Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahyo Nugroho Sakti
Abstrak :

ABSTRAK
Harga suatu produk merupakan salah sara pertimbangan bagi konsumen untuk menentukan pilihannya. Umumnya, produk yang memiliki harga murah dengan kualitas baik akan laku dipasaran. Hal ini mempengaruhi produsen untuk menciptakan harga yang seideal mungkin bagi produk yang dihasilkannya. Salah satu cara untuk mendapatkan harga yang ideal adalah dengan meningkatkan keakuratan terhadap perhitungan biaya dalam pembuatan suatu produk PT. X adalah Salah satu perusahaan alat-alat berat (homy industries manufacturing) yang mencoba melakukan perubaban sistem perhitungan pembiayaan guna mendapatkan perhitungan biaya yang lebih akarat terhadap produk-produk yang dibuatnya. Perhitungan pembiayaan yang akan digunakan di PT. X nanti adalah berdasarkan konsep activity based costing (ABC), yaitu suatu konsep perhitungan biaya yang mengakumulasikan biaya atas dasar aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu produk.

Penggunaan sistem perhitungan pembiayaan dengan konsep ABC, menyebabkan terjadinya perbedaan harga untuk tiap-tiap aktivitas yang mewakili proses. Sebingga untuk proses-proses yang berlainan akan memiliki harga yang berbeda. Dengan penggunaan sistem baru, maka terjadi perbedaan harga terhadap komponen yang dikerjakan dengan proses mahal atau dikenjakan dengan proses murah, walaupun dalam tenggang waktu yang sama. Dimana dalam perhitungan terdahulu hal ini tidak dilakukan, pembebanan biaya diasumsikan sama untuk napjenis proses.

Dalam penerapannya, sistem baru ini membuat perhitungan menjadi lebih sulit. Dibutuhkan lebih banyak data dan kalkulasi untuk memugkinkan penerapannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, dukungan teknologi informasi mutlak dibutuhkan. PT. X menggunakan software SAP R/3 sebagai sistem informasi didalam mendukung penerapan perhitung biaya berdasarkan konsep activity based costing. Salah satu modal dalam SAP R/3 yang diutamakan adalah Product costing with quantity structure. Yang dimaksud dengan quantity structure adalah struktur yang didefinisikan atas kuantitas kebutuhan material/komponen dalam Bill of Material dan proses-proses manufaktur sesuai dengan urutan prosas di routing yang dilakukan pada suatu produk.

