Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Ihsan D
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini mencoba untuk memahami produksi ruang kawasan Benteng Somba Opu (BSO) dalam bingkai kajian arkeologi kontekstual. Sebagai sebuah kawasan yang mengandung tinggalan arkeologi berupa struktur BSO, produksi ruang yang terjadi di kawasan tersebut dianggap bisa menceritakan hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan materi di Sulawesi Selatan, karena BSO adalah bagian penting dari narasi sejarah kebudayaan di Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil penelitian yang menerapkan Fenomenologi-Hermeneutik dari Paul Ricoeur, diketahui bahwa akumulasi dari produksi ruang di kawasan BSO telah menciptakan sebuah lanskap bersejarah yang bernuansa pascamodern. Akan tetapi, ideologi kapitalisme yang mempengaruhi relasi kekuasaan pada momen produksi yang ketiga, membuat pascamodernitas dalam kawasan BSO lebih sebagai utopia.
ABSTRACT
This thesis is trying to understand the spatial production of The Somba Opu Fortress (SOF) Site in the frame of contextual archaeology. As a site where archaeological remains in the form of The SOF structure found, the spatial productions which had been taken place in this site are presumed to be able to reveal the relationship between society and material cultures in South Sulawesi, since SOF is an important part of cultural historical narratives of South Sulawesi. Based on the result of this research which applied Paul Ricoeur’s Phenomenological-Hermeneutics, it is known that the accumulation of spatial production of the SOF site has create a historical landscape in a postmodern sense. However, the ideology of capitalism which determine the third moment of production, has turn the postmodernity in the SOF site merely as a utopia.
2013
T36750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niesa Izza Kumala
Abstrak :
Skripsi ini membahas makna ragam hias Naga di Percandian Panataran. Ragam hias Naga yang menjadi objek penelitian di percandian ini berjumlah 34 ragam hias. Pencarian makna ditelusuri dengan beberapa tahapan, yakni deskripsi bentuk dan keletakan, yang dilanjutkan dengan analisis untuk mengelompokkan ragam hias Naga. Setelah mendapatkan kelompok-kelompok ragam hias Naga, penelitian dilanjutkan dengan interpretasi makna menggunakan pendekatan semiotik. Acuan yang dipakai untuk mencari makna ragam hias Naga adalah literatur-literatur agama Hindu dan Buddha yang memuat tokoh Naga. Hasil penelitian memperlihatkan ragam hias Naga di Percandian Panataran dianggap penanda dan pengharapan kesakralan para dewa oleh masyarakat masa lampau.
This thesis discusses the meaning of Naga ornament in Panataran Temple Complex. There are 34 Naga ornaments which becomes object of research in this site. The search of meaning will be explored by several stages, firstly this research focus on description, then followed by analysis to classify Naga ornaments. After getting groups of Naga ornaments, research continued with semiotic interpretation. References which used in this research are literatures in Hinduism and Buddhism that contains Naga character. The results showed Naga ornaments in this site are considered as markers and expectations of the gods’ by the people of the past.;
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Yudha Kriscahyanti
Abstrak :
Kompleks Candi Panataran merupakan tinggalan penting yang berasal dari masa Majapahit. Gugusan percandian ini memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki candi lain di masa sebelumnya, antara lain memiliki ukuran yang luas dan terbagi ke dalam tiga Halaman. Bangunan utama dalam gugusan percandian ini adalah Candi Induk yang terletak pada halaman paling belakang. Seperti bangunan candi pada umumnya, arsitektur pada percandian Panataran dilengkapi dengan ragam hias, baik ragam hias arsitektural maupun ornamental. Penelitian ini membahas variasi bentuk pemahatan ornamen berupa relief singa dan kepala naga bersayap yang terletak pada dinding teras ketiga Candi Induk Panataran. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple. ;Kompleks Candi Panataran merupakan tinggalan penting yang berasal dari masa Majapahit. Gugusan percandian ini memiliki beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki candi lain di masa sebelumnya, antara lain memiliki ukuran yang luas dan terbagi ke dalam tiga Halaman. Bangunan utama dalam gugusan percandian ini adalah Candi Induk yang terletak pada halaman paling belakang. Seperti bangunan candi pada umumnya, arsitektur pada percandian Panataran dilengkapi dengan ragam hias, baik ragam hias arsitektural maupun ornamental. Penelitian ini membahas variasi bentuk pemahatan ornamen berupa relief singa dan kepala naga bersayap yang terletak pada dinding teras ketiga Candi Induk Panataran. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple. ;The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple.
