Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Lukas
"ABSTRAK
Dari tahun 1987 sampai dengan akhir Juli 1993 terdapat 164 Emiten yang mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta. Total volume perdagangan 318,74 juta lembar saham dengan nilai Rp. 1,24 trilyun. Dalam periode yang sama rata-rata volume perdagangan perhari 14,5 juta lembar saham dengan nilai Rp. 56,4 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan masyarakat untuk menginvestasikan dananya ke dalam saham. Memilih saham sangat menentukan keberhasilan investor, karena tujuan utama investor adalah Capital Gain. Menentukan harga saham hanya mungkin terjadi Magi investor yang rasional. Dalam arti bahwa harga saham ditentukan dan dipengaruhi faktor-faktor fundamental.
Penelitian ini hanya difokuskan kepada penilaian harga saham menurut model Du Pont System dengan melihat variabel Return On Equity (ROE), Nilai Buku Saham (BVS), Price Earning Rata-rata seluruh perusahaan (Mmkt), Price Earning Ratio Relatif suatu perusahaan tertentu dibandingkan pasar. Penelitian dilakukan terhadap 15 perusahaan manufactur yang membagikan dividen pada bulan Agustus dan September 1993. Dengan anggapan perusahaan stabil dan mempunyai transaksi Likuid, dan rentang waktu Juli 1992 sampai dengan September 1993, mengingat selama rentang waktu ini BEJ telah diswastakan dengan harapan telah terjadi mekanisme pasar.
Hasil penelitian menunjukkan dari 15 perusahaan yang diteliti, harga saham dari 10 perusahaan mempunyai persentase perbedaan harga saham dibawah 5 %, 3 perusahaan mempunyai persentase perbedaan harga saham di bawah 10%, 2 perusahaan mempunyai persentase perbedaan harga saham dibawah 25% dibandingkan dengan harga saham.
Menguji model Du Pont System dilakukan uji statistik 2 rata-rata dengan tingkat kepercayaan 5%. Hasil hipotesa T hitung adalah -0,4962 dan 0,025 tabel adalah - 2,108 dan 2,108 T hitung berada didaerah penerimaan."
1995
T 9193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Satmoko
"Penelitian ini menyangkut tentang penilaian harga saham yang berdasarkan pada analisis fundamental dengan pendekatan PER. Model yang digunakan tetap mengacu pada multiple regression model yang dipergunakan para peneliti sebelumnya, baik yang dilakukan di dalam maupun luar negeri.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan faktor penentu harga saham blue chip atau saham dari perusahaan besar, well establihed and mature. Sejalan dengan itu, maka penelitian ini menggunakan sampel saham perusahaan-perusahaan dengan peringkat berdasarkan nilai penjualan terbesar yang dapat dianggap sebagai saham blue chip. Penggunan sampel perusahaan dengan nilai penjualan terbesar, dianggap bahwa perusahaan yang mencapai penjualan besar merupakan perusahaan yang besar, well estabished and mature. Dengan penggunaan sampel tesebut, maka hasil yang dicapai dalam peneltian ini kurang cocok untuk diaplikasikan pada perusahaan yang nilai penjualannya relatif sedang atau kecil. Tujuan penelitian ini kemudian dirinci, untuk mengetahui: (1) apakah earnings growth rate, dividend payout ratio dan proksi risiko (earning instability atau financial Leverage) mempengaruhi besarnya PER; (2) variabel manakah di antara earnings instability dan financial leverage yang paling berpengaruh dan lebih mampu menjelaskan variabilitas PER; (3) apakah pertgaruh masing-rnasing variabel eksplanatori tersebut tetap konsisten dari tahun ke tahun.
Hasil analisis dari tahun 1992-1995 menunjukkan bahwa hasil model persamaan regresi secara keseluruhan mempunyai nilai F -test yang signifikan untuk 5 (lima) versi model (modl-94, modl-95, mod2-93, mod2-94 serta mod2-95), sedangkan pada periode observasi tahun 1992 model tidak signifikan (modl-92 dan mod2-92). Secara parsial berdasarkan hasil t-test, variabel earnings growth rate menunjukkan signifikan pada periode observasi tahun 1994 (modl-94 dan mod2-94), variabel dividend payout ratio menunjukkan signitikasi pada periode observasi tahun 1993-1995 (mod2-93, modl-94 dan modl-95), sedangkan variabel pengganti risiko menunjukkan signifikasi pada observasi tahun 1992 dan 1995 (modl-92, mod2-92 dan mod2-95).
