Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Kusreni
Abstrak :
Penawaran tenaga kerja merupakan salah satu masalah yang banyak dibicarakan karena tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi. Jika selama ini penawaran tenaga kerja selalu dikaitkan dengan kwantitas penduduk , dalam arti jumlah penduduk usia kerja yang ada , maka dalam tulisan ini penawaran tenaga kerja diartikan sebagai suatu hubungan antara upah dan jumlah jam kerja yang sedia ditawarkan oleh pemiliknya. Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh masing-masing individu pada tingkat upah tertentu tidak selalu sama. Pada umumnya seseorang akan bekerja apabila tingkat upah dipasar adalah sama atau lebih tinggi dari reservation wage-nya. Dengan demikian kurve penawaran tenaga kerja dapat dipandang sebagai tingkat upah minimum yang dengan tingkat itu Para pemilik tenaga kerja siap untuk menawarkan sejumlah jam kerjanya. Seperti halnya propinsi lain di Indonesia, propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga menghadapi masalah ketenagakerjaan yang cukup serius yakni adanya ketidak seimbangan antara kesempatan kerja dan tenaga kerja yang tersedia. Hal ini tidak saja disebabkan oleh besarnya jumlah angkatan kerja yang ada akan tetapi juga disebabkan karena masih kecilnya kemampuan sektor formal dalam menyerap tenaga kerja,sehingga mengakibatkan tidak semua tenaga kerja yang ada dapat masuk dalam pasar kerja. Pada dasarnya penduduk dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu penduduk yang termasuk dalam kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Mereka yang termasuk dalam tenaga kerja atau penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 10 tahun keatas. Selanjutnya tenaga kerja dapat dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Ketentuan BPS mengatakan bahwa penduduk berumur 10 tahun keatas yang termasuk dalam kelompok angkatan kerja adalah mereka yang selama seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan ,baik bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena sesuatu sebab, misalnya sedang menunggu panen cuti dan sebagainya.Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan atau mengharapkan dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja. Yang digolongkan bukan angkatan kerja antara lain adalah mereka yang sedang berada dalam pendidikan, mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah dan mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan karena alasan fisik. Mengenai batasan waktu yang dipergunakan adalah menunjuk pada jangka waktu tujuh hari berturut-turut yang berakhir pada hari sehari sebelum tanggal pencacahan. Selanjutnya angkatan kerja yang ada ini dapat dibagi dalam 2 kelompok yaitu mereka yang termasuk dalam katagori bekerja dan tidak bekerja.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsyaf Nurman Djumiril
Abstrak :
Tenaga kerja buruh konstruksi memiliki peran penting dalam suatu proses konstruksi. Permasalahan yang biasanya terjadi adalah banyaknya luang waktu bagi para pekerjanya dalam waktu sehari bekerja. Dalam satu hari, pekerja masih memiliki waktu kosong sebesar 32% dari 100% aktifitasnya, angka ini masih sangat tinggi sebagai waktu kosong, dimana produktivitas pekerjaan dipertanyakan saat waktu kosong dari seorang pekerja setinggi angka tersebut. Oleh karena itu, perlu diketahui penyebab dari hal tersebut. Soft-skill dari suatu tenaga kerja buruh konstruksi diasumsikan menjadi salah satu akibat dari waktu kosong ini, yang akan berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan survei responden, wawancara serta validasi oleh pakar, dan mengumpulkan data dengan melakukan analisa model regresi. Penemuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa soft skill tenaga kerja buruh konstruksi berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan. Communication, Teamwork, Work Attitude, Problem Solving, dan Work Ethic, menjadi kompetensi yang penting yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan, dimana masing-masing kompetensi memiliki pengaruh yang berbeda nilainya terhadap produktivitas pekerjaan. ...... Construction workers play an important role in the process of a construction. A problem that often occurs is workers still have a lot of spare time in one day of working. In a day’s work, a construction worker still has 32% of 100% of his time in one day for spare time, which where he does nothing, which where the working productivity of the worker is to be questioned. The cause of this is needed to be known. Construction workers soft-skills are assumed to be one of the problems, which could affect working productivity. The method of this research will be through respondents’ survey, expert judgments and validations, and collecting data by using regression model analysis. It is discovered that soft skills of the construction workers do affect the working productivity. Communication, Teamwork, Work Attitude, Problem Solving, and Work Ethic, are important competencies that could impact working productivity, in which each competencies have different scores of impact towards working productivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Handika Saputra, auhtor
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peran dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di dalam proses pra penempatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari BNP2TKI di dalam proses pra penempatan serta kendala yang dihadapi oleh BNP2TKI. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tenaga kerja, buruh migran, dan konteks peran di dalam organisasi. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini adalah terdapat tiga peran dari BNP2TKI di dalam pra penempatan yaitu peran ideal, peran yang dianggap oleh diri sendiri, dan peran yang dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara peran yang ideal dengan peran yang dianggap oleh diri sendiri dan peran yang dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi di dalam proses pra penempatan cukup banyak terjadi baik yang dialami oleh BNP2TKI maupun instansi lain yang terkait.
This thesis discusses the role of the National Agency for the Placement and Protection of Indonesian Workers (BNP2TKI) in the pre-placement process. This study aims to determine what the role of BNP2TKI in pre-placement process and the constraints faced by the BNP2TKI. The theory used in this research is labor, migrant workers, and the context of the role within the organization. The approach in this study using post-positivist approach to the method of data collection through library research and in-depth interviews. The results of this study is there are three roles of BNP2TKI in pre-placement is ideal role, the role of which is considered by themselves, and the role undertaken. There are differences between the ideal role with the roles that are considered by themselves and the role undertaken. The problems that occurred in the pre-placement process pretty much going either experienced by BNP2TKI and other relevant institution.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Retno Onengan
Abstrak :
Skripsi ini membicarakan kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya komunitas Magribi di Prancis. Komunitas Magribi di prancis adalah sebuah komunitas yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti, catatan historis kedatangan mereka berbeda dari kelompok pendatang lain, perbedaan budaya antara orang Magribi dan orang Prancis yang cukup signifikan, dan jika dilihat dari segi jumlah, populasi Magribi di Prancis saat ini cukup besar.Itulah beberapa faktor yang membuat komunitas Magribi menarik untuk diteliti. Penelitian tentang kondisi komunitas Magribi di Prancis pada dekade 80-an yang telah dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa meskipun mereka telah lama hadir dan menjadi bagian dari masyarakat Prancis kondisi sosial masyarakat Magribi belum banyak berubah sejak mereka pertama kali datang dan tetap berada pada tingkat sosial terendah jika dibandingkan dengan masyarakat Prancis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S14284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library