Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianty Rusmalia
Abstrak :
Skripsi ini membahas persoalan kekerasan berbasis agama dalam pemahaman filosofis dengan menggunakan analisa Daniel Dennett melalui karyanya yang berjudul 'Breaking The Spell: Religion As A Natural Phenomenon'. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk memahami fenomena agama melalui kerangka pemikiran Dennett serta memperlihatkan bagaimana pentingnya detoksifikasi dan investigasi ilmiah terhadap agama dan prakteknya demi terwujudnya pencerahan pemikiran dan peradaban manusia yang lebih baik. Metode yang digunakan adalah kepustakaan. Hasil penelitian menyatakan bahwa watak ambiguitas yang melekat pada agama menuntut manusia untuk segera melakukan pemahaman dan penyikapan secara objektif dan komprehensif terhadap agama.
This script is discuss an issue about religious violence in philosophical comprehension with analysis from Daniel Dennett by his work 'Breaking The Spell: Religion As A Natural Phenomenon'. The purpose of this research is to understand phenomenon of religion by framework of Dennett's thought and to show how is important a scientific investigation toward concerning religion and its practices for the sake of an enlightenment thinking and the better of human civilization. This research is use a literature method. The result is that the ambivalence of the sacred in religion is prosecute the human being to immediately realize, understand comprehensively, and have an objective attitudes toward religion.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S15403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herdito Sandi Pratama
Abstrak :
Studi kesadaran yang meliputi pekerjaan philosophy of mind, neurosains, dan psikologi, berpegang pada prinsip naturalistik terhadap kesadaran, mampu menerangkan tindak kesadaran. Namun, studi kesadaran itu tidak mampu memberikan eksplanasi epistemik bagaimana yang fisikal (otak) membangkitkan yang mental (kesadaran). Ini adalah afirmasi filosofis ketidakcukupan studi kesadaran.
Consciousness study, including the work of philosophy of mind, neurosciences, and psychology, holds onto naturalistic principle of consciousness, and is able to explain consciousness behavior. But, the study unable to give epistemic explanation on how the physical states (brain/neural) give rise to the mental (consciousness). This is the philosophical affirmation of insufficiency of study of consciousness.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S16139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mendrofa, James Farlow
Abstrak :
Human life is in a level of evolution by natural selection. It means that human nature is also in the same level of life. In that kind of condition the life is considered full with the mechanism that produced within the human_s brain by evolution. This different point of view show us the disposition of human nature. In this case the disposition of human nature is the combination between innate mechanism and environment in the level of evolution by natural selection for the sake of survivality.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16146
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arfan Wiraguna
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini merupa.kan sebuah kajian kritis terhadap bioteknologi sebagai sebuah ideologi. Pada saat ini, bioteknologi tidak hanya berl Abstract
This is a critical study of biotechnology as an ideology. In current issues, biotechnology is not only developed by the needs of science and technological expertises, but also influenced by the sponsored of capitalism. This study uses psychoanalysis approach, especially Lacanian ones, to look at the development of capitalism and the establishment of its influence toward biotechnology. The purpose is providing information about the body which represented as a machine, that has a dependency with the biotechnology. On top of that, the body needed a deterritorialization toward itself so it can be released from the ideology
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42382
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahadi Karisma
Abstrak :
Sekularisme merupakan sebuah paham yang memisahkan agama dan negara. Perubahan kesadaran mengenai fakta komunitas religius yang masih mempertahankan tradisi aslinya, dan berperan aktif dalam masyarakat yang menganut sekularisme. Dalam karya tulis ini akan dibahas beberapa permasalahan, yaitu pandangan terhadap sekularisme saat ini dalam kehidupan demokrasi, pembaharuan keagamaan yang mendorong demokrasi di Indonesia, dan interpretasi para filsuf terhadap sekularisme dengan demokrasi liberal di Indonesia. Penelitian ini bersifat kualitatif, berbasis pada riset studi pustaka dengan menggunakan pendekatan interpretatif-analitis yang mengacu pada teori sekularisme. Hasil dari penelitian ini yaitu rakyat menghendaki adanya reformasi ketatanegaraan, karena beberapa orang menganggap sistem ketatanegaraan Indonesia mengandung bid’ah, dan harus segera direformasi melalui jalan ketauhidan yang dipimpin oleh Amin Rais. Beberapa kelompok menentang Pancasila dan paham nasionalis, karena akan menganggu ketauhidan dan dianggap sebagai paham sekularisme. Penentang paham ini adalah Agus Salim dan Mohammad Natsir yang dapat dibilang sebagai orang terdekat Presiden Soekarno. Mereka tidak setuju dengan paham nasionalisme, karena dianggap dapat menyekutukan Tuhan dan mereka menyerukan agama berbasis Islam. Selain itu, mereka juga tidak sepakat dengan Pancasila sebagai Ideologi negara, karena Pancasila merupakan sesuatu yang netral dan cenderung mengarah pada sekularisme. ......Secularism is an understanding