Berdasarkan pemilihan model persamaan regresi antar proksi risiko (earnings instability atau financial leverage), menunjukkan bahwa faktor financial leverage lebih mampu menjelaskan variabilitas PER dibanding dengan faktor earnings Instability, di samping itu terdapat keterkaitan hubungan yang signifikan berdasar uji koefisien korelasi parsial antara PER dengan financial leverage pada periode observasi tahun 1992-1995. Dengan menganggap model hasil persamaan regresi yang dipilih mampu menjelaskan variabilitas PER, maka dapat diketahui faktor yang mendominasi pengaruh terhadap variabilitas PER berdasarkan nilai koefsien beta. Pada umumnya faktor deviden payout ratio merupakan faktor yang dominan dari tahun observasi 1993-1995, sedangkan dominasi pengaruh pada periode observasi tahun 1992 ada pada variabel financial leverage.
Bertolak dari hasil penelitian, maka dapat diketahui besamya PER rata-rata dengan anggapan bahwa faktor eksplanatori konstan (=0), yaitu 13,06 kali (1992-FL), 28,04 kali (1993-FL), 17,18 kali (1994-FL) dan 7,36 kali (1995-DevEG). Dengan keadaan ini himbauan Bapepam yang menetapkan batas PER tidak boleh melebihi 15 kali kiranya perlu ditinjau kembali.
Akhirnya, dengan menggunakan analisis PER dapat diketahui saham-saham yang kemahalan (overprice) dan yang kemurahan (underprice), dengan membandingkan PER aktual dan PER hasil regresi. Dengan mempertimbangkan frekuensi perdagangan saham, maka dapat diketahui saham-saham mana yang cocok untuk pemodal sejati maupun pemodal pedagang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter Umar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasar modal syariah yang terbentuk melalui saham-saham syariah yang tercatat pada Jakarta Islamic Index (JII) sudah merupakan pasar modal yang efisien. Pasar modal yang efisien di mana harga yang terbentuk menyesuaikan secara cepat dengan informasi yang diterima merupakan pasar yang ideal yang sangat sesuai dengan syariah Islam.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode event study dan kejadian atau informasi yang dilakukan pengamatan adalah tanggal pengumuman dividen oleh emiten yang terdaftar pada JII dan disebut tanggal kejadian (event date).
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengumuman dividen yang dilakukan oleh emiten syariah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return dari saham-saham yang terdaftar pada Ill atau tidak terdapat abnormal return (excess return) yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal syariah belum merupakan pasar modal yang efisien karena adanya informasi pengumuman dividen tidak tercermin dalam harga maupun return dari saham-saham yang terdaftar pada JII.
Dari tujuh emiten yang termasuk dalam sampel rata-rata abnormal return tertinggi hanya mencapai 1,01% yang dicapai pada hari ketiga setelah tanggaI kejadian dan kerugian terbesar yang terjadi mencapai sebesar 1,16% yang dicapai pada had kelima sebelum tanggal kejadian.
Dui 21 hari pengamatan hanya 10 hari mencatat adanya abnormal return sedangkan 11 hari justru mencatat kerugian. Sedangkan dari perhitungan terhadap cumulative abnormal return tercatat hanya 5 hari yang mencatat cumulative abnormal return positif sedangkan 16 hari lainnya tercatat negatif."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhianto
"Penulis dalam melaksanakan tugas penulisan karya akhir melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham dan Transaksi Perdagangan Saham" di Bursa Efek Jakarta. Penelitian dilakukan karena pasar modal memiliki peranan penting dalam kehidupan perekonomian Indonesia yaitu memiliki fungsi intennediasi, fungsi indikator kinerja manajemen, menjaga transparansi sehingga tidak terjadi informasi asimetri dan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi.
