Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julia Dewi Nerfina
"Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Massa tumor dapat menyebabkan berbagai perubahan metabolik dalam tubuh dan dapat mempengaruhi asupan sehingga pasien dapat jatuh dalam kondisi malnutrisi. Efek samping radioterapi dan kemoterapi dapat menyebabkan efek mual, muntah dan diare yang dapat semakin memperburuk status gizi pasien. Tatalaksana nutrisi pada pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi dan kemoterapi bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status gizi, meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien. Tatalaksana nutrisi yang diberikan meliputi pemberian makronutrien, mikronutrien, nutrient spesifik serta pemberian konseling dan edukasi.
Pasien pada serial kasus ini berusia antara 42 hingga 52 tahun dengan stadium yang berbeda. Seluruh pasien menjalani radioterapi, sedangkan satu pasien menjalani radioterapi dan kemoterapi. Semua pasien memiliki skrining dengan nilai ≥2 menggunakan malnutrition screening tool (MST). Pemantauan yang dilakukan meliputi keluhan subyektif, kondisi klinis, tanda vital, antropometri, kapasitas fungsional dan analisis asupan.
Hasil pemantauan keempat pasien ternyata dukungan nutrisi yang diberikan dapat meningkatkan asupan dan menaikkan berat badan pada pasien pertama sedangkan pada pasien kedua, ketiga dan keempat terjadi penurunan berat badan yang minimal. Kapasitas fungsional pasien tidak mengalami penurunan dan kualitas hidup keempat pasien membaik.

Cervical cancer is malignant disease associated with nutrition problem. Tumor mass can lead to metabolic changes in the body and affect nutritional intake, so that patients can fall in malnutrition. Side effects of radiotherapy and chemotherapy are nausea, vomiting and diarrhea which can further worsen the nutritional status of patients. Nutrition management for cervical cancer patients in radiotherapy and chemotherapy are to maintain or increase nutritional status, improve quality of life and prolong survival of patients. Management of nutrients provision include to provide macronutrients, micronutrients, specific nutrients, counseling and education.
Patients age in this case series were between 42 to 52 years with a different stage of cervical cancer. All patient underwent radiotherapy, in which one patient underwent radiotherapy and chemotherapy. All patients had a screening score ≥2 using a malnutrition screening tool (MST). Monitoring included subjective complaints, clinical condition, vital signs, anthropometric, functional capacity and intake analysis.
The results of monitoring for all patients were nutritional support could increase intake and weight gain in the first patients, for second, third and fourth patients minimize weight loss. Functional capacity of all patients did not decline and quality of life all patients are increasing.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Indriani Octovia
"Latar belakang: luka bakar berat dapat disertai dengan trauma inhalasi, yang akan memicu respons lokal dan sistemik, sehingga menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dan sepsis. Berbagai kondisi ini menyebabkan hipermetabolime dan hiperkatabolisme, yang membutuhkan tatalaksana nutrisi adekuat untuk membantu proses penyembuhan pasien. Berbagai kelompok ahli telah memberikan rekomendasi tatalaksana nutrisi pada luka bakar berat dan sakit kritis. Namun, akibat keterbatasan sarana dan prasarana, tidak semua rekomendasi dapat dilaksanakan, sehingga tatalaksana nutrisi diberikan secara optimal. Metode: serial kasus ini terdiri atas empat pasien luka bakar berat, yang disebabkan oleh api, dan disertai trauma inhalasi, yang menyebabkan berbagai komplikasi, sepsis, multiple organ dysfunction syndrome (MODS) dan multiple organ failure (MOF). Tatalaksana nutrisi diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien. Pemberian nutrisi diawali dengan nutrisi enteral dini (NED) dalam waktu 2448 jam setelah luka bakar, sebesar 10 kkal/kg BB, menggunakan drip intermiten. Selanjutnya, nutrisi diberikan sebesar 2025 kkal/kg BB pada fase akut dan 2530 kkal/kg BB/hari pada fase anabolik. Setelah pasien keluar dari intensive care unit (ICU), target kebutuhan energi menggunakan persamaan Xie, dengan protein 1,52,0 g/kg BB/hari, lemak 2530%, dan karbohidrat (KH) 5565%. Mikronutrien diberikan berupa multivitamin antioksidan, vitamin B, asam folat, dan vitamin D. Pasien dalam serial kasus ini juga mendapatkan nutrisi spesifik glutamin sebesar 0,3 g/kg BB/hari, selama 510 hari. Hasil: tiga pasien mengalami perbaikan klinis, kapasitas fungsional, dan laboratorium. Pasien selamat dan dipulangkan untuk rawat jalan. Masa rawat pasien yang selamat berturut-turut 33 hari, 70 hari, dan 43 hari. Seorang pasien mengalami perburukan dan MOF, hingga meninggal dunia setelah dirawat selama 23 hari di ICU. Kesimpulan: tatalaksana nutrisi optimal dapat menunjang penyembuhan luka serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar berat dengan trauma inhalasi dan sepsis.
