Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartini Slamet
Abstrak :
Saat ini usaha bisnis perbankan sektor perorangan atau ritel telah memasuki era persaingan yang ketat, dimana hal ini menyebabkan bank dipaksa untuk memberikan pelayanan nasabah yang sebaik-baiknya. Tidak dapat disangkal bahwa ada beberapa insiden seperti bencana banjir, teror bom, sistem yang tidak berfungsi; yang dapat terjadi sewaktu waktu yang menyebabkan pelayanan nasabah tidak tersedia sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu mekanisme kerja yang dapat mengantisipasi insiden tersebut untuk menjaga kelangsungan bisnis. Mekanisme kerja untuk menjaga kelangsungan bisnis ini disebut sebagai Business Continuity Plan. Dalam laporan ini penulis melakukan penelusuran terhadap suatu metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan tahapan yang penting dalam penyusunan Business Continuity Plan. Hasilnya terdapat beberapa tahapan yakni: Tahapan identifikasi proses bisnis yang penting bagi perusahaan, Tahapan identifikasi ancaman terhadap proses bisnis tersebut, Tahapan identifikasi batas waktu maksimum untuk setiap proses bisnis sebelum perusahaan mendapat impact serius, Tahapan penentuan resources yang dibutuhkan oleh proses bisnis dalam rangka mempertahankan continuity of business, Tahapan cara penetapan mitigation strategy, containment dan recovery strategy untuk process owners dan diakhiri dengan Tahapan petunjuk pembentukan dan pemeliharaan dokumentasi Business Continuity Plan dimana juga ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pembaharuan dokumentasi tersebut. Dengan adanya metodologi diatas, dimana ada tahapan analisa identifikasi proses bisnis yang penting dan apa saja jenis ancaman yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut, hal ini membuat perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Karena metodologi bersifat daur hidup dan secara jelas ditentukan siapa yang sebaiknya bertanggung jawab atas pemeliharaan Business Continuity Plan; maka Business Continuity Plan akan selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala. Contohnya jika ada pertambahan proses bisnis yang baru maka Business Continuity Plan juga akan diubah, sehingga jika bencana terjadi sewaktu waktu, maka perusahaan selalu siap menghadapinya.
Consumer Bank business in Indonesia currently is entering an era of tight competition. The current situation forces the banks to provide excellent service to its customers. Outstanding service is no longer an option but is already part of the effort for the business to survive. On the other side, we may anticipate unforeseen circumstances such as flood, terrorism, system malfunction that can affect the facilities and systems on which the banks rely to serve their customers to be unavailable, and as the consequences this will create interruption to the services. Having known this situation, banks should have a plan to keep the business running during contingency situation. This plan usually called as BUSINESS CONTINUITY PLAN. In this report, we will learn a life cycle methodology to develop Business Continuity Plan which divided into several steps: first step is to identify critical business process, second step is to analyze the risk, third step is to determine target recovery time, fourth step is to identify resources needed during contingency, fifth step is to determine the mitigation, containment and recovery strategy and last step is to develop Business Continuity Plan documents, including the guideline and responsible person to maintain the plan. The steps to analyze what are the critical business processes and what is the impact if the business is not running, will make the business understand which processes need to be sustained during disaster, and be able to respond the threat as necessary when it happened. The life cycle characteristic of the methodology that require Business Continuity Plan to be reviewed periodically will ensure that the plan is kept updated. For instance when there is a new business process then Business Continuity Plan will also be changed. Hence when the disaster happened, the business is always ready to respond.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2004
T40230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Ariefianto
Abstrak :
Peningkatan ketergantungan organisasi pada sistem informasi sejalan dengan resiko yang mungkin timbul. Informasi menjadi suatu yang penting yang harus tetap tersedia dan dapat digunakan serta terjaga keberadaannya dari pihak yang tidak berwenang yang akan menggunakannya untuk kepentingan tertentu atau akan merusak informasi tersebut. Sebagai bagian yang menangani informasi yang bersifat strategis, Pusat Komunikasi Departemen Luar Negeri dituntut untuk dapat menjamin keamanan aset yang terkait dengan informasi agar visi dan misi serta sasaran Deplu dapat tercapai. Untuk mewujudkannya Puskom Deplu harus memiliki tata kelola keamanan informasi yang baik. Tata kelola keamanan informasi dapat disusun berdasarkan standar sistem manajemen keamanan informasi ISO 27001. Sistem manajemen keamanan informasi menyediakan pendekatan yang sistemik untuk mengelola informasi yang sensitif dalam kaitannya untuk mengamankan informasi tersebut. Manajemen resiko dilakukan untuk menilai sejauh mana dampak yang mungkin terjadi dapat ditangani dengan menerapkan kontrol berdasarkan ISO 27001.