Masalah dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah menjabarkan pengaruh publikasi laporan keuangan terhadap pergerakan harga saham dan aktivitas perdagangan saham, menyimpulkan kandungan informasi dari laporan keuangan terhadap tingkat keyakinan dan aktivitas investor, menentukan faktor dominan di kalangan investor dalam menentukan keputusan investasi dan menjelaskan bentuk efisiensi Bursa Efek Jakarta
Penelitian ini akan memberikan informasi kepada Bapepam, BEJ. Emiten dan Investor tentang peran laporan keuangan terhadap keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta serta saran kepada partisipan di bursa. Penelitian juga memberikan informasi tentang keterbatasan penelitian yang akan menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya.
Penelitian dilakukan dengan mengacu pada teori Efisiensi Pasar tentang bentuk efisiensi pasar dan kriterianya, teori portofolio tentang asumsi portofolio seperti sikap investor dan parameter yang dipertimbangkan dan terakhir teori informasi yang membedakan antara informasi privat dan publik kemudian status informasi bagi dunia usaha sebagai aset perusahaan sebagaimana aset lainnya. Variabel yang dilunakan adalah Standardized Unexpected Earnings (SUE) yang merepresentasikan kejutan laba, CAR yang merepresentasikan keuntungan abnormal saham dan terakhir Unexpected Trading Volume sebagai kejutan aktivitas perdagangan.
Sumber data penelitian adalah dari data transaksi di BEJ yang diperoleh dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) maupun dari website, data publikasi laporan keuangan di media massa diperoleh dari perpustakaan CSIS dan media massa bersangkutan. Data penelitian diperoleh setelah penulis menentukan kriteria data yang digunakan seperti terdaftar di BEJ sejak tahun 2000 s.d. 2004, Informasi tanggal publikasi laporan keuangan di media massa diperoleh, tidak terjadi stock split, reversed stock selama pedalo estimasi dan pengujian, tidak ada informasi lain selain publikasi laporan keuangan di kedua periode tersebut, Data kuartalan laporan keuangan diperoleh dan tanggal publikasi tidak jauh dari ketentuan Bapepam. Hasil seleksi kriteria tersebut diperoleh data penelitian sebanyak 121 emiten. Penulis melakukan uji semi strong dengan jendela penelitian sepuluh hari sebelum dan sesudah tanggal publikasi.
Berdasarkan teori yang ada, penulis menentukan enam hipotesis yang menguji korelasi antara SUE dengan CAR, signifikansi korelasi antara SUE dengan CAR, hubungan antara CAR dengan ukuran emiten, aktivitas perdagangan sebelum dan sesudah tanggal publikasi, korelasi antara absolut SUE dengan volume perdagangan abnormal dan korelasi antara volume perdagangan abnormal dengan ukuran emiten.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan tidak memiliki korelasi dengan pergerakan harga saham dan aktivitas perdagangan salaam seperti yang dijabarkan dalam teori yang mendasarinya. Harga saham yang tidak mencerminkan informasi publik menunjukkan bahwa pengujian semistrong Bursa Efek Jakarta tidak efisien.
