Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supardi Sudiro, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Program pensiun manfaat pasti merupakan salah satu program yang digunakan Dana Pensiun dalam pengelolaan program pensiun. Program tersebut memberikan manfaat pensiun yang besar manfaatnya dapat diketahui sesuai rumusan tertentu. Dengan telah ditentukannya rumusan manfaat pensiun maka setiap pensiunan dapat mengetahui besar manfaat pensiun yang akan diterima pada saat pensiun serta manfaat yang akan diberikan kepada Pihak Yang Berhak.

Dalam penetapan rumusan manfaat pensiun, baik pemberi kerja, pengelola Dana Pensiun maupun para pensiunan pada dasarnya mengharapkan manfaat pensiun yang diberikan dapat menjadi penghasilan yang layak untuk biaya hidup para pensiunan selama menjalani masa pensiun serta berlaku sama untuk seluruh pesetia atau tidak diskriminatif. Hal ini penting karena pemberian manfaat pensiun merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi bagi karyawan dalam bekerja.

Dalam perkembangannya, dengan adanya kenaikan'-biaya hidup serta perangkat peraturan dari Pemerintah mengenai minimum besar manfaat pensiun, maka manfaat pensiun yang telah dirumuskan sebenarnya masih dapat ditinjau untuk dinaikkan atau disesuaikan dengan menggtmakan pola kenaikan tertentu sehingga dapat membantu peningkatan kesejahteraan pensiunan serta tetap sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Terdapat banyak cara untuk menetapkan pola kenaikan manfaat pensiun dan penetapan suatu pola kenaikan sebaiknya dilatarbelakangi kesesuaian rumusan manfaat pensiun yang ditetapkan dengan situasi dan kenyataan yang ada. Pada penulisan karya akhir ini, penulis ingin melakukan pengkajian pada tiga alternatif pola kenaikan manfaat pensiun yaitu peningkatan asumsi kenaikan PhDP per tahun, peningkatan asumsi kenaikan manfaat pensiun per tahun, serta kenaikan manfaat pensiun kepada Pihak Yang Berhak.

Ketiga altematif pola kenaikan memberikan dampak yang berbeda terhadap posisi pendanaan dari Dana Pensiun. Hal ini karena setiap pola kenaikan memberikan dampak kenaikan pada kewajiban aktuaria dan kewajiban solvabilitas serta iuran normal yang berbeda pula. Yang menjadi permasalahan pada karya akhir ini adalah menentukan pola kenaikan manfaat pensiun yang sesuai dengan kemampuan keuangan pemberi kerja dengan memperhatikan posisi pendanaan Dana Pensiun.

Sebagai contoh penerapan dan analisis dari pola kenaikan yang dibahas pada karya akhir ini, penulis menggunakan data dari Dana Pensiun ABC. Metode analisis yang digunakan adalah membandingkan setiap kenaikan kewajiban aktuaria, dan kewajiban solvabilitas sebagai akibat adanya kenaikan manfaat pensiun dari ketiga pola kenaikan. Selanjutnya membandingkan dampak dari setiap pola kenaikan terhadap posisi pendanaan Dana Pensiun ABC serta kenaikan kewajiban dari Pemberi Keija ABC dari sisi pendanaan. Hasil analisis juga akan digunakan untuk menentukan pola kenaikan yang sesuai kemampuan keuangan pemberi keija berdasarkan pada anggaran yang disediakan PT. ABC untuk pendanaan Dana Pensiun ABC. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa memberikan kenaikan manfaat pensiun kepada Pihak Yang Berhak memberikan dampak kenaikan kewajiban aktuaria dan iuran normal yang relatif paling kecil.

Saran-saran bagi Dana Pensiun ABC untuk melakukan kenaikan manfaat pensiun, dengan memilih pola kenaikan yang sesuai dengan kemarnpuan keuangan Pemberi Kerja ABC disajikan dalarn karya akhir ini.
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlindungan Hutahean, Hotma Ruma
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai bagian dari kebijakan dan rencana Pemerintah RI untuk melakukan restrukturisasl dan rekapitalìsasi sektor perbankan, maka pada tanggal 31 Juli 1999 dilakukan merger 4 (empat) bank milik pemerintah yaltu PT. Bank Bumi Daya (Persero), PT. Bank Dagang Negara (Persero), PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) dan PT. Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (selanjutnya bersama-sama disebut Bank Bergabung?) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero), sehìngga terhitung sejak tanggal tersebut Bank Bergabung telah bubar tanpa terlebih dahulu mengadakan likuidasi.

