Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monoarfa, Susan
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan memperhatikan faktor-faktor baik faktor yang secara sosial melekat di antara penutur (mahasiswa) dan lawan tuturnya (dekan, dosen, sopir, tetangga, dan lain-lain) maupun komponen tutur lainnya seperti situasi, keakraban, maka pola penyapaan di kalangan mahasiswa tidak dilakukan secara acak, akan tetapi melalui proses atau pentahapan tertentu sebagaimana yang dilakukan oleh Ervin-Tripp. Komponen tutur seperti situasi formal amat menentukan dan dapat dianggap penting dari faktor sosial lainnya seperti keakraban, kerabat; karena situasi formal dapat menetralisir faktor-faktor ini. Yang perlu diperhatikan adalah faktor status dan usia. Situasi formal ini perlu dibedakan dari situasi informal, meskipun keduanya menggunakan sapaan tidak akrab.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rinawati
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan korpus berbahasa Melayu, yakni Hikayat Indraputra yang disalin pada abad XVII M suntingan S.W.R Mulyadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemakaian pronomina persona dan sapaan dalam bahasa Melayu di samping untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi perubahan pemakaiannya bila dihubungkan dengan status sosial partisipan. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif. Untuk itu analisis dilakukan dengan tiga tahap, yakni (1) membuat klasifikasi dan identilikasi pronomina persona dan sapaan yang ada, (2) melihat pemakaian pronomina persona dan sapaan dalam hubungannya dengan status sosial, seperti kedudukan. usia, dan hubungan kekerabatan, dan (3) menghubungkan pemakaian pronomina persona dan sapaan dengan dua dimensi sosial, yakni dimensi vertikal dan horisontal. Kesimpulan yang dihasilkan darl penelitian ini adalah bahwa perubahan pemakaian pronomina persona dan sapaan berhubungan dengan status sosial partisipan, dan faktor dominan yang sangat mempengaruhinya adalah faktor kedudukan. Sopan santun dengan pemakaian pronomina persona dalam bahasa Melayu dapat ditunjukkan dengan pemakaian pronomina persona semu atau diraja, yakni kata ganti untuk orang kesatu patik, hamba, dan beta; untuk orang kedua tuan, tuan hamba. dan diri; dan untuk orang ketiga patik itu. Pemakaian sapaan dalam bahasa Melayu untuk tujuan sopan santun sangat terbatas, yakni bentuk sapaan yang digunakan khusus di lingkungan kerajaan raja. Akhirnya, dengan penelitian ini dlharapkan kita dapat mengetahui pengungkapan kebahasaan yang pernah dituturkan masyarakat Melayu, khususnya pemakaian pronomina persona dan sapaan. Untuk itu penelitian lebih lanjut mengenai bahasa Melayu dan masyarakatnya perlu mendapat perhatian sehingga akar budaya Melayu yang berharga sebagai cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia tidak akan hilang seiring dengan perkembangan bahasa yang semakin maju.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S10827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Sudiarti
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan berfungsi sebagai alat komunikasi di antara anggota masyarakat yang memakai bahasa itu. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, kita pikirkan, dan kita ketahui kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita dapat memper_satukan anggota-anggota dalam suatu masyarakat (Keraf, 1980:4).

Salah satu akibat pemakaian bahasa yang berbagai macam itu adalah timbulnya bahasa campuran. Hal ini pula_lah yang menimbulkan kecemasan pada para ahli bahasa dan tampak jelas di mana-mana (Fishman, 1977:_61).