Penulis juga membahas apa yang membuat informasi publik tidak diserap oleh pasar, penelitian menunjukkan ternyata peristiwa politik (situasi makro) Indonesia memiliki peran yang sangat singnifikan bagi pergerakan harga dan aktivitas perdagangan saham di BEJ sehingga preferensi investor tampak lebih kepada investor besar yang dipandang lebih mampu menjaga aman kekayaan investor. Investor kecil dipandang mengandung ketidakpastian yang tinggi pada kondisi makro yang terjadi.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan penelitian di mana penulis tidak memperhitungkan karakteristik emiten ditinjau dari sektor industri karena tentunya risiko bisnis tiap sektor industri tidak sama sehingga tidak dapat diperbandingkan apple to apple, akan tetapi bila difokuskan pada sektor industri tertentu membawa akibat kesimpulan tidak merepresentasikan BEJ.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sparta
"Perdebatan sejauh mana data akuntansi relevan digunakan dalam penilaian risiko perusahaan dan bagairnana melakukan penilaian tingkat risiko perusahan yang tidak go publik telah menjadi latar belakang utama bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang kandungan informasi angka aktuntansi terhadap estimasi beta saham terhadap perusahaan-perusahaan go publik di BEJ. Beberapa hasil penelitian yang relevan telah dilakukan di Amerrka oleh Ball and Brown (1968), Beaver, Kettler and Scholes (1970), Rosenberg and Marathe (1975), dan Eskew (1979) membuktlkan bahwa data akuntansi masih akurat digunakan dalam mempredksi tingkat resiko perusahaan masa datang. Penilaian tingkat risiko saham perusahaan yang tidak go publik dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi parameter variabel akuntansi Hasil penelitian yang kontrakdiktif diperoleh dari studi Elgers (1980) menemukan bahwa variabel akuntansi tidak memberikan estimasi beta yang lebih akurat dibandingkan dengan model pasar. Hasil penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Rizkianto (1998) menunjukkan hasil adanya korelasi yang kuat antara beta saham historis tahun 1995 clan beta saham berjalan tahun 1996. Studi Haningsih (2001) menunjukkan hasil bahwa beta historis dapat digunakan uutuk prediksi beta saham berjalan. Studi Hidayah (2000) menunjukkan hasil hanya peubah bebas beta akuntansi (βi,roe), CAP dan CRO mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta pasar periode berjalan.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kandungan informasi beta akuntansi dihasilkan dari estimasi parameter variabel aktuntansi terhadap estimasi beta saham satu tahun periode yang akan datang dan tingkat akurasinya bila dibandingkan dengan kandungan informasi beta saham pasar historis. Penelitian ini juga melihat pengaruh periode sebelum dan setelah krisis terhadap kandungan informasi prediktif variabel data akuntansi dan untuk melihat sejauh mana masing-masing peubah bebas (BETASTIM, BETASTIA, DPR, GROWTH, LEVER, LIQD, SIZE, L4RIVV, AGBETA dan FREEM dapat menjelaskan prediksi beta saham pasar periode satu tahun yang akan datang.
Pengujian statistik dilakukan terhadap sampel data beta saham dan variabel akuntansi perusahaan go publik di BET periode 1995 - 1999. Sampel diperoleh 85 perusahaan dengan jumlah 359 data observasi dtunlah data observasi dalam periode sebelum krisis 150 data, periode awal krisis 74 data dan dalam periode saat krisis 135 data. Model persamaan regresi linear berganda digunakan dalam menganalisis hasil penelitian.
HasiI penetitian menunjukan peubah-peubah bebas akuntansi secara bersama-sama signifikan mempengaruhi estimasi beta saham waktu t pada periode sebelum dan saat krisis, sedangkan awal krisis pengaruhnya tidak signifikan. Secara individu, hanya peubah bebas DPR dan SIZE mempunyai pengaruh positif secara signitikan terhadap estimasi beta saham periode sebelum krisis, hasil ini konsisten dengan hipotesis penulis dan studi BKS (1970). Pengaruh positif DPR dan 312E terhadap beta saham berjalan tidak sesuai dengan hasil empirik BKS (1970) yang menunjukkan pengaruh negatif, namun sesuai dengan analisis Watt and Zimmerman (1986). Pada awal krisis hanya peubah bebas ACBETA signifikan mempengaruhi positif terhadap estimasi beta saham, hasil ini sesuai dengan hipotesis penulis dan studi BKS (1970). Sedangkan pada periode saat krisis peubah bebas SIZE dan EARNV signifikan mempengaruhi positif estimasi beta saham, hasil ini sesuai dengan hipotesis semula dan studi BKS (1970) dan Watt and Zimmerman (1986).
Kandungan prediktif informasi estimasi beta dari estimasi parameter data aktuntansi signifikan pada periode scbelum krisis dan saat krisis, sedangkan awal krisis tidak mempunyai kandungan prediktif sccara signifikan. Meskipun periode sebelum dan saat krisis estimasi beta dari data akuntansi adalah signifikan mempunyai kandungan prediktif terhadap prediktif beta, namun masing-masing parameter yang digunakan dalam estimasi beta saham kedua periode tersebut berbeda. Kandungan prediktif informasi estimasi beta dan data akuntansi signitikan dipengaruhi oleh periode sebelum krisis dan saat krisis (dummy variabel PRIOD, nol sebelum krisis dan satu saat krisis). Tcrjadi perbedaan signifikan nilai estimasi prediksi beta saham satu tahun yang akan datang antara periode sebelum dan saat krisis. Nilai prediksi beta saat krisis lebih rendah 0.2 dibandingkan periode sebelum krisis.
