Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bleich, David
London : John Hopkins Press, 1981
410.7 BLE s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Yosepa
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
179.8 YOS p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Handojono
Abstrak :
The literature shows that leniency has negative impact on employee performance and firm productivity. However, there has been limited empirical research of how to mitigate the bias. This study examines if leniency is mitigateable by availability of subjective evaluation criteria and group rater. Using experimental method with sixty-nine undergraduate students as subjects, we find that process within group is effective to reduce individual subjective rating, even when there was no subjective criteria. However, we find group rating does not have effect on rating accuracy. Additionally, consistent with general assumption of leniency, we find that inflated rating is affected by altruistic traits of raters. With the inherent limitations associated with experimental method, our finding suggests that, in order to have subjective rating accurately, firm should promote sound rating process by defining more relevant criteria to complement the evaluation process.

Abstrak Literatur menunjukkan bahwa bias kemurahan hati berdampak negatif terhadap kinerja karyawan dan produktivitas perusahaan. Meskipun demikian, hanya terdapat sedikit penelitian empiris mengenai cara memitigasi bias ini. Penelitian ini menguji apakah bias kemurahan hati dapat dimitigasi melalui ketersediaan kriteria evaluasi subjektif dan penggunaan grup penilai. Dengan menggunakan pendekatan eksperimen yang diikuti oleh 69 mahasiswa S1 sebagai subjek, kami menemukan bahwa proses yang terjadi dalam grup efektif untuk menurunkan penilaian kinerja subjektif yang diberikan secara individual, bahkan ketika tidak tersedia kriteria subjektif. Namun, kami juga menemukan bahwa kriteria subjektif tidak berpengaruh terhadap keakuratan penilaian kinerja. Selain itu, konsisten dengan asumsi umum mengenai bias kemurahan hati, kami menemukan bahwa penilaian kinerja yang ditinggikan dipengaruhi oleh kepribadian altruistis penilai. Dengan berbagai keterbatasan yang melekat pada desain eksperimen, temuan kami menyarankan bahwa untuk menghasilkan penilaian kinerja subjektif yang akurat, perusahaan harus mendorong proses penilaian yang lebih baik melalui penetapan kriteria yang lebih relevan dalam mendukung proses evaluasi kinerja.
Politeknik Negeri Ambon, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Deanur Yudianingtyas
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak dari Career Boundarylessness pada Subjective Career Success yang dimoderasikan oleh variabel career competencies. Career autonomy dan career insecurity sebagai mediator antara career boundarylessness dan subjective career success dapat memperkuat dan meperlemah hubungan keterkaitan variabel. Sebuah model konseptual diperoleh dan diuji melalui structural equation modeling pada sampel dari 180 responden. Hasil menunjukkan bahwa dampak career boundarylessness pada subjective career success tidak dapat langsung dirasakan, tetapi melalui career autonomy dan career insecurity. ......This research aims to examine the impact of Career Boundarylessness on Subjective Career Success is moderated by the variable career competencies. Career autonomy and career insecurity as a mediator between boundarylessness career and career success wiki can strengthen the relationship and meperlemah variables. A conceptual model is obtained and tested through structural equation modeling on a sample of 180 respondents. Results show that the impact on the wiki boundarylessness career career success can not be directly perceived, but through career autonomy and career insecurity.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atsarina Adani Soetikno
Abstrak :
ABSTRAK

Motivasi merupakan faktor utama yang menentukan efek hijab terhadap pemakainya, dan efek tersebut dapat memengaruhi subjective well-being. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi untuk memakai hijab dengan subjective well-being yang dimiliki muslimah yang bersangkutan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Subjective Happiness Scale yang dikembangkan oleh Lyubomirsky dan Lepper (1999) untuk mengukur subjective well-being serta Relative Autonomy Index yang digunakan oleh Sheldon, Ryan, Deci, dan Kasser (2004) untuk mengukur motivasi berhijab. Pengambilan data dilakukan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berhijab dengan subjective well-being partisipan.


ABSTRACT

Motivation is a major factor that determines the effect of hijab to its wearer, and these effects can influence subjective well-being. This study aims to find the relationship between motivation to wear hijab and subjective well-being of muslim women. This research is a quantitative research with correlational design. This study used Subjective Happiness Scale developed by Lyubomirsky and Lepper (1999) to measure subjective well-being and the Relative Autonomy Index by Sheldon, Ryan, Deci, and Kasser (2004) to measure motivation to wear hijab. The results showed that there was no significant relationship between motivation to wear hijab and subjective well-being of participants.