Studi tentang variabel-variabel dalam bahasa sebagai cermin struktur sosial adalah bidang sosiolinguistik. Pengetahuan tentang beberapa fakta yang diungkapkan oleh sosiolinguistik sangat membantu memahami masalah-masalah bahasa dan, membuka jalan guna memandang bahasa sebagai fenomena sosial secara lebih jelas dan cermat (Krida_laksana, 1978:12).
1984
S11041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Catur Westi
Abstrak :
Penelitian mengenai pemakaian bahasa prokem ini dilakukan di SMA Negeri 8 Jakarta. Penelitian ini bertujuan melihat sejauh mana pemakaian bahasa prokem oleh para remaja, dan bagaimana keberadaan bahasa prokem di masa yang akan datang. Pengumpulan data diperoleh melalui penyebaran kuesioner pada 100 orang responden yang kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis meliputi pemakaian bahasa prokem responden yang berhubungan dengan kawan bicara, situasi percakapan, dan topik pembicaraan. Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa pemakaian bahasa prokem begitu meluas dalam berbagai situasi dan topik pembicaran serta dengan kawan bicara. Remaja mempunyai potensi yang besar dalam memperluas bahasa prokem ke kalangan di luar mereka. Kecenderungan tersebut memperlihatkan bahwa bahasa prokem akan dapat terus bertahan hidup.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S10839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pattinasarany, M. Sally H.L.
Abstrak :
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh sekelompok masyarakat untuk saling berhubungan dan bahasa ini pulalah yang mengatur kehidupan sosial suatu masyarakat. Dengan pertolongan bahasa, manusia belajar mengenal lingkungannya, sesamanya, dan dirinya sendiri. Dan juga dengan bahasa manusia dapat menyatakan pikiran dan perasaannya. Selain dipergunakan oleh masyarakat biasa, bahasa juga dipergunakan oleh tokoh-tokoh politik, seperti kepala negara, para menteri, dan orang-orang yang mempunyai penga_ruh dalam masyarakat. Tokoh-tokoh politik ini mempergunakan bahasa tidak saja untuk menyatakan pendapat dan pikirannya, melainkan juga untuk menyernbunyikannya, seperti yang dikemukakan oleh dua tokoh politik Prancis, yaitu: (1) Talleyrand menteri luar negeri Prancis setelah Napoleon jatuh--yang mengatakan bahwa bahasa diberikan kepada manusia untuk menyembunyikan pikirannya; (2) Fouche menteri kepolisian Prancis pada masa itu juga yang mengatakan bahwa bahasa dibuat untuk menyembunyikan pikiran kita.
Depok: Universitas Indonesia, 1983
S14740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakshmi Arianti
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI) berasal dari bahasa Melayu. BI diperkenalkan pada tanggal 23 Ok_tober 1928, pada hari yang kita sebut sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada waktu itu para pemuda berikrar menyatukan Indonesia yang terdiri atas berbagai gugusan pulau, berba_gai suku bangsa dan berbagai bahasa daerah, menjadi satu kesatuan. Mereka kemudian mengangkat bahasa Melayu Riau yang sebelumnya dipakai sebagai Lingua franca di seluruh Nusantara, menjadi bahasa persatuan.

Ketika bangsa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agus_tus 1945, bangsa Indonesia sudah memiliki bahasa persatu_an, bahasa nasional, atau bahasa negara. BI dipakai dalam segala bidang kehidupan, baik pemerintahan, sosial poli_tik, pendidikan, maupun dalam kegiatan sehari-hari seba_gai alat komunikasi antar suku bangsa.

Dalam kemajuan dan perkembangannya bI mengalami ba_nyak perubahan dari bahasa asalnya (bahasa Melayu Riau). Kata-kata yang berasal dari bahasa tersebut sedikit demi sedikit, mengalami perubahan
1985
S11167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retty Irawati
Abstrak :
ABSTRAK
Topik ini saya ajukan berdasarkan beberapa pertimbangan. Belum adanya pembahasan tentang kata makian membuat saya tertarik mengemukakan topik ini. Tidak adanya topik yang menyangkut hal ini disebabkan dalam keadaan atau kehidupan sehari-hari orang enggan membicarakan kata makian. Kata-kata makian ini dianggap terlalu kotor, kasar dan kurang sopan untuk dipakai. Demikian yang dikatakan Trudgill karena kata makian diambil dari kata tabu.

