Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sifa Aulia Wicaksari
"

Prevalensi kegemukan/obesitas meningkat setiap tahun secara global termasuk Indonesia. Salah satu fokus masalah oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah tingginya konsumsi energi dari gula yang berdampak pada pengingkatan berat badan, kerusakan gigi, dan penyakit tidak menular. Dewasa ini, sebanyak 10,9% orang dewasa di Indonesia mengonsumsi energi dari gula melebihi anjuran dari WHO. Penelitian potong lintang ini bertujuan mengetahui hubungan antara index massa tubuh (IMT) dan konsumsi minuman berpemanis pada usia dewasa muda di Universitas Indonesia, disesuaikan dengan faktor-faktor lain seperti status sosiodemografi, asupan energi total dan aktivitas fisik. Pengambilan data dilakukan secara consecutive di Universitas Indonesia, Jawa Barat, Indonesia selama bulan Maret – Juni 2019, terhadap 161 mahasiswa Universitas Indonesia yang tinggal di asrama. IMT diperoleh dari pengukuran berat dan tinggi badan, sedangkan konsumsi minuman berpemanis diperolah menggunakan catatan minuman 7 hari. Kuesioner terstruktur, 24–hours recall dan kuesioner aktivitas fisik internasional digunakan untuk menilai sosio-demografi, asupan energi dan aktivitas fisik. Analisis data menggunakan SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 24,2% memiliki status gizi lebih/ obesitas dan 11,8% responden mengonsumsi gula tambahan di minuman lebih dari 50 gram per hari. Sebagian besar responden memiliki mengonsumsi energi tidak cukup dan aktivitas fisik rendah. Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor perancu lain, IMT secara signifikan berhubungan konsumsi minuman berpemanis berdasarkan asupan gula tambahan (β=1,810; interval kepercayaan 95% 0,014 – 3,606; p=0,048, adj R2=0,028). Oleh karena itu, seluruh program edukasi perlu menambahkan materi tentang cara menurunkan konsumsi minuman berpemanis.


The prevalence of overweight–obesity is increasing globally every year, including Indonesia. One global concern by World Health Organization (WHO) related to overweight–obesity was high energy intake from sugar resulting on weight gain, tooth decay, and non-communicable diseases. Recently, more than 10.9% of Indonesian adults consumed energy from SSB exceeding WHO recommendation. This cross sectional study aimed to assess the association between body mass index (BMI) and SSB consumption among young adults in Universitas Indonesia, adjusted to sociodemographic status, total energy intake (TEI) and physical activity level (PAL). Data collection was conducted in Universitas Indonesia, West Java Indonesia during March–June 2019. College students living in dormitory were enrolled 161 students consecutively as respondents. Weight and height measurement was obtained for calculating the BMI, while SSB consumption was obtained by 7–days fluid record. Structured questionnaire, 24–hours recall and short international physical activity questionnaire were used for assessing sociodemographisc status, TEI and PAL. Data analysis used SPSS version 20. The result found 24.2% of respondents were overweight-obese; 11.8% of respondents consumed added sugar in SSB more than 50 g/day. More respondents had inadequate TEI and low PAL. In multivariate analysis, BMI was significantly associated with SSB consumption based on added sugar (β=1.810, 95% 0.014–3.606 of CI, p=0.048, adj R2=0.028). It is necessary to include how to reduce SSB cosumption in all education program.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Cahyani
"Gizi lebih adalah akumulasi lemak berlebih dalam tubuh dan merupakan faktor risiko DM tipe 2 hingga kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi kejadian gizi lebih berdasarkan konsumsi air putih, minuman manis, asupan zat gizi makro, frekuensi makan, dan kebiasaan merokok. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan 108 responden yang merupakan Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kota Depok. Pengukuran status gizi menggunakan IMT; konsumsi air putih menggunakan Questionnaire for Water Consumption Habits oleh BioMed Center; konsumsi minuman manis menggunakan BEVQ-15; asupan gizi makro dan frekuensi makan menggunakan 24h-food recall; kebiasaan merokok menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari Dare et al. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50 PNS mengalami gizi lebih IMT ge;25 kg/m2 . Terdapat perbedaan bermakna proporsi gizi lebih berdasarkan konsumsi air putih, minuman manis, asupan energi, lemak, karbohidrat, dan frekuensi makan. Setelah dikontrol oleh jenis kelamin, perbedaan bermakna ditemukan hanya pada perempuan, sedangkan untuk variabel frekuensi makan hanya pada laki-laki. Anjuran peningkatan konsumsi air putih, asupan rendah kalori dan lemak, serta pengurangan minuman manis diharapkan dapat mencegah dan menanggulangi angka kejadian gizi lebih.