that separates religion and state. Changes in awareness about the fact that religious communities still maintain their original traditions, and play an active role in societies that adhere to secularism. In this paper, several issues will be discussed, namely the current view of secularism in democratic life, religious reforms that encourage democracy in Indonesia, and philosophers' interpretations of secularism with liberal democracy in Indonesia. This research is qualitative in nature, based on literature research using an interpretive-analytical approach that refers to the theory of secularism. The results of this study are that the people want constitutional reform, because some people consider the Indonesian constitutional system to contain heresy, and must be reformed immediately through the way of monotheism led by Amin Rais. Some groups oppose Pancasila and nationalist understanding, because they will disturb monotheism and are considered as secularism. Opponents of this understanding are Agus Salim and Mohammad Natsir who can be regarded as the closest people to President Soekarno. They do not agree with the notion of nationalism, because it is considered as partners with God and they call for an Islam-based religion. In addition, they also do not agree with Pancasila as the ideology of the state, because Pancasila is something that is neutral and tends to lead to secularism.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yesaya Sandang
Abstrak :
Pembahasan tentang konsep hak sebagai bagian dari kehidupan manusia merupakan sebuah perjalanan panjang seiring dengan perkembangan sejarah peradaban umat manusia. Liberalisme yang hadir pada awal abad ke 17 mencoba meletakan sebuah landasan filosofis bagi eksisnya hak-hak yang dimiliki setiap individu demi kebaikan dirinya dan sesamanya. Hingga saat ini gagasan yang coba diusung lewat pemikiran liberalisme telah banyak mengalami modifikasi. Ini dikarenakan tantangan serta realitas yang dihadapi seiring berjalannya waktu juga mengalami perubahan. Rawls dan Nozick sebagai pemikir yang berbasis pada tradisi ini mencoba untuk mengembangkan pandangannya masing-masing terkait dengan konsep hak. Pembahasan tentang hak dapat dikonstruksikan melalui tiga aspek utamanya, yaitu subjek, dasar, serta tujuan. Pada Nozick dan Rawls walau mereka banyak odipengaruhi tradisi liberal tetapi dalam pengembangan selanjutnya terdapat perbedaan model pendekatan dan penekanan. Pada Nozick penekanannya terdapat pada kebebasan individu sedangkan pada Rawls lebih ditekankan pada aspek keadilan. Walau demikian keduanya sepakat bahwa hak adalah basis dari pemikiran mereka yang melekat pada individu dengan argumentasinya masing-masing. Pada akhirnya yang menjadi penting kemudian adalah konsekuensi dari pandangan mereka tersebut. Hak yang dimiliki setiap individu perlu mendapat perhatian yang lebih konkrit demi mewujudkan kesehjateraan masing-masing individu tersebut. Dalam hal ini perhatian negara yang peranannya sebagai penjaminan pemenuhan hak-hak tersebut. Pembahasan tentang hak dengan demikian dalam prakteknya juga harus menemukan wujudnya untuk memampukan bahwa setiap manusia dapat berfungsi demi mencapai kesehjateraan. Bahasa hak bukan hanya serentetan hak-hak yang normatif, lengkap dengan argumentasinya yang canggih melainkan juga merupakan sebuah keharusan untuk mewujudnyatakannya bagi kesehjahteraan setiap insan
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djohan Rady
Abstrak :
Tesis ini adalah sebuah upaya eksplorasi potensi teori evolusi Darwin sebagai basis penjelasan kausal bagi fenomena sosial dan budaya. Upaya tersebut dicapai melalui analisa terhadap ontologi ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi dipilih karena sampai saat ini ilmu ekonomi adalah satu-satunya cabang ilmu sosial yang dianggap memiliki derajat eksplanasi setingkat ilmu-ilmu eksak. Dari analisa tersebut, penulis berpendapat bahwa dua dimensi ilmu ekonomi, yakni asumsi homo economicus dan mekanisme pasar, memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan prinsip teori evolusi Darwin mengenai keberlangsungan hidup (survivability) dan adaptasi. Jadi, penulis beranggapan bahwa tingginya derajat eksplanasi yang dihasilkan ilmu ekonomi semata-mata disebabkan adanya kesesuaian antara ontologi ilmu ekonomi dengan ontologi evolusi Darwinian. Sebagai kesimpulan, penulis beranggapan bahwa ilmu-ilmu sosial akan dapat memberikan eksplanasi yang lebih baik jika mengadopsi prinsip-prinsip teori evolusi Darwin sebagai paradigma utamanya. ......This graduate thesis is an attempt to explore the potentiality of Darwin's theory of evolution as the basic explanation of social and cultural phenomena. That main objective is realized through the means of analysis upon the ontology of economics, since economics is the only social science deemed equal to those of natural sciences. Upon analysis, it is apparent that the 'exactness' of economics explanations very much indebted to its ontological similarities with the ontology of Darwin's theory of evolution. The two main economics ontological assumptions, homo economicus and market mechanism, are very much alike with Darwin's two main ontological assumptions of evolution, survivability and adaptation. Consequentially, we can think of economics 'exactness' as a result of its ontological compatibility with Darwin's theory of evolution. As a conclusion, this thesis staunch to the hypothesis that humanities and social sciences can gain methodological status equivalent to economics only if they accept Darwin's theory of evolution as its very basic ontological assumption.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library