Analisis skripsi ini diuraikan ke dalam 4 tabel. Tabel I menganalisis 6 macam situasi dimana kata-kata makian dipakai (6 buah kata makian). Tabel II mengenalisis masing-masing pemakaian kata makian. Tabel III berhubungan atau lanjutan dari Tabel I, dan Tabel II merupakan kelanjutan Tabel II; hanya pada tabel III dan IV sudah terperinci karena dibagi pemakaiannya antara wanita dan pria...
1985
S14026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Satiani
Abstrak :
Dari pengalaman hidup di Indonesia, penulis ketahui bahwa banyak orang yang memakai bahasa-bahasa yang berlainan. Biasa juga tardapat orang-orang yang dapat memakai lebih dari satu bahasa, umpamanya bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Suatu daerah atau masyarakat di mana terdapat dua bahasa disebut daerah atau masyarakat yang berdwibahasa. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan. Dalam keadaan kedwibahasaan, akan sering terdapat orang mengganti bahasa atau ragam bahasa, hal mana tergantung pada keadaan atau keperluan berbahasa itu. Kejadian seperti itu kita sebut alih kode. Perlu digaris - bawahi bahwa tanpa memiliki kemampuan berdwibahasa seseo_rang tidak dapat beralih kode. Menurut ahli-ahli bahasa, meskipun di Indonesia alih kode merupakan gejala umum dan memiliki daya kamunikasi yang tinggi, penelitian mengenai bentuk pemakaian.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastono
Abstrak :
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia tulis yang dipakai murid-murid kelas VI sekolah dasar di Kabupaten Bantul yang berbahasa ibu bahasa Jawa. Pokok permasalahannya, yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh murid-murid itu akibat penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa secara bergantian. Penyimpangan itu yang biasa disebut interferensi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan gejala-gejala interferensi yang muncul pada bahasa Indonesia tulis murid-murid tersebut. Gejala interferensi itu dibatasi pada tataran morfologi. Tujuan kedua, melakukan perbandingan terjadinya interferensi yang di lakukan oleh murid antara SD di kota dan desa. Penelitian menggunakan metode deskriptif berdasarkan metode kualitatif. Cara perolehan data dengan metode memilih. Lokasi penelitian diambil setengah populasi, satu dasar untuk satu kecamatan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan kuesioner, masing-masing dengan seperangkat instrumen penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini, ada beberapa bentuk morfem bahasa Jawa yang tertransfer ke dalam bahasa Indonesia tulis murid-murid itu. Di antaranya adalah morfem nasal N-, N-i , morfem tak, tak-i, morfem -an, dan morfem ke-an. Interferensi lebih banyak dilakukan oleh murid-murid di desa daripada di kota.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S10924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana Ridoean
Abstrak :
ABSTRAK
Sepintas lalu pemakaian beberapa partikel dalam bahasa Indonesia tidak menimbulkan masalah dalam hal tugas dan posisinya. Tetapi jika kita amati dengan cermat, partikel dalam kalimat mempunyai tugas tertentu. Dalam kalimat-kalimat : Sawah atau ladangkah yang digarapnya ?, Bacalah dengan nyaring !, Mereka pun berjanji, partikel lah., kah, dan pun ternyata mempunyai tugas, yaitu sebagai penegas penghilangan partikel-partikel lah, kah, dan pun tidak mengubah struktur kalimat secara ke_seluruhan, namun dari segi informasi terasa ada perubahan.misalnya : Bacalah dengan nyaring Baca dengan nyaring Mereka pun berjalan Mereka berjalan Dalam kalimat--kalimat tersebut lah, kah, dan pun di_samping bertugas sebagai penegas, juga bertugas sebagai penghalus. Misalnya dalam kalimat (2), kehadiran lah memperhalus kalimat perintah : _
1985
S11166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>