Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Andayani
Abstrak :
Produktifitas suatu proyek sedikit banyaknya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia. Pada beberapa penelitian terakhir, banyak ditemukan bahwa tindakan kolektif dari mereka yang terlibat dalam proyek amat sangat menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dari sebuah proyek. Project teams adalah suatu kumpulan manusia yang spesifik karena terbentuk secara temporer untuk kurun waktu tertentu. Karena spesifik tersebut , tentunya menuntut adanya kerjasama antara individu yang terlibat untuk mendapatkan produktifitas yang meningkat. Jelasnya efektifitas dari tim proyek menentukan kesuksesan proyek. Dengan demikian kesuksesan proyek yang dalam tulisan ini diukur Bari sudut pandang kesuksesan dari project teams, melihat pada upaya dari project teams untuk mencapai hal tersebut. Dalam studi kasus mi dicari faktor-faktor project teams effectiveness yang paling banyak mempengaruhi effektifitas tim proyek. Ada 10 faktor yang berkaitan dengan project teams effectiveness yaitu project strategy, communication, personal commitment, interpersonal relationship, project management skills, team management skills, sponsorship, group meetings, conflict management serta distributive collaborative technology. Dari hasil penelitian didapat bahwa project management skills, project strategy, personal commitment serta conflict management merupakan faktor-faktor signifikan yang berpengaruh terhadap project teams effectiveness baik dari besarnya pengaruh, banyaknya korelasi dengan faktor lain serta kuatnya faktor ini berkorelasi dengan faktor lain. Pengaruh efektifitas ini dapat meningkatkan kesuksesan proyek yang dalam hal ini melihat dari performance waktu yang dihasilkan. Diharapkan dari penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengambilan keputusan yang menyangkut sumberdaya manusia dan pengembangan sumberdaya manusia.
Collective action has received a lot of attention and success may depend on the nature of collective task. The workplace today is different from the workplace yesterday. From the last results researches, there are found that success of the project due to their project teams effectiveness. Project teams are usually project specific. Projects rely on teamwork. They exist only temporarily to perform an assignment that is typically non routine. That's why attitude, goal and teamwork can make a significant difference in the success of project. Issue regarding project teams includes how effective they are in workplace affects the project success. Literature review about team effectiveness identified the following key factors consideration: project strategy, communication, personal commitment, interpersonal relationship, project management skills, team management skills, sponsorship, group meetings, conflict management skills and collaborative technology. If these key factors facilitate activities of project teams, these factors will affect project success. From the result of the research, it was found that the relative importance of these facilitating factors came from management skills, project strategy, personal commitment and conflict management. These factors are relative significant in making project success from the success of time indicators. Hopefully from this research, will give an input to the organization for measuring performance of human resources especially for project teams.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Ariana
Abstrak :
Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak perusahaan telah memberi perhatian pada Quality Management, karena pelanggan lebih menyukai barang dan jasa yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar. Salah satu aspek dari quality management tersebut adalah Cost Of Quality, yang terdiri dari empat kategori yaitu prevention cost, dan appraisal cost sebagai biaya yang berkaitan dengan usaha menghasilkan kualitas baik serta internal failure cost dan external failure cost sebagai biaya akibat kualitas yang tidak baik. Sementara dalam literatur dapat diperoleh data-data tentang cost of quality dari perusahaan industri manufaktur, Minn ini akan menyajikan sistem perhitungan serta hasil perhitungan berupa nilai cost of quality dari proyek konstruksi. Tujuan dari penulisan ini antara lain adalah untuk mengetahui nilai cost of quality pada kegiatan proyek konstruksi, yang selanjutnya akan dianalisis dan disimpulkan, sehingga dapat memberi kontribusi bagi kalangan akademis berupa sumbangan informasi tentang praktek manajemen kualitas serta bermanfaat bagi praictisi jasa konstruksi dalam usaha membangun dan mengembangkan sistem cost of quality khususnya pada proyek konstruksi. Untuk maksud tersebut, penulis telah melakukan studi kasus pada dua puluh dua proyek bangunan gedung yang telah diselesaikan oleh kontraktor pads kurun waktu satu tahun terakhir. Metodologi yang diterapkan adalah dimulai dengan pengembangan teori, pemilihan kasus, kemudian membuat desain penelitian, selanjutnya pelaksanaan studi kasus sampai menghasilkan nilai cost of quality yang dilengkapi dengan analisis dan kesimpulan. Kesimpulan dari studi kasus ini antara lain adalah : - Sistem cost of quality dapat diterapkan pada proyek konstruksi - Total cost of quality dan proyek-proyek yang diamati adalah sebesar 2.19% dari total biaya penjualan atau sebesar 1.92% dari total penjualan. - Internal failure dan external failure cost merupakan kategori cost of quality yang dominan.
