Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fadly
"Isolasi sosial adalah salah satu tanda negatif dari skizofrenia. Isolasi sosial merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Praktik profesi ners merupakan proses pembelajaran di lahan praktek dengan melakukan asuhan keperawatan kepada klien secara langsung. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menganalisis tentang asuhan keperawatan isolasi sosial pada Tn. P dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis selama enam hari rawat pada tanggal 7 - 12 Mei 2018 pada Tn. P dengan usia 32 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Hasil didapatkan masalah keperawatan utama adalah isolasi sosial. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien membina hubungan saling percaya dan meningkatkan kemampuan klien berinteraksi secara bertahap. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien dilihat dengan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial pada aspek kognitif, afektif, fisiologis dan sosial, namun belum tampak penurunan pada aspek perilaku. Faktor yang menyebabkan klien sulit membina hubungan dengan perawat yaitu faktor internal dimana klien memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan dan faktor eksternal dimana klien menganggap perawat sebagai stressor yang membahayakan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Social isolation is among of the negative symptoms of schizophrenia. Social isolation is characterized by decline or loss inability to interact with others. Clinical practice learning in clinic providing nursing care directly to clients. This paper aimed to analyze the nursing care of social isolation on Mr. P with schizophrenia paranoid. The nursing care process is based on the standard of generalist nursing care witch provided for six days from May 7th throughout 12th 2018 on Mr. P aged 32 years male.
Main nursing problem was social isolation. Nursing intervention was emphasized on client's ability to establish mutual relationship and improve client's communication skills gradually. Nursing interventions affected client positively as manifested gy decreased signs and symptoms of social isolation on the cognitive, affective, physiological and social aspects, but there had not been a decline in behavioral aspects. Client's barriers in establishing relationship with nurses were internal factors in which clients had negative judgments about themselves, others and the environment and external factors where clients considered the nurse as a threatening stressor. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized for individually, family, group and community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Afiffah
"Harga diri rendah kronik merupakan perasaan tidak berharga dan rendah diri yang berkepanjangan pada seseorang akibat penilaian negatif terhadap dirinya. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ners ini untuk menganalisis penerapan pemberian asuhan keperawatan generalis dengan kegiatan terapi seni melukis bebas pada Tn. H usia 41 tahun dengan harga diri rendah kronik dan diagnosa media skizofrenia paranoid. Penilaian harga diri diukur menggunakan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Implementasi keperawatan yang dilakukan berfokus pada melatih kemampuan klien dan memasukkan latihan kemampuan ke dalam jadwal harian berikut dengan intervensi yang diberikan yaitu art therapy melukis bebas. Art therapy melukis sebagai salah satu kegiatan positif yang dilatih untuk mengekspresikan perasaan melalui media seni. Hasil dari karya ilmiah akhir ini menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan tanda dan gejala harga diri rendah. Penerapan terapi seni melukis bebas dapat diadaptasi sebagai pengembangan standar asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosis harga diri rendah kronik.

