Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Damayanti Wardyaningrum
"The study of network communication has significant implication for disaster mitigation research. Network communication providing map for information dissemination regarding disaster mitigation, quantifying the relations between people, the vulnerable people need evacuation could be identified, and the intervention to the group in network communication could help people to promote the behaviour changing in disaster mitigation. The concept strength of weak ties as one of the sub concept of network communication by Granovetter use for these research. His research find that pople use their weak ties than their strong ties to have new information for getting new job. Contrary, for finding information in disasaster mitigation the use of strong ties is more dominant than the use of strong ties. This research has some significant finding. First, there are diferences in structure of tweleve network communication in some elements of centralization, betwenes, diameter and size. Second, the network decentralized to the people in social structure, common local people and people from outside vilages. Third, local people prefer using their strong ties rather than using their weak ties in seeking disaster mitigation information. Fourth, there is no significant diferences between people using the information (old information and new information regarding the mitigation disaster) and their relation (strong ties or weak ties). Fitfth, Javanese culture affect the serve of strong ties. Those are patrilineal culture, collectives culture and the traditional perception regarding Merapi volcanoe that still remain in some local people.

Kajian jaringan komunikasi merupakan disiplin ilmu yang memiliki kontribusi penting dalam penanganan bencana. Penyebaran informasi lebih cepat dilakukan pada jaringan yang padat, orang yang terisolasi dari jaringan cenderung tidak selamat ketika terjadi bencana, serta intervensi pada kelompok dapat dilakukan dengan menempatkan aktor-aktor pada jaringan untuk mempromosikan perubahan perilaku. Jaringan juga memainkan peranan dalam adaptasi berbasis komunitas pada peristiwa bencana. Konsep kekuatan ikatan lemah (strength of weak ties) menekankan bahwa orang memperoleh informasi tentang pekerjaan baru dari ikatan lemah (weak ties). Sebaliknya, mereka yang memiliki sedikit ikatan lemah (weak ties) akan tercabut dari akses informasi dan cenderung terikat hanya pada informasi dari berita-berita di sekitar wilayahnya atau dari teman-teman dekatnya saja dan menghilangkan berbagai kesempatan dalam mengakses ide-ide baru serta peluang di pasar tenaga kerja. Dari penelitian diperoleh beberapa temuan penting. Pertama, terdapat perbedaan struktur pada dua belas jaringan komunikasi dalam mitigasi bencana untuk elemen sentralitas, antara, diameter, kepadatan, dan ukuran jaringan. Kedua, sentralitas jaringan tersebar ke orang-orang yang merupakan orang-orang di struktur sosial, warga dusun biasa dan orang-orang yang berasal dari luar dusum. Ketiga, warga dusun lebih mengandalkan relasi dengan ikatan kuat (strong ties) dibandingkan dengan ikatan lemah (weak ties) dalam memperoleh informasi tentang bencana. Keempat, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis informasi yang digunakan warga dusun (informasi lama atau informasi baru) dengan jenis relasi warga (strong ties atau weak ties) Kelima, ikatan kuat (strong ties) yang terbentuk karena lingkup budaya Jawa yang menganut patrilineal, kolektivis dan masih adanya sebagian masyarakat yang memiliki kepercayaan tradisional tentang Merapi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2185
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurizati
"Di era perdagangan bebas saat ini semua jenis industri akan bersaing, baik produk merek lokal maupun internasional. Namun terdapat perusahaan pemula yang memproduksi merek lokal mampu berkembang dan menembus pasar internasional. Penulis memandang perusahaan tersebut memiliki jaringan sosial yang luas dengan berbagai macam jenis industri maupun organisasi lain. Argumen utama studi ini adalah individu atau organisasi yang memiliki posisi di rongga struktur memainkan peran penting dalam mendorong perkembangan perusahaan. Posisi tersebut dapat menghubungkan antara kelompok yang tidak terhubung satu sama lain dan mendorong tumbuhnya jaringan bisnis yang lebih luas. Studi ini berupaya memperkaya prinsip jaringan sosial yang dikemukakan oleh Granovetter. Berbeda dengan argumen pada studi-studi sebelumnya yang menyatakan bahwa kunci sukses perkembangan perusahaan karena adanya strategi manajemen perusahaan dan budaya organisasi yang baik, inovasi produk, dan berjejaring dengan kelompok yang memproduksi produk lokal lainnya. Studi ini mengungkapkan bahwa adanya aktor di posisi strategis yang dapat menghubungkan perusahaan ke berbagai jenis industri dan organisasi lain. Sehingga perusahaan dapat terhubung dengan jaringan yang lebih luas lagi dan mendorong perkembangan perusahaan. Jaringan sosial yang dibangun oleh perusahaan memiliki peran dalam menciptakan suatu produk, meningkatkan kualitas dan inovasi produk, serta pemasaran produk melalui kerja sama dengan berbagai jenis organisasi atau industri lainnya. Melalui metode kualitatif dalam bentuk studi kasus, data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi, dan data sekunder yang terkit.