In recent years organizations have been focusing much attention on quality management, because the customers are prefer products or services with a high quality and reasonable price. One aspect of quality management is cost of quality, which are divided into four categories: prevention cost and appraisal cost are costs associated with improving quality, while internal failure cost and external failure cost result from poor quality. Meanwhile from the literature we could get the data of cost of quality from manufacture industry, the study will provide a calculation system and resulting in the form of construction project's cost of quality. The main purpose of this study is to know whether the cost of quality system could be apply in the construction project as well as to calculate the value of cost of quality, with than will be analyzed, and concluded, so that it could give contribution for the academic society in form of information about practical quality management as well as it will be useful to construction industry practitioner, in their pursuit of developing cost of quality system in construction project. For that reason, author has conducted a ease study on 22 construction projects which have been completed by the contractor in the last one year. The methodology that was used referred to theory written by Robert K. Yin , starting with theory development, selecting the case, designing data collection, conducting case study until it result in the value of cost of quality, including the analyses and conclusion. The conclusion of the case study can be summarized as follows: 1. The cost of quality system can be implemented in construction project. 2. The total cost of quality is 2.19% from sales cost or 1.92% from total sales. 3. Internal failure and external failure cost are two dominant categories cost of quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Astawa
Abstrak :
Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategik, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial dan budaya, sehingga diperlukan adanya penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengendalian pelaksanaan proyek. Klaim merupakan salah satu permasalahan yang sering muncul dalam proses konstruksi berlangsung, apabila tidak ditangani secara cerdas dan sungguh-sungguh bisa berdampak terganggunya kinerja waktu proyek atau bahkan mungkin dapat menggagalkan proyek yang sedang dilaksanakan. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik terhadap sampel proyek dalam bentuk kuesioner memperlihatkan hasil yang menyatakan bahwa adanya klaim dengan variabel-variabel penentu yang mewakili variabel lainnya mempunyai tingkat kesesuaian sebesar 81,20 % terhadap variabel kinerja waktu proyek dengan model persamaan linier dengan 3 variabel penentunya adalah, klaim terhadap kelancaran pembayaran kepada sub kontraktor tata udara, klaim terhadap kelancaran pembayaran kepada sub kontraktor arsitektur dan klaim terhadap kelancaran pembayaran kepada sub kontraktor interior. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan kualitas klaim akan menurunkan kinerja waktu proyek.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Mustazir
Abstrak :
Sejalan dengan apa yang diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) bersama dengan Asosiasi Profesi melaksanakan sertifikasi keahlian. Untuk tenaga ahli jalan dan jembatan dilaksanakan HPJL Saat ini terdapat 38.600 jembatan dengan panjang total 697.000 pada ruas jalan nasional dan propinsi. Untuk kebutuhan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan jembatan tersebut dibutuhkan setidaknya 1.500 tenaga ahli yang memerlukan mekanisme pembinaan dan pengakuan profesional yang jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh sertifikasi tenaga ahli jembatan yang terhadap mutu jembatan. Variabel tidak bebas digunakan mutu jembatan sementara untuk variabel bebas adalah tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman di bidang jembatan, pengalaman pendukung, karya tulis ilmiah, dan pengalaman mengajar yang diasumsikan menggambarkan faktor faktor penentu sertifikasi. Metode pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data sekunder dari data pelatihan Tenaga Inti Konsultas Supervisi (TIKS) dan data primer yang diperoleh melalui questionnaire survey. Sampel random baik pada perusahaan konsultan maupun kontraktor dan institusi pemerintah dilakukan pada studi ini. Dari sekitar 100 questionnaire yang dikirim diperoleh 60 sampel yang kembali terdapat 47 sampel tersedia untuk analisis. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Korelasi Pearson, uji t, dan analisis regresi berganda. Hasil analisis memperlihatkan bahwa baik dengan menggunakan model linier maupun nonlinier, 82 persen varian dalam mutu jembatan ditentukan oleh 3 variabel bebas yaitu pendidikan, pelatihan dan pengalaman di bidang jembatan. Berbagai rekomendasi dibuat dalam rangka mempertajam penilaian kompelensi tenaga ahli jembatan dalam HPJI yang meliputi (1) perlunya modifikasi pendekatan dan metodologi dalam proses sertifikasi dan memasukkan hanya faktor yang benar-benar berpengaruh, (2)Perlunya mengembangkan parameter yang sesuai dalam formula sertifikasi (3) Adopsi penilaian secara terus menerus sebagaimana 'competency based assessment' yang telah diterapkan pada berbagai asosiasi profesional di luar negeri. ......As stated in the Law No. 18 Year 1999 regarding construction services, the Construction Services Development Boards (CSDB) in association with related professional association to do the certification. Indonesian Road Development Association (IRDA) has been elected as responsible association for road and bridges. Currently, there are 38.600 bridges with total length of 697.000 meter on national and provincial road. For bridge planning, design, implementation and maintenance will take at least 1.500 bridge engineers that need clear and transparence mechanism for development and professional recognition. The purpose of this thesis was to investigate influence of bridge engineer certification on quality of bridge. The dependent variable was quality of bridge, while the independent variables were level of education, training, experiences in bridge engineering, experiences in other field, academic writing, and lecturer experiences which reflected determinant factor for certification. Data collection method comprised secondary data collection from training for supervision engineers and primary data using questionnaire survey. A random sample of consultants, contractors and government institution were developed for this study. From about 100 questionnaires sent, there were 60 samples returned back and 47 samples available for analysis. The data analysis to test the several hypotheses included the use of Pearson correlation, t-Test, and multiple regression analysis. The result showed that in both tinier and non liner model, 82 percent of the variance in bridge quality was explained by the 3 independent variables namely education, training and experiences in bridge engineering. Several recommendations have been made to enhance the competence of bridge engineer in IRDA. Suggestions include (1) modification of approach and methodology in certification process to consider only the most influencing factors, (2) Exploration on parameter set up certification formula (3) Adoption of continuous assessment such a competency based assessment as implemented in other foreign professional association.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T4676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hariadi Wikanta
Abstrak :
Proyek-proyek jalan dan jembatan cukup dominan dalam menunjang keberhasilan perkembangan sosial, perekonomian, dan pembangunan di Indonesia. Pada umumnya proyek-proyek tersebut berada di lingkungan proyek pemerintah baik dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) maupun Hibah atau Pinjaman dari Luar Negeri seperti Bank Dunia, Jepang, Asian Development Bank (ADB), Kuwait, Saudi Fund Development (SFD) dan lain-lain. Sejak dulu Billing Rate yang dipakai sebagai acuan adalah Billing Rate yang dikeluarkan oleh Surat Edaran Bersama dari Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan dan Deputi Bidang Pembiayaan dan Pengendalian Pelaksanaan Bappenas. Memang pada akhir-akhir ini Billing Rate itu dapat ditentukan sendiri oleh konsultan berdasarkan harga pasar yang ada, namun sepanjang Billing Rate yang pernah ada tetap dipakai sebagai acuan perhitungan Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atau menentukan besarnya pagu anggaran dalam Daftar Isian Proyek (DIP) dan bahkan dimintanya pay roll sheet terakhir atau proyek sebelumnya. Hal ini mengakibatkan tetap adanya keterikatan terhadap penggunaan Billing Rate yang pernah ada sebelumnya, terlebih lagi dengan timbulnya kompetisi yang ketat pada proses tender mengakibatkan ketatnya harga penawaran perusahaan konsultan. Dengan menyebarkan kuesioner Penulis mengadakan penelitian dan menganalisa dengan menggunakan Statistic Product and Service Solution (SPSS) untuk analisa korelasi dan analisa regresi, serta metode Monte Carl untuk simulasi dan optimasi dengan menggunakan software Crystal Ball. Dari pengkajian tersebut diketahui bahwa Billing Rate dari Tenaga Ahli Professional dipengaruhi oleh kesiapan dan kemampuan Professional di bidang jalan dan jembatan. Selain itu Billing Rate yang berbasis kesiapan dan kemampuan dari Tenaga Ahli tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Keberhasilan Proyek baik dari segi Teknis, Biaya, Kualitas dan Waktu Pelaksanaan Pekerjaaan. Pada akhirnya dilakukan analisa menentukan besarnya Billing Rate yang diharapkan oleh Tenaga Ahli. Hasil tersebut menarik sekali dan diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah dalam menentukan Kebijakan-kebijakan mendatang, baik melalui Keputusan-Keputusan Presiden (Keppres) maupun Surat Edaran dari Instansi terkait sebagai tindak lanjut Keppres tersebut.