Chronic low self-esteem is a prolonged feeling of worthlessness and low self-esteem in a person due to a negative assessment of oneself. The purpose of writing this final scientific paper for nurses is to analyze the application of generalist nursing care with free painting art therapy activities to Mr. H 41 th year old with chronic low self-esteem and medical diagnosis of paranoid schizophrenia. Self-esteem was measured using the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The nursing implementation that is carried out focuses on training the client's abilities and incorporates skills training into the daily schedule with the intervention given, namely free painting art therapy. Art therapy painting as a positive activity that is trained to express feelings through art media. The results of this final scientific paper show that the clients experience a decrease in signs and symptoms of low self-esteem. The application of free painting art therapy can be adapted as a standard for the development of mental nursing care with a diagnosis of chronic low self-esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Redy Fadillah
"ABSTRAK
Salah satu gejala positif skizofrenia diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi ditandai dengan perubahan sensori dan persepsi meliputi penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan. Halusinasi muncul akibat perubahan dalam orientasi realitas yang dialami penderita gangguan jiwa yang mengakibatkan penderita gagal dalam melakukan pemenuhan kehidupan sehari- hari. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis pemberian asuhan keperawatan dengan intervensi kegiatan membaca Al Quran kepada Tn. R usia 30 tahun dengan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan Tn. R diberikan selama sepuluh hari meliputi intervensi keperawatan generalis dengan penambahan kegiatan harian membaca Al Quran. Implementasi diberikan berfokus pada usaha mengontrol halusinasi dengan cara mengidentifikasi halusinasi, menghardik halusinasi, bercakap-cakap serta kegiatan harian berupa membaca Al Quran. Intervensi keperawatan yang diberikan memberikan hasil yang baik kepada klien di tandai dengan adanya penurunan frekuensi halusinasi pendengaran selama kegiatan membaca Al Quran. Penurunan frekuensi halusinasi diukur dengan menggunakan instrumen evaluasi tanda dan gejala. Terjadi penurunan nilai tanda dan gejala yang signifikan pada Tn. R dari 29 poin menjadi 13 poin. Pemberian distraksi dengan membaca Al Quran sangat direkomendasikan kepada pasien halusinasi pendengaran yang telah memenuhi kriteria tertentu, dianaranya seorang muslim dan tidak dalam kondisi gelisah.

ABSTRACT
One of the positive symptoms of schizophrenia includes hallucinations. Hallucinations are characterized by sensory and perceptual changes including vision, taste, touch, or seduction. Hallucinations arise due to changes in the reality orientation experienced by people with mental disorders that result in patients failing to fulfill their daily lives. This scientific work aims to analyze the provision of nursing care with the intervention activities with recitation of the quran to Mr. R is 30 years old with auditory hallucinations. Nursing care Mr. R is given for ten days including generalist nursing intervention with the addition of daily activities with recitation of the quran. The implementation is given to focus on efforts to control hallucinations by identifying hallucinations, hallucinatory scolding, conversations and daily activities with recitation of the quran. Nursing interventions given good results to the client are marked by a decrease in the frequency of auditory hallucinations during the recitation of the quran. Decreased frequency of hallucinations was measured using instruments for evaluating signs and symptoms. There was a significant decrease in the value of signs and symptoms in Mr. R from 29 points to 13 points. Giving distraction with recitation of the quran is recommended for auditory hallucinatory patients who have met certain criteria, in which they are Muslim and are not in a state of agitated."
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puni Muliani
"Risiko perilaku kekerasan merupakan tanda gejala positif dari skizofrenia, gangguan dalam berespon terhadap ancaman yang diekspresikan dengan kemarahan atau ketakutan yang menyimpang dan beresiko untuk mencederai diri sendiri, orang lain serta lingkungan. Tujuan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien Tn. D di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor dengan masalah risiko perilaku kekerasan adalah untuk menurunkan tanda dan gejala serta meningkatkan kemampuan mengontrol perilaku kekerasan dengan metode analisis tindakan keperawatan yang dievaluasi menggunakan instrumen assesment tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Implementasi keperawatan dilakukan tindakan asuhan keperawatan generalis melalui pendekatan kegiatan seni. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial ditandai dengan skor 20 menjadi 2 diakhir intervensi. Hasil analisa kasus ini merekomendasikan pelaksanaan tindakan keperawatan generalis dengan pendekatan kegiatan seni. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan baik secara individu dan kelompok.