The growing dependence of most organisations on their information systems, coupled with the risks that might be come up. Information has become an important thing that has to be available and usable when required, and is protected against unauthorized who will use it for certain purpose that will spoil the information. Communication centre of department of foreign affair as a division which manage the critical information is expected to guarantee the assets security related to information, so that the objective of Department of Foreign Affair can be achieved. To accomplish its responsibility, communication centre of department of foreign affair has to have excellent information security governance. Information security governance can be organized based on information security management system standard ISO 27001. Information security management system provides systematic approach to manage sensitive information in order to secure the information. Risks management performed to assess how far possible risks can be handled by control implementation based on ISO 27001.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Fajar Kurnia
Abstrak :
In this era of digital age where considerable business activities are powered by digital and telecommunication technologies, deriving customer loyalty and satisfaction through delivering high quality services, driven by complex and sophisticated Information Technology (IT) systems, is one of the main services objectives of the Bank towards its customers. From customer services perspective, "availability" is a degree of how closed the Bank is to its customers so that they can "consume" the Bank"s services easily and in preference to its competitors. "Reliability" is the degree of how adequate and responsive the Bank is in meeting its customers" needs. "Confidentiality" is the trust the customers have in the Bank in that their confidential information will not fall into the wrong hands. Information Technology is one of the means that Bank uses to achieve quality service objectives. Reliance on IT requires an understanding of the importance of IT Security within the IT environments. As business advantages are derived from the use of IT to deliver quality services, critical IT security issues related to the use of IT should be understood and addressed. Safeguarding and protecting security Information systems and assets are prominent issues that all responsible IT users must address. Information is the most valuable assets of the Bank. Adequate resources must be allocated to carry out the safeguarding of Bank"s information assets through enforcing a defined IT Security Policies, Standards and Procedures. Compliance with international and national standards designed to facilitate the Interchange of data between Banks should be considered by the Bank"s management as part of the strategy for IT Security which helps to enforce and strengthen IT security within an organization.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Wardhana
Abstrak :
Era dengan kemajuan teknologi yang pesat, menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara para kompetitor. Di bidang perbankan, bank-bank harus berbuat keras untuk memberikan pelayanan kepada nasabah yang sebaik-baiknya. Bank harus dapat memberikan pelayanan kepada nasabahnya walaupun terjadi insiden-insiden seperti bencana banjir, teror bom, gangguan listrik, virus, maupun sistem yang tidak berfungsi. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mempunyai suatu rencana kerja yang dapat mengantisipasi kejadian tersebut agar perusahaan tetap dapat menjalankan kegiatan operasionalnya atau dikenal juga dengan nama business continuity plan. Rencana dan bingkai kerja digunakan untuk menjamin kelangsungan bisnis dan untuk menjamin kelangsungan bisnis dalam keadaan darurat. Dalam tugas akhir ini, penulis melakukan penelusuran terhadap metodologi daur hidup yang menjelaskan tahapan-tahapan yang penting dalam penyusunan sebuah business continuity plan. Dengan adanya metodologi tersebut, maka dapat dianalisa proses bisnis apa yang penting dan ancaman-ancaman apa yang dapat berpengaruh atas kelangsungan proses bisnis tersebut. Dengan demikian, perusahaan mengerti proses apa yang perlu dijaga kelangsungannya untuk menjaga kelangsungan bisnis secara keseluruhan. Business continuity plan ini harus selalu ditinjau ulang dan diperbaharui secara berkala.
In the era of fast technology development, make very tight competition among all competitors. Especially in banking area, bank must give service to client which as well as possible. Bank have to give service to their client although there are event of disasters like floods, terrorized by a bomb, electricity failure, virus, and also system malfunction. This matter make company have to make a job plan which can anticipate the occurence of disaster in order the company remain to run its operational activity or recognized also by the name of business continuity plan. Plan and frame job used to guarantee the continuity of business and to guarantee the continuity of business in a state of emergency. In this final duty, writer conduct a research to cycle methodologies of life explaining important step in compilation a business continuity plan. With the use of methodologies, analyzable to hence process business what is necessary and threat of what can have an effect on the continuity of the business process. Thereby, company understand what kind of business process should be taken care of so the company can maintain the continuity of business as a whole. This business continuity plan have to be always re-evaluated and innovated periodically.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Saryuddin A.