Projects on road and bridge play a dominant role in the social, economic and development growth in Indonesia. In general, these projects are government projects, which are financed by the National Budget, Regional Budget or Offshore Loan from the World Bank, Japan, Asian Development Bank (ADB), Kuwait, Saudi Fund Development (SFD) etc. So far, the Billing Rate to be applied shall be that referred to in the Joint Circular of the Director General of Budget of the Ministry of Finance and the Deputy for the Implementation Financing and Controlling of the National Development Planning Board. Indeed, the Billing Rate may lately be self-determined by the consultant according to the applicable market price. But up till now, Owner Estimate (OE) system is applied as reference in determining the budget ceiling of the Owner. Even the last payroll sheet of the previous project was also required. It was worsened by the tight competition in the bidding process limiting the consultant's companies in submitting quotations. By distributing questionnaire and applying Statistic Product and Service Solution (SPSS), the Author studied the correlation and regression analyses, and Monte Carlo method for simulation and optimization by applying Crystal Ball software. The result was that the ability and capability of the road and bridge Professionals affects the Professional Expert's Billing Rate. In addition, the Professional ability and capability-based Billing Rate also affects the Successfulness of the Project in term of Technical Aspect, Costs, Quality and Time of Completion of the Work. Finally, analysis on the determination of the Billing Rate expected by the Professionals was conducted. The result was quite interesting and it could serve as consideration for the Government in making Policies in the future, both enacted in Presidential Decrees and Circulars issued by the relevant Institution following the Presidential Decrees in question.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
NRS Vinny Gemilia Wahyu Muharam
Abstrak :
Kesuksesan seorang Manajer Proyek didalam sebuah perusahaan dapat diukur dari kemampuan dan keahlian yang dimilikinya. Kemampuan dan keablian yang dimiliki Manajer proyek akan bisa terlihat seorang Manajer Proyek sudah pernah menangani beberapa proyek dan berhasil salah satunya menurut penilaian atasan. Disamping itu seorang Manajer Proyek harus dapat memperlihatkan kompetensi yang dimilikinya, serta dapat pula memperlihatkan hasil karyanya dalam menangani dan melaksanakan proyek. Dalam penelitian ini kesuksesan seorang manajer proyek diukur dari 2 faktor. Kedua faktor kesuksesan tersebut adalah kompetensi yang dimilikinya dan faktor-faktor kunci yang menyebabkan kesuksesan Manajer Proyek dalam pelaksanaan proyek. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang baik itu berupa prilaku, keterampilan dan pengetahuan. Penelitian ini hanya meneliti kompetensi prilaku. Pada penilaian ada 11 variabel kompetensi prilaku yang digunakan. Untuk mengetahui kompetensi prilaku apa yang memang harus dimiliki seorang Manajer Proyek agar sukses dalam menangani proyek dan 10 faktor kunci sukses yang hares dilaksanakan Manajer Proyek agar menjadikan seorang Manajer Proyek sukses dalam menangani proyeknya. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dari responder dalam bentuk kuesioner dan wawancara. Sebanyak 35 orang Manajer Proyek di PT.X. 35 Manajer proyek diambil karena hanya 35 orang Manajer Proyek di PT.X yang sudah pemah menangani lebih dari 3 proyek, sebagai persyaratan untuk dapat menjadikan data dalam penelitian ini. Data hasil kuesioner ditabulasikan dan dianalisa dengan menggemakan bantuan SPSS. Dan hasil analisis dengan bantuan SPSS didapatkan bahwa dari 11 variabel kompetensi prilaku yang menempati ranking 1 s/d 5 adalah kompetensi prilaku dorongan berprestasi, pemecahan masalah, kepemimpinan kelompok, inisiatif dan pengarahan. Sedangkan dari 10 faktor kunci sukses yang mempunyai ranking 1 s/d 5 adalah penempatan personil untuk tim proyek, misi proyek, pemantauan dan pengendalian umpan balik, kemampuan teknis, konsultasi dengan pemilik serta dukungan pimpinan. Pengaruh korelasi dari ke 2 variabel yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa, kesuksesan Manajer Proyek dipengaruhi oleh ketepatan dalam memilih personil untuk tim proyek, ketepatan perencanaan misi dan visi proyek, inisiatif dan kemampuan pengendalian umpan baik dalam setiap proyek. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi prilaku Manajer Proyek terhadap kesuksesan proyek dilakukan analisis. Hash analisis dari 35 responden dengan kuesioner didapatkan: ada 13 orang Manajer Proyek yang dinilai tidak sukses. Ketidaksuksesan ini disebabkan ke 13 Manajer Proyek ini memperoleh score 2 (nilai rendah), terhadap kedua variabel yang memiliki ranking pengaruh 1-5, atau yang mempunyai score 2 (nilai rendah) pada salah satu variabelnya. Dari keseluruhan hasil analisis terbukti bahwa kompetensi prilaku memang merupakan salah satu penentu kesuksesan Manajer Proyek, sebab seorang Manajer Proyek bisa sukses jika dia memiliki kompetensi prilaku dan sudah melaksanakan faktor-faktor kunci sukses secara maksimal dalam setiap pelaksanaan proyeknya.
A success of Project manager in a company can be measure by the capability and the competencies that he has. The Capability and Competencies of a Project Manager could be seen if he had handle several project, and minimal one of his project was declared success by his supervisor. Besides that, Project Manager should always shows his competencies during handling and doing his project. In this research, a success of Project Manager is gain by measuring 2 factors, which are competencies and other key factors. Competencies are a capability of someone, and it includes an attitude, skill and knowledge. This paper will only discuss about the attitude. We will be using 11 variables of competencies during this research, for discovering what competencies are should have by a project manager in order to gain a success. We also use 10 key factors for success that should be done by Project Manager in order to become success in their project. The research was done by gathering data from interviewing and questioning the respondent. The respondents are 35 Project Manager in Company X. The writer use 35 Project manager because only 35 person from that company who have been handling 3 project. Data from questioner then tabulated and analyzed with SPSS. Based on the output of SPSS, from 11 variables of competencies that should have by a project manager, the 5 variables, which occupy 1s` rank to 5'h, are achievement, problem solving, leadership, initiative, and direction. From 10 key factors for success, 5 factors that have a higher rank are choosing a right team personnel, mission of a project, monitoring, controlling and feedback respond, technical skill, consultation with the owner and also support from Project Manager. The result from correlation between 2 variables which is use in this research are we could conclude that a success of Project Manager depend on accuracy in choosing a right team personnel, in arranging vision and mission of a project, initiative and capability of handling controlling and feedback respond in every project. We also analyzing how big does the competencies influence a success of Project Manager. There are 13 Project Managers from 35 respondents, which are not success. This failure is happen because they have a score 2 (a minimum value) in two of variables with rank 1st until 5th or have a score 2 (a minimum value) in one of the variables. From all the analyzing in this research, it could be proofed that competencies are one of the determining factor for a success of Project Manager. Project Managers could gain a success if they have good competencies and maximize the effort in implementing key factors of success in their project.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rustanto
Abstrak :
Penelitian ini membahas beberapa lokasi terminal di lima wilayah Provinsi DKI Jakarta yang lokasinya cukup strategis, dan melihat tahun diresmikan aset terminal sudah lebih dari 20 tahun pemilikan dan pemeliharaannya, dilihat dari siklus hidup asset dan biaya-biaya yang menyertainya merupakan langkah penting dalam mengelola aset untuk meningkatkan penggunaan atas aset-aset yang ada dapat sebagai pilihan untuk melaksanakan swastanisasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kriteria yang dominan dalam pemanfaatan kawasan/area terminal yang berpontensi untuk pembangunan gedung pusat niaga sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun bagi investor. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei. Survei ini bersifat cross - sectional yaitu informasi survei dikumpulkan pada suatu saat. Teknik analisis / pengolahan data menggunakan analisis Multivariate Analysis of Variance (Manova). Teknik ini merupakan perluasan teknik dari Anova (Analysis of Variance) atau Analisis Ragam serta analisis spasial menggunakan program Arc View GIS 3.3. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : 1) Terminal yang memiliki keunggulan atau keunikan yang diperhatikan oleh pengusaha dalam pemanfaatan aset terminal sebagai pusat niaga adalah: a)Terminal Pulo Gadung bisa sebagai Pusat Belanja Super Regional. b)Terminal Kampung Rambutan bisa sebagai Pusat Belanja Regional. c)Terminal Senen bisa sebagai pusat belanja Community. 2)Atribut Nilai Strategis Aset (Lokasi), Kondisi Lingkungan Sekitar dan Kondisi Lalu Lintasmmerupakan atribut yang unggul dibandingkan dengan atribut lain. 3)Karena terminal dan pusat perdagangan merupakan daerah tujuan maka semua terminal dapat dijadikan kawasan multifungsi secara terpadu dengan pusat perdagangan. Hasil penelitian menyarankan bahwa terminal yang dibangun sebagai kawasan multifungsi secara terpadu dengan pusat perdagangan, pada pelaksanaannya harus memperhatikan persyaratan dalam peningkatan intensitas pembangunan kawasan multifungsi.
This research assessed several terminal location in five areas in DKI Jakarta Provinsi, and also looked about the economical asset, the life cycle of those assets and how much expenses needed to maintain asset for increasing the usage asset. The aim of this research was to find out the criteria to maximize the commercial building. To give added values for the government investment and private investor. This research was based on qualitatif research and survey method. The survey is a cross section at one. Data was analysed using Multivariate Analysis of Variance (Manova). This technic is more advance than Analysis of Variance (Anova) or spacial analysis with Arc View GIS 3.3. program. Based on the result of analysis can be summarize : 1). Station which has comparative advantage or is laoked for by private sector to use as a commercial centre is : a). Station Pulo Gadung can be used as a super regional shopping centre. b). Station Kampung Rambutan can be used as a regional shopping centre. c). Station Senen can be used as a community shopping centre. 2). The stategic value of asset (location), The condition of circumstance and traffic condition are more advantage and uniquess than others attribut. 3). Since station and shopping centre are a destination place, all stations can be made as a multifunction area which linked with commercial centre. The research result suggest station which build as a multifunction area linked with trade centre should think about the intensity of development of multifunction area.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 307.76 / 2008 (2)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Yoga Mustika
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pemanfaatan aset berupa tanah dan bangunan di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur. Faktor-faktor tersebut adalah faktor aksesibilitas kawasan PIK, faktor tipe bangunan yang disediakan, faktor biaya pemanfaatan dan faktor prosedur pemanfaatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat penjelasan yaitu menjelaskan hubungan kausal atau hubungan saling mempengaruhi. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, yang selanjutnya diolah dengan uji statistik. Sedangkan untuk melengkapi data primer yang diuji statistik, dilakukan juga pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi obyek penelitian dan studi literatur. Analisa yang dilakukan adalah dengan mengkaitkan hasil uji statistik dengan data lapangan yang diperoleh. Dari analisis terhadap hasil uji statistik, disimpulkan bahwa : hanya dua faktor yang mempengaruhi pemanfaatan tanah dan bangunan di PIK, yaitu faktor aksesibilitas dan faktor tipe bangunan, sedangkan faktor biaya pemanfaatan dan prosedur pemanfaatan tidak berpengaruh. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk mengoptimalkan pemanfaatan tanah dan bangunan diperlukan kejelasan fungsi kawasan PIK Pulogadung, perbaikan aturan tentang penggunaan lahan dan pengawasan terhadap penggunaannya.