The temple complex of Panataran is an important remains that derived from Majapahit period. This monuments has several features that are not owned by another temple at the previous period, for example that has a wide size and consist of three courtyards. The main temple located at the end of the complex. As the temple in general, this monuments complemented by architectural and ornamental decorative. This research describes the variation sculpture of winged lion and naga head ornaments on the third terrace of Panataran main temple.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009
959.8 SEJ V
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Dwi Nugroho
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang menara sudut pipi tangga candi, khususnya pada candi masa Singhasari dan Majapahit dengan meninjau dari segi bentuk dan keletakannya. Data penelitian diperoleh melalui studi lapangan dan kepustakaan. Data lapangan diperoleh dengan melakukan pengamatan untuk kegunaan deskripsi dan dokumentasi. Data kepustakaan diperoleh melalui penelaahan terhadap sejumlah buku, jurnal ilmiah dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan candi masa Singhasari-Majapahit. Data tersebut dikumpulkan dan kemudian diolah menggunakan analisis bentuk dan keletakan. Pada analisis ini beragam menara sudut pipi tangga yang terdapat pada candi masa Singhasari-Majapahit dikelompokan berdasarkan atribut bentuk dan keletakan. Hasilnya berupa gambaran mengenai bentuk-bentuk menara sudut yang terdapat pada candi masa Singhasari-Majapahit, fungsi serta peranannya dalam system arsitektur candi. This study discusses about the corner tower of temples stairs (menara sudut pipi tangga candi), especially at the temples of Singhasari-Majapahit periods by reviewing the terms of form and position. The research data obtained through field studies and literature. Field data obtained by making observations for a description and documentation usability. Data obtained through a literature review of a number of books, scientific journals and research results related to the Singhasari-Majapahit temple. The data that was collected and then processed using the analysis of shape and position. In this analysis various the corner tower of temples stairs (menara sudut pipi tangga candi) that contained on the temples of Singhasari-Majapahit's periods are grouped based on attributes of shapes and position. The result is an overview of the forms contained on the corner tower of temples stairs (menara sudut pipi tangga candi) at the temples of Singhasari-Majapahit periods, function and role in the system of temple architecture.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S228
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widma Primordian Meissner
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai bagaimana bentuk, aturan-aturan yang berlaku, serta perkembangan dari busana dan perhiasan yang digambarkan dalam relief cerita Sudamala dan Sri Tanjung pada candi-candi Majapahit di Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini adalah dapat terlihat perbedaan serta persamaan bentuk busana dan perhiasan yang dikenakan oleh para tokoh dalam relief berdasarkan kategorisasi yang telah dibuat. The focus of this study is discussing about the form, rules that applies, and also the development of clothing and jewelry that are depicted on the narative reliefs of Sudamala and Sri Tanjung found in Majapahit temples in East Java. The goal of this study is to determine the differences and also the similarity of form in clothing and jewelry which are wore by the characters on the reliefs, based on the categorization made.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S496
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berupaya menjelaskan situs-situs perbengkelan yang terdapat di Jakarta. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dikenali adanya 5 buah situs perbengkelan di Jakarta, yang seluruhnya terletak di DAS Ciliwung. Kelima situs itu adalah Kelapa Dua (KDU), Tanjung Barat (TBA), Condet Balekambang (CON), Kampung Kramat (KKR), dan Pejaten (PEJ).