Abstrak :
Tata kelola Teknologi Informasi (TI) merupakan sesuatu yang menempati posisi penting dalam penegakan Good Corporate Governance. Tata kelola TI yang efektif dapat membantu perusahaan dalam memastikan bahwa TI mendukung tujuan bisnis, mengoptimalkan investasi dalam TI, dan dengan tepat mengatur resiko dan peluang yang terkait dengan TI. Untuk memastikan bahwa tata kelola TI dapat berjalan dengan efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka perlu dimonitor dan diukur kinerjanya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penggunaan COBIT 4.0 sebagai kerangka dalam mengukur kinerja TI sangatlah tepat karena beberapa keuntungan berikut ini: lebih baik dalam penyelarasan berdasarkan fokus bisnis, ebuah pandangan yang mudah dipahami oleh manajemen tentang untuk apa TI, kepemilikan dan tanggung jawab yang jelas berdasrkan orientasi proses, diterima secara umum oleh pihak ketiga dan pembuat peraturan, kesepahaman dengan semua pihak yang berkepentingan, dalam bahasa yang sama, serta menyediakan ukuran-ukuran kinerja yang diselaraskan dengan proses TI. Dengan studi kasus pada Perum Pegadaian, sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia, penulis ingin menunjukkan bagaimana menggunakan COBIT 4.0 untuk mengukur kinerja TI dengan cara mengidentifikasi tujuan bisnis, tujuan TI, proses TI serta tujuannya, dan aktifitas TI serta tujuannya sebagai sebuah rangkain yang utuh. Kemudian yang juga penting adalah bagaimana menetapkan indikator untuk mengukur tingkat capaiannya yang berupa Key Performance Indicators, Process Key Goal Indicators, dan IT Key Goal Indicators, serta bagaimana menetapkan target capaian dan acuan penilaiannya.
Information Technology (IT) Governance has an important role to build good corporate governance. Effective IT governance helps to ensure that IT supports business goals, optimises business investment in IT, and appropriately manages IT-related risks and opportunities. To ensure that IT governance is established effectively and meets its desired goals, its performance must be monitored and measured continuously. Therefore, using COBIT 4.0 as a framework to measure IT performance is a appropriate choice because of following advantages: Better alignment based on a business focus, a view which is understandable to management of what IT does, clear ownership and responsibilities based on process orientation, general acceptability with third parties and regulators, shared understanding amongst all stakeholders based on a common language, and provides indicators aligned witk IT processes. Based on case at Perum Pegadaian, a state-owned company, I will show how to use COBIT 4.0 to measure IT performance by identifying business goals, IT goals, IT processes and their goals, and IT activities and their goals in an integrated chain. Then, the important things are how to determine indicators to measure achievement level covering Key Performance Indicators, Process Key Goal Indicators, and IT Key Goal Indicators, and how to get the targets and scoring guideline.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Bambang Rinaldi
Abstrak :
Kebutuhan sistem informasi dan teknologi informasi semakin tinggi. Kebutuhan TI telah menumbuhkan kebutuhan akan investasi TI, pengelolaan TI, kebijakan TI dan lainnya dalam suatu organisasi. Tidak sedikit organisasi yang kurang berhasil dalam mengelola TI mereka. Tetapi yang telah berhasil, memberikan suatu best partice dan tools yang dapat dijadikan acuan. Saat ini, belum ada gambaran yang jelas tentang kondisi tata kelola TI pada organisasi di Indonesia. Tata kelola TI bisa saja lebih baik pada organisasi yang besar. Juga akan lebih baik pada organisasi yang memiliki tingkat kebutuhan TI tinggi, seperti bank. Tetapi bagaimana tata kelola TI pada perusahaan Asuransi Nasional di Indonesia? Peneliti mencoba melakukan pemetaan terhadap tata kelola TI pada perusahaan asuransi nasional. Dalam melakukan pemetaan, peneliti melakukan review literature terhadap teori tata kelola TI. Kemudian peneliti melakukan pengamatan terhadap tempat studi kasus. Setelah peneliti memetakan tata kelola TI yang ada pada perusahaan asuransi XYZ, peneliti menemukan bahwa tata kelola TI yang ada baru akan mulai menggunakan best practice yang ada, COBIT. Dan yang mendorong hal ini adalah kebutuhan bisnis dan kepedulian jajaran tinggi perusahaan. Penelitian dan pengamatan terhadap perusahaan di Indonesia masih harus banyak dilakukan agar pemahaman tata kelola TI di Indonesia dapat semakin meningkat.