The risk of violent behaviour is a positive symptoms of Schizophrenia, a disturbance in responding to threat that is expressed with anger or fear that are deviant and risk of injuring yourself, others and the environment. The purpose of nursing care is carried out for Mr. client in Sadewa Room Marzoeki Mahdi Hospital, Bogor with the problem of risk violence problems related to risk and changes in the level of problems with the nursing care analysis method and evaluated sign and symptom of risk violent behaviour. Nursing implementation is carried out by generalist nursing care through discussing activities art. The results obtained are a decrease in signs and symptom associated with problems in cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects characterized by a score of 20 to 2 ending the intervention. The results of this case analysis discuss the implementation of generalist nursing intervention by discussing art activities. Nursing care follow-up plans are expected to maximize individual and group abilities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Janah
"ABSTRAK
Merawat anggota keluarga dengan skizofrenia dapat menjadi sebuah stresor bagi anggota keluarga lainnya. Stresor inilah yang dapat menimbulkan stres bagi caregiver keluarga sehingga diperlukan suatu strategi koping untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres dengan strategi koping pada caregiver keluarga yang memiliki pasien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale dan Ways of Coping. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampel purposive sampling yang melibatkan 87 caregiver. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa stres tidak berhubungan signifikan terhadap strategi koping pada caregiver keluarga. Dukungan dari pelayanan kesehatan diperlukan untuk membantu dalam mengatasi stres yang dialami oleh caregiver. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengukur beban yang dialami caregiver secara subjektif maupun objektif.

ABSTRACT
Caregiving for a family member with schizophrenia can be a stressor for other family members. This stressor can cause stress for the family caregivers, So, caregivers need a coping strategy to overcome it. This study analyzed using the Chi-Square test to identify the relation between stress levels with coping strategies in the family caregiver. Data collection using the Perceived Stress Scale and Ways of Coping questionnaire. The research design used cross-sectional with a purposive sampling technique that involves 87 family caregivers. The results of this study indicate that the stress level is not significantly related to coping strategies in the family caregiver. Better support is needed from health professionals and social services to help them cope better. Further research is required to measure caregiver subjective and objective burden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Nur Fadilla
"Halusinasi adalah salah satu gejala positif yang dapat muncul pada klien dengan skizofrenia. Nn. K (30 tahun) dengan masalah keperawatan halusinasi dan diagnosis medis skizofrenia mendapatkan intervensi keperawatan generalis berupa menghardik, mengabaikan halusinasi, melakukan distraksi dengan bercakap-cakap dan berkegiatan, serta patuh minum obat dengan prinsip 5 benar obat. Selain intervensi generalis, klien juga diberikan intervensi inovasi berupa expressive writing sebagai bentuk distraksi dari halusinasi. Penilaian tanda dan gejala dilakukan dengan menggunakan 3 instrumen yaitu instrumen tanda dan gejala halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, dan PSYRATS. Expressive writing telah terbukti dapat menurunkan tanda dan gejala halusinasi setelah dilakukan dalam 4 sesi. Diharapkan expressive writing dapat menjadi salah satu alternatif kegiatan distraksi.

Hallucination is one of the symptoms that may arise from schizophrenia. Ms. K (30 years) with hallucinations and a medical diagnosis of schizophrenia received general intervention for hallucination by shouting, ignoring hallucinations, providing distraction with conversations and activities, and complying with taking medication according to the principles of the 5 correct medications. Apart from generalist intervention, clients are also given innovative interventions with expressive writing as a form of distraction from hallucinations. Evaluating signs and symptoms of hallucinations using 3 instruments, they are instrument for signs and symptoms of hallucinations, the instrument for the ability to control hallucinations, and PSYRATS. Expressive writing has been proven to reduce signs and symptoms of hallucinations after 4 sessions. It is hoped that expressive writing can be an alternative distraction activity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Caroline
"Gejala negatif yang muncul pada klien skizorenia adalah isolasi sosial. Isolasi sosial merupakan kesendirian yang dialami individu dan dipersepsikan oleh orang lain, serta sebagai kondisi negatif atau mengancam. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis interaksi yang dilakukam melalui aktivitas mewarnai pada klien dengan masalah keperawatan isolasi sosial. Implementasi secara khusus dilakukan selama tiga hari pada 28-30 Juni 2021, kemudian dilanjutkan dengan intervensi kepada keluarga dan klien di bulan berikutnya secara daring. Aktivitas mewarnai dilakukan di ruang makan Dewi Amba RSJ Marzoeki Mahdi Bogor. Klien secara bertahap dimotivasi untuk berinteraksi dengan pasien lain yang juga melakukan aktivitas mewarnai. Penerapan aktivitas mewarnai menunjukkan adanya peningkatan minat klien untuk berinteraksi dengan pasien dan perawat lain di ruangan.