In an era of free trade nowadays, all kinds of industries will compete, whether they are local or international companies. This study focuses on a growing start-up company produces goods with a local brand and capable of reaching international market. The author sees that this company has an extensive social network with various other industries or organizations. The main argument of this study is that an individual or an organization that fills a position in structural holes plays an important role in pushing the company towards development. This position creates a connection between groups that were formerly not connected to and pushes the creation of broader network of business. This study tries to enrich concepts of social network put forward by Granovetter. This is in contrast to previous studies which established theses that good management strategy and organizational culture, product innovation, and networking with fellow local manufacturer are the keys success in company development. It reveals that an existence of an actor in strategic positions can connect his or her company to many kinds of industries and other organization, resulting in broader company development. Social network developed by the company has a role in creating a product, improving quality and innovation of product, and marketing of product through partnership with various other organizations or industries. Through qualitative methods in a form of case study, data were collected through in-depth interview, observations, and other related secondary data."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Aziza Zabidi
"Teori strength of weak ties merupakan teori yang mengatakan bahwa ikatan lemah (weak ties) pada jaringan sosial dapat lebih menguntungkan dibanding hubungan dengan ikatan kuat pada kondisi tertentu yang mana sering digunakan untuk mencari peluang pekerjaan (Granovetter, 1973). Perkembangan teknologi komunikasi menciptakan cara baru dalam memanfaatkan ikatan lemah pada jaringan sosial. Dalam beberapa tahun ke belakang, teori ini digunakan untuk melihat fenomena berjejaring di situs jejaring sosial. Makalah ini bertujuan mengidentifikasi perkembangan pemanfaatan teori strength of weak ties pada konteks pencarian pekerjaan melalui situs jejaring sosial Linkedin. Penelitian dilakukan dengan kajian literatur dari 4 artikel penelitian dalam jangka publikasi 2003-2023 yang membahas Linkedin sebagai medium pencarian pekerjaan dengan pandangan kekuatan ikatan lemah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Linkedin memudahkan penggunanya untuk memelihara dan memanfaatkan hubungan ikatan lemah dalam perluasan jaringan saat mencari pekerjaan. Hal ini secara konsisten ditemukan pada semua penelitian yang ditinjau. Terdapat keterbatasan penelitian terkait dengan perbedaan metode penelitian yang digunakan pada penelitian terkait berbeda-beda. Keterbatasan ini membuat signifikansi dari kajian bersifat umum.

Strength of weak ties theory stated that weak ties in social networks can be more beneficial than relationships with strong bonds under certain conditions which are often used to find job opportunities (Granovetter, 1973). Developments in communications technology create new ways of exploiting weak bonds in social networks. In the past few years, this theory has been used to look at networking phenomena on social networking sites. This paper aims to identify the development of the use of the theory of strength of weak ties in the context of job search through social networking site LinkedIn. Data was gathered by literature review from 4 research articles within 2003-2023 publication which discusses LinkedIn as a job search medium with weak ties viewpoint. Result shows that LinkedIn helps user to maintain and utilize weak ties in network expansion in job search. The result is consistently found in all studies reviewed. There are research limitations related to different research methods used. This limitation makes this paper have general significance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library