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55325
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Hermawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas pandangan publik terhadap kampanye amnesti pajak dan bagaimana persepsi mempengaruhi sikap dan perilakunya. Penelitian ini dilakukan di Indonesia pada saat program amnesti pajak masih berlangsung, yaitu sekitar bulan Februari hingga April 2017. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpanjangan dari model Fishbein. Hubungan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh dari estimasi sikap pada sikap diferensial, pengaruh dari norma subyektif terhadap norma subyektif diferensial, pengaruh dari sikap diferensial dan norma subyektif diferensial terhadap niat diferensial dan pengaruh niat diferensial terhadap perubahan perilaku. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa semua variabel laten berpengaruh positif dan signifikan dalam perubahan perilaku.
ABSTRACT
This research discusses the public 39 s perceive of tax amnesty campaigns and how perceptions influence attitudes and behavior. This research was conducted in Indonesia at the time of the tax amnesty program is still ongoing, which is about February to April 2017. The model used in this research is the extended of Fishbein model. The relationship analyzed in this research is the affect of attitude estimation on the differential attitude, the influence of subjective norm toward subjective subjective norm, the influence of differential attitude and differential subjective norm toward differential intention and influence of differential intention toward behavior change. The results of this study proves that all latent variables have positive and significant influence in behavioral change.
[, , ]: 2017
S68317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Damayanti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran grit sebagai prediktor opini subjektif kesejahteraan di sekolah untuk siswa sekolah menengah di Jakarta dan Depok. Kesejahteraan subjektif sekolah adalah keadaan siswa yang menilai pengalaman secara subjektif dan emosional kehidupan sekolah mereka (Tian, ​​2008). Sedangkan grit adalah ketekunan dan semangat untuk tujuan jangka panjang (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). Sebanyak 459 siswa SMA mengikuti studi ini dengan mengisi Alat ukur kuisioner Penjelasan Singkat Kesejahteraan Subyektif Remaja dalam Skala Sekolah (BASWBSS)(Tian, ​​2008) dan Short Grit Scale (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa grit memiliki peran yang positif dan signifikan sebagai prediktor kesejahteraan subjektif di sekolah, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil Dikatakan bahwa, dapat dikatakan siswa dengan grit yang lebih tinggi akan memiliki juga kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi di sekolah, dan sebaliknya. ...... This research was conducted to see the role of grit as a predictor of welfare opinion in schools for high school students in Jakarta and Depok. Subjective welfare of the school is the condition of students who assess experiences subjectively and emotionally their school life (Tian, ​​2008). Whereas grit is persistence and passion for long-term goals (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). A total of 459 high school students participated in this study by filling out a questionnaire measuring tool Brief Explanation of Youth Subjective Welfare on a School Scale (BASWBSS) (Tian, ​​2008) and Short Grit Scale (Duckworth, Peterson, Matthews, & Kelly, 2007). The results of this study indicate that grit has a positive and significant role as a predictor of subjective welfare in schools, and vice versa. Based on the results, it is said that, it can be said that students with higher grit will also have higher subjective welfare in school, and vice versa.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Setyabudi
Abstrak :
Pada Tugas Akhir ini akan membahas teknik kompresi video codec yang mampu melakukan kompresi data frame mencapai ≥ 50% dari frame originalnya. Adapun tahapan kompresi input stream video dibagai menjadi 3 tahapan:
  1. Pengurangan keseragaman spatial yang terjadi pada komponen-komponen intensity dalam suatu image.
  2. Pengurangan keseragaman temporal yang terjadi pada motion object di frame-1, frame-2, frame-3 dan seterusnya.
  3. Entropy coding untuk mengurangi energi komponen image yang kurang significant.
Dari tahapan diatas maka teknik kompresi yang didesign pada video codec disusun menjadi 3 sub-block besar : Transform coding yang menggunakan 2D-DCT, motion compensator berbasis pada SAD algorithm, dan RLE ( Run Length Encoding). Untuk mengetahui unjuk kerja system video codec yang telah didesign maka diperlukan pengukuran sesuai standart pengukuran ITU-T tentang kualitas video kompresi yaitu [8] :
  1. Pengukuran secara subjectif dengan metode DSCQS (double stimulus continuous quality scale).