This research focused at factors anticipated influence the asset (land and building) exploiting in the form of real property at Small-Medium Scale Enterprise Industrial Village ( PIK) Pulogadung, Cakung, East Jakarta. The Factors areaccessibility of PIK area, building type of real property PIK, expense of exploitingand exploiting procedure. This research is a quantitative research having the character of clarification that is influencing each other.Data collecting was done with the questionaire distribution, then conducted with the statistical test. While to equip the statistical examinee primary data, data collecting also done with interview, and documentation of object research. Analyse is taken by correlating result of statistical test with the obtained field data. From statistical test result, concluded that : only two factors influencing exploiting of real property in PIK, that is accessibility and building type, while factor expense of exploiting and exploiting procedure do not have an effect on. Result of this research suggest that to optimize exploiting real property needed by function clarity of PIK Pulogadung area, order repair about usage of farm and observation to its use.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 307.76 / 2008 (23)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Purbarini Soepardi
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada pola mobilitas yang dialami penghuni Rusunawa, seperti: tinggal dimana sebelum tinggal di rumah susun sewa, apakah memiliki rencana pindah dari rumah susun sewa atau cenderung menetap, kemana rencana tujuan pindahnya, faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan penghuni rumah susun sewa untuk melakukan mobilitas tempat tinggal ditinjau dari aspek demografi, sosial ekonomi, lokasi, fisik bangunan, pengelolaan serta perbedaan karakteristik antara penghuni yang memiliki rencana pindah dengan yang cenderung menetap. Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan bantuan software statistik SPSS (Statistical Program for Social Science) dengan analisis statistik deskriptif tabulasi silang (crosstabs). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dilengkapi dengan analisis kualitatif atas dasar pengamatan lapangan dan hasil wawancara. Analisis dilakukan dengan merujuk pada pendapat para peneliti tentang mobilitas tempat tinggal dan pendapat beberapa peneliti tentang ekonomi perkotaan, serta pengelolaan aset. Dari analisis terhadap data yang terkumpul dan hasil wawancara disimpulkan bahwa: 1) Secara umum, mobilitas penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa tidak memiliki pola baik ditinjau dari lokasi daerah asal maupun kecenderungan lokasi tujuan pindah; 2) faktor yang berhubungan dengan keputusan penghuni untuk melakukan mobilitas tempat tinggal, meliputi: status perkawinan, persepsi penghuni tentang hunian sebagai komoditi, ketersediaan fasilitas jalan, harga sewa, keamanan dari tindakan kriminalitas, penanganan terhadap gangguan atau kerusakan unit hunian, dan penanganan terhadap gangguan atau kerusakan benda bersama; 3) perbedaan karakteristik antara penghuni yang cenderung memutuskan pindah dengan yang menetap relatif tidak ada. Perbedaan karakteristik yang menonjol hanya pada persepsi tentang hunian sebagai komoditi. Kendala-kendala yang saya dihadapi adalah: 1) penelitian ini dilakukan di Rusunawa yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan biaya operasional yang masih disubsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Secara tidak langsung kondisi ini berpengaruh pada psikologis penghuni dalam memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian, sehingga informasi yang diperoleh tidak optimal; 2) mengingat nilai-nilai budaya umumnya masih melekat erat dalam masyarakat Indonesia, maka jika penelitian ini dilengkapi dengan variabel faktor budaya, maka hasilnya akan lebih tajam dalam memberikan komplimasi pada kebijakan pembangunan rusunawa di masa mendatang. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka saya menyarankan bahwa sudah saatnya Pemerintah Provinsi Provinsi DKI Jakarta menyediakan perumahan yang bersifat ?transisi? bagi kelompok masyarakat yang berbeda sesuai keterjangkauan, didukung dengan kontrol pengelolaan sesuai aturan yang berlaku. Pengelolaan rumah susun memerlukan mekanisme anggaran yang sesuai dengan kebutuhan misalnya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan operasional, sehingga diharapkan tidak ada lagi stagnasi pembiayaan yang dapat berdampak pada penurunan nilai fisik Rumah Susun Sederhana Sewa sebagai aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
