Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heny Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengestimasi dampak qualification mismatch terhadap upah. Studi serupa di negara berkembang, khususnya di Indonesia, masih belum mempertimbangkan adanya potensi omitted variable bias dan measurement error sehingga penelitian ini diharapkan mengisi kekurangan tersebut. Studi ini menggunakan data individu Sakernas panel tahun 2017-2018 dan instrumental variable (IV) yang berasal dari basis data O*NET untuk mengatasi kedua endogenitas tersebut. Insiden undereducation lebih umum terjadi daripada overeducation. Hasil estimasi dengan metode FE-IV menunjukkan bahwa pekerja undereducated menerima wage penalty dibandingkan dengan pekerja yang matched. Sementara pekerja overeducated tidak menerima tambahan upah atas kelebihan tahun pendidikannya.
ABSTRACT
This study aims to estimate the impact of qualification mismatch on wages. Most studies in developing countries, especially in Indonesia, do not address omitted variable bias and measurement error. This research contributes to the scarce literature that take into account of these shortcomings. This study uses Sakernas panel data set in 2017-2018 and instrumental variable derived from O*NET to overcome the endogeneity. Undereducation incidents are more common than overeducation. Estimation results using FE-IV method shows that undereducated workers receive wage penalty compared to matched workers. Furthermore, overeducated workers do not receive additional wages for their excess years of education.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatunnismah
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pobabilitas overeducation dan undereducation serta sejauh mana overeducation dan undereducation tersebut berpengaruh terhadap penghasilan. Data yang digunakan adalah data Sakernas 2013. Status ORU (overeducation, requirededucation dan undereducation) diukur menggunakan rata-rata dan standar deviasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama bersekolah, umur, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal memiliki pengaruh signifikan terhadap probabilitas overeducation dan undereducation. Overeducation memiliki hubungan negatif dengan penghasilan, sedangkan undereducation memiliki hubungan positif. Hasil yang sama ditemukan setelah dibuat model terpisah menurut jenis kelamin dan jenis pekerjaan kecuali pada pekerja white collar, di mana undereducation tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghasilan.
ABSTRACT The objective of this research is to identify the determinants of overeducation and undereducation and how these determinants influence earnings using the 2013 Sakernas data. The ORU (overeducation, requirededucation and undereducation) status is measured by using the values of mean and standard deviation. The results show that years of schooling, age, sex, and region have significant effect on probabilities to have overeducation and undereducation status. Overeducation and undereducation have negative and positive impacts on earnings, respectively. Separate models by gender and by occupation show the same results, except for white collar employees where undereducation has no significant impact on earnings.
Depok: Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatunnismah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pobabilitas overeducation dan undereducation serta sejauh mana overeducation dan undereducation tersebut berpengaruh terhadap penghasilan. Data yang digunakan adalah data Sakernas 2013. Status ORU (overeducation, requirededucation dan undereducation) diukur menggunakan rata-rata dan standar deviasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa lama bersekolah, umur, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal memiliki pengaruh signifikan terhadap probabilitas overeducation dan undereducation. Overeducation memiliki hubungan negatif dengan penghasilan, sedangkan undereducation memiliki hubungan positif. Hasil yang sama ditemukan setelah dibuat model terpisah menurut jenis kelamin dan jenis pekerjaan kecuali pada pekerja white collar, di mana undereducation tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghasilan.
ABSTRACT
The objective of this research is to identify the determinants of overeducation and undereducation and how these determinants influence earnings using the 2013 Sakernas data. The ORU (overeducation, requirededucation and undereducation) status is measured by using the values of mean and standard deviation. The results show that years of schooling, age, sex, and region have significant effect on probabilities to have overeducation and undereducation status. Overeducation and undereducation have negative and positive impacts on earnings, respectively. Separate models by gender and by occupation show the same results, except for white collar employees where undereducation has no significant impact on earnings.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Pratama
Abstrak :

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat urgensi overeducation dan undereducation pada pekerja sektor agrikultur yang dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan dharruriyat. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dengan menggunakan data Sakernas 2019 dari BPS untuk mengetahui pengaruh overeducation dan undereducation pada pendapatan pekerja pada sektor agrikultur di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi fenomena overeducation dan undereducation pada sektor agrikultur yang menyebabkan wage penalty dan wage premium pada para pekerja. Karena itu, perlu adanya evaluasi pada sektor agrikultur baik dari pekerja atau lapangan pekerjaannya.