Dari ciri-ciri peninggalannya diketahui bahwa situs Kelapa Dua dan Kampung Kramat merupakan perbengkelan alat batu. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap alat produksi dan limbah yang yang terdapat di situs Kelapa Dua dan Kampung Kramat, dapat diketahui bahwa kedua situs tersebut merupakan perbengkalan tempat melanjutkan proses pembuatan beliung.

Sementara itu situs-situs Tanjung Barat Condet Balekambang dan Pejaten adalah merupakan perbengkelan alat logam. Dari analisis terhadap jenis alat-slat pertukangan logam yang ditemukan tidak menunjukkan adanya kegiatan pembuatan logam melainkan penggarapan alat logam. Dengan demikian bahan baku logam sangat besar kemungkinannyu tidak dibuat di kempat itu, melainkan di datangkan dari tempat lain.
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tamar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari adanya asumsi bahwa KUD tidak bisa maju, karena pengelolanya tidak memiliki tingkah laku entrepreneur (jiwa kewiraswastaan), serta banyaknya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengelolaan KUD. Sementara tuntutan untuk mengembangkan KUD pada khususnya dan koperasi pada umumnya semakin dirasakan perlunya baik ditinjau dari segi yuridis yaitu amanat UUD 1945 dan GBHN, maupun dari segi manfaatnya pada masyarakat. Sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional di antara BUMN dan swasta, koperasi nampaknya belum memberikan konstribusi secara berarti terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga diperlukan upaya strategis untuk memacu gerak koperasi sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya.

Manajer KUD sebagai pengelola usaha merupakan tulang punggung dalam usaha untuk memajukan KUD. Untuk itu sebagai langkah awal dalam membenahi manajemen KUD adalah dengan melibat potensi sumber daya manusia yang merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha, dalam hal ini manajer KUD dituntut pada dirinya kemampuan-kemampuan dalam pengelolaan usaha KUD. Kemampuan utama dalam pengelolaan usaha adalah tingkah laku antreprenur.

Untuk itu penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana persepsi terhadap lingkungan tugas dan tingkah laku antreprenur manajer KUD yang dihubungkan dengan keberhasilan manajer yang dilihat dari kemandirian KUD yang dikelolanya. Persepsi terhadap lingkungan tugas meliputi empat jenis yang merupkan obyek persepsi yaitu kebijaksanaan pemerintah/aparaturnya, anggota KUD/pelanggan, penyalur dan pesaing. Tingkah laku antreprenur meliputi sembilan aspek tingkah laku yaitu : tingkah laku instrumental, tingkah laku prestatif, tingkah laku keluwesan bergaul, tingkah laku kerja keras, tingkah laku keyakinan diri, tingkah laku pengambilan risiko, tingkah laku swakendali, tingkah laku inovatif, dan tingkah laku kemandirian. Disertai beberapa variabel lain yaitu : tingkat pendidikan, lama kerja, umur, dan pelatihan.

Penelitian ini bersifat ex post facto; subyek penelitian adalah manajer KUD di Sulawesi Selatan sebanyak 151 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala pengukuran model Likert skala 1 sampai 6. Teknik analisis yang dipergunalcan adalah Regresi Berganda (Multiple Regression) dengan taraf signifikansi 0,05.

Dari hasil analisis regresi berganda ditemukan beberapa hal yaitu :

a. Persepsi terhadap lingkungan tugas dan tingkah laku antreprenur beserta variabel-variabel bebas lainnya secara bersama-sama ternyata mempunyai sumbangan yang bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Diantara variabel-variabel itu ternyata yang memberikan sumbangan unik secara bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD adalah tingkah laku antreprenur dan lama kerja.

b. Masing-masing jenis persepsi terhadap lingkungan secara bersama-sama memberikan sumbangan secara bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Jenis persepsi yang paling menonjol sumbangannya adalah persepsi terhadap pesaing.

