Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ana Wulandari
"Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016, tolak ukur penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Konseling merupakan salah satu bagian dari kegiatan pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di apotek dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Apotek Kimia Farma menjadi salah satu sarana untuk melakukan pelayanan kefarmasian. Apotek Kimia Farma 0219 Situ Gintung bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk pelayanan obat PRB. Pelayanan Program Rujuk Balik (PRB) ini diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan dengan penyakit kronis yang sudah stabil atau terkontrol namun masih memerlukan pengobatan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengobatan yang dijalankan oleh pasien sudah berjalan sesuai instruksi dokter. Pengambilan data penelitian dilakukan melalui metode wawancara mengenai obat yang akan digunakan selama terapi pengobatan oleh lima pasien BPJS Kesehatan dengan Program Rujuk Balik. Hasil penelitian menunjukkan dari lima pasien yang diwawancarai, dua pasien diketahui tidak menggunakan obat secara rutin dan satu pasien diketahui tidak mengetahui cara penggunaan obat yang benar.

Based on Minister of Health Regulation No. 73 of 2016, benchmarks for implementing pharmaceutical services in pharmacies include the management of pharmaceutical preparations, medical devices, consumable medical materials, and clinical pharmacy services. Counseling is one part of the clinical pharmacy service activities carried out in pharmacies and aims to improve the quality of life of patients. Kimia Farma Pharmacy is one of the facilities for providing pharmaceutical services. Kimia Farma Pharmacy 0219 Situ Gintung collaborates with BPJS Health to provide PRB drug services. This Back-Referral Program (BRP) service is offered to BPJS Health participants with chronic diseases that are stable or controlled but still require long-term treatment. This study aims to evaluate whether the treatment received by the patient is running according to the prescriber's instructions. Research data collection was carried out through an interview method regarding the drugs that would be used during treatment therapy by five BPJS Health patients. The results showed that of the five patients interviewed, two patients did not use medication regularly and one patient did not know how to use medication correctly.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Insanul Sabri
"Setiap PBF harus menerapkan prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Tujuannya yaitu untuk memastikan bahwa segala bentuk kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan peraturan dan menjamin kualitas serta mutu obat maupun bahan obat. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh PBF dalam segala hal haruslah disetujui oleh seorang penanggung jawab yaitu Apoteker yang memenuhi kompetensi serta kualifikasi sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan dengan optimal dan sesuai peraturan. Penanggung jawab haruslah bekerja dengan baik dan teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pendistribusian obat maupun bahan obat.

Every drug distributot must apply the principles of Good Drug Distribution Methods (CDOB). The aim is to ensure that all form of activities carried out comply with regulation and guarantee quality of drugs. All activities carried out by drug distributor must be approved by leader as a pharmacist. Who meets the competence and qualification so that all activities can run optimally and according to regulations. The leader in charge must work properly and carefully so that there are no errors in the process of distributing drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Rizky Benedict
"Laporan ini mengevaluasi pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dengan fokus pada aspek transportasi dan dokumentasi di PT. Anugrah Argon Medica (AAM) Bekasi. Hasil observasi menunjukkan kepatuhan terhadap standar CDOB, menjamin kualitas produk selama transportasi dan praktik dokumentasi yang sistematis. Perusahaan melibatkan personel terlatih dan menerapkan prosedur ketat untuk menjaga stabilitas produk, mencegah kontaminasi, dan memastikan pengiriman yang akurat. Rekomendasi mencakup pengawasan lebih lanjut terhadap produk farmasi berisiko tinggi dan protokol penanganan khusus.