 


The purpose of this study was to see the urgency of overeducation and undereducation in agricultural sector workers that could hinder the fulfillment of dharruriyat needs. This study uses a Ordinary Least Square regression method using Sakernas 2019 data from BPS to determine the effect of overeducation and undereducation on the income of workers in the agricultural sector in Indonesia. The results of this study are the phenomenon of overeducation and undereducation in the agricultural sector which causes a wage penalty and a wage premium for workers. Therefore, it is necessary to evaluate the agricultural sector, both from workers and their fields of work.

 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristrina Sugiyanti
Abstrak :
Penelitian ini menguji sejauh mana overeducation berpengaruh terhadap keputusan pekerja untuk mencari pekerjaan lain, menggunakan data Sakernas 2015. Berdasarkan metode realized match ditemukan bahwa terdapat 16 persen pekerja yang diidentifikasi sebagai overeducated. Temuan dari analisis regresi logistik menunjukkan bahwa pekerja overeducated lebih cenderung untuk mencari pekerjaan lain dibanding rekan mereka yang berpendidikan sama, yang memiliki pekerjaan sesuai dengan pendidikannya. Kecenderungan pekerja overeducation untuk terlibat dalam aktivitas pencarian pekerjaan lebih tinggi pada pekerja yang lebih muda, berpendidikan lebih tinggi, tinggal di perdesaan, memiliki pelatihan kerja, memiliki masa kerja dan jam kerja yang lebih pendek, dan memperoleh upah lebih rendah. Perempuan overeducated yang berstatus kawin kurang terlibat dalam pencarian pekerjaan dibandingkan perempuan tidak menikah yang overeducated. Selain itu, ditemukan juga bahwa pekerja white collar yang overeducated melakukan pencarian pekerjaan lebih sedikit daripada pekerja blue collar yang overeducated.Penelitian ini diperkaya dengan analisis kualitatif yang menemukan bahwa keputusan mencari pekerjaan lain juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti keamanan pekerjaan, kontrak kerja dan lokasi tempat kerja. Pekerja overeducated tidak mencari pekerjaan lain jika mereka percaya bahwa mencari pekerjaan yang lebih baik akan sia-sia. ...... This research examines the extend to which overeducation influences workers decision to look for another job, using 2015 Sakernas data. The realized match method found that 16 percent of workers are identified as overeducated. Findings from logistic regression results suggest that overeducated workers are more likely to look for another job relative to their counterparts with similar education whose job matches their education. The propensity of overeducated workers to engage in job search activity is higher for younger workers, better educated, and for residents in rural areas. Overeducated married women are less engaged in job search than single women who are similarly overeducated. Empirical analyses also show that overeducated workers with job training, short job tenure, fewer hours of work per week and low wage earners are more likely to search for another job. Moreover, we find that white collar workers who are overeducated search for job less than blue collar workers.This study is enriched with qualitative analysis which finds that decisions to look for another job are also influenced by other factors, such as job security, employment contracts and workplace location. Overeducated workers are not looking for another job if they believe that finding a better job will be in vain.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Ernawaty
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kejadian qualification mismatch dan pengaruhnya terhadap pendapatan tenaga kerja di Indonesia. Dengan memanfaatkan SAKERNAS 2018, kejadian qualification mismatch diidentifikasi menggunakan metode normatif. Vertical mismatch didapat dengan membandingkan tingkat pendidikan dan KBJI 1 digit, sedangkan horizontal mismatch membandingkan 3 digit ISCED-F dan KBJI 3 digit. Pada tahun 2018, persentase kejadian undereducation sebesar 4.6% dan overeducation sebesar 27.9%. Sedangkan kejadian field of study mismatch terjadi pada 68.4% tenaga kerja di Indonesia. Pengaruh qualification mismatch