Overnutrition is a risk factor for Type 2 Diabetes Mellitus even death. This study aims to determine the difference of overnutrition proportion based on water consumption, sugar sweetened beverage, dietary intake, eating frequency, and smoking habits. This is a cross sectional study with 108 Civil Servants of Dinas Kesehatan Kota Depok as respondents. Ovenutrition was measured using Body Mass Index water consumption using Questionnaire for Water Consumption Habits by BioMed Center sugar sweetened beverage SSB using BEVQ 15 dietary intake and eating frequency using 24h food recall smoking habits using adapted questionnaire by Dare et al. The overnutrition prevalence was 50 BMI ge 25 kg m2. There were significant differences based on water consumption, SSB, energy, fat, carbohydrate intake, and eating frequency. After controlled by sex, the differences were only significant in women eating frequency was only significant in men. Increasing of water consumption, low calories and fat intake, and SSB reducing could be the solution to overcome and prevent overnutrition. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Febriani
"Prevalensi kejadian kegemukan anak usia sekolah dasar di Jakarta Pusat melebihi angka prevalensi nasional yakni sebesar 29.7 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian kegemukan pada siswa-siswi SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat tahun 2017. Penelitian ini juga meneliti hubungan konsumsi fast food, minuman manis kemasan bergula, makanan jajanan, konsumsi sayur dan buah, durasi menonton TV dan faktor lainnya dengan kejadian kegemukan pada siswa-siswi SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat tahun 2017.
Desain pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan melibatkan 145 siswa-siswi kelas 3, 4, dan 5 SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Mei 2017. Data diambil dengan cara melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengisian kuesioner, serta wawancara Food Frequency Questionnaire dan 24-hour food recall. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat, serta multivariat. Ditemukan prevalensi kegemukan di SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat Tahun 2017 sebesar 41.4.
Berdasarkan uji regresi logistik, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi fast food merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian kegemukan pada siswa-siswi SD Perguruan Cikini tahun 2017. Siswa yang mengonsumsi fast food > 3 kali/minggu memiliki risiko 2.416 kali mengalami kegemukan dibandingkan dengan siswa yang mengonsumsi fast food le; 3 kali/minggu. Perlu dilakukan upaya edukasi gizi mengenai gizi seimbang untuk mengurangi konsumsi fast food dan faktor penyebab kegemukan lainnya, pemantauan status gizi secara rutin, dan pengawasan terhadap penjualan makanan dan minuman di sekolah.