;Background: severe burn trauma combined with inhalation injury initiates local and systemic response, resulting in various complications such as systemic inflammatory response syndrome (SIRS) and sepsis. These conditions stimulate hypercatabolic process, leading to the increase of nutrition requirement. Adequate nutritional support is necessary in order to control both inflammatory and metabolic response, and also to improve healing process. To date, nutritional recommendations specific for severe burn trauma and critical illness have been established. However, many problems including patient?s condition and lack of resources exist, so optimal nutritional support that fits our settings was delivered. Method: this serial case focused on four severely burned patients caused by flame. Subjects with inhalation trauma and complications such as sepsis, multiple organ dysfunction syndrome (MODS), and multiple organ failure (MOF) were included in this study. Nutritional support was delivered according to clinical conditions, patient?s tolerance, and laboratory findings. Early enteral nutrition was initiated within 2448 hours post burns, starting from 10 kcal/kg BW/day with intermittent gravity drip method. Nutrition was gradually increased in order to reach the target of energy for critically ill patients, which is 2025 kcal/kg BW/day in acute phase or 2530 kcal/kg BW/day in anabolic recovery phase. Xie Equation was used to calculate target of total energy for burned patient. Protein requirement was 1.52.0 g/kg BW/day. Lipid and carbohydrate given were 2530% and 5565% from calorie intake, respectively. Micronutrient supplementation including antioxidants, vitamin B, folic acid, and vitamin D was also provided. Glutamin as specific nutrient was delivered by 0.3 g/kg BW/day in 510 days. Results: improvement of clinical condition, functional capacity, and laboratory parameters was observed in three patients, who could be discharged from hospital and asked to come back for outpatient care. Their lengths of stay were 33 days, 70 days, and 43 days, respectively. However, one patient experienced worsening of condition and died after 22 days of care in Intensive Care Unit (ICU). Conclusions: optimal nutritional support for severely burned patients with inhalation trauma and sepsis is necessary in order to improve healing process, as well as decrease morbidity and mortality."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahdinar Rosdiana Dewi
"Orang lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia yang rentan terhadap dehidrasi. Dehidrasi pada lansia memiliki efek yang berbahaya, bahkan hingga menyebabkan kematian, namun dapat dicegah dengan memenuhi kebutuhan cairan harian. Pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian akan membantu mencegah kondisi dehidrasi, tetapi belum terdapat penelitian terkait pada lansia di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia mengenai asupan cairan harian dan hubungannya dengan faktor lain yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jenis sumber infirmasi.
Studi cross-sectional telah dilaksanakan di Pejaten Barat, Jakarta pada Januari hingga Februari 2012 dengan subyek sebanyak 100 orang yang diperoleh dari consecutive sampling. Semua subyek mengisi keseluruhan kuesioner mengenai data demografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51% subyek berpengetahuan baik, 80% bersikap cukup, 72% berperilaku baik. Analisis bivariat pada setiap variabel menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan perilaku (uji Kolmogorov-Smirnov: p=0,010), namun tidak terdapat hubungan pada variabel lainnya. Selain itu, tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, dan sikap dengan perilaku mengenai asupan caran harian melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Oleh sebab itu, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku harus dilakukan dengan metode yang berbeda.

Elderly is an age group that have a big risk on dehydration. Dehydration in elderly have a negative effect, even dead, but it can be prevented by good hydration. Knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake will prevent dehydration, but there is limited study concerning that among elderly in Indonesia.
he aim of this study was to determine the knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake and related factor among elderly such as age, sex, education level, and the kind of information sources.
A cross-sectional study was conducted at Pejaten Barat, Jakarta on January to February 2012. Consecutive sampling technique was used to choose 100 subjects. All subjects completed questionnaires on demographic characteristics, knowledge, attitude, and practice.