One of the negative symptoms which appear on the client with schizophrenia is social isolation. Social isolation is loneliness experienced by individuals and perceived by others, as well as a negative or threatening condition. The purpose of this paper is to analyze the interactions carried out through coloring activities on client with social isolation nursing diagnosis. The implementation is specifically done out for three days on June, 28-30 2021, then continued with online interventions for families and client the following month. The coloring activity was carried out in the Dewi Amba dining room of the Marzoeki Mahdi Hospital, Bogor. Client is gradually motivated to interact with other patients who are also doing coloring activities. The application of coloring activities shows an increase in the client's interest in interacting with other patients and nurses in the room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiba Jamal
"Tuntutan akademik yang tinggi dan kesulitan integrasi pembelajaran teori dengan praktik membuat mahasiswa keperawatan rentan mengalami stress akademik. Stress akademik mengganggu kondisi fisik, emosi, perilaku, dan kognitif, seperti menurunnya kinerja akademik, depresi, dan keinginan menyakiti diri. Mahasiswa membutuhkan dukungan sosial melalui hubungan pertemanan yang berkualitas sebagai sumber daya koping dalam penanggulan stress yang efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas pertemanan dengan tingkat stress akademik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional pada 242 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia ini menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan MFQ dan SLSI dengan uji korelasi Pearson. Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kualitas pertemanan dengan stress akademik mahasiswa keperawatan reguler Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). Kesimpulan penelitian ini adalah ketidakefektifan kualitas pertemanan sebagai pemberi keamanan emosional dalam penanggulangan stress akademik disebabkan karena penurunan interaksi dan media komunikasi online yang berpotensi pada ketidakpuasan dan kesepian dalam pertemanan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meninjau faktor kepuasan dalam pertemanan terhadap stress akademik pada populasi lainnya.

High academic pressure and challenges in integrating theoretical and practical learning lead nursing students vulnerable to academic-related stress. Academic stress interferes with physical, emotional, behavioral, and cognitive conditions, such as decreased academic performance, depression, and self-harm. Nursing students require good quality friendships as a coping resource to have effective stress management. The study’s purpose determined the correlation between friendship quality and academic stress levels in nursing student at Universitas Indonesia. The cross- sectional study of 242 participants used simple random sampling techniques using MFQ and SLSI as data collectors with Pearson correlation test. This study has passed the faculty ethics test with registration number SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. The results showed no significant corellation between the quality of friendship and academic stress of undergraduate nursing students of Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). This study concludes that the ineffectiveness of the quality of friendship as a provider of emotional security in dealing with academic stress is due to a decrease in online interactions and communication media which have the potential to cause dissatisfaction and loneliness in friendships. Further research could find the satisfaction factor in friendships to academic stress in other populations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Larasaty
"ABSTRAK
Gangguan sensori persepsi halusinasi merupakan salah satu gejala utama psikotis pada klien dengan skizofrenia. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak nyata. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya halusinasi diantaranya koping individu tidak efektif, kegagalan dalam menyelesaikan tahap perkembangan sosial, koping keluarga tidak efektif dan  stres yang menumpuk. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran pada Klien H (22 tahun). Proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis (Ners) yaitu dengan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap, melakukan aktvitas terjadwal, dan minum obat secara teratur. Implementasi yang dilakukan berfokus pada cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap yang dilakukan di dalam peer support. Bercakap-cakap dalam peer support menjadi salah satu cara mengontrol halusinasi pendengaran yang efektif, karena mampu mendistraksi dan mengalihkan fokus klien terhadap halusinasi kepada percakapan yang dilakukan dengan orang lain.
Gangguan sensori persepsi halusinasi merupakan salah satu gejala utama psikotis pada klien dengan skizofrenia. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak nyata. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya halusinasi diantaranya koping individu tidak efektif, kegagalan dalam menyelesaikan tahap perkembangan sosial, koping keluarga tidak efektif dan  stres yang menumpuk. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran pada Klien H (22 tahun). Proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis (Ners) yaitu dengan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap, melakukan aktvitas terjadwal, dan minum obat secara teratur. Implementasi yang dilakukan berfokus pada cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap yang dilakukan di dalam peer support. Bercakap-cakap dalam peer support menjadi salah satu cara mengontrol halusinasi pendengaran yang efektif, karena mampu mendistraksi dan mengalihkan fokus klien terhadap halusinasi kepada percakapan yang dilakukan dengan orang lain.