Skripsi ini akan membahas perhitungan pembiayaan berdasarkan quantity structure dari suatu produk sebagai sistem perhitungan pembiayaan yang akan diterapkan, serta analisis terhadap sistem perhitungan yang digunakan sekarang di PT. X. Salain itu juga dan menjelaskan dukungan yang diberikan SAP R/3 terhadap sistem perhitungan baru tersebut serta kelayakan penerapannya.
1997
S36767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eira Patriansyah Arief
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Satrya Muhammad
Abstrak :
Perancangan perangkat keras pengendali motor stepper pada studi kasus robot jenis artikulasi dengan enam derajat kebebasan, meliputi perancangan interface card dan pengendali motor stepper, serta menggunakan mikroprosessor (Personal Computer) sebagai pengendali utama (pembangkit pulsa), karena menggunakan motor stepper maka sistem pengendalian yang digunakan dapat menggunakan sistem open loop. Interface card berfungsi sebagai perantara antara PC dengan pengendali motor stepper, dan pengendali motor stepper berfungsi sebagai penggerak Iogika. Penggerak logika ini menghasilkan pulsa yang berguna untuk menggerakan motor stepper, berdasarkan urutan mode pergerakan motor stepper. Pengujian hasil rancangan (interface card dan pengendali motor stepper) dilakukan dengan menguji tiap sambungan antara tiap tiap kaki IC pada interface card serta antara kaki IC pada pengendali motor stepper dengan menggunakan multi tester. Pengujian kedua yaitu menguji sinyal input dan output IC pada interface card dan pengendali motor stepper dengan menggunakan osciloscope dengan input yang telah diprogram. Dan yang ketiga adalah pengujian ketelitian motor stepper. Dari ketiga pengujian diatas hasil perancangan perangkat keras pengendali motor stepper pada studi kasus robot jenis artikulasi dengan enam derajat kebebasan yang meliputi perancangan interface card dan pengendali motor stepper dapat berlimgsi dengan baik dan ketelitian dan motor stepper sangat baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra
Abstrak :
Skripsi ini disusun untuk mengetahui dan mempelajari konsep perancangan analisis dinarnika dari prototip robot manipulator jenis artikulasi dengan enam derajat kebebasan yang kemudian diharapkan dapat dikembangkan untuk proses las busur. Hasil perhitungan rancangan dinamika ini kemudian menjadi bagian integral dari pembuatan perangkat lunak pengendali gerak kinematik manipulator. Masalah dinamika ini meliputi persamaan-persamaan untuk memperoleh kecepatan dan percepatan anguler dan linier, gaya pada lengan-lengan manipulator dan gaya dan momen penunjang dan torsi penggerak masing-masing sendi. Perhitungan analisis dinarnika ini menggunakan metode Newton-Euler. Spesifikasi awal prototip dibuat berisi parameter-parameter dan variabel pada manipulator. Langkah selanjutnya adalah melakukan rangkaian perhitungan rinci menurut bidang-bidang tertentu, yang akan dibahas disini adalah mengenai analisis dinamika robot manipulator yang dimaksud. Dari rangkaian perhitungan analisis dinamika yang dilakukan, diperoleh parameter-parameter dinamika robot manipulator berupa hasil perhitungan rekursif maju dan rekursif mundur menurut formulasi Newton-Euler, rangkaian parameter ini kemudian digunakan untuk mengetahui sifat dinamik manipulator dengan berbagai pembebanan. Untuk lebih memudahkan perhitungan lebih lanjut, hasil perhitungan yang diperoleh dibuatkan dalam bentuk program yang disusun dalam bahasa C. Analisis dinamika dengan menggunakan metode Newton-Euler rnenunjukkan masing-masing parameter yang diperoleh rnasih dalam bentuk variabel bebas, dimana variabel bebas tersebut diperoleh dengan menghitung trajectory planning, demikian juga nilai-nilai sudut masing-masing join yang diperoleh dari perhitungan inverse kinematik yang dilakukan pada bagian lain. Dari hasil persamaan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa faktor massa dan pembebanan akan sangat mempengaruhi performansi dinamik manipulator tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus
Abstrak :

ABSTRAK
Kedalaman pembubutan setelah quenching dibatasi oleh dalamnya lapisan dengan kekerasan yang tetap sama dengan permukaan sebelum pembubutan. Untuk pembubutan dengan diameter bahan baku dan diameter produk yang cukup jauh urutan proses yang biasa dilakukan adalah pemesinan kasar, perlakuan panas, lalu dilanjutkan dengan pemesinan halus.

Akan tetapi untuk lapisan yang dekat dengan permukaan ada dua macam altematif, yaitu: 1. Pemesinan kasar > Perlakuan panas > Pemesinan halus. 2. Perlakuan panas > Pemesinan sampai dengan selesai. Dalam slcripsi ini alcan dilihat sejauh mana pengguuaan altematif 11 lebih ekonomis dibandingkan dengan altematif I pads. penggunaan mesin bubut untuk pemakanan kasar dan halus yang sama. Metode yang digunakan adalah dengan pencarian besarnya biaya masing-masing proses. Kemudian untuk beberapa macam diameter produk dari tiga diameter benda kerja akan dihitung besarnya biaya yang dikeluarkan. Juga dibuat sebuah pengujian untuk melihat pada kedalaman berapa kekerasan yang dihasilkan mulai berbeda dari permukaan quenching.