baik undereducation, overeducation, dan field of study mismatch terhadap pendapatan tenaga kerja diestimasi dengan menggunakan metode ordinary least square. Hasil menunjukkan bahwa terdapat income premium pada tenaga kerja yang mengalami undereducation sebesar 5.46%-6.54%. Tenaga kerja yang mengalami overeducation mendapatkan income penalty sebesar 6.72%-8.06% sedangkan yang mengalami field of study mismatch sebesar 6.37%-7.36%. Namun, pengaruh qualification mismatch tersebut membesar pada pendapatan tenaga kerja pada kelompok lulusan pendidikan vokasi serta sektor manufaktur. ...... This study aims to examine qualification mismatch incidence and its effect on labor earnings in Indonesia. Indonesia`s labor force structure shows that the largest proportion of the labor force is high scholl graduates. Thus, it is necessary to investigate qualification mismatch effects on labor income with a minimum qualification of senior high school. Using SAKERNAS 2018, the number of qualification mismatch incidence is calculated using normative method. In 2018, undereducation incidence was 4.6% and overeducation was 27.9%. While the field of study mismatch occurred in 68.4% of the labor force in Indonesia. The effect of qualification mismatch on labor income is estimated using ordinary least square method. The results show that there is income premium for undereducated labor. Overeducated labor get 6.72%-8.06% income penalty, while those who experience a field of study mismatch suffered 6.37%-7.36%. However, the wage effect of the qualification mismatch has widened for labor from vocational education graduates and manufacturing sectors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ferry Maurist
Abstrak :
Ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dan pekerjaan (educational mismatch) adalah isu yang masih sering terjadi di pasar kerja Indonesia. Salah satu implikasi yang dihasilkan dari educational mismatch adalah pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan kualfikasi pendidikan yang dimiliki. Studi ini mencoba mengkaitkan fenomena educational mismatch dengan isu migrasi internal. Sehingga studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh educational mismatch pada pendapatan pekerja lebih khusus pekerja pendatang dan lokal. Pembahasan educational mismatch lebih spesifik pada pekerja pendatang dan pekerja lokal karena kedua jenis pekerja ini memiliki potential earning yang cukup berbeda. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2019. Unit analisis yang digunakan yaitu pekerja berstatus buruh/karyawan/ pegawai selain TNI/ POLRI berusia 15-64 tahun ke atas. Hasil penelitian menunukkan bahwa pekerja pendatang lebih cenderung mengalami overeducation dibandin pekerja lokal dan sebaliknya pekerja lokal lebih cenderung mengalami undereducation dibanding pekerja pendatang. Kemudian dari hasil analisis regresi linier berganda ditemukan bahwa pekerja pendatang mengalami wage penalty yang lebih besar dibanding pekerja lokal. ......The mismatch between educational and occupational is an issue that still frequently occurs in the Indonesian job market. One of the implications from educational mismatch is the wages that received don’t match with the educational qualification. This study tries to link the education mismatch phenomenon with internal issues. So this study aim to determine the effect of educational mismatch on workers earning, especially migrant and native workers. The discussion of educational mismatch is more specific to migrant and native workers because these two types of workers have quite different potential earning. The data used in this study was gained from the National Labor Force Survey (Sakernas) August 2019. The unit of analysis used are workers that have status as labor / employee / employees other than TNI/ POLRI who are 15-64 years old. The results showed that migrant workers were more likely to overeducation than native workers and local workers were more likely to undereducation than migrant workers. Then from the analysis of multiple linear regression found that migrant workers have a higher wage penalty than local workers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library