The need of information system and information technology is increase. It impacts on the need of IT investment, IT management, and IT policy in an organization. Few of this organization failed in maintaining their IT. However, the succeed ones, have given best practices and tools that can be made as a reference. These days, there is no valid description of the Indonesian Organization?s IT governance. This governance could be better in large organizations. Yet, in an organization that is in need of higher IT, e.g. bank. How is IT governance be done in a National Insurance in Indonesia? Writer tries to make a mapping of an IT governance in a national insurance company. In the process of mapping, writer did a literature review on the IT governance theory, then, observed the case site. After the writer mapped the IT governance in the XYZ company, writer found out that the company has just started to use the best practice, COBIT. This is enforced by the need of business and the concern of the company's executives. Research and observation on IT governance in companies in Indonesia have to be done more often so that the understanding of IT governance in Indonesia increases.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Prawira B.
Abstrak :
Teknologi Informasi telah menjadi peranan yang sangat penting dalam menunjang strategi dan visi organisasi. Hal ini didasari oleh Survey yang dilakukan oleh PricewaterhouseCoopers pada tahun 2003 dan 2005. Hasil survey menunjukan bahwa 52% di tahun 2003 dan 57 % ditahun 2005 menyatakan TI memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan strategi dan visi perusahaan. Industri keuangan seperti perbankan merupakan salah satu industri yang tertinggi menyatakan bahwa TI berperan sangat penting untuk mewujudkan strategi dan visi perusahaan dibandingkan industri lainnya. Oleh karena itu penulis ingin melihat kesesuaian model tata kelola TI pada Bank DA dengan beberapa kerangka kerja dari teori yang telah ada. Penulis tidak merancang kembali tata kelola TI yang sudah ada pada Bank DA hanya mendeskripsikan tata kelola TI nya. Penelitian dilakukan menggunakan tiga kerangka kerja tata kelola TI berikut: kerangka kerja Struktur, Proses dan Hubungan atau Komunikasi, kerangka kerja IT Governance Institute, dan kerangka kerja Australian Standard for Good Corporate Governance of ICT. Penulis akan memetakan tata kelola TI bank DA ke kerangka kerja-kerangka kerja tersebut. Setelah memetakan tata kelola TI bank DA penulis akan menganalisa menggunakan teori tata kelola TI dari ketiga kerangka kerja tersebut dan mencari temuan-temuan dalam penganalisaannya. Dari hasil analisis penulis menemukan bahwa tata kelola TI bank DA sebagian besar sesuai dengan ketiga kerangka kerja yang digunakan. Penulis juga menemukan ada sebuah proses pada bank DA yaitu formally tracking business value of IT yang belum dijalankan dengan baik. Selain itu tata kelola TI bank DA sesuai dengan empat dari tujuh karakteristik yang terdapat pada perusahaan yang memiliki tata kelola TI dan kinerja keuangan yang baik. Dengan melihat tata kelola TI yang baik dan sesuai dengan sebagian besar kerangka kerja yang ada penulis menyarankan menggunakan tata kelola TI sebagai salah satu masukan untuk mengembangkan pola tata kelola TI perusahaan di Indonesia.