Dari perhitungan didapatkan bahwa altematif II mempunyai biaya yang lebih rendah dari altematif I dengan kondisi di mana mesin bubut untuk pemesinan kasar dan halus adalah sama. Dan dari pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa. kekerasan benda setelah quenching paling tinggi terletak pada kedua ujung silinder dan semakin ke tengah akan semakin lunak dan kekerasan untuk diameter 50 dan 25,4 mm masih dapat bertahan sampai perubahan diameter 1 mm dan untuk diameter 12,7 mm sebesar 3 mm dari permukaan quenching. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah untuk pembubutan di dekat permukaan quenching, sebaiknya digunakan alternatif urutan proses II.
1997
S36190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanna Fujiko Kamaruddin
Abstrak :
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu pendekatan terstruktur yang digunakan untuk memperbaiki desain, proses manufaktur, perakitan, serta pelayanan dari suatu produk. Pada umumnya, para perancang produk selalu melakukan perbaikan atas produk yang dirancangnya. Akan tetapi, produk-produk yang ada di masa kini semakin rumit, dan komponen serta sistem yang saling berkaitan dan saling terganlung satu sama Iainnya, menyebabkan pendekatan analisa kegagalan yang tidak terstruktur semakin tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali terdapat kerusakan komponen yang tidak terdeteksi hingga pada tahap penguj ian produk, atau proses manufaktur dan perakitan telah dimulai, bahkan terkadang sampai pada saat produk tersebut dilepas ke pasar. Hal ini akan mengakibatkan desain ulang (redesign) dan pengerjaan ulang (rework) prototipe dan komponen, serta bahkan dapat menjatuhkan reputasi perusahaan. FMEA merupakan pendekatan terstruktur dan terarah yang dapat mengidentifikasi kecenderungan kegagalan yang potensial, dan kuantifikasi tingkat keseriusan kegagalan serta memberikan peringkat, sehingga tindakan korektif yang sesuai dapat dilaksanakan. Di dalam penerapan FMEA akan dibentuk suatu kelompok, bik kelompok desain, manufaktur, atau lainnya, yang telah terbukti merupakan Cara yang terbaik untuk memperbaiki desain, serta menghasilkan dan merakit produk yang lebih baik. Pada beberapa tahun terakhir ini, isu mengenai manufaktur kelas dunia (world class manufacturing) semakin banyak dibicarakan, antara lain mengenai waktu siklus yang cepat, pengenalan produk yang bebas dari kerusakan, TQM dan TPM, perbaikan proses, dan JIT. FMEA memiliki peran dalam seluruh kegiatan ini, di samping menghasilkan metoda analisa terstruktur yang dapat diterapkan ke desain produk, manufaktur, perakitan, dan pelayanan; serta dapat diterapkan sebelum dirancang dan ditetapkan, sepanjang pengembangan produk, dan juga dapat menjadi alat bantu untuk memperbaiki masalah-masalah yang timbul.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maung, Aye Myint
Abstrak :
Dalam peroncangan sebuah robot, sistem kinematika cukup penting. Bentuk struktur yang dipiIih harus dqnat memberikan suatu korgfigurasi gerakan yang efektif. sendi-sendi pada manipulator harus drpilih sesuai dengan keperluan aplikasi yang dituju. Dalam analisis kinematika, selain memiliki sudut-sudut untuk tiap sendi yang akhirnya dapat membertkan informasi mengenai posisi serta orientasi dari end-effector, dapat dicari sudut-sudut sendi dari posisi serta orientasi end-efector yang sudah iketahui. Berdasarkan data-data ini serta parameter-parameter kinematika dapat merencanakan suatu lintasan dengan jumlah sudut gerak terkecil dari lintasan-lintasan yang mungkin. Dengan representasi Denavit-Hartenberg dapat dinyatakan secara sistematis sistem koordinat untuk tiap sendi dalam rantai sehingga tranformasi koordinat end-effector ataupun tranformasi titik-titik pada tiap link terhadqp sistem koordinat referensi dengan mudah didapatkan. Setelah itu, dengan menggunakan metode pendekatan geometris, dapat dihitung sudut-sudut gerak untuk tiap sendi bisa diketahui posisi serta orientasi dari end-effector yang ingin dicapai. Perhitungan inverse kinematics ini dapat menghasilkan solusi yang lebih dari satu. Untuk memilih solusi yang paling tepat, selain dilihat dari struktur robot itu sendiri perlu juga digunakan intuisi serta pengalaman perancang. Perencanaan lintasan dapat dilakukan baik pada bidang polinomial (sudut sendi ataupun pada bidang kartesian. Dalam skripsi ini perencanaan lintasan gerakan menggunakan fungsi polynomial derajat tiga. Metode ini paling mudah. Dengan metode ini dapat ditentukan profil sudut gerak untuk tiap sendt, tetapi tidak dapat ditentukan koordinat titik lintason serta bentuk lintasannya. Lintasan gerakan dari sebuah mampulator bisa lebih dari mtv. Lintasan dengan sudut gerak paling kecil dipilih berdasarkan pada sudut gerak tiga sendi pertama. Perhitungan-perhitungan pada analisis kinematika ini dibuat program dengan menggunakan bahasa pemrograman C. Pemrograman ini ditujukan untuk mempermudah dalam perhitungan yang melibatkan enam sumbu serta matriks.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ully Rada Putra
Abstrak :