Sejalan dengan proses merger, pacia saat ini PT. Bank Mandiri (Persero) telah memiliki 5 (lima) Dana Pensiun berbentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang terdiri dari: a. I. (satu) DPPK ? Program Pensiun luran Pasti (PPIP) selanjutnya disebut Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) dengan kepesertaan pegawai tetap Bank Mandiri terhitung sejak tanggal 01 Agustus 1999. DPBM-PPIP telah mendapatkan pengesahan dan Departemen Keuartgan Republik Indonesia berdasarkan Keputusan nomor KEP-300 JKM.17 /1999 tanggal 14 Juli 1999.

b. 4 (empat) DPPK ? Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) yang berasal dari masing masing Dana Penslun eks Bank Legacy berturut-turut dengan nama DPBM-A, DPBM-B, DPBM-C dan DPBM-D. Peraturan Dana Pensiunnya telah memperoleh pengesahan dan Departemen Keuangan Republik Indonesia masing-masing nomor: KEP-394; 395; 396; 397; /KM.O1 /1999 tanggal 15 Nopember 1999.

Sehingga saat ¡ni PT. Bank Maridirl (Persero) memillki 5 (lima) DPPK dengan 2 (dua) Jenis Program Pensiun yaltu 1 (satu) DPPK ? PPIP dan 4 (empat) DPPK ? PPMP.

Perbandingan antara PPIP dan PPMP antara lain adalah sebagal berikut:

- Program Pensiun luran Pasti (PPIP):

adalah program pensiun yang besarnya nilal iuran dìtetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun (PDP) dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya akan dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.

besarnya manfaat pensiun ditentukan oleh hasil pengembangan iuran tersebut sehingga risiko investasi ditanggung oleh peserta

perhitungan aktuaria tidak ada karena besarnya iuran sudah ditetapkan

biaya penyelenggaraan relatif lebih rendah karena tidak memerlukan tenaga aktuaris

Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP):

adalah program pensiun yang besar manfaatnya ditetapkan dalam PDP, sehingga rlsiko investasi tidak ditanggung oleh peserta melainkan oleh perusahaan pemberi kerja.

besarnya iuran (iuran peserta dan iuran pemberi kerja) ditentukan oleh hasil perhitungan aktuaris. Untuk peserta besamya ¡uran ditetapkan dalam PDP

perhitungan aktuaria diperlukan untuk menghitung besarnya iuran normal, iuran tambahan, kewajiban aktuaria, kewajiban solvabilitas, surplus dan defisit. Hash perhitungan tersebut dituangkan dalam Laporan Aktuarìs yang harus disampaikan kepada Menteri Keuangan sekurang-kurangnya 3 (tlga) tahun sekali atau apabila dilakukan perubahan terhadap peraturan Dana Pensiun.

biaya penyelenggaraan relatif Ieblh tinggi karena memerlukan tenaga aktuaris

Seperti telah disebutkan diatas, penyelenggaraan PPIP akan menyebabkan ketidakpastian bagi Peserta akan besarnya manfaat pensiun yang diterima nantinya pada saat yang bersangkutan memasuki usia pensiun, sedangkan pada PPMP besar manfaat pensiun setiap peserta sudah dapat dipastikan sehingga memudahkan peserta dalam membuat perencanaan (UU No.11 tahun 1992 pasal 20 ayat 1 menyebutkan bahwa manfaat pensiun diharapkan merupakan penghasilan bagi peserta pada masa pensiunnya).

Oleh karena ¡tu menjadi hal yang menarik untuk ditelusuri latar belakang pemilihan program Dana Pensiun yang semula (sebelum terjadinya proses merger) masing-masing Dana Pensiun eks. Bank Legacy menjalankan PPMP untuk pesertanya, kemudian setelah terbentuk PT. Bank Mandiri (Persero), program Dana Pensiun yang dijalankan oleh DPBM untuk pesertanya adalah PPIP. Oleh karena ¡tu dalam penulisan karya akhir ini dilakukan perhitungan aktuaria meliputi perhitungan kewajiban aktuaria, kewajiban solvabilitas, defisit /surplus dan rasio pendanaan dengan menggunakan asumsi-asumsi dan metode perhitungan yang wajar dan diterima secara umum yang berdasarkan pada:

1. PDP masing-masing Dana Pensiun sebelum berlangsungnya proses merger

2. Prinsip perhitungan aktuaria yang wajar dan berlaku secara umum di Indonesia

3. Ketentuan perundang-undangan yang beriaku di bidang Dana Pensiun

Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa masing-masing Dana Pensiun eks. Bank Legacy bergabung dimana proses penggabungan ¡ni mengacu pada Peraturan Pemerintah Rl No. 76 tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja dimana pada Bab VI diatur tentang Penggabungan Dana Pensiun.