The were 51% subjects had good knowledge, 80% subjects had quite good attitude, and 72% subjects had good behavior. We found that age was related to behavior (Kolmogorov-Smirnov test: p=0,010), but there was no relationship between another variabel. There are no relationship between knowledge and attitude, attitude and behavior, and also knowledge and behavior concerning daily fluid intake by Kolmogorov-Smirnov test. Therefore, intervention is needed to increase knowledge, attitude, and behavior with different method for each.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Banin Aissyifa
"Dehidrasi ringan rentan terjadi pada remaja yang dapat menyebabkan menurunnya stamina, daya ingat, serta menurunnya konsentrasi dan kemampuan belajar. Hal tersebut dapat dicegah dengan memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik mengenai asupan cairan harian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada remaja usia 13-18 tahun di Pejaten Barat, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada Januari 2012 dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai asupan cairan harian kepada 106 subyek di Pejaten Barat dengan metode consecutive sampling. Uji chi square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai asupan cairan harian (p = 0,04) namun tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku dan sikap dengan perilaku. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jumlah sumber informasi. Untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini lebih lanjut, diperlukan penelitian lanjutan menggunakan studi intervensi seperti penyuluhan.

Mild dehydration is susceptible occurs in adolescent. It can lead the decreasing of stamina, concentration, memory and learning ability. This can be prevented by having the knowledge, attitude, and behavior regarding daily fluid intake. The aimed of this study was to determine the relationship of knowledge, attitude, and behavior on a daily fluid intake and the associated factors in adolescents. The design of this study was cross sectional. We obtained 106 subjects aged 13-18 years in Pejaten Barat by consecutive sampling. Data were collected in January 2012 by using the questionnaire about the daily fluid intake. Using the chi square test showed a significant relationship between the knowledge and the attitude on the daily fluid intake (p = 0,04), but there was no significant relationship between knowledge neither attitude with behavior. There was also no relationship between knowledge, attitude, and behavior with the other associated factors. To confirm the result of this study, futher research is needed by using the interventions design such as counseling."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Besthari Anindita Pramitasari
"Sebanyak 46,1% masyarakat di Indonesia usia 20-55 tahun mengalami dehidrasi ringan. Dehidrasi ringan pada pria produktif berdampak pada kualitas kerja seseorang. Pria usia produktif yang sebagian besar merupakan tenaga kerja di Indonesia dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja. Kurangnya pengetahuan dan sikap dapat menjadi salah satu penyebab perilaku asupan cairan yang buruk. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang asupan cairan serta hubungannya dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan kuesioner yang berisi pertanyaan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan harian di Pejaten Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Pejaten Barat memiliki tingkat pengetahuan baik (77,2%), sikap cukup (61,4%), dan perilaku baik (83,1%). Dari uji chi-square ditemukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap asupan cairan (p<0,001), namun tidak terdapat hubungan bermakna dengan variabel lainnya. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan faktor-faktor lain yang berhubungan (usia, tingkat pendidikan, jenis sumber informasi, dan jumlah informasi yang diperoleh subjek penelitian).

A total of 46.1% of people aged 20-55 years in Indonesia occured to be in mild dehydration state. Mild dehydration impact on the quality of work. Men in productive age who are mostly workers in Indonesia can lead to the decreased quality of work if they work in mild dehydration state. Lack of knowledge and attitude may cause bad behavior of daily water intake. Therefore, this study aimed to investigate the characteristics and the association between knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake and its relation to the related factors. This study used cross-sectional design with interview and questionnaire containing questions of knowledge, attitudes, and behavior of daily water intake.