ABSTRAK
Untuk memenangkan persaingan perusahaan dituntut mempunyai produktilitas dan efisiensi yang tinggi, atau dengan kata lain mencapai sasaran berproduksi dengan biaya yang Penempatkan fasilitas produksi (lay out pabrik) yang tepat merupakan salah satu usaha untuk memimumkan biaya produksi. Penyusunan rata letak mesin untuk dapat berproduksi dengan sasaran yang ditentukan adalah sebuah prinsip dasar dalam operasi pabrik. Dan untuk perusahaan yang telah mempunyai visi produc! oriented, maka perusahaan harus mampu memproduksi barang yang dibutuhlcan konsumen dengan lead time yang ditenmkan dengan tingkat volume produksi yang besar. Sehingga tingkat pemanfaatan mesin menj adi hal kedua. Hal ini akan berpengaruh kepada penyusunan lay out mesin produlesi unmk mendukung visi tersebut. Dimana untuk volume produksi yang tinggi dan varian yang relatif sedikit tetapi punyai keterbatasan terhadap jumlah dan kemampuan mesin maka penyusunan tara letak mesin yang tepat merupakan solusi yang tepat.

Pada skripsi dibahas studi kasus pada PT X yang sedang dan selalu mengadakan perhaikan terhadap produk dan metode pnoduksinya. Scrategi perusahaan dalam hal produksi adalah meningkatkan volume produksi untuk komponen utamanya. Dengan ditetapkan visi ?menuju produksi jbrklf/2 5000 unit perralzun di tahun 2000?. Hal itu berarti terjadi peningkatan volume produksi mendelcati produk masa, alan dengan kata lain sistem produksi yang ada di PT X ditunmt berprodul-:si eiisien mendekati eEsiensi produk masa dengan du.kungan seluruh lini produksinya. Dimana secara keseluruhan PT X berorientasi pada produlc oriented. Tetapi pada sam sel-:si procluksinya adalah Persipan Bahan (PB) PT X climana mesin-mesin produksinya tersusun dengan pola prases lay our. Sehingga aliran prnduksi terlihat simpang siur dan dari sisi manufakturing produk yang di buat pada seksi ini varian dan volume akan meningkat dimasa datang dengan meningkamya volume produksi pemsahaan. Polcok masalah yang menjadi pembahasan adalah pertama, meningkatkan kemampuannya PB PT X untuk mendul-rung lini/unit produksi lainnya (Fabrikasi dan Assembling) yang telah berpola line production dengan membuat aliran produksi yang Iebih sederhana (Inna). Kedua, sistem kodilikasi yang ada tidak memuat kandungan informasi yang dibutuhkan di seksi PB FT X lllllllk kelancaran aliran produksinya.