Kemudlan untuk leblh memberikan gambaran ke depan, dilakukan juga perhitungan Proyeksl Cashflow untuk jangka waktu menengah yaitu 5 (lima) tahun mendatang bagì masing-maslng Dana Pensiun dimana hasil proyeksi akan menentukan pilihan program penslun yang akan dijalankan.

pemilihan program pensiun dilakukan dengan cara sebagal berikut:

1. Apabila pada akhir tahun ke-5 (lima) hasil proyeksi penggabungan Dana Pensiun menunjukkan total Kewajiban Aktuaria lebih besar dibandingkan total Kekayaannya atau terjadi Defisit maka alternatif program pensiun yang dipilih adalah PPIP, namun

2. Apabila pada akhir tahun ke-5 (lima) hasil proyeksi menunjukkan total Kewajiban Aktuaria lebih kecil dìbandlngkan total Kekayaannya atau kondisi Surplus, maka alternatif program pensiun yang dipilih adalah PPMP

Mengingat proses penggabungan Dana Pensiun memiliki 2 alternatif yaltu proses penggabungan yang menyebabkan perubahan PDP dan proses penggabungan yang tidak menyebabkan perubahan PDP, maka pemilihan alternatif penggabungan Dana Pensiun dilakukan dengan cara memilih alternatif dengan Surplus terbesar di akhir pertode proyeksi yaitu akhir tahun ke-5 (lima).
2001
T2357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardianto Handoyo
Abstrak :
Hak seorang pekerja untuk memperoleh pensiun dipercepat dan juga pensiun ditunda atau dipercepat karena pemutusan hubungan kerja merupakan permasalahan yang mempengaruhi faktor nilai sekarang atau juga disebut faktor pengurang. Dalam karya akhir ini tujuan utamanya adalah dana pensiun diharapkan dapat membentuk formula faktor nilai sekarang yang ideal yaitu yang mengakomodasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi seseorang untuk mencapai usia pensiun. Sedang tujuan lainnya adalah asumsi yang digunakan dalam pernbentukan faktor nilai sekarang tersebut merupakan asumsi yang terbaik yang dapat digunakan hingga beberapa tahun kedepan.

Karya akhir ini menggunakan metode attained age dalam perhitungan aktuaria sedang perhitungan tingkat keuntungan saham mengunakan perhitungan statistik dan metode moving average untuk jenis investasi di luar saham. Metode attained age digunakan karena telah digunakan oleh kebanyak dana pensiun dalam perhitungan aktuarianya, sedang moving average dalam perhitungan tingkat keuntungan masing-masing investasi karena metode ini tidaklah sulit untuk diterapakan, hal ini dilakukan karena mayoritas dana pensiun masih awam dengan metode perhitungan investasi.

Berdasarkan analisa atas beberapa formula nilai sekarang dengan menggunakan asumsi yang sama dapat mempengaruhi besarnya kewajiban aktuaria, kewajiban solvabilitas dan juga pendanaan dana pensiun. Berdasarkan beberapa formula faktor nilai sekarang yang ada maka diperoleh bahwa perhitungan faktor nilai sekarang akan lebih optimum jika mengakomodasikan: tingkat bunga; tingkat mortalita, tingkat pengunduran diri, tingkat cacat dan prosentase manfaat pensiun untuk janda.

Asumsi yang diinginkan dalam perhitungan faktor nilai sekarang sangat mempengaruhi besaran kewajiban dan pendanaan. Sebagai contoh kenaikan asumsi tingkat bunga dapat mengakibatkan penurunan kewajiban yang signifikan, sedang penurunannya dapat mengakibatkan kenaikan besarnya kewajiban yang cukup signifikan. Begitu juga dengan asumsi-asumsi lain yang digunakan dalam perhitungan nilai sekarang tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Permana
Abstrak :
ABSTRAK
Dana Pensiun merupakan lembaga yang sering terlupakan dalam sebuah.. perusahaan. Namun lembaga ini berperan vital dalam mengelola dana demi kepentingan pegawai ketika masa pensiun tiba. Dalam pengelolaan Dana Pensiun harus dijalankan dengan Prinsip kehati-hatian. Pemerintah melalui Direktorat Dana Pensiun Departemen Keuangan mempunyai kewajiban untuk mengawasi pengelolaan Lembaga Dana Pensiun ini.