Meskipun data akuntansi mempunyai kandungan informasi prediktif pada periode sebelum dan saat krisis, namun akurasiaya dibandingkan dengan data beta pasar historis hanya akurat pada periode saat krisis. Periode sebelum krisis data saham pasar historis lebih akurat memprediksi beta saham satu tahun yang akan datang dibandingkan dengan data akuntansi Dengan menambahkan dummy variabel PRIOD dalam prediksi beta periode sebelum dan saat krisis, data akuntansi lebih akurat mempredlksi beta saham satu tahun yang akan datang dibandingkan data saham pasar historis.
Untuk melihat kandungan prediktif masing-masing variabel beta saham pasar historis dan beberapa variabel akuntansi terhadap prediksi beta, maka selama periode sebelum krisis hanya peubah beta saham historis yang dapat menjelaskan prediksi beta saham satu tahun yang akan datang sedangkan variabel-variabel akuntansi tidal dapat menjelaskan. Periode awal krisis peubah beta saham historis dan peubah data akuntansi SIZE signifikan dapat menjelaskan prediksi beta saham sate yang akan datang sedangkan peubah akuntansi lainnya tidak signifikan. Yang paling menank adalah periode saat krisis tidak satupun dari variabel-variabel tersebut signifikan langsung dapat menjelaskan prediksi beta saham. Hasil empirik penelitian ini menunjukan bukti bahwa apabila estimasi beta saham dari parameter variabel akuntansi digunakan dalam prediksi beta saham, maka informasi akuntansi mempunyal kandungan prediktif pada periode saat krisis dari lebih akurat dibandingkan dengan beta saham pasar historis. Apabila data observasi di pool-kan menjadi satu periode 1995 - 1999, maka hanya peubah SIZE dan EARNV signifikan langsung dapat menjelaskan prediksi beta saham satu tahun yang akan datang. Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan periode sebelum dan saat krisis terhadap kandungan prediktif masing-masing peubah batas dalam mempredtksi beta saham satu yang akan dating.
Hasil studi empirik ini menunjukkan bukti bahwa selama kondisi makro ekonomi tidak menentu dan sulit diprediksi maka informasi pasar kurang dapat diandalkan oleh investor untuk memprediksi tingkat risiko perusahaan Kondisi ini membuktikan bahwa selama krisis, informasi akuntansi dapat diandalkan dalam penilaian risiko perusahaan dibandingkan dengan informasi pasar. Hal lain yang dapat dipahami adalah informasi aktuntansi merupakan satu-satunya informasi yang dapat memberikan gambaran tentang kegiatan dan tingkat risiko bisnis perusahaan kepada investor dan kreditor."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Santika Dewi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur risiko harga saham-saham Syariah konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan menggunakan pendekatan metode Value at Risk. Obyek penelitian meliputi 15 saham Syariah yang konsisten tercatat pada ISSI tetapi tidak pernah masuk ke dalam Jakarta Islamic Index (JII). Data historis yang digunakan adalah data harga saham-saham Syariah sejak 8 Juni 2011 (awal periode IX Daftar Efek Syariah) sampai dengan 30 April 2013 (periode XII Daftar Efek Syariah). Pengukuran dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Risiko masing-masing saham dan portofolio 15 saham tersebut dihitung untuk waktu 1 hari, 5 hari dan 20 hari ke depan. Validitas model diuji dengan melakukan backtesting dengan Kupiec Test, yaitu dengan membandingkan risiko hasil pengukuran dengan kerugian aktual. Hasil backtesting menunjukkan pengukuran risiko menggunakan VaR model Variance Covariance valid untuk keseluruhan 15 saham Syariah yang diteliti.