This report evaluates the implementation of Good Distribution Practices (CDOB) with a focus on transportation and documentation aspects at PT. Anugrah Argon Medica (AAM) Bekasi. Observations reveal adherence to CDOB standards, ensuring product quality during transportation and systematic documentation practices. The company employs trained personnel and implements strict procedures to maintain product stability, prevent contamination, and guarantee accurate delivery. Recommendations include enhanced oversight for high-risk pharmaceutical products and specialized handling protocols. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Rizky Benedict
"Laporan ini membahas analisis dan pengkajian resep dengan polifarmasi pada pasien Program Rujuk Balik (PRB) di Apotek Kimia Farma 0367 Jatiasih. Studi ini berfokus pada aspek administrasi, farmasetik, dan klinis dalam pengkajian resep untuk meminimalkan kesalahan pengobatan dan memastikan efektivitas terapi. Hasil menunjukkan bahwa semua resep PRB yang dikaji memenuhi standar administrasi, farmasetik, dan klinis. Rekomendasi mencakup analisis yang cermat untuk menangani potensi masalah terkait obat dan pemantauan interaksi obat berisiko tinggi untuk menjamin keselamatan pasien.

This report discusses the analysis and evaluation of prescriptions involving polypharmacy for patients in the Referral Back Program (PRB) at Kimia Farma 0367 Jatiasih Pharmacy. The study focuses on administrative, pharmaceutical, and clinical aspects of prescription assessment to minimize medication errors and ensure therapeutic effectiveness. Results indicate that all reviewed PRB prescriptions adhered to administrative, pharmaceutical, and clinical standards. Recommendations include meticulous analysis to address potential medication-related issues and enhanced monitoring of high-risk drug interactions to ensure patient safety. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Brades, supervisor
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai sarana distribusi obat bertanggung jawab terhadap aktivitas pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dari industri farmasi ke fasilitas penyedia pelayanan kesehatan. PBF harus dapat menjamin mutu obat selama proses distribusi untuk melindungi masyarakat dari peredaran obat yang tidak memenuhi persyaratan mutu, khasiat dan keamanan. Bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh PBF yaitu dengan melakukan dokumentasi kegiatan berupa pembuatan laporan pemasukan maupun penyaluran obat-obatan sebagaimana diatur dalam PerBPOM Nomor 2 Tahun 2022. Pelaporan dilakukan melalui sistem elektronik yaitu e-Report PBF (pbf.binfar.kemkes.go.id) dan e-Was BPOM (e-was.pom.go.id) yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan dan BPOM. Melalui pelaporan ini, baik Kementerian Kesehatan maupun BPOM dapat mengakses dan melakukan pemantauan data pemasukan maupun penyaluran obat jadi seperti yang dilaporkan oleh PBF serta memastikan mutu, khasiat dan keamanan obat yang beredar di masyarakat.

Pharmaceutical Distributor (PBF) as drug distribution facilities is responsible for the procurement, storage and distribution of medicines from the pharmaceutical industry to health service provider facilities. PBF must be able to guarantee the quality of drugs during the distribution process to protect the public from the circulation of drugs that do not meet quality, efficacy and safety requirements. The form of supervision that can be carried out by PBF is by documenting activities in the form of making reports on the entry and distribution of medicines as regulated in PerBPOM Number 2 of 2022. Reporting is carried out through an electronic system, in the form of PBF e-Report (pbf.binfar.kemkes.go.id) and BPOM e-Was (e-was.pom.go.id) addressed to the Ministry of Health and BPOM. Through this reporting, both the Ministry of Health and BPOM can access and monitor data on the entry and distribution of finished medicines as reported by PBF and ensure the quality, efficacy and safety of drugs circulating in the society."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rahmawati Putri
"Home pharmacy care adalah salah satu aspek pelayanan farmasi yang ada di apotek dengan pelaksanaannya dilakukan di rumah khususnya pada pasien lanjut usia dan memiliki riwayat penyakit kronis (diabetes, penyakit kardiovaskular, TBC, asma). Tujuan dilakukannya home pharmacy care adalah meningkatkan pemahaman mengenai pengobatan sehingga penggunaan obat sesuai, serta memastikan kepatuhan penggunaan obat pasien sehingga keberhasilan terapi akan meningkat. Akibat dari peningkatan kasus virus corona yang terjadi di Indonesia, pelaksanaan home pharmacy care di Apotek Kimia Farma 352 tidak dilakukan dengan berkunjung ke rumah pasien untuk meminimalkan resiko penularan. Strategi yang dilakukan melalui telfon atau disebut dengan metode telefarma. Fokus pasien yang dilakukan home pharmacy care adalah pasien PRB (Program Rujuk Balik)