Kendala yang dihadapi ialah valuasi aktuaria yang dikeluarkan oleh Aktuaris hanya wajib diserahkan sekali dalam jangka waktu tiga tahun. Sehingga rentang waktu tiga tahun tersebut akan mengurangi tingkat efektifitas pengawasan Diperlukan suatu analisa yang dapat memberikan peringatan dini bagi pemerintah untuk dapat mendeteksi suatu kecenderungan tíngkat kecukupan pendanaan Dana Pensiun. Peubah bebas yang digunakan untuk peringatan dini ini berasal dari laporan keuangan, laporan teknis, dan laporan portofollo investasi yang bisa didapatkan dalam jangka waktu yang lebih pendek dan laporan aktuaris.

Penulis menggunakan metode analisa multi diskriminan yang didalam prosesnya melakukan klasifikasi kedalam dua jenis pendanaan, yaitu ?Pendanaan Tercukupi? dan ?Pendanaan Tak Tercukupi?. Dengan analisa ini ingin diketahui apakah terdapat perbedaan antar grup, peubah bebas mana saja yang dapat menjadi ?peubah prediktor yang dapat membedakan populasi Dana Penslun kedalam setiap grup kualitas pendanaan, tingkat signifikansl dari peubah-peubah pembeda, hingga apakah model diskriminan yang dihasilkan dapat melakukan klasifìkasi dengan baik.

Kesimpulan dari analisis diskriminan dari Dana Pensiun ini ialah, secara statistik bahwa memang terdapat perbedaan yang nyata antara dua kelompok pendanaan dengan peubah pembeda berturut-turut dan yang paling membedakan hingga yang terlemah ialah: kewajiban Aktuaria/Aktiva Bersih, total piutang iuran/Aktiva Bersih, investasi Deposito/Total Investasi. Hasil validitas dan persamaan diskriminan yang dihaslkan oleh regresi SPSS cukup tinggi (78,6%) dan dengan cross validation yang tinggi pula (77.7%,). Sehingga persamaan dîskriminan ini dapat digunakan Departemen Keuangan, sebagai pembina dan pengawas Dana Pensiun dalam sistem peringatan dini untuk mempredîksi posisi pendanaan Dana Pensiun yang belum memberikan valuasi laporan aktuarisnya yang memang berdasarkan undang-undang hanya diwajibkan untuk dilakukan sekali dalam tiga tahun.

Penulis juga íngin menguji apakah model ini dapat digunakan untuk tahun berikutnya yaitu tahun 2000. 1-fasil pengujian menyatakan ketepatan mencapai 72,6% sehingga dapat digunakan pada laporan satu tahun sesudah kumpulan sampel (sampel berasal dan Paporan tahun 1998 hlngga 1999).
2001
T5501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buddy Nugraha, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) sebagai salah satu jenis program pensiun menetapkan manfaat pensiunnya dalam suatu formula khusus, misalnya berupa prosentase dari besaran gaji terakhir untuk setiap tahun masa kerja. Oleh karenanya memerlukan perhitungan pendanaan pensiunnya. Pola pendanaan pensiun akan memberi konsekuensi logis terhadap kenaikan kewajiban aktuaria dan iuran normal.

Sebagai bentuk upaya menjaga kelangsungan pola pendanaan pensmn, maka diperlukan pemilihan metode perhitungan aktuaria yang sesuai dengan kondisi keuangan Pemberi Kerja. Metode perhitungan aktuaria yang dipilih adalah metode yang antara lain memiliki kriteria ideal dapat memberikan basil perhitungan kewajiban aktuaria dan iuran normal yang paling kecil jika dibandingkan dengan metode perhitungan aktuaria yang lain. Kenaikan Kewajiban Aktuaria dan luran Normal yang tidak terlalu drastis lonjakannya juga merupakan kriteria lain dalam pemilihan. Pemilihan metode juga harus disesuaikan dengan kondisi Keuangan Pemberi Kerja. Metode perhitungan aktuaria yang umumnya digunakan oleh kalangan industri Dana Pensiun adalah metode perhitungan aktuaria Projected Unit Credit (PUC), Entry Age Normal (EAN) dan Attained Age Normal (AAN).

Pemilihan program pensiun untuk perusahaan yang baru berdiri yang memiliki prospek usaha._diatas rata-rata dapat memilih biaya awal yang rendah (low initial costs) karena pada masa datang akan memiliki kewajiban yang lebih besar. Perusahaan yang memiliki usaha yang luas dan besar akan lebih baik jika memilih metode EAN level percent yang lebih bisa diprediksi (predictability) daripada PUC yang relatif tidak terprediksi (unpredictability). Sementara itu perusahaan yang telah lama berdiri yang memiliki Kewajiban Masa Ke1)a. Lalu yang besar pada saat memulai program pensiun (saat pendirian Dana Pensiun), dapat mengambil EAN yang dapat menyebar/membagi kewajiban masa kerja lalu tersebut ke dalam seluruh/total masa kerja pegawai, atau dapat juga memilih metode AAN yang membagi dua horison waktu perhitungan aktuaria.