ABSTRACT
This study was conducted to measure the risk of the Sharia stocks price of Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) constituent by using the Value at Risk approach. Object of study includes 15 Sharia stocks listed on consistently of ISSI but never goes into the Jakarta Islamic Index (JII). Historical data used is the price of the Sharia stocks since June 8, 2011 (the beginning of the period IX DES) until April 30, 2013 (the period of XII DES). Measurements were performed with a confidence level of 95%. Risk of each stock and the portfolio of 15 stocks is calculated for a time of 1 day, 5 days and 20 days ahead. The validity of the model was tested by performing backtesting by Kupiec Test, that is by comparing the measurement results with a risk of actual loss. Backtesting results showed risk measurement using VaR Variance Covariance models valid for the entire 15 stocks Sharia studied."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjo Irianto
"Informasi Laporan keuangan perusahaan relatif sangat penting karena merupakan kunci yang mencatat aktivitas perusahaan dan sebagai kartu angka untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Dalam aktivitas di pasar modal laporan keuangan perusahaan yang telah go public merupakan salah satu informasi yang tersedia bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham perusahaan. Informasi laba akuntansi (biasanya diukur dengan earning per share atau EPS) merupakan informasi yang bisa diperoleh dari laporan keuangan.
Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), Foster et all (1984) serta Bernard & Thomas (1990) diketemukan bahwa setelah laba akuntansi diumumkan harga saham cenderung terus meningkat harganya untuk saham yang mengalami kenaikan laba dan harga saham cenderung turun untuk saham yang mengalami penurunan laba. Selanjutnya Biddle dart Scow (1991), Collins dan Kothari (1989) serta Easton dan Zmijewski (1989) menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara laba akuntansi dengan harga saham adalah tingkat resiko (n), ukuran perusahaan, persisten laba, keuntungan bebas resiko (rt.).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengumuman laba akuntansi mempunyai pengaruh terhadap perkembangan harga saham (reaksi pasar) setelah pengumuman laba akuntansi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga sahamnya (Earnings Response Coefficient).
Periode penelitian dimulai tahun 1993 sampai dengan 1996 dengan mengambil sampel perusahaan go public yang telah terdaftar di BEJ dan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dalam penelitian ini dilakukan langkah :
1. Menghitung kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan perkembangan harga saham. Laba akuntansi dikelompokkan dalam: a) Kelompok emiten dengan berita baik yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya. b) Kelompok emiten dengan berita buruk yaitu emiten yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya.
2. Memasukkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi hubungan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga saham (ERC). Juga dilakukan uji terhadap asumsi dasar klasik untuk mendapatkan best liner unbiased estimator (BLUE) yaitu uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji homokedastisitas.
Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, pengumuman laba akuntansi mempunyai hubungan dengan perkembangan harga saham signifikan. Dimana kelompok kelompok saham yang laba akuntansinya lebih besar dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami kenaikan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman dan pada kelompok saham yang laba akuntansinya lebih kecil dari laba akuntansi tahun sebelumnya cenderung mengalami penurunan harga sahamnya satu minggu setelah pengumuman. Sehingga pengumuman laba akuntansi mempunyai kandungan informasi (relatif kecil) yang relevan mempengaruhi perkembangan harga sahamnya dan menyebabkan investor memperoleh abnormal return. Selanjutnya diketemukan pula bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kaitan antara pengumuman laba akuntansi dengan harga sahamnya (ERC) adalah tingkat resiko U3) yaitu berbanding terbalik, ukuran perusahaan (FS), kepemilikan investor asing (FIO) berbanding."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Sobirin Suryadimaja
"Marsh telah membuktikan bahwa metoda analisis residu dasar lebih tepat digunakan untuk pengujian efisiensi pasar karena metoda tersebut lebih menggambarkan returns yang diperoleh para investor di sekitar kejadian berdasar perbedaan actual returns sekuritas terhadap model indeks yang diberikan.
Dengan menggunakan metoda Marsh tersebut, penelitian ini lebih dikhususkan untuk pengujian efisiensi pasar setengah kuat (semi-strong) yang lebih dikhususkan pada pendaftaran saham, baik saham-saham tambahan maupun saham-saham baru di pasar sekunder.
