Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lusiana Sanjaya
"ABSTRAK
Terjadinya foodborne disease pada karyawan akan mempengaruhi poduktifitas kerja dan merugikan perusahaan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perlu dilakukan berbagai hal yang dapat menjamin tersedianya makanan yang aman dikonsumsi oleh karyawan. Penelitian ini bertujuan menilai peranan pedoman sederhana Five Keys to Safer Food untuk mencegah terjadinya foodborne disease dikaitkan dengan food safety audit yang telah dilakukan oleh perusahaan. Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang penjamah makanan, observasi kesesuaian tindakan dengan posedur serta penilaian kembali 10 indikator audit yang mendapatkan nilai terendah pada audit sebelumnya. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan bermakna dari pengetahuan dan perilaku responden (p=0.001) mengenai pentingnya pemisahan makanan mentah dan makanan matang untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Berdasarkan perhitungan statistik dan observasi lapangan, dapat disimpulkan bahwa prosedur kerja perusahaan sudah baik, namun belum terimplementasikan seluruhnya. Perusahaan disarankan melakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan responden serta melakukan food safety audit secara rutin untuk mengetahui kondisi aktual agar dapat mempertahankan atau meningkatkan aspek food safety dalam rangka pencegahan terjadinya foodborne disease.

ABSTRACT
The occurrence of foodborne disease will affect employeess works poductivity and hurt the company. To prevent this, a variety of things need to be done to ensure that each employee consume a safe food. This study aims to evaluate the rule of simple guidelines Five Keys to Safer Food to prevent foodborne disease associated with food safety audit conducted by the company. The study was conducted by giving questionnaires to 30 food handlers, observations of procedures compliance with actions and reassessment the lowest 10 indicators score from the previous audit. The result showed a significant association of the knowledge and behavior of the respondents (p = 0.001) on the importance of separation of raw foods and cooked foods to prevent cross contamination. Based on statistical calculations and field observations, it can be concluded that the company's operation procedures are good, but not yet entirely implemented. Companies are advised to do the training to enhance the knowledge of respondents and conduct a regular food safety audits to determine the actual conditions in order to maintain or enhance aspects of food safety to prevent the occurrence of foodborne disease."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheilla Miranda
"Demam berdarah dan malaria yang ditularkan melalui perantara gigitan nyamuk merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian dan merupakan tingkat kasus rawat inap yang tinggi di Indonesia. Salah satu cara efektif untuk mengatasi demam berdarah adalah dengan mengontrol nyamuk itu sendiri.
Penelitian yang akan dilakukan adalah untuk merancang alat pembunuh nyamuk menggunakan laser yang efektif dan ramah lingkungan. Setelah perancangan selesai, maka tahapan selanjutnya adalah pembuatan alat dan uji coba. Pengujian dilakukan pada beberapa lokasi yang masing-masingnya dalam beberapa kondisi berbeda. Dari data hasil pengujian, dapat dianalisa bahwa alat yang dirancang sudah bekerja dengan baik pada miniatur ruang dengan latar belakang polos terang berukuran 78x66 cm pada jarak maksimum 1.5 meter.
Perancangan perangkat lunak dengan menggunakan software CodeVision AVR pada mikrokontroler DT AVR Low Cost Micro System untuk menggerakkan motor servo Futaba S3003 tipe standard melalui SPC servo motor kontroler sudah dapat mengikuti gerak objek pada latar dengan kecepatan rata-rata maksimum pengambilan data sebesar 0.60 m/s. Selain itu laser SD 303 tipe kelas 2 dengan panjang gelombang 532 nm dan daya output 2000 mW yang digunakan sudah dapat menembak target dengan tingkat akurasi maksimum sebesar 76%.

Dengue fever and malaria is a disease that can cause death and also a case with a high rate of hospitalization in Indonesia. Both types of these disease knowns no age or gender type as transmitted through mosquito as a vector. One effective way to overcome the desease is by controlling the mosquito itself.