  2. Pengukuran secara objectif dimana tool yang digunkan adalah PSNR (peak signal to noise ratio) dan MSE (mean squared error).
Dari hasil pengukuran teknik kompresi video didapatkan hasil PSNR yang masih jauh diatas ambang batas minimal yang diperbolehkan oleh ITU-T yaitu 20 dB. ...... This project will discuss about video codec compression that will compress data frame to 50% smaller from it original size. There are three main steps to compress video stream input :
  1. Reducing spatial similarity occurred in intensity components from source image.
  2. Reducing temporal similarity occurred in motion object at first frame, second frame, third frame, etc.
  3. Entropy coding to eliminate less significant image component energy.
From those steps mentioned above, design compression technique at video codec will rebuilt in to three major sub block : Transform coding using 2D-DCT, motion compensator based on SAD algorithm, and RLE (Run Length Encoding). To analyze performance of video codec systems that have been designed, measurable success indicator based on ITU-T standardization on video compression quality will be needed. Those indicator are [8]:
  1. Subjective measurements using DSCQS (Double Stimulus Continuous Quality Scale) Method.
  2. Objective measurements using PSNR (peak signal to noise ratio) and MSE (mean squared error) as it tools.
Using those video compression measurements above, this project resulting PSNR value above its minimal threshold described in ITU-T (20dB).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Wuryanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3582
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ade Sari Nauli
Abstrak :
Latar belakang: Manusia sering mendeteksi asimetri wajah yang minimal. Koreksi bedah diindikasikan bila  distopia orbital ≥ 5 mm dan/ atau disertai dengan disfungsi visual seperti diplopia. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi batas untuk koreksi distopia orbital vertikal dengan penilaian subyektif visual. Metode: Penelitian ini merupakan studi preliminary dengan desain potong-lintang analitik. Empat puluh delapan residen bedah plastic  diminta untuk mengevaluasi secara subjektif pada 60 foto yang dimanipulasi dan diacak secara digital yang memperlihatkan distopia orbital 0 hingga 5 mm. Jawaban dimasukkan pada formulir skala Likert. Data diproses dan dianalisis menggunakan SPSS 22.0. Hasil: Sebanyak 48 residen dari dua pusat pendidikan bedah plastic (Rumah Sakit Hasan Sadikin dan Ciptomangunkusumo) terdaftar dalam penelitian. Berdasarkan kurva ROC, batas distopia yang dapat dideteksi secara subjektif adalah 2.5 milimeter. Indikasi koreksi berdasarkan penilaian subjektif secara visual pada respondent, 46.3% setuju dilakukan bila disropia <5 mm, sementara 69.9% menjawab setuju dilakukan bila dystopia ³5 mm. Kesimpulan: Batas dystopia yang dapat dideteksi secara subjektif adalah 2.5 milimeter. Responden yang menjawab setuju dilakukan koreksi yaitu sebanyak 46.3% untuk dystopia <5 mm dan 69.9% untuk dystopia ³ 5 mm. Walaupun persentase jawaban setuju dilakukan koreksi pada distpia <5 mm lebih sedikit dibanding dystopia ³ 5 mm, namun angka ini dapat menjadi acuan pertimbangan untuk dilakukan koreksi pada dystopia. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan dengan subjek yang lebih bervariasi dan lebih banyak. Keywords: orbital dystopia, subjective assessment, aesthetic
Background: People can detect even a subtle facial asymmetry. Surgical correction is indicated if orbital dystopia is 5 mm and more and/or along with visual disfunction such as diplopia. This study aims to investigate the cut off point for correction of vertical orbital dystopia by visual subjective assessment. Methods: This is a preliminary analytic cross-sectional study. Forty-eight plastic surgery residents were asked to subjectively evaluate 60 digitally manipulated photographs showing 0 to 5-millimeter orbital dystopia using Likert scale form. Data was processed and analyzed using SPSS 22.0. Result: A total of 48 plastic surgery residents from two centres (Hasan Sadikin and Ciptomangunkusumo Hospital) were enrolled. According to the ROC curve, the cut-off point of dystopia that can be detected subjectively is 2.5 millimetre. Regarding indication for corrective surgery, 46.3% respondents agreed for correction on dystopia <5 mm, while 69.9% agreed for correction on dystopia ³5 mm. Conclusion: The cut-off point of dystopia that can be detected by visual subjective perception is 2.5 millimetres. Respondents who agree for correction of dystopia <5 mm and ³5 mm were 46.3% and 69.9%, respectively. Although there were fewer respondents agreeing for correction on dystopia <5 mm, it can still be used as consideration for subjective criterion in correcting dystopia correction. Further study with more varied and larger sample is needed. Keywords: orbital dystopia, subjective assessment, aesthetic
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>