Dan 341 saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), 68 saham telah diuji dalam penelitian ini. Saham-saham tersebut dipilih dan termasuk dalam kategori pendaftaran tambahan (additional listing) dan IPD selama periode Januari 2001 sampai dengan Februari 2004.
Hasil studi ini menyimpulkan bahwa informasi-informasi (pengumuman pendaftaran saham) yang ada tidak terefleksikan dalam harga-harga sekuritas, akibatnya para investor tidak mendapatkan abnormal return yang cukup. Oleh karena itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa pengumuman pendaftaran saham tidak cukup signifikan untuk mengidentifikasikan keefisienan pasar modal.

Marsh has proved that Basic Residue Analysis Method more suitable to used for efficient market test because that method more describe the returns of investor gain around the depend on the difference of actual returns securities to index mode that given.
Using that Marsh method, this research will be speciality for semi-strong efficient market test that more especially to stocks listing, even that for additional Stocks or new stocks in secondary market.
From 341 stocks that have been listed in Jakarta Stock Exchange (JSE), 68 stock have been tested in this research. The stocks have been choosen and include in additional listing category and IPO around periods of January 2001 to February 2004.
The result of this study, we can make conclusion that informations about stocks listing could not be reflected on the price of securities, and the fact to the investor could not get enough abnormal return. Because of that, We can get general conclusion that announcement of Stocks Listing is not enough significant to describe Efficient Capital Market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kurniawan Sudjatmiko
"Penelitian empiris yang dilakukan oleh Elton dan Gruber (1970) memberikan pandangan yang menarik tentang price behavior saham-saham yang memberikan deviden, ketika ex dividend date. Dikatakan bahwa harga saham yang membagikan deviden akan turun sebesar jumlah deviden yang dibagikan setelah dikurangi pajak, ketika ex dividend date. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh R. Bali (1998), Grammatikos (1984), dan Michaely (1991), atas hasil penelitian empiris yang mereka lakukan pada bursa New York Stock Exchange dari Nasdaq. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Green dan Rydqvist (1999) pada instrumen Swedish Lottery Bonds memberikan hasil yang berbeda, di mana mean penurunan harga saham saat ex dividend date secara statistik lebih besar dari dividend after tax yang diberikan.
Terdapat perbedaan hasil penelitian yang sejenis mendasari dilakukannya penelitian serupa di Bursa Efek Jakarta dengan menambahkan variabel dua kondisi pasar yang berbeda, yaitu pasar bearish di tahun 2000 dan pasar bullish di tahun 2004.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguji apakah terjadi proses penurunan harga saham ketika ex dividend date dan mengukur apakah penurunan yang terjadi lebih besar dari dividend after tax yang diberikan untuk kedua kondisi pasar tersebut.
Menggunakan metode perhitungan Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) dan Market Adjusted Price Drop (MAPD), diperoleh hasil secara keseluruhan bahwa harga saham saat ex dividend date mengalami penurunan yang secara rata-rata sama dengan jumlah dividend after tax yang diberikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Elton dan Gruber sebelumnya.

Empirical research that has been done by Elton and Gruber open a new interesting point of view about price behavior of stock that gives away cash distributions in terms of dividends, on the ex dividend date. Elton and Gruber said that stocks that gives away cash dividends to their shareholder, would experience a decline movement on their price of stock which equal to the amount of dividend after being deducted by tax, on the ex dividend date. The same results being announced by R.Bali, Grammatikos, and Michaely, based on their empirical research on New York Stock Exchange and Nasdaq. Contrarily, the research that being done by Green and Rydqvist gave different result, based on the average statistic of down movement stock price on the ex dividend date, the price of stock moves deeper than the cash dividend after tax that being distributed to the share holder.
That different kind of result on the same kind of research are the foundation of why the author doing the same kind research on Jakarta Stock Exchange, and with two different kind of conditions added as a new variable, which are conditions of market bearish in years 2000 and market bullish in years 2004.
The goals of these research is to test whether there has been a decline on the stock price movement on the ex dividend date and to measure the large of the movement and compare it to the dividend after tax that has been given to the shareholder on those two kinds of market conditions.