Research to be done is to design a tool using a blue laser mosquito killer that effective and environmentally friendly. Once the design is complete, the next stage is to build and test the device. Tests were conducted at several locations, each of them done in several different conditions. From the test data results, it can be analyzed that the device has been designed to work well on a miniature space with light homogenous background with dimension 78x66 cm and maximum distance of 1.5 meter.
Software design were using CodeVision AVR software to control servo motor Futaba S3003 standard tipe through SPC servo motor controller and laser beam through microcontroller. The servo motor is able to follow the motion of objects in the foreground with a maximum average speed of data retrieval of 0.6 m/s. Besides, laser SD 303 class 2 with wavelength 532 nm and output power of 2000 mW can also shoot targets with maximum accuracy rate of 76%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Husni Faruq
"Saat ini peralatan medis secara luas digunakan di Rumah Sakit, buruknya pengelolaan peralatan dapat mengakibatkan kerugian dan juga kecelakaan bahkan kematian. Manajemen Peralatan Medis yang baik dapat meningkatkan keselamatan dan juga mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena salah pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian pelaksanaan manajemen peralatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta terhadap Standar Penilaian Manajemen Peralatan Medis. Pendekatan yang dilakukan untuk penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain Deskriptif, Jumlah sampel 130 yang terbagi menjadi 3 kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa RSUD A mendapatkan katagori "Belum Sesuai", sedangkan untuk B dan C secara umum masuk dalam katagori ?Sesuai?. Namun pada beberapa elemen masih terdapat yang "Belum Sesuai".

Currently the medical equipment is widely used in hospitals. Poor management of the current equipment can lead to losses and also accident even death. Medical Equipment Management offers safety and also reduce the losses because mismanagement. This study aims to analyze the suitability of the implementation of medical equipment management in the Regional General Hospital in Jakarta on Medical Equipment Management Assessment Standards. The approach taken for this study is quantitative descriptive design, number of samples 130 were divided into 3 areas. The results reveal that Hospital A to get the category "Not Appropriate", whereas for the B and C generally get the category of "Appropriate". However, in some elements are still there are "Not Appropriate."
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bilal
"[ABSTRAK
Pengambilan keputusan untuk pemilihan peralatan medis merupakan proses yang
kompleks sehingga membutuhkan metode yang objektif. Metode Analitik hirarki
Proses (AHP) merupakan salah satu metode yang digunakan clinical engineer,
yang sesuai dengan acuan untuk menjalankan Health Technology Assesssment
(HTA) dan Kajian analisis kebutuhan bagi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengaplikasikan metode AHP dalam pemilihan mesin extracorporeal
shockwave lithotripsy (ESWL) di Rumah Sakit X. Keberhasilan metode AHP ini
dapat menjadi tolok ukur baru atau evidence base untuk metode pengambilan
keputusan pemilihan peralatan medis di rumah sak;

ABSTRACT
The decision for selecting medical equipment is a complex proses that needs a
certain objective method.. Analytic hierarchy process (AHP) is one of decision
support system of clinical engineers which is appropriate in conducting Health
Technology Assesssment ( HTA ) and needs analysis in hospital. This research is
to apply the AHP method in selecting Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
(ESWL) in X hospital. The successful application of this method can become a
new parameter or evidence base in using decision support system in the hospital, The decision for selecting medical equipment is a complex proses that needs a
certain objective method.. Analytic hierarchy process (AHP) is one of decision