Dari skripsi ini dibahas upaya penyelesaian masalah ini dengan membuat grup lay out produk dengan pemilihan jenis mesin berdasarkan kompleksitas produk (komponen). Kemudian dari Grup Lay out ini dirancang susunan tara letak mesin yang sedemikian rupa dengan memperhatikan faktor keterbatasan., sehingga dari susunan itu terlihat pola aliran produksi yang lurus (seclerhana). Pembuatan grup lay out didasarkan pengelompokkan komponen basil Analisa Aliran Produksi (AAP) dengan penghitungan matrik Komponen Vs Proses Permesinan dengan metoda Algoritma penandanan rangking order. Proses perhitungannya menggunakan bantuan program khzmus yang diberi nama Program khusus aplikasi grup teknologi Lmtuk Pembuatan Grup Lay out (PGL). Kemuclian hasilnya dianalisa dan dilakukan kocliiikasi sesuai dengan tujuan atau kebutuhan yang dikehendald oleh perusahaan, yaitu untuk memudahkan informasi pengeljaan di unit proses permesinan PB PT X, dan masukkan dalam mendesaian lay out mesin pada pabrik secara pisik.

Dari pemakaian program ini dimaksudkan dapat mempermudah prosedur perhiiungan untuk mendapatkan grup lay out. Sedangkan untuk mendapatkan solusi optimun dari grup lay out tergantung pada pemilihan jenis mesin yang digunakan., sehingga terbenluk alimn proses yang lancar dengan menoptimalkan pemakaian mesin. Program PGL itu sendiri bersifat umum yang bisa digunakan untuk tujuan pembuatan grup lay out kasus lainnya, karena parametemya bisa diubah dan grup produk dapat disimpan, ataupun diakses kembali.

Dan dari hasil grup lay out mungkin timbul maslah mengenai pembebanan kexja pada mesin sehingga disarankan dari hasil studi ini dikembanglcan lebih lanjut dengan perhitungan penjadwalan pemakaian mesin (schedulling}.
1997
S36853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Bowo Leksono
Abstrak :
Sebuah perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksinya memiliki target tertentu untuk mencapai kualitas yang tinggi. Untuk dapat mencapai target tersebut diperlukan perbaikan proses produksi dan peningkatan kualitas secara menyeluruh Serta berkesinambungan. Kegagalan yang sering terjadi pada suatu proses sangat mempengaruhi kualitas produksi suatu perusahaan Semua itu sangat berhubungan dengan spesifikasi teknis dan kepuasan konsumen. Salah satu teknik yang terstruktur dalam menganalisa kegagalan potensial dan efeknya adalah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Pengembangan model FMEA untuk suatu proses manufakur (stamping) secara terstruktur dan sistemalis akan membantu dalam mengidentifikasi, mendeteksi dan mengevaluasi secara dini setiap kecenderungan kegagalan potensial yang mungkin terjadi. Analisa dengan FMEA ini selanjulnya akan membantu dalam menentukan tindakan yang tepat terhadap setiap kecenderungan kegagalan dan permasalahan yang ada serta mendukung sistem pendokumentasian yang Iebih baik. Pentingnya metode anaiisa kegagalan pada Sebuah proses mendorong dikembangkannya suatu model untuk aplikasl FMEA pada proses manufaktur (stamping). Model ini membantu pelaksanaan FMEA tahap demi tahap. Selanjutnya pengembangan soflware dilakukan demi kemudahan pendomentasian dan kalkulasi saat model FMEA tersebut diaplikasikan. Sehingga fungsi sebuah FMEA sebagai perangkat analisa kegagalan terhadap proses dapat digunakan secara optimal. Dari hasil aplikasi akan diketahui komponen proses yang memiliki potensi kegagalan dan beberapa rekomendasi tindakan terhadap permasalahan yang ada. Rekomendasi tindakan tersebut secara umum diarahkan untuk mengurangi tingkat keseriusan (severify), frekuensi kejadian (occurrence) dan tingkat deteksi (detection) suatu kegagalan, Serta seoara khusus mengurangi kegagalan proses terhadap part yang di reject alaupun repain Hasil aplikasi model FMEA pada proses stamping juga akan menunjukkan kecenderungan kegagalan, penyebab kegagalan potensial, serta efeknya ditinjau dari segi produk akhir pada part yang di reject atau repair.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yul Maulana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>