Information Technology has been an important role to support the vision and strategy of the organization. This is based on the survey that is conducted by PricewaterhouseCoopers in 2003 and 2005. The result of the survey shows that 52 % in 2003 and 57 % in 2005 state that Information Technology has been an important role to achieve the vision and strategy of an organization. Financial Industry like bank was one of the highest industries that state this statement compare to the other industries. Author is interested to investigate the fitness of Bank DA IT Governance Model compare to existing framework from other theory. Author doesn't re-design the IT Governance of Bank DA, but only describe the existing IT Governance that Bank DA impalement. The Research is conducted using three IT Governance frameworks as follow: Structure, Process and Relationship mechanism framework, IT Governance Institute framework, and Australian Standard for Good Corporate Governance of ICT framework. Author will map Bank DA IT Governance to these three frameworks. After mapping them, Author will analyze it using IT Governance theory from the three frameworks and give some fact that is found from analysis. From the analysis author found that most of Bank DA IT Governance is match to the three frameworks. Author also found that there is one process in Bank DA, formally tracking business value of IT, which is not performed well. The other finding is Bank DA IT Governance has applied four characteristic of seven that has been applied in the organization that has great IT Governance and financial performance. Refer to the analysis that show Bank DA has run their IT Governance well and mostly match to the IT Governance framework from other theory. Author suggests using Bank DA IT Goverancne as an input to develop Indonesia IT Governanace Model.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Yulianto
Abstrak :
Tak dapat di hindari lagi penggunaan Sistem Informasi (SI) dan Tekhonologi Informasi (TI) untuk bisa digunakan dalam memenangkan persaingan bisnis. Bahkan bisa dikatakan dewasa ini sebagian besar organisasi dalam seluruh sektor industri, perdagangan dan kepemerintahan sangat tergantung dengan SI/TI mereka. Penggunaan strategi yang tepat akan menentukan keberlangsungan organisasi. Sehingga setiap manajer TI harus benar-benar bisa menyelaraskan antara strategi SI/TI yang di ambil dengan tujuan sebuah organisasi. Dengan adanya penyelarasan SI/TI dan tujuan organisasi maka keberadaan investasi di bidang SI/TI tidak dipandang sebelah mata lagi. Strategy Maps, yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton merupakan sebuah sebuah peta/diagram (map) yang menggambarkan/menerangkan bagaimana sebuah organisai menciptakan nilai (value) dengan menghubungkan sasaransasaran strategis dalam hubungan sebab akibat dari empat (4) perspektif yang ada pada Balance Scorecard (financial, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan). Dalam strategy map ini telah di buatkan "template" yang "unified" dan langkah yang jelas untuk membuat sebuah strategy sehingga manajer bisa me-manage tujuan (objective) dan ukuran (measure). Guna meningkatkan peranan IT dalam program reformasi kepabeanan dan cukai diperlukan sebuah IT Strategy Map yang tepat sehingga investasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai efisien dan efektif. Dalam pengembangan IT Strategy Map tersebut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggunakan template yang di kembangkan oleh Kaplan dan Norton(2006) dalam bukunya aligment. Data-data yang digunakan dalam pengembangan IT Strategy Map Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah Rencana Strategis, Rekomendasi IMF dan hasil pengamatan.
It is an inevitable that Information System and Information Technology are to win the business competition nowadays. Even most of organization in industrial sectors, trades, and governments are dependent on their Information System and Information Technology. The implementation of the right strategy affects the organization"s progress. Hence, every IT manager should harmonize IS/IT strategy with the organization"s goal. With IS/IT relevant to the organization"s goal, IS/IT investment is very prominent. Strategy Maps, which is developed by Kaplan and Norton, is a map/diagram that describe/explain how an organization creates value by connecting strategic goals in a cause-effect relationship from four different perspectives provided by the Balance Scorecard (financial, customer, internal business process, and learning and growth). In this strategy map, a unified template is provided, as well as clear step-by-step procedure to design a strategy, allowing the manager to manage its objective and measure. In order to improve the role of IT in a reformation program of customs, an appropriate IT Strategy Map is needed in order the investment by Directorat General Customs and Excise can be effecient and effective. In the development of the IT Strategy Map, the Directorat General Customs and Excise implemented a template provided by Kaplan and Norton in Alignment (2006). The data used in the development of IT Strategy Map in the Directorat General Customs and Excise are Strategic Plan, IMF Recommendation, and observation.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Anggara Heaqal
Abstrak :
Semakin meningkatnya kebutuhan kalangan eksekutif organisasi untuk memastikan proses penghantaran nilai dari investasi Teknologi Informasi (TI), serta untuk mencapai fusi antara bisnis dengan TI, semakin menuntut kesadaran dan pemahaman tentang bagaimana sebuah organisasi dapat mengimplementasikan IT Governance (tata-pamong TI). Penelitian eksploratori dengan pendekatan kualitatif ini, bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi IT Governance pada PTX, sebuah perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia, dengan menggunakan beberapa teori kontigensi dan kerangka kerja IT Governance, dimana kombinasi struktur, proses, dan mekanisme relasional adalah kerangka kerja utama yang digunakan dalam penelitian ini. Studi kasus ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara, observasi dan studi dokumen, di PTX. Hasil dari penelitian ini menghadirkan deskripsi sebuah pemetaan implementasi IT Governance (IT Governance Map) sebagai sudut pandang alternatif dalam memahami bagaimana pengimlementasian IT Governance pada sebuah organisasi. Hasil dari studi kasus ini mengindikasikan campuran antara pengaturan implementasi IT Governance dengan kontigensi dari lingkungan dan organisasi semua berperan dalam menciptakan nilai TI bagi organisasi.
The increasing need for organization executive to verify the value generation process from Information Technology (IT) investment, and to achieve the fusion between business and Information Technology (IT), call for an increasing awareness and understanding of how an organization can implemented IT Governance. In the purpose of qualitatively describes how an organization can implement IT Governance, this exploratory case study reviews and analyses several frameworks, rooted in a mixture of structure, process and relational mechanism, and contingencies theories of IT Governance within PTX, a major Indonesian mining company. The research was conduct through several indepth interviews, observation, and documents study within PTX. This research results an alternative view through a description of an implementation mapping of IT Govenance (IT Govenance Map) in PTX, blended in organization and environmental contingency, and generated the IT Governance outcome to the organization.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Sopia
Abstrak :
IT Governance (Tata Kelola IT) adalah kapasitas organisasi untuk mengendalikan formulasi dan implementasi dari strategi TI serta menjadi arah tujuan dari organisasi untuk meningkatkan daya saing organisasi, juga merupakan faktor penting di dalam mengangkat business value dari TI. IT Governance merupakan satu hal penting yang menjadi bagian dari tanggungjawab bagi pimpinan level atas dalam upaya mengintegrasikan antara kebutuhan bisnis dan TI-nya. Penerapan IT Governance ini akan berbeda seiring dengan proses bisnis yang berjalan di organisasinya, juga disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan negara tempat organisasi tersebut beroperasi. KepMenBUMN (KEP-117/M-MBU/2002) merupakan acuan penting bagi perusahaan-perusahaan BUMN di Indonesia mengenai wajibnya penerapan Good Corporate Governance (GCG), secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya. Diyakini, optimalisasi Corporate Governance ini sangat membutuhkan peranan Teknologi Informasi dalam menjalaninya. Penelitian deskriptif ini ingin memotret IT Governance yang sudah ada di PT. ABC sebuah perusahaan studi kasus Asuransi Sosial BUMN dengan beberapa model IT Governance, dengan tujuan ingin mendeskripsikan bagaimana penerapan IT Governance di PT.ABC berdasarkan teori-teori yang ada.. Penulis meyakini bahwa, penelitian ini akan meghasilkan sebuah pemodelan IT Governance yang ada di PT.ABC dan terdapat nya suatu yang unik di perusahaan ini, yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengimplementasian IT Governance di perusahaan studi kasus.
IT Governance is organizational capacities to control the formulation and implementation from strategy of IT and also become direction for the organization to increase the organizational competitiveness, also represent an important factor in excisting business value from IT. IT Governance is one of an important matter, which suitable to be a part of executive`s level responsibility, the effort to integrating all requirements of the business and the use of IT. Implementing IT Governance will be different along with process of business in each organisation, and its also adapted by a state`s policy where the organizational stayed. KepMen BUMN (KEP-117/M-MBU/2002) is an important principle of State own-Companies in Indonesia, about the implementetion Good Corporate Governance (GCG) in organisation activities, consistently and formulate GCG as a basis for its operational. In the movement to optimizing Corporate Governance needs Information Technology`s role to realize the strategies. This Descriptive research will capture the PT. ABC`s IT Governance, which is as a case study company of Social Insurance, one of State own-Company, with a few model of IT Governance, in objective to descripe of, how IT Governance have been applied in PT.ABC, based on existing theories. Writer believe that, trough this research will formulate a model of IT Governance, which subsist in PT.ABC and there is a unique research finding from this company, which can be made by a consideration for implementation of IT Governance in case study company.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>