support system of clinical engineers which is appropriate in conducting Health
Technology Assesssment ( HTA ) and needs analysis in hospital. This research is
to apply the AHP method in selecting Extracorporeal Shockwave Lithotripsy
(ESWL) in X hospital. The successful application of this method can become a
new parameter or evidence base in using decision support system in the hospital]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Wiradarma
"[ABSTRAK
Latar belakang: mengetahui hubungan antara asupan makronutrien dan gaya
hidup terhadap status HbA1c penyandang diabetes melitus (DM) tipe 2. Metode:
penyandang DM tipe 2 dikategorikan ke dalam 2 kelompok, yaitu kontrol
glikemik (KG) baik (HbA1c < 7,0) dan KG buruk (HbA1c > 7,0). Data
karakteristik dasar seperti usia, jenis kelamin, status gizi, durasi menderita DM,
jenis dan jumlah obat DM yang digunakan, serta ada/ tidaknya komplikasi DM
yang diderita. Asupan makronutrien terdiri dari asupan energi total harian, asupan
karbohidrat, protein, lemak dan serat. Faktor gaya hidup meliputi ketaatan
mengikuti diet sesuai yang direkomendasikan, aktivitas fisik, ketaatan konsumsi
obat, merokok dan minum alkohol. Data-data dari kedua kelompok kemudian
dihubungkan dengan status HbA1c dengan uji Chi square. Hasil penelitian: usia
penyandang DM yang lebih muda (< 55 tahun), asupan karbohidrat dan ketaatan
mengikuti diet berhubungan bermakna secara statistik dengan status HbA1c (P <
0,05). Rasio asupan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) pada kelompok
KG baik adalah 47: 18: 35 dan KG buruk 51: 16: 33. Kesimpulan : Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa status HbA1c berhubungan bermakna dengan
faktor usia, asupan karbohidrat, dan ketaatan mengikuti diet. Edukasi sebaiknya
diberikan kepada penyandang DM tipe 2 dengan KG buruk, terutama yang berusia
< 55 tahun agar mengatur pola makannya sesuai dengan yang direkomendasikan
dengan memperhatikan jenis, jumlah, dan jadwal.

ABSTRACT
Background: Determining the relationship between macronutrients intake and lifestyle
factors and HbA1c status of diabetic type 2 patient in improving the effectiveness of
patient?s nutrition therapy and preventing diabetes complications. Methods: Diabetic
type 2 patients were categorized into 2 groups; patients with good glycemic control (GC)
or HbA1c < 7.0 and patients with poor glycemic control (PC) or HbA1c > 7.0. Clinical
characteristics were differentiated by age, gender, body mass index (BMI), duration of
illness, type and amount of diabetic medication, and other diabetic complication.
Macronutrient intake consisted of total daily calories and carbohydrate, protein, fat and
fiber intakes. Lifestyle factors consisted of the adherence to dietary advice and
medication, physical activities, smoking habit, and alcohol intake. The data were be used
to determine their relationship with HbA1c status using Chi Square test. Results:
Younger diabetic type 2 patients (< 55 years old), carbohydrate intake, and adherence to
dietary advice were identified as statistically significant variables related to HbA1c status
(P <0.05). Macronutrient intake ratio (carbohydrate : protein : fat) for GC was 47 : 18 : 35
and PC was 51 : 16 : 33. Conclusions: The results demonstrate that HbA1c status in
diabetic type 2 patient are related to age, carbohydrate intake and adherence to dietary
advice. Education to be provided to younger diabetic type 2 patients (<55 years old) to
maintain good dietary pattern according to medical nutrition therapy, Background: Determining the relationship between macronutrients intake and lifestyle
factors and HbA1c status of diabetic type 2 patient in improving the effectiveness of
patient’s nutrition therapy and preventing diabetes complications. Methods: Diabetic
type 2 patients were categorized into 2 groups; patients with good glycemic control (GC)
or HbA1c < 7.0 and patients with poor glycemic control (PC) or HbA1c > 7.0. Clinical
characteristics were differentiated by age, gender, body mass index (BMI), duration of
illness, type and amount of diabetic medication, and other diabetic complication.