The results showed that people in Pejaten Barat had good level of knowledge (77.2%), quite level of attitude (61.4%), and good behavior (83.1%). The chi-square test claimed a significant relationship between knowledge and attitude of daily water intake (p<0.001), but there was no significant association with other variables. There was also no significant relationship between knowledge, attitudes, and behavior with other related factors (age, education level, type of resources, and the amount of information).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunissa Permata Hati
"Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh secara cepat tanpa diimbangi asupan cairan yang cukup Anak sekolah dasar rentan mengalami dehidrasi yang dapat menimbulkan gejala kelemahan fisik dan penurunan fungsi kognitif Mereka cenderung mengabaikan gejala dehidrasi dan tidak mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup serta belum memiliki pengetahuan tentang cara menjaga status hidrasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan sikap perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada anak SD dengan menggunakan desain cross sectional Data diambil Januari 2012 dengan memberikan kuesioner kepada 107 anak SD di Pejaten Barat Jakarta Selatan Hasil penelitian menunjukkan subyek terbanyak berusia 10 12 tahun 53 1 laki laki 62 2 duduk di kelas 4 6 SD 64 3 dan mendapat informasi dari 3 sumber informasi atau kurang 82 7 Diperoleh hasil yakni subyek terbanyak memiliki pengetahuan cukup 45 9 sikap cukup 51 dan perilaku baik 74 5 Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap uji chi square p 0 01 namun tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku serta antara sikap dan perilaku Terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan uji chi sqare p 0 042 namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap maupun dengan perilaku Karakteristik demografi lainnya seperti usia jenis kelamin dan jumlah sumber informasi tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan sikap dan perilaku.

Dehydration is the rapid excessive loss of body fluids without adequate fluid intake replenishment School children are susceptible to dehydration It causes them to physical weakness and cognitive function decline They tend to ignore the symptoms of dehydration and do not consume adequate amount of fluids Children do not have the knowledge on how to maintain hydration status This study aimed to determine the knowledge attitudes behaviors regarding daily fluid intake and associated factors in school children by using cross sectional design Data were taken in January 2012 by giving questionnaires to 107 school children in Pejaten Barat South Jakarta The result shows that most subjects aged 10 12 years 53 1 males 62 2 fourth to sixth primary school students 64 3 and received information from 3 or less media resources 82 7 Most subjects had sufficient knowledge 45 9 sufficient attitude 51 and good behavior 74 5 There is correlation between knowledge and attitude chi square test p 0 01 but there is no correlation between knowledge and behavior as well as between attitudes and behavior There is correlation between education and knowledge chi square test p 0 042 but education is not correlated with attitudes and behavior Other demographic characteristics such as age gender and number of resources are not correlated to knowledge attitudes and behaviors
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Millati Samha Arrasuli
"Asupan cairan dibutuhkan setiap hari dalam jumlah yang adekuat agar tubuh dapat berfungsi dengan baik dan mencegah timbulnya dampak buruk dehidrasi di mana dampak tersebut dapat berpengaruh besar terutama pada anak ndash anak karena sedang berada dalam proses tumbuh kembang Pengetahuan yang baik tentang asupan cairan diharapkan akan meningkatkan kesadaran individu untuk memenuhi kebutuhan asupan cairan harian dan terhindar dari risiko dehidrasi Tujuan penelitian ini adalah mengetahui asupan cairan dan hubungannya dengan tingkat pengetahuan pada anak usia 7 ndash 9 tahun di Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Rancangan penelitian ini adalah studi cross sectional dengan metode pengambilan sampel total population Proses pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2012 ndash 29 Januari 2012 melalui pemberian kuesioner untuk tingkat pengetahuan tentang asupan cairan pada hari pertama dan catatan asupan cairan harian 2x24 jam selama dua hari berikutnya Setelah proses analisis data dari 31 subjek penelitian dengan 16 anak diantaranya berjenis kelamin perempuan hasil menunjukkan bahwa 9 dari 16 anak perempuan dan 7 dari 15 anak laki ndash laki memiliki tingkat pengetahuan tentang asupan cairan yang cukup Asupan cairan adekuat diperoleh dari 13 anak perempuan dan 11 anak laki ndash laki Secara keseluruhan asupan cairan adekuat diperoleh dari 3 anak dengan tingkat pengetahuan baik 15 anak berpengetahuan cukup dan 6 anak berpengetahuan kurang Uji Fischer menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan p 0 007 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan anak usia 7 ndash 9 tahun berhubungan dengan asupan cairan mereka sehari ndash hari.