ABSTRACT
Hallucination sensory impairment perceptions is one of the main symptoms of psychosis in clients with schizophrenia. Hallucination is a wrong sensory perception or a perceptual experience that is not real. There are several factors that cause hallucinations including ineffective individual coping, failure to complete the stage of social development, ineffective family coping and severe stress. The purpose of this writing is to analyze nursing care for sensory impairment perceptions auditory hallucinations in Client H (22 years). The nursing process is carried out based on the standards of generalist nursing care (Ners), namely by teaching how to control hallucinations by rebuking hallucinations, communicating, performing scheduled activities, and taking medication regularly. The implementation is focused on how to control hallucinations with communicating in peer support. Communicating in peer support is one of the ways to effectively control auditory hallucinations, since it is able to distract and shift the clients focus from hallucinations to the conversations conducted with other people.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Alfianty Oetami
"Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada remaja usia 15-19 tahun. Ide bunuh diri remaja muncul akibat berbagai faktor salah satunya adalah konflik orang tua destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik orang tua dengan ide bunuh diri yang dipersepsikan remaja pada siswa sekolah menengah atas di Depok. Konflik orang tua diukur menggunakan instrumen Children’s Perception of Interparental Scale (CPIC). Desain penelitian ini adalah analitik korelatif cross-sectional terhadap 193 remaja usia 15-19 tahun di SMA Negeri 13 Depok yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling.
Hasil uji korelasi spearman didapatkan ada hubungan bermakna antara persepsi terhadap konflik orang tua dengan ide bunuh diri pada siswa SMA di Depok (p<0,001). Semakin tinggi konflik orang tua yang dipersepsikan remaja, semakin tinggi ide bunuh diri yang muncul (r=0,416). Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama keperawatan melalui program promotif dan preventif berfokus pada peningkatan status kesehatan jiwa keluarga dan remaja untuk mencegah munculnya ide bunuh diri pada remaja.

Suicide is one of the leading death causes in adolescents between 15-19 years old. Adolescents’ suicide ideation emerges due to several reasons, one of them is destructive interparental conflict. This study aims to determine the relationship between interparental conflict and suicide ideation perceived by adolescents in senior high school in Depok. The interparental conflict was measured by the Children's Perception of Interparental Scale (CPIC) instrument. The design of this study was correlative-analytic cross-sectional that was conducted on 193 respondents aged 15-19 years old at SMAN 13 Depok selected by stratified random sampling.
The analysis result using Spearman’s Rank Correlation test found that there is a significant relationship between the perception of interparental conflict and suicide ideation among adolescents in senior high school in Depok (p<0,001). In conclusion, as interparental conflict perceived by adolescents becomes higher and more intense, the higher adolescents to be put at risk for suicide ideation (r=0,416). The results of this study are expected to be useful to health services primarily nurses by improving mental health promotion programs that focus on family and adolescence to prevent suicide ideation among adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>