Biaya sebenamya dari suatu Dana Pensiun tidak dapat diketahui secara tepat sampai seluruh manfaat pensiun telah dibayarkan kepada peserta terakhir. Metode Perhitungan Aktuaria hanyalah suatu sarana untuk memperkirakan pembiayaannya dari sudut pandang timing-nya saja. Persoalan kemudian timbul jika metode yang dipilih kemudian tidak dapat mengantisipasi secara baik kenaikan kewajiban aktuaria dan iuran normal. Permasalahan ini kemudian dianalisis dengan . menggunal.Can tiga metode perhitungan aktuaria yaitu Projected Unit Credit (PUC), Entry Age Normal (EAN) dan Attained Age Normal (AAN). Selanjutnya dilihat metode yang paling sesuai dengan mempertimbangkan sisi praktis pemakaian metode tersebut bagi Dana Pensiun XYZ dan kondisi keuangan Pemberi Kelja PT XYZ sebagai pendiri Dana Pensiun XYZ, dengan turut pula memperhatikan Kemampuan Metode Perhitungan Aktuaria untuk: a. memandu pembentukan Kekayaan Dana Pensiun yang dapat memenuhi pembayaran manfaat pensiun dalam segala keadaan atau security. b. menghasilkan tingkat iuran yang tidak dipengaruhi oleh fluktuasi perbedaan realisasi dan asumsi yang digunakan, atau stability. c. menghasilkan tingkat pendanaan yang tidak berlebihan dan tidak kekurangan.

Perhitungan dan analisis menggunakan asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan oleh Konsultan Aktuaria yang ditunjuk oleh Dana Pensiun XYZ. Hasil perhitungan dan analisis diharapkan akan memberikan pilihan metode yang sesuai bagi Dana Pensiun XYZ. Setelah melalui serangkaian perhitungan dan analisis dengan ketiga metode, maka Metode Entry Age Normal (EAN) lebih sesuai untuk dipakai oleh Dana Pensiun XYZ.
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juni Martini
Abstrak :
ABSTRAK
Program Pensiun adalah setiap program yang memberikan manfaat pensiun bagi pesertanya. Tujuan utama dari suatu program pensiun adalah untuk menjamin kesinambungan pendapatan peserta program pensiun, setelah peserta tidak bekerja lagi atau pensiun. Seorang karyawan dapat menjadi peserta program pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan atau dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa. Dana pensiun yang dibentuk oleh pemberi kerja bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya adalah Dana Pensiun Pemberi Keija (DPPK). DPPK dapat menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti. Sedangkan dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa adalah dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dan hanya dapat menyelenggarakau program pension iuran pasti.

Manfaat pensiun adalah pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Pada dana pensiun yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, peraturan dana pensiun memuat hak peserta program pensiun untuk memilih bentuk anuitas dan pengurus dana pensiun diwajibkan mengalihkan tanggung jawab pembayaran manfaat pensiun kpeada perusahaan asuransi jiwa yang dipilih peserta dan selanjutnya perusahaan asuransi jiwa bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran.

Produk anuitas yang dijual perusahaan asuransi jiwa menjanjikan berbagai macam manfaat pensiun, dan tidak seluruh produk menjanjikan manfaat yang sesuai, bagi peserta dana pensiun atau penerima manfaat pensiun. Kesesuaian manfaat produk anuitas yang dijual perusahaan dengan ketentuan manfaat pensiun bagi peserta dana pensiun perlu dianalisa. Salah satu cara untuk menentukan sesuai tidaknya produk anuitas bagi penerima manfaat pensiun adalah melakukan analisa kesesuaian produk dengan ketentuan yang ada pada Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan lainnya.