Adequate fluid intake is needed daily for everybody in order to function optimally and to prevent negative impacts of dehydration particularly in children who are still growing up A good knowledge about fluid intake is expected to raise one rsquo s awareness to fulfill one rsquo s daily need of fluid intake as well as exempted from risks of dehydration The objective of this study is to determine the fluid intake and its relationship with knowledge level in children aged 7 ndash 9 years old at Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Using cross sectional research design and total population sampling the data were collected on January 27th ndash 29th 2012 by giving questionnaires about knowledge of fluid intake on the first day and 2x24 hours record of fluid intake for the next two consecutive days Data analysis from 31 subjects which 16 of them are girls shows that 9 out of 16 girls and 7 out of 15 boys have fair knowledge about fluid intake Adequate amount of fluid intake is obtained from 13 girls and 11 boys In general adequate fluid intake is obtained from 3 children with good knowledge 15 children with fair knowledge and 6 children with poor knowledge Fischer test shows that there is a relationship between fluid intake and knowledge level p 0 007 In conclusion knowledge level of fluid intake in children aged 7 ndash 9 years old is related to their daily fluid intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lili Widjaya
"Ibu rumah tangga rentan mengalami dehidrasi yang dapat menganggu aktivitas fisik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada ibu rumah tangga Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode wawancara dan kuesioner Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar subyek berusia 30 59 tahun 68 9 memiliki jumlah sumber informasi yang sedikit 80 2 pengetahuan 77 4 sikap 58 5 dan perilaku 92 5 yang baik Setelah data diolah diketahui bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap uji kolmogorov smirnov p 0 039 jumlah sumber informasi dan pengetahuan uji fisher p 0 039 mengenai asupan cairan harian Namun tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku uji fisher p 0 377 sikap dan perilaku uji fisher p 0 272 usia dan pengetahuan uji chi square p 0 444 usia dan sikap uji kolmogorov smirnov p 1 000 jumlah sumber informasi dan sikap uji kolmogorov smirnov p 1 000 juga tidak terdapat hubungan antara usia dan perilaku uji fisher p 0 252 jumlah sumber informasi dan perilaku uji fisher p 0 656 mengenai asupan cairan harian Kata Kunci Pengetahuan Sikap Perilaku Asupan Cairan Ibu rumah tangga Usia Jumlah Sumber Informasi.

Housewife is susceptible to dehydration that can affect physical activity The goal of this research was to determine correlation between knowledge attitude and behaviours regarding daily fluid intake and associated factors on housewives This research used cross sectional design with interview and questionnaires The result showed that most subjects were age 30 59 years 68 9 gained information from few resources 80 2 had good knowledge 77 4 good attitudes 58 5 and good behaviours 92 5 regarding daily fluid intake After analyzed the result shows that there is correlation between knowledge and attitude kolmogorov smirnov test p 0 039 as well as between number of media resources and knowledge fisher p 0 039 regarding daily fluid intake But there is no significant correlation between knowledge and behaviours fisher test p 0 377 attitude and behaviours fisher test p 0 272 age and knowledge chi square test p 0 444 age and attitude kolmogorov smirnov test p 1 000 number of media resources and attitude kolmogorov smirnov test p 1 000 There was also no correlation between age and behaviours fisher test p 0 252 number of media resources and behaviours fisher test p 0 656 regarding daily fluid intake Keywords Knowledge Attitude Behaviours Fluid Intake Housewives Age Number of Media Resources."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atmaningtyas Sri Rahayu
"Tingginya prevalensi dehidrasi ringan di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengonsumsi cairan secara adekuat. Anak usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan mengalami dehidrasi karena aktivitas fisik yang aktif dan cenderung hanya akan minum jika timbul rasa haus, padahal ketika rasa haus muncul anak akan mengalami dehidrasi yang progresif jika cairan tubuh tidak segera digantikan. Dehidrasi, meskipun pada derajat ringan, dapat memengaruhi fungsi kognitif dan performa fisik. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kebiasaan, termasuk kebiasaan mengonsumsi cairan, adalah pengetahuan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi asupan cairan harian anak usia 10-12 tahun. Studi cross sectional ini dilakukan kepada 32 anak yang terdata di Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Jakarta Selatan. Seluruh subyek diberikan kuesioner berisi 10 pertanyaan pengetahuan asupan cairan dan Catatan Asupan Cairan Harian yang harus diisi selama dua hari. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square pada SPSS versi 16.
Hasil yang didapatkan yaitu 18 dari 32 subyek memiliki tingkat pengetahuan yang cukup mengenai asupan cairan. Subyek dengan pengetahuan baik mengonsumsi cairan secara adekuat, sedangkan pada subyek dengan pengetahuan kurang hanya 5 dari 13 subyek mengonsumsi cairan secara tidak adekuat, sehingga tingkat pengetahuan tidak secara signifikan memengaruhi asupan cairan anak usia 10-12 tahun (p>0,05). Tidak terbukti bahwa anak dengan tingkat pengetahuan kurang cenderung memiliki asupan cairan harian yang tidak adekuat daripada anak yang tingkat pengetahuannya baik atau cukup.