This study is focused on mobility pattern of tenant, such as: their prior resident before living in rental low-income housing, their plans to move or to stay permanently, their destination to move, factors affected their mobility from the point of view of demographical aspect, socio-economy, location, building, management and different characteristics between tenants who have plan to move and who tend to stay permanently. This research use quantitative analysis methods and supported by SPSS (Statistical Program for Social Science) statistical software with crosstabs descriptive statistical analysis. The data is obtained by questionnaire and equipped by qualitative analysis based on field observation and interview result. The analysis is applied by referring to the researchers? opinion about the residential mobility and the researchers? opinion about the urban economy and asset management. Based the analysis to the obtained data and interview result it is concluded that: 1) generally, no have pattern tenants? mobility, based on their original location and their movement tendency location; 2) factors affected to tenants? mobility decisions are marital status, tenant perception about the resident as commodity, road facility, rental price, security toward criminality, handling toward disturbance or damage of flat units, and handling toward disturbance or damage of the public facilities; 3) the different characteristics between tenants who tend to move and the ones who stay permanently on each research location is relatively none. The prominent different characteristic is only on perception about the resident as commodity. The obstacles I have are: 1) this study is observed in rental low-income housing that is managed by Province Government of DKI Jakarta where the operational cost is subsided by Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). This condition eventually affects to tenant phsycologically in giving information needed for the study, hence the obtained information is not optimum; 2) Considering that their cultural values are generally strictly stuck in Indonesian society, so if this study is complemented by variable of cultural factor, then the result would be accurate in giving the complement to the development policy of rental low-income housing in the future. Based on the study I have, I suggest that it is time for the Province Government of DKI Jakarta to provide resident with ?transitional? characteristic for different society according to their affordable, supported by management control according to the regulation prevailed. Furthermore, rental low-income housing management needs budget mecanism appropriate to necessity, for example Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) give flexibility budget managemet to fulfill their operational needs, so the expectation is no more expense stagnation that can impact to the decrease of rental low-income housing?s physical value as asset of the Government Province of DKI Jakarta.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maryam
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang kesesuaian penataan fisik (penyediaan lokasi penampungan) pedagang kaki lima berdasarkan preferensi pedagang kaki lima dengan studi kasus Kawasan Pasar Minggu Jakarta Selatan sebagai salah satu fasilitas yang disediakan oleh Pemda untuk mengakomodir kegiatan usaha kaki lima yang berlangsung di kawasan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) preferensi pedagang kaki lima terhadap lokasi dan tempat usaha, jenis dagangan, waktu berdagang, sarana fisik dagangan, ukuran ruang usaha, pola persebaran, dan pola pelayanan; 2) kesesuaian antara penyediaan tempat penampungan dengan preferensi pedagang kaki lima. Penelitian ini lebih merupakan penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap 120 yang terdiri dari para pedagang kaki lima yang beraktivitas di kawasan Pasar Minggu. Data tersebut kemudian diolah menggunakan SPSS versi 13, dengan alat analisis Crosstab. Sementara data hasil observasi lapangan diolah melalui metode GIS dengan menggunakan program Arc View SIG 3.3. Dari hasil olah data diperoleh gambaran tentang : 1) pola persebaran pedagang kaki lima di kawasan Pasar Minggu berdasarkan waktu berdagang; 2) preferensi pedagang kaki lima dalam menentukan kegiatan kaki lima; 3) kesesuaian tempat penampungan pedagang kaki lima berdasarkan preferensi pedagang kaki lima. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pedagang kaki lima yang beraktivitas pada malam sampai dengan pagi hari memiliki potensi untuk dapat memanfaat Tempat Penampungan karena memiliki karakteristik yang dapat menyesuaikan dengan kondisi eksising Tempat Penampungan. ......This research studies about the suitable of hawkers physical settlement (providing of relocation place) based on the hawkers preferences at Pasar Minggu area in South Jakarta as one of facilities provided by loval government to accommodate the activities of hawkers in Pasar Minggu area. The purpose of this reseach is to know: 1) preference of hawkers to location and place, type of merchandise, time of trading, physical medium of merchandise, size of space, disseminating pattern, and service pattern 2) suitable between relocation place and preference of hawkers. This reseach is survey reseach with the quantitative approach. The data collected by quiestionnaire to 120 hawkers which doing activities in Pasar Minggu area. The collecting data have been analyzed by using SPSS version 13 with Crosstabulation and GIS with Arc View 3.3. The result of processing data is description of 1) the disseminating pattern of hawkers ini Pasar Minggu based on time of trading 2) preference of hawkers in determining their activities; 3) suitable between relocation place and preference of hawkers. The conclusion of this reseach is the hawkers which doing activity from night until morning have potency to use relocation place because they are have characteristic which can adaptation with the real condition of relocation place .
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 307.76 / 2008 (14)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>