Prevalence of overweight and obesity among elementary school aged children in Jakarta Pusat was 29.7 , higher than Indonesia rsquo s national prevalence. The aim of this study is assess dominant factor associated with overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017. This study is also assess the association between fast food consumption, sugar sweetened beverages consumption, snacks, fruit and vegetable consumption, screen time, and other factors with overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017.
A cross sectional study was conducted between March May 2017 on 145 participants in 3rd, 4th, and 5th grade of SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat. Data obtained by measurement body weight and height, self administered questionnaire, interview Food Frequency Questionnaire and 24 hour food recall. Data was analysed using univariate, bivariate, and multivariate. Prevalence of overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017 is 41.4.
Based on regression logistic, the result of this study showed fast food consumption as dominant factor associated with overweight and obesity among students in SD Perguruan Cikini Jakarta Pusat 2017. Students who consume fast food 3 times week 2.816 more likely to be overweight and obesity than students who consume fast food le 3 times week. The researcher suggests to provide health and nutrition education to reduce fast food consumption and other factors related to overweight and obesity school aged children, routine monitoring of nutritional status, and supervision of foods and beverages sale in school.
"
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Pristi Wisuantari
"ABSTRAK
Konsumsi minuman berpemanis telah menjadi tren asupan sehari-hari, khususnya pada kelompok usia remaja di Indonesia. Hal ini menjadi urgensi mengingat konsumsi minuman berpemanis secara berlebih dapat berdampak pada kesehatan. Hasil studi baseline yang dilakukan oleh penulis pada siswa usia 12 s.d. 15 tahun di SMP N X Jakarta menujukkan bahwa sejumlah 68% siswa mengonsumsi minuman berpemanis lebih dari sama dengan 1 botol/kaleng per hari dan rata-rata pengetahuan siswa tidak mencapai setengah dari total jawaban benar. Hal ini mendorong penulis untuk mengembangkan sebuah program literasi kesehatan dalam upaya mengurangi perilaku konsumsi minuman tersebut. Desain studi penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimental. Dalam implementasinya, pelaksanaan program dilakukan dalam 2 periode, di mana pada periode I kelompok intervensi memperoleh literasi kesehatan tentang minuman berpemanis dan kelompok kontrol memperoleh literasi komunikasi efektif. Evaluasi hanya dilakukan pada periode I, sementara pada periode II partisipan hanya memperoleh modul sebaliknya. Perubahan perilaku diukur menggunakan kuesioner. Hasil analisis menunjukkan bahwa literasi kesehatan efektif untuk mengurangi perilaku konsumsi minuman berpemanis dan meningkatkan pengetahuan gizi, sikap, norma subjektif, serta intensi dalam mengurangi perilaku tersebut"
2019
T53148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Alfinanianty Setiawan
"Latar belakang: Tingginya konsumsi minuman manis di Indonesia tergolong sangat tinggi yang menempati posisi ketiga di Asia Tenggara. Hal tersebut berpotensi meningkatkan penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. Risiko tersebut seringkali terjadi pada orang dewasa, terutama karyawan yang bekerja di kantor.
Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi minuman berpemanis pada karyawan PT Diamond Cipta Property Tbk tahun 2024.
Metode: Penggunaan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan desain cross-sectional dan menggunakan data primer sebanyak 260 responden.
Hasil: Prevalensi konsumsi minuman manis tingkat tinggi pada karyawan PT Diamond Cipta Property Tbk tahun 2024 sebesar 86,2%. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, tingkat stres, tingkat ekonomi, ketersediaan minuman berpemanis, dan media massa terhadap tingkat konsumsi minuman berpemanis. Sementara kemampuan membaca label dan frekuensi online food delivery tidak memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi minuman berpemanis .
Kesimpulan: Prevalensi konsumsi minuman berpemanis di tempat kerja tergolong tinggi, sehingga dibutuhkan edukasi bagi para karyawan terkait batasan konsumsi gula harian untuk meminimalisir risiko penyakit pada karyawan.

Background: There is a high consumption of sugar-sweetened beverages in Indonesia, which ranks third in Southeast Asia. It can potentially increase non-transmitted diseases such as diabetes and cardiovascular disease. These risks often occur in adults, especially employees who work in offices.
Objective: This study aims to identify factors that influence the consumption of sugar-sweetened beverages among employees of PT Diamond Cipta Property Tbk in 2024.
Methods:The use of a quantitative approach was carried out with a cross-sectional design and used primary data as many as 260 respondents.
Results: The prevalence of high-level consumption of sweetened beverages among employees of PT Diamond Cipta Property Tbk in 2024 was 86.2%. There is a correlation between gender, stres level, economic level, availability of sugar-sweetened beverages, and mass media on the level of consumption of sugar-sweetened beverages. While the ability to read labels and frequency of online food delivery did not have a correlation with the level of consumption of sugar-sweetened beverages.
Conclusion: The prevalence of sugar-sweetened beverage consumption in the workplace is high, so education for employees regarding daily sugar consumption limits is needed to minimize the risk of disease in employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library