Macronutrient intake consisted of total daily calories and carbohydrate, protein, fat and
fiber intakes. Lifestyle factors consisted of the adherence to dietary advice and
medication, physical activities, smoking habit, and alcohol intake. The data were be used
to determine their relationship with HbA1c status using Chi Square test. Results:
Younger diabetic type 2 patients (< 55 years old), carbohydrate intake, and adherence to
dietary advice were identified as statistically significant variables related to HbA1c status
(P <0.05). Macronutrient intake ratio (carbohydrate : protein : fat) for GC was 47 : 18 : 35
and PC was 51 : 16 : 33. Conclusions: The results demonstrate that HbA1c status in
diabetic type 2 patient are related to age, carbohydrate intake and adherence to dietary
advice. Education to be provided to younger diabetic type 2 patients (<55 years old) to
maintain good dietary pattern according to medical nutrition therapy]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syntia Rahutami
"ABSTRAK
dalam menentukan pentingnya keberadaan teknik klinis di bidang manajemen
peralatan medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ada
pengaruh antara peran kepemimpinan, motivasi dan komitmen terhadap kesesuaian
mutu akreditasi pada MFK 8 dan keberadaan ahli teknik klinis di dua rumah sakit
yang berbeda yang dalam hal ini adalah rumah sakit umum negeri dan rumah sakit
umum swasta. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan
kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan untuk diisi sesuai dengan tingkat
persetujuan dari responden yang kemudian dihitung korelasinya menggunakan
korelasi bivariat Spearman dan dilakukan uji beda dengan metode Mann-Whitney.
Hasil yang didapat adalah ada perbedaan antara kedua rumah sakit. Perspektif
Kepemimpinan Antara Rumah Sakit Umum Negeri dan Swasta berbeda dalam hal
pengaruhnya terhadap keberadaan ahli teknik klinis di rumah sakit, di rumah sakit
negeri yang diteliti, kepemimpinan tidak berperan dalam peningkatan mutu dan
keberadaan ahli teknik klinis, namun di rumah sakit swasta cukup menunjukkan
pengaruh yang cukup baik.

ABSTRACT
Leadership role leverage becomes a main issue in this study to determine the
importance of the clinical engineers existence in the medical equipment management
field. The purpose of this study is to prove that there are differences between
leadership role, motivation and commitment against the conformity of MFK 8
accreditation quality and the existence of clinical engineers in two different hospitals,
which in these cases are a public general hospital and private general hospital. The
research method that has been used is by using a questionnaire containing statements
to be filled in accordance with the level of respondent?s agreement, the correlation are
calculated using Spearman bivariate correlation and Mann-Whitney method for
difference test. The result was there was difference between the two hospitals.
Leadership Leverage between Public and Private General Hospital turned out
different in its impact against the existence of clinical engineers in hospital, in
government hospital, leadership doesn?t have the role in quality enhancement and the
existence of clinical engineer existence, however in private hospital shows good
leverage between variables."
2016
T46586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julianti Isma Sari Usman
"Manajemen peralatan laboratorium merupakan bagian dari manajemen sumber daya puskesmas tetapi belum mengimplemetasikan sistem manajemen peralatan medis dengan baik dan masih terdapat beberapa kekurangan dalam elemen penilaian Permenkes No.46 tahun 2015. Riset ini bertujuan untuk melakukan penilaian pelaksanaan manajemen peralatan laboratorium puskesmas di Kota Kendari dengan metode deskriptif eksplanatif, dimulai dengan merancang kuesioner, menyajikan data kemudian dianalisis dengan uji korelasi untuk melihat hubungan antara variabel. Hasil riset ini menyimpulkan : 1 terdapat 6 puskesmas sudah memenuhi standar Permenkes No.46 tahun 2015; 2 15 puskesmas belum memenuhi standar teori HTM, dan 3 terdapat korelasi antara kegiatan pemeliharaan r=0,898 , perencanaan r=0,896 , recall r=0,883 , uji coba alat r=0,875 , evaluasi r=0,849 dan SDM r=0,800 pada proses manajemen peralatan laboratorium.