Home pharmacy care is one aspect of pharmaceutical services in pharmacies where it is carried out at home, especially for elderly patients who have a history of chronic diseases (diabetes, cardiovascular disease, tuberculosis, asthma). The aim of doing home pharmacy care is to increase understanding of medication so that drug use is appropriate, and ensure adherence to patient drug use so that the success of therapy will increase. As a result of the increase in cases of the corona virus that has occurred in Indonesia, the implementation of home pharmacy care at the Kimia Farma 352 Pharmacy is not carried out by visiting the patient's house to minimize the risk of transmission. The strategy carried out by telephone is known as the telepharma method. The focus of patients undergoing home pharmacy care is PRB (Referral Program) patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas
"Latar belakang/tujuan Apotek merupakan salah satu sumber utama obat bagi masyakarakat dan tempat pelayanan kefarmasian secara langsung yang dilakukan oleh Apoteker. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada Apoteker dalam bentuk tertulis atau elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada pasien. Telaah resep merupakan salah satu bentuk dari pelayanan farmasi klinis yang dibutuhkan agar tidak terjadi masalah terkait obat pada pasien. Masalah kulit merupakan masalah kesehatan yang umum terdapat di masyarakat sehingga penting bagi seorang apoteker untuk memahami pengobatan dan manajemen kondisi penyakit yang berkaitan dengan kulit. Metoda Resep yang tersedia dikaji kelengkapan admistrasinya serta aspek farmakologis dan klinis dari tiap-tiap obat. Obat-obat yang terdapat di dalam resep harus sesuai dengan indikasi yang terdapat pada pasien. Seperti halnya penggunaan obat-obat oral, obat-obat topikal untuk alergi kulit juga membutuhkan kepatuhan pasien dalam mengaplikasikan obat. Kesimpulan Resep-resep untuk mengobati pasien alergi kulit di Apotek Atrika sudah memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi, farmasetika, dan klinis.

Background/Aims Pharmacy is one of the main sources of medicine for the community and is a direct pharmaceutical service provided by Pharmacists. A prescription is a written request from a doctor or dentist to the Pharmacist, in written or electronic form, to provide and dispense medication to the patient. Prescription review is one form of clinical pharmacy service that is necessary to prevent medication errors and drug-related problems in patients. Skin problems are common health issues in society, so it is essential for a pharmacist to understand the treatment and management of skin-related conditions. Methods The prescription methods available are assessed for their completeness in administration, as well as the pharmacological and clinical aspects of each drug. The drugs included in the prescription must be suitable for the patient's indications. Results similar to the use of oral medications, topical medications for skin allergies also require patient compliance in applying the medication. Conclusion: The prescriptions for treating skin allergy patients at Atrika Pharmacy meet the requirements for administrative, pharmaceutical, and clinical completeness."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Dwi Khairani
"Penulisan laporan tugas khusus praktik kerja profesi Apoteker (PKPA) di PT Kalventis Sinergi Farma bertujuan untuk menganalisis persyaratan pengguna mengenai personal training dan menghasilkan penilaian risiko berdasarkan kontrol dan tingkat prioritas PT. Kalventis Sinergi Farma. Penulisan laporan ini menggunakan suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan yaitu Sistem X yang berbasis  COTS (commercial off-the shelf) dan perangkat lunak berbasis SaaS (software as a service). Proses dokumentasi yang diajukan kepada sistem x memiliki beberapa persiapan seperti menggunakan diagram proses yang terdiri dari rencana pelatihan, manajemen pelatihan, analisis pelatihan, laporan pelatihan, dan pencarian pelatihan. Spesifikasi fungsional dianalisis sesuai tingkat risiko yaitu tinggi, sedang, rendah. Dari analisis tingkat risiko, dapat disimpulkan untuk menetapkan strategi tes dari masing-masing rencana pelatihan yaitu challenge testing, nominal testing, dan exploratory testing. Penilaian risko dari persyaratan pengguna spesifikasi fungsional dapat mengurangi kegagalan pada GxP dan risiko kegagalan bisnis.

