Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Napitupulu, Amanda Gracelia Oktora
Abstrak :
ABSTRAK
Kecenderungan status gizi orang dewasa saat ini adalah mengarah pada status gizi lebih. Status gizi lebih menjadi faktor risiko berbagai penyakit tidak menular yang menjadi pembunuh nomor satu di dunia saat ini. Skripsi ini membahas tentang faktor perilaku seperti perilaku makan yaitu asupan energi, lemak, karbohidrat, protein dan kebiasaan sarapan, serta perilaku lainnya yaitu aktivitas fisik dan kebiasaan merokok juga karakteristik individu yang berhubungan dengan status gizi lebih. Status gizi diukur melalui indeks massa tubuh dan faktor yang berhubungan diukur menggunakan kuesioner dengan wawancara serta food records selama tiga hari. Disain studi potong lintang melibatkan 180 PNS yang dipilih dengan metode simple random sampling. Variabel yang memiliki hubungan secara statistik dengan status gizi lebih adalah asupan energi, lemak, karbohidrat dan protein serta jenis kelamin. Perlu dilakukan penyuluhan kepada PNS terkait pentingnya gaya hidup sehat melalui seminar kesehatan yang rutin diadakan dan pengontrolan pola makan sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang.
ABSTRACT
The tendency of the nutritional status of adults today are leading to overweight and obesity which is a risk factor for non-communicable diseases that become the number one killer in the world today. This thesis discusses the behavioral factors such as feeding behavior, ie energy intake, fat, carbohydrate, protein and breakfast habits and other behavior that is physical activity and smoking habits, also individual characteristics associated with overweight and obesity. Nutritional status was measured by body mass index and associated factors were measured using interviews and questionnaires with a three-day food records. Cross-sectional study design involving 180 civil servants selected by simple random sampling method. Variables have statistically significant relationship with overnutrition status are the intake of energy, fat, carbohydrate and protein as well as gender. Outreach of importance of healthy lifestyle through health seminars among civil cervants to be held regularly and controlling eating in accordance with general guidelines balanced nutrition.
Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafifatul Auliya Rahmy
Abstrak :
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan kondisi kadar gula darah melewati batas normal namun belum masuk dalam kategori DM dan jika berlangsung lama akan berdampak pada DM. Skrining melalui pemeriksaan kadar gula darah sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah pada PNS Perimbangan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan pada 147 responden yang dipilih secara acak. Data