Masing-masing aspek tingkah laku antreprenur secara bersama-sama memberikan sumbangan yang bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Aspek tingkah laku antreprenur yang menonjol sumbangannya terhadap unjuk kerja manajer KUD adalah tingkah laku prestatif dan pengambilan risiko.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shintya Chairunnisa
Abstrak :
[Skripsi ini untuk melakukan upaya rekonstruksi bentuk Candi Gunungsari berdasarkan komponen bangunan yang masih tersisa, serta menelisik lebih jauh tentang batu silinder sebagai keistimewaan Candi Gunungsari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bentuk awal Candi Gunungsari, serta mengungkapkan kehadiran batu silinder berdasarkan konsep keagamaan. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode yang ditawarkan oleh Sharer & Ashmore, meliputi tujuh tahap penelitian, yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pemrosesan data, analisis, interpretasi dan publikasi. Pada tahap analisis menggunakan analisis khusus dan analisis kontekstual. Sedangkan pada tahap interpretasi, dilakukan analogi dengan candi atau tinggalan arkeologis lain yang berasal dari periode sejaman. Hasil dari penelitian ini adalah Candi Gunungsari memiliki bentuk seperti candi-candi periode klasik tua, yang berdasarkan paleografi pada inskripsi berasal dari sekitar paruh pertama abad ke-8. Lebih lanjut terungkapkan bahwa kehadiran batu silinder memiliki peranan penting karena berdasarkan penataannya memiliki dua model, yaitu model terpusat yang terinspirasi dari penataan vastupurusamandala, dan model menyebar yang terinspirasi dari penataan Candi Prambanan halaman kesatu. Penataan seperti Candi Prambanan ini menghasilkan kesimpulan bahwa Candi Gunungsari diduga merupakan konsep awal pembangunan Candi Prambanan atau disebut dengan ?Proto Penataan Candi Prambanan?.;This study is to reconstructing effort for the form of Candi Gunungsari based building components remaining, and probe further about as distinctive cylindrical stone of Candi Gunungsari. The purpose of this study was to reveal the initial form of Candi Gunungsari, as well as revealing the presence of cylindrical stone based on religious concepts. This study uses Sharer & Ashmore's research method that consists of seven stages, which are formulation, implementation, data gathering, data processing, analysis, interpretation and publication. On the analysis stage, specialized analysis, contextual analysis, and paleography analysis are used to the inscription. While on the interpretation stage, comparison with other candi or archaeological remains, which are from the same period of time as Candi Gunungsari, is used. Results from this study is that Candi Gunungsari has a shape like the temples of old classic period, which is based on inscriptions paleography from around the first half of the 8th century. Furthermore is revealed that the presence of the stone cylinder has an important role since it is based on the arrangement has two models that are centralized model of structuring vastupurusamandala inspired and spread model that inspired the arrangement first yard of Prambanan. This arrangement like Candi Prambanan lead to the conclusion that possibility Candi Gunungsari is the initial concept development of Candi Prambanan or is called 'Proto Prambanan Arrangement'., This study is to reconstructing effort for the form of Candi Gunungsari based building components remaining, and probe further about as distinctive cylindrical stone of Candi Gunungsari. The purpose of this study was to reveal the initial form of Candi Gunungsari, as well as revealing the presence of cylindrical stone based on religious concepts. This study uses Sharer & Ashmore's research method that consists of seven stages, which are formulation, implementation, data gathering, data processing, analysis, interpretation and publication. On the analysis stage, specialized analysis, contextual analysis, and paleography analysis are used to the inscription. While on the interpretation stage, comparison with other candi or archaeological remains, which are from the same period of time as Candi Gunungsari, is used. Results from this study is that Candi Gunungsari has a shape like the temples of old classic period, which is based on inscriptions paleography from around the first half of the 8th century. Furthermore is revealed that the presence of the stone cylinder has an important role since it is based on the arrangement has two models that are centralized model of structuring vastupurusamandala inspired and spread model that inspired the arrangement first yard of Prambanan. This arrangement like Candi Prambanan lead to the conclusion that possibility Candi Gunungsari is the initial concept development of Candi Prambanan or is called 'Proto Prambanan Arrangement'.]
[, ], 2015
S62260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamharil
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menerapkan kaidah kesenian Hindu yang berkembang di India, yaitu kaidah kesenian Sad-Angga terhadap penggambaran relief candi di abad 14 M.
Abstract
This research applied Hindu's art principle which is developed in India, i.e. Sad-Angga art principle directly to the relief image at 14th...
2010
S11746
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>