A special assignment report pharmacist professional work practice is writing at PT. Kalventis Sinergi Farma with the purpose to analyze user requirements of personal training and to make a risk assesment based on the controls and the priority levels of PT. Kalventis Sinergi Farma. This report is using a system used by the company, namely system X which is based on COTS (Commercial off-the shel) and SaaS (Software as a Service). The documentation of the validation is processing by submitted to system has several preparations like a diagram process consisting of training plans, training management, traing analysis, training reports, and training search. Specification of functional was analyzed that accorded by the risk level (high, medium, low). From analysis of risk level, it can be concluded to determine the test strategy of each training plan (challenge testing, nominal testing, and exploratory testing). Risk assessment of user requirements of functional specifications can reduce failures in GxP and business failure.

 

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Rizky Benedict
"Laporan ini membahas proses kualifikasi instrumen Hardness Tester Sotax MT50 di PT. Kalventis Sinergi Farma. Kualifikasi dilakukan untuk memastikan instrumen memenuhi spesifikasi teknis, operasional, dan sistem terkomputerisasi yang dibutuhkan dalam lingkungan manufaktur farmasi yang sesuai dengan GxP. Tahapan yang dilaksanakan mencakup pembuatan protokol User Requirements Specifications (URS), Project Qualification Plan (PQP), kualifikasi desain (DQ), kualifikasi instalasi (IQ), dan kualifikasi operasional (OQ). Hasil observasi menunjukkan bahwa instrumen telah memenuhi semua kriteria kualifikasi, termasuk keamanan data, integritas sistem, dan kemampuan operasionalnya. Proses kualifikasi ini memberikan jaminan bahwa instrumen dapat digunakan secara optimal untuk mendukung proses produksi farmasi yang efisien dan berkualitas tinggi.

This report explores the qualification process of the Hardness Tester Sotax MT50 at PT. Kalventis Sinergi Farma. The qualification ensures the instrument meets the required technical, operational, and computerized system specifications in a pharmaceutical manufacturing environment compliant with GxP standards. The process included creating User Requirements Specifications (URS), Project Qualification Plan (PQP), Design Qualification (DQ), Installation Qualification (IQ), and Operational Qualification (OQ). Observations revealed that the instrument met all qualification criteria, including data security, system integrity, and operational capabilities. This qualification ensures the instrument's optimal use in supporting efficient and high-quality pharmaceutical production. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Fancia Utari Sunny
"Pelayanan kefarmasian dari seorang profesi apoteker dapat diinterpretasikan sebagai suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Peran tersebut merupakan peran yang penting sebagai wujud aplikatif dari sistem pembelajaran yang telah didapatkan pada program sarjana. Calon apoteker dituntut untuk melaksanakan program Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilakukan sebagai wadah untuk memberi gambaran terhadap calon apoteker akan dunia kerja yang sebenarnya. PKPA dilaksanakan di apotek yang bersifat wajib sebagai penunjang farmasi komunitas dan pilihan industri sebagai penunjang untuk industri farmasi. PKPA dilaksanakan di Apotek Roxy Rawakalong periode Januari 2022 dan PT. Integrated Healthcare Indonesia periode April - Mei 2022. Kegiatan PKPA ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan keterampilan yang lebih untuk calon apoteker sehingga dapat mengaplikasikan serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta selanjutnya akan siap untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dibidangnya masing-masing.

Pharmaceutical practice from a pharmacist profession can be interpreted as a direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the quality of life of patients. This role is an important role as an applicative form of the learning system that has been obtained in the undergraduate program. Prospective pharmacists are required to carry out the Pharmacist Professional Practice (PKPA) program which is carried out as a forum to give prospective pharmacists an overview of the real world of work. PKPA is implemented in pharmacies that are mandatory as a support for community pharmacy and industry choices as a support for the pharmaceutical industry. PKPA was held at Roxy Rawakalong Pharmacy for the period of January 2022 and PT. Integrated Healthcare Indonesia for the period April - May 2022. This PKPA activity is expected to provide more experience and skills for prospective pharmacists so that they can apply and add insight and knowledge, and will then be ready to do pharmaceutical work in their respective fields."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>