Management of laboratory equipment is part of the resource management of public health center but it has not implemented the medical equipment management system properly and there are still some deficiencies in the assessment element of Health Department Law No.46 Year 2015. This research aims to evaluate the implementation of laboratory equipment of public health center management of in Kendari City with explanative descriptive method, starting with designing questionnaires, presenting data and being analyzed by correlation test to see the relation between variables. The results of this research conclude 1 there are 6 of public health center already met the standard of Health Department Law No.46 year 2015 2 there are 15 of public helath center have not met the standard of HTM theory, and 3 there is correlation between maintenance activity r 0,898 , program r 0,896 , recall r 0,883 , instrument test r 0,875 , evaluation r 0,849 and human resource r 0,800 on laboratory equipment management process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Fitriyani
"ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan. Abortus spontan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang cukup sering dialami oleh pekerja wanita di PT.T Jakarta. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian abortus spontan, salah satunya postur kerja statis berdiri ataupun duduk. Dari survey awal ditemukan 5,5 kasus abortus pada 400 pekerja wanita. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa postur kerja berdiri lama lebih berpengaruh terhadap terjadinya abortus daripada postur duduk pada pekerja di PT.T Jakarta.Metode. Penelitian ini menggunakan desain kasus control, pada 78 orang pekerja wanita di unit produksi sebuah pabrik garmen di Jakarta. Kasus adalah pekerja subyek yang pernah hamil dan mengalami abortus spontan selama kurun 2012-2017. Kontrol adalah subyek yang pernah hamil namun tidak pernah mengalami abortus spontan selama kurun waktu yang sama. Kelompok kasus dan kontrol diambil dari departemen sewing dan cutting, dengan perbandingan 1 kasus dipadankan dengan 2 kontrol.Hasil dan kesimpulan. Postur kerja berdiri lama berpengaruh terhadap terjadinya kejadian abortus spontang dibandingkan dengan postur kerja duduk. Dari hasil penelitian terbukti ada pengaruh bermakna antara postur kerja jenis pekerjaan OR 303,34; p.

ABSTRACT
Spontaneous abortion is one of reproductive health problem which oftenly happens among female workers at garment factory at PT.T Jakarta. Many factors could cause spontaneous abortion in female workers, one of them is the prolonged standing posture. The incidence is 5,5 from early survey in September 2016 among 400 female workers. The objective of this study is to get overview about the case and influence factors, especially prolonged standing posture.Methods. This research use case control study design at 78 female workers at sewing and cutting unit at garment factory in Jakarta. Case is subject which have pregnant and spontaneous abortion during 2012 2017. Control is subject which have pregnant but have never got spontaneous abortion at the same time. Group of case and control taken from cutting and sewing department, 1 case compared with 2 controls. Result and conclusion. There was a relationship between prolonged standing posture OR 303,34 p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Guna Dharma
"Perilaku sedentari, ditandai dengan adanya kegiatan dalam jangka waktu yang lama yang melibatkan duduk atau berbaring, telah dilaporkan terkait dengan adanya peningkatan risiko jantung dan pembuluh darah. Duduk lebih dari 10 jam sehari dibandingkan dengan duduk kurang dari 5 jam sehari dikaitkan dengan peningkatan risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Tingkat permasalahan yang ada di perusahaan ini, karena dari hasil pemeriksaan berkala pada 1 departemen didapatkan angka yang cukup signifikan terhadap faktor-faktor risiko PJK. Sedangkan pada departemen lainnya tidak ada sama sekali penilaian terhadap faktor-faktor risiko PJK.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat stratifikasi risiko PJK pada pekerja main office dan pekerja site dengan menggunakan Skor Kardiovaskular Jakarta, untuk masukan bagi manajemen perusahaan sebagai rekomendasi menggunakan skor tersebut untuk menilai risiko PJK pekerja, khususnya pekerja yang berada di main office. Metode penelitian menggunakan disain potong lintang dengan analisis komparatif. Hasil yang paling berhubungan dengan stratifikasi risiko kardiovaskular Jakarta adalah faktor risiko riwayat penyakit keluarga p=0.021, OR=1334.3, dan 95 CI=147.1-12103.6.

The sedentary behaviour, characterized by long term activities involving sitting or lying down, has been reported to be associated with an increased risk of cardiovascular disease. Sitting more than 10 hours a day compared to sitting less than 5 hours a day is associated with increased risk of cardiovascular disease.The underlying problems in this company, is that the periodic check results in one department obtained a significant number of risk factors for cardiovascular disease. While in other departments there is no assessment of cardiovascular disease risk factors.