The high prevalence of mild dehydration in Indonesia shows that most of Indonesian people do not consume fluid adequately. Elementary school aged children are prone to suffer from dehydration because they are physically active and drink water only if they feel thirsty, whereas thirst will develop into progressive dehydration if body fluid does not immediately replaced. Dehydration, even the mild form, can influence the cognitive function and physical performance. One of factors that can influence habit, including drinking habit, is knowledge.
The purpose of this study is to know whether knowledge is one of factors that influence daily fluid intake in children aged 10-12 years old. This cross section study was done to 32 children in Yayasan Kasih Keluarga Pejaten Jakarta Selatan. Questionnaire consists of ten questions about hydration knowledge and a note of daily fluid intake which had to be filled in two days, were given to all of the participants. Data analysis was done by using chi-square test in SPSS 16.
The result was, 18 from 32 subjects had fair hydration knowledge. Subjects with good hydration knowledge consumed fluid adequately, but there were only 5 from 13 subjects with poor hydration knowledge consumed fluid inadequately. Hydration knowledge did not significantly influence daily fluid intake in children aged 10-12 years old (p>0.05). No evidence was found that children with poor hydration knowledge were more likely than children with good or fair hydration knowledge to consume fluid inadequately."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhevinia Yustikarani
"Latar Belakang: Geriatri merupakan populasi dengan risiko tinggi untuk terjadinya luka bakar, hal ini dikarenakan sudah menurunnya fungsi koordinasi dan kecepatan dalam merespons bahaya. Luka bakar yang terjadi pada geriatri dapat menyebabkan menurunnya kekuatan fisik, terjadi gangguan imunitas, dan terjadinya sarkopenia saat dalam perawatan. Hipermetabolisme dan hiperkatabolisme akibat meningkatnya proses inflamasi memerlukan pemberian dukungan nutrisi yang adekuat agar dapat mencegah terjadinya sarkopenia dan meningkatnya mortalitas.
Metode: Empat pasien geriatri dengan cedera luka bakar yang disebabkan oleh api. Pasien pertama dan kedua berada pada rentang usia 60-74 tahun dan pasien ketiga dan keempat berada dalam rentang usia (75-84 tahun).Kebutuhan energi dihitung berdasarkan formula Xie dan Harris Benedict dengan target pemberian energi awal adalah 25-30 kkal dan target protein sebesar 1,2-2 g per kg BB. Penatalaksanaan terapi nutrisi selanjutnya disesuaikan dengan kondisi klinis dan toleransi pasien. Dilakukan pemantauan hemodinamik terutama imbang cairan dan diuresis.
Hasil: Dua pasien meninggal selama masa perawatan karena syok sepsis dan dua orang lainnya dapat pulang ke rumah dengan mengalami perbaikan kapasitas fungsional.
Kesimpulan: Terapi medik gizi dapat memperbaiki keluaran klinis dan kapasitas fungsional pada pasien geriatri dengan cedera luka bakar.

Latar Belakang: Geriatric is a population with a high risk for burns, due to the limitation of their mobility, coordination and to act rapidly when in danger. Burns in the geriatrics decreased physical strength, impaired immunity, and the occurrence of sarcopenia during treatment. Hypermetabolism and hypercatabolism require an adequate nutritional support to prevent sarcopenia and mortality.
Method: We reported four geriatric patients with burn injuries caused by fire. The age ranging from 60-84 years old. Energy requirements were calculated based on the Xie and Harris-Benedict formulation with the energy begins at 25-30 kcal per kg body weight and administered protein 1.2-2 g per kg body weight. We administered early nutritional therapy after hemodynamic was stable. Nutritional therapy management then was adjusted according to clinical condition and tolerance. Hemodynamic monitoring, especially fluid balance and diuresis, was carried out during hospital care.
Results: Two of four patients were died during the treatment due to septic shock and the rest of them were able to discharge fom hospital with functional capacity and clinical improvement.
Conclusion: Early medical nutrition therapy can improve clinical outcome and functional capacity in geriatric patients with burns injuries."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>