phases, in order to make women come out from the masculine?s symbolic order, as well as Jacques Derrida with deconstruction?s ?tool?, breaking the masculine?s tradition and give voice to femininity through the literature. Also through the concept of subject from these three male philosophers, it is hoped that patriarchies tradition could vanish.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S1387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library