The purpose of this research was to determine the level of cardiovascular disease risk stratification using Jakarta cardiovascular score, as an input for company management to recommend using this score to assess workers cardiovascular disease risks, especially for workers in the main office. A cross sectional study was used as a design for this research, with comparative analysis. The most closely related result with cardiovascular risk stratification is a family history with cardiovascular disease p 0.021, OR 1334.3, dan 95 CI 147.1 12103.6.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Iman Santoso
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker yang umum terjadi pada wanita baik
di Indonesia ataupun di dunia. Pemeriksan tingkat sebaran sel kanker perlu
dilakukan agar pengobatan yang diberikan tepat. Biopsi jaringan getah bening dan
pemeriksaan ahli patologi adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat
penyebaran kanker. Kendala pada pemeriksaan manual membutuhkan waktu untuk
memeriksa bagian perbagian dengan kemungkinan ada bagian yang terlewati,
kesalahan dalam klasifikasi dan unsur subjektifitas saat memeriksa. Penggunaan
kecerdasan buatan dalam prapemeriksaan akan membantu dokter dalam memeriksa
dan menghilangkan unsur subjektifitas. Proses klasifikasi yang didapat diharapkan
membantu ahli patologi memeriksa dengan lebih cepat dan mengurangi tingkat
kesalahan pemeriksaan. Proses dimulai dengan terlebih dahulu menentukan antara
daerah kosong dan daerah yang terdapat jaringan. Selanjutnya menentukan tingkat
metastasis berdasarkan hasil klasifikasi. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik ambang gambar dalam menentukan batas gambar yang berisi
jaringan. Proses klasifikasi menggunakan jaringan saraf konvolusi (Convolution
Neural Network (CNN)) dengan banyak klasifikasi sebanyak 5 kelompok sel
normal dan 1 kelompok tumor. Hasil dari penggunaan metode ambang adaptif
dapat memisahkah antara daerah kosong dan daerah berisi sel-sel. Metode jaringan
saraf konvolusi ini dapat mengklasifikasikan dengan hasil sampai 86% dan tes
dengan validasi data 80% untuk keseluruhan klasifikasi dan mencapai 93% untuk
sel tumor dan sel kanker. Hasil dari penentuan tingkat ditentukan oleh akurasi dari
proses klasifikasi. Metode ambang gambar adaptif dapat menentukan area kosong
dan berisi jaringan sesuai dengan yang diharapkan dan mempercepat proses
pemeriksaan. Hasil klasifikasi dan menentukan tingkat dapat ditingkatkan dengan
memperbaiki pembagian data-data pada dataset dan mengembangkan konfigurasi
dari jaringan saraf konvolusi dengan merubah struktur atau menambahkan dengan
metode lain.

ABSTRACT
Breast cancer is the most common cancer in women worldwide and the second most
common cancer in Indonesia. Metastasis is the medical term for cancer that spreads
to a different part of the body from where it started. Information from the lymph
node biopsy can help doctor that treatment decisions depend on stage of metastases.
Normaly pathologist makes a diagnosis of the prepared sample slide from sample
biopsy with manual visual inspection. Manual diagnosis has the possibility to miss
some section not checked, classification errors and subjectivity result. The
classification process with AI will help the pathologist check faster, reduce the error
level and eliminate the subjectivity. The proposed Method using adaptive
thresholding method in whole slide image is to determine the area to be processed.
And Convolution Neural Network (CNN) for image classification. Adaptive
thresholding have ability to separating the blank slide area and tissue area. CNN is
superior in image classification . Classification data for this thesis using 6
classification, five class normal cell and one tumor. Adaptive thresholding method
in whole slide image can separate empty tissue and tissue with cell area. The result
CNN Method for overall accuracy 86% and accuracy for tumor cell is 93%.
Classification and staging result can be improved by improving dataset for training
and developing, change the configuration of CNN architecture or adding new
method."
2017
T49613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>