Using the formula of Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) and Market Adjusted Price Drop (MAPO), the overall result shows that the stock price on the ex dividend date experience an equal percentage decline with the dividend after tax on the ex dividend date. This result is consistent with the research of Elton and Grubber before.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyan Yudistira
"Analisis nilai intrinsik mcrupakan suatu analisis penting yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu two stage dividend discount model. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah suatu saham itu undervalued atau overvalued sehingga akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengungkapkan seberapa besar hubungan nilai intrinsik berdasarkan two stage dividend discount model dengan harga pasar saham.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel saham yang diperdagangkan di BEJ. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan di atas antara lain data dividen kas per saham dan pendapatan per saham (FPS) stria return on equity yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sampel, data harga saham perusahaan-perusahaan sampel per 30 Desember 2005, data pertumbuhan sektor industri dan tingkat SBI. Unluk menguji -hubungan nilai intrinsik dengan harga pasar saham dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis Product Moment, sedangkan untuk mengetahui kebermaknaan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dilanjutkan analisis Hest.
Berdasarkan analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara nilai intrinsik dan harga saham. Dari perhitungan analisis korelasi yang telah dilakukan koefisien korelasi berdasarkan two stage dividend discount model sebesar 0.8478 di mana dalam kasus ini hubungan tersebut cukup besar dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat hubungan antara peningkatan nilai intrinsik berdasarkan model dividen dengan peningkatan harga pasar saham dan sebaliknya bila terjadi penurunan nilai intrinsik berdasarkan model dividen akan diikuti oleh penurunan harga pasar saham.
Untuk lebih menjelaskan korelasi yang timbul maka dihilung koeftsien deternunast. Dalam penelitian ini koeftsien deterininasi yang didapat adalah sebesar 71.87%, artinya peningkatan atau penurunan sebesar 71.87% dari harp pasar saham ditentukan oleh nilai intrinsiknya sedangkan besarnya ketidaksesuaian atas pengaruh varuabel-variabel lain terhadap terjadinya harga pasar saham sebesar 28.13%. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa hipotesis model penilaian di atas diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham.
Penelitian ini hanya menggunakan satu metode valuasi yakni two stage dividend discount model sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode valuasi lainnya seperli Free Cash Flow to Equity; Free Cash Flow to The Firm maupun EBO model sehingga dapat dibandingkan metode valuasi yang paling akurat dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan-pcrusahaan go public di pasar modal Indonesia.

Intrinsic value analysis can he used by investors to observe whether the price stocks in the market reflect the true value of the firm or not. This research used two stage dividend discount model to calculate intrinsic value. The purposes of this research were to examine the undervalued and overvalued stocks in order to assist investors in their investment decision and to expose how strung the intrinsic values based on two stage dividend discount model were correlated with the price stocks in the market.
The required stock samples were obtained from Bursa Efek Jakarta (B EJ). This research also needed cash dividend per share, earning per share and return on equity to compute the intrinsic value. Those information were acquired from the company's financial .statements. The other relevant data .for this research were the company's price stocks at 30 December 2005, industry sector growth and Sill level. Product Moment analysis correlation test was used to asses the relationship between the true value and the price stock market and t-test was utilized to identify the significant of correlation coefficient value.
The correlation value which was obtained in this research was 0.8478. Therefore it can be summarized that there was a significant correlation between the intrinsic value and the price stocks. This meant that if the intrinsic value based on dividend model increased, it will be followed with the increasing price stocks in the market and vice versa
According to the determination coefficient analysis, it can be summarized that the increasing or decreasing price stock by 71.87% was determined by its intrinsic value and the magnitude of the mismatch due to other variables that influenced price stocks was 28.13%. Based on t-test, it concluded that the value model hypothesis can be accepted. This meant that there was a significant correlation between intrinsic value and price stocks in the market.
'This research used one valuation method which was the two stage dividend discount model. Therefore, it will require more research using other valuation methods like Free Cash Flow to Equity. Free Cash Flow to the Firm and EBO model. As a result, these valuation methods can be compared with each other m order to get the most reliable and credible result in terms of accuracy to calculate Intrinsic value of o public company nr Indonesian capital market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>