Berdasarkan analisa atas data dari PT. Asuransi Jiwa XYZ, diketahui bahwa hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak seluruh produk anuitas yang dijual perusahaan sesuai bagi peserta dana pensiun atau penerima manfaat pensiun. Beberapa produk menjanjikan manfaat pensiun tambahan sebagai 'pemanis' dan untuk menarik pembeli anuitas. Pemberian manfaat pensiun tambahan dikhawatirkan akan mengurangi nilai manfaat pensiun utama, yaitu manfaat pensiun yang dibayarkan secara bulanan selama seumur hidup. Sebaiknya perlu ada aturan mengenai manfaat pensiun tambahan yang dijanjikan oleh suatu anuitas, meliputi nilai maksimum manfaat pensiun tambahan, kapan manfaat pensiun tersebut dapat dibayarkan dan sebagainya.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ruhut Timothy Joebel
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk membantu dan memberikan gambaran kepada pihak manajemen Hotel XYZ untuk memilih program pensiun yang tepat bagi karyawan Hotel XYZ. Selain itu juga bertujuan agar program pensiun karyawan yang dibentuk atau dipilih dari DPLK dapat memberikan nilai manfaat yang diharapkan tanpa memberatkan keuangan perusahaan. Dikarenakan belum adanya program pensiun yang dikelola dan diikuti oleh Hotel XYZ, penelitian ini diperlukan sebagai bagian dari pemenuhan tanggung jawab perusahaan kepada karyawan dan pemerintah, hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, serta Undang-Undang BPJS No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hasil penelitian ini menunjukan pihak manajemen Hotel XYZ memerlukan pengikutsertaan tambahan program pensiun karyawan selain program pensiun BPJS. Perusahaan juga dianjurkan mengikutsertakan karyawan dalam program jaminan hari tua BPJS. Selain itu penelitian ini juga menunjukan adanya selisih kekurangan nilai manfaat yang cukup besar khususnya bagi karyawan dengan sisa waktu bekerja dibawah 15 tahun, nilai manfaat yang diperoleh dari pengikutsertaan karyawan tidak sesuai dengan nilai manfaat yang diharapkan. Solusi dan saran diberikan mengenai penyelesaian agar nilai manfaat yang diterima karyawan dapat sesuai dengan nilai manfaat yang diharapkan. Selain itu juga diberikan solusi dan saran mengenai potongan iuran dan jumlah iuran yang dibebankan agar setiap karyawan menerima nilai manfaat yang diharapkan. ......This study aims to help and provide an overview to the management of Hotel XYZ to form and choose the right pension program for XYZ Hotel employees. The aim of this research is that the employee pension plan which is eventually formed or selected from the DPLK can provide the expected value of benefits without overloading the financial aspects of the company. Due to the absence of a pension program managed and followed by the XYZ Hotel this research is very much needed as part of fulfilling company responsibilities to employees and the government. In accordance with the Law of the Republic of Indonesia Number 11 of 1992, Labor Law No.13 of 2003, also the BPJS Law No.24 of 2011. Based on the research, the management of the XYZ Hotel requires the inclusion of an additional employee pension program in addition to the BPJS pension program. Companies are also encouraged to include employees in the BPJS old-age insurance program. The results of the study also show that there is a difference in the lack of substantial benefit values, especially for employees with the remaining time working under 15 years, the value of benefits obtained from employee participation is not in accordance with the value of expected benefits. The author provides solutions and suggestions in the final chapter regarding the settlement so that the value of benefits received by employees can be in accordance with the value of the expected benefits. The author also provides solutions and suggestions regarding contribution contributions and the amount of contributions charged so that each employee receives the expected value of benefits.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Arvianto
Abstrak :
Data klaim asuransi kesehatan pada prakteknya memiliki karakter nominal klaim yang tidak selalu sama dengan manfaat yang tertera di polis, sehingga membuat nilai klaimnya menjadi fluktuatif dan mengakibatkan tidak mudah untuk memprediksi nilai klaim. Klaim untuk kejadian yang belum dilaporkan, termasuk klaim yang harus diprediksi nilainya dan dicadangkan. Klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan ke perusahaan atau dikenal dengan nama Incured But Not Reported (IBNR) dilakukan agar mencukupi untuk kewajiban pembayaran klaim dimasa depan. Besar atau kecilnya pembayaran klaim akan mempengaruhi hasil pendapatan yang dibukukan pada laporan pendapatan pada periode berjalan, sehingga pada akhirnya mempengaruhi laba rugi suatu perusahaan asuransi. Metode pencadangan Chain Ladder Klasik (CL) merupakan metode yang saat ini digunakan untuk mengestimasi cadangan klaim IBNR di PT. XYZ. Dalam karya akhir ini, akan digunakan metode Generalized Linear Model Smoothing Effect (GLMSE) sebagai pembanding metode CL untuk mengestimasi cadangan klaim. Hasil penelitian menunjukan model GLMSE mendapatkan hasil cadangan klaim dengan rata-rata yang lebih stabil dengan rata-rata lebih rendah 3.5% dari data akhir dibandingkan dengan metode Chain Ladder Klasik. ......Health insurance claim data in practice has a nominal character of a claim that is not always paid same as the benefits listed on the policy, it's depend the fee from medical provider under the benefit limits, thus making the value of claim amount to be fluctuating and the result is not easy to predict the real value of claim. Claims for unreported events, are claims to be predicted and to reserved. Claims that have been incurred but not yet reported to the company or otherwise known as Incured But Not Reported (IBNR) are made in order to be sufficient for the obligation to pay claims in the future. The large or small payment of claims will affect the revenue results which posted on the income statement in the current period, thus ultimately affect the profit and loss of an insurance company. The Classic Chain Ladder reserving method (CL) is current method to estimate IBNR claim reserving at PT. XYZ. In this final paper, we will use the Generalized Linear Model Smoothing Effect (GLMSE) method as a comparison of the CL method to estimate the claim reserve. The results show the GLMSE model obtains a claimed yield with a more stable average with 3.5% lower than the data compared to the Classic Chain Ladder method.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jimmy Okta Didoris
Abstrak :
[ABSTRAK
Dalam dunia bisnis selalu terdapat persaingan, yang menuntut kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dalam rangka mencapai keunggulan bersaing. Bisnis asuransi kerugian, dengan jumlah pemain 85 perusahaan, merupakan bisnis dengan tingkat persaingan cukup ketat. Kondisi persaingan ini menstimulasi keharusan bagi perusahaan untuk menetapkan tarif premi secara tepat, yang mampu menyesuaikan kondisi tertanggung dan mempunyai daya saing di pasar. Metode kredibilitas Buhlmann, merupakan salah satu metode kredibilitas yang dapat digunakan dalam melakukan perhitungan premi. Metode Buhlmann digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung premi asuransi marine cargo dengan objek penelitian PT Tugu Pratama Indonesia. Proses perhitungan dilakukan dengan memprediksi ekspektasi aggregate loss dimasa yang akan datang dengan melibatkan pengalaman klaim masa lalu sebagai dasar perhitungan. Perhitungan aggregate loss dilakukan untuk tiap grup risiko, yakni grup oil, grup export import material, grup inter island material, dan grup gas and lubricant. Hasil ekpektasi aggregate loss akan digunakan untuk menghitung premi murni yang dikenakan kepada tertanggung tiap jenis risiko. Premi murni yang dihasilkan akan dibandingkan dengan premi aktual perusahaan yang digunakan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa premi murni untuk grup risiko oil adalah sebesar 0,098%, grup risiko export import material 0,107%, grup inter island material 0,078% dan grup gas and lubricant 0,339%. Setelah dibandingkan dengan premi aktual perusahaan, premi grup oil, grup export import material, dan grup inter island material mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan premi Buhlmann. Sehingga, terdapat ruang bagi perusahaan untuk menurunkan premi sampai batas premi kredibilitas Buhlmann. Sedangkan, premi grup risiko gas & lubricant mempunyai nilai di bawah premi Buhlmann. Sehingga, perusahaan dapat menaikkan premi untuk mengurangi risiko kerugian dimasa mendatang.
ABSTRACT
In the business world, there is a competition, which requires company to adapt in order to achieve competitive advantage. Insurance business, with the number of players 85 companies, is a business with tight level of competition. This competition stimulates the requirement for companies to establish appropriate premium rates, which is able to adjust the condition of the insured and competitive in the market. Buhlmann credibility method, is one of credibility methods that can be used in premium calculation. In this research, Buhlmann method is used to calculate the premium of marine cargo insurance in PT Tugu Pratama Indonesia. Calculation process performed by predicting the expected future aggregate loss by involving past claims experience as the basis for calculation. Aggregate loss calculation is processed for each risk group, they are the group of oil, export import material group, inter-island group material, and the gas and lubricant group. Results of aggregate loss expectation will be used to calculate pure premiums that will be charged to the insured for each type of risk. Generated pure premium will be compared to the actual premium. The results showed that the pure premium for the risk group of oil is equal to 0.098%, the risk group of import export of material 0.107%, inter island group and group material 0.078% and gas & lubricant 0.339%. After compared to the company's actual premium, group premium oil, import export group material and group material inter island are greater than premium Buhlmann. Thus, there is a chance for company to reduce premiums to the extent premiums Buhlmann credibility. Meanwhile, the risk premium gas and lubricant group has a value below the premium Buhlmann. Thus, the company can raise premiums to reduce the risk of future losses., In the business world, there is a competition, which requires company to adapt in order to achieve competitive advantage. Insurance business, with the number of players 85 companies, is a business with tight level of competition. This competition stimulates the requirement for companies to establish appropriate premium rates, which is able to adjust the condition of the insured and competitive in the market. Buhlmann credibility method, is one of credibility methods that can be used in premium calculation. In this research, Buhlmann method is used to calculate the premium of marine cargo insurance in PT Tugu Pratama Indonesia. Calculation process performed by predicting the expected future aggregate loss by involving past claims experience as the basis for calculation. Aggregate loss calculation is processed for each risk group, they are the group of oil, export import material group, inter-island group material, and the gas and lubricant group. Results of aggregate loss expectation will be used to calculate pure premiums that will be charged to the insured for each type of risk. Generated pure premium will be compared to the actual premium. The results showed that the pure premium for the risk group of oil is equal to 0.098%, the risk group of import export of material 0.107%, inter island group and group material 0.078% and gas & lubricant 0.339%. After compared to the company's actual premium, group premium oil, import export group material and group material inter island are greater than premium Buhlmann. Thus, there is a chance for company to reduce premiums to the extent premiums Buhlmann credibility. Meanwhile, the risk premium gas and lubricant group has a value below the premium Buhlmann. Thus, the company can raise premiums to reduce the risk of future losses.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianita Soelaiman
Abstrak :
Penulisan karya akhir ini membahas mengenai alokasi penempatan portofolio investasi pada Dana Pensiun Pemberi Kerja RHX dengan program pensiun manfaat pasti berdasarkan strategi liability driven investment (LDI). Pendekatan LDI bertujuan untuk mengelola risiko yang melekat pada portofolio aset dana pensiun dengan kewajiban dana pensiun sebagai benchmark untuk menghindari terjadinya kondisi asset-liability mismatch. Penerapan strategi LDI dapat dilakukan dengan beberapa metode dan tekhnik, dalam penelitian ini, pendekatan LDI yang digunakan adalah pendekatan cash flows projection dengan mencocokkan informasi arus kas pembayaran kewajiban Dana Pensiun RHX di masa datang dengan rencana penempatan dan pengalokasian portofolio investasinya. Pendekatan LDI menekankan bagaimana nilai liabilitas di masa depan dapat berubah akibat pengaruh inflasi, tingkat suku bunga (discount rate), dan karakteristik usia peserta dana pensiun. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan LDI, dana pensiun dapat mengurangi risiko pendanaan (funding risk) yang mungkin timbul akibat sensitivitas liabilitas program terhadap tingkat inflasi, tingkat bunga dan sisa usia peserta dana pensiun, sehingga pada akhirnya, dana pensiun dapat menyiapkan ketersediaan dana secara lebih baik untuk melakukan pembayaran kewajiban manfaat pensiun pada saat jatuh tempo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi LDI dapat membantu Dana Pensiun RHX dalam menempatkan portofolio investasinya sesuai dengan durasi jatuh tempo pembayaran manfaat pensiun sehingga dapat menghasilkan imbal hasil pengembalian yang lebih optimal yang tercermin dari perbaikan rasio Return on Investment (ROI), rasio pendanaan dan tingkat kecukupan pendanaan. Meskipun pendekatan LDI memberikan dampak yang cukup baik, perencanaan dan penyusunan strategi yang di dukung dengan kebijakan investasi serta kemampuan manajer investasi yang lebih baik perlu dilakukan oleh Dana Pensiun RHX sehingga strategi pengelolaan investasi di Dana Pensiun RHX yang mengikuti liability driven investment basis ke depannya dapat menjadi lebih optimal.
This thesis discuss about allocation of investment portofolio on Employer Pension Fund of RHX with defined benefits plan based on liability driven investment strategy (LDI). LDI approach aims to manage the risks inherent in the portfolio of pension funds assets with liabilities of pension funds as a benchmark in order to avoid the occurrence of the condition of the asset-liability mismatch. LDI strategy implementation can be done by several methods and techniques, in this study, LDI approach will focus on cash flows projection by matching the cash outflows information of Dana Pensiun RHX Pension Fund for payment of obligations in the future with the investment plan and allocation of its investment portfolio. LDI approach emphasizes how the value of future liabilities may change as a result of the effects of inflation, interest rate (discount rate), and the characteristics of the age of pension fund participants. By using LDI approach, hopefully, the pension fund may reduce the risk of funding (funding risk) that may arise due to the sensitivity of the inflation rate program liability, interest rate and remaining life of the pension fund, so that in the end, the pension fund can prepare better availability of funds for pension benefit payment obligations at maturity. The results of this study showed that the implementation of LDI strategies can help in placing the RHX pension fund investment portfolios in accordance with the duration of the due payment of pension benefits so as to produce more yield optimal returns as reflected in the improvement of the ratio of Return on Investment (ROI), the ratio of funding and the level of adequacy funding. Although the LDI approach provides a good impact, planning and strategy, supported by investment policy as well as the ability of investment managers better be done by the pension fund management strategies RHX that pension fund investment in RHX that follow liability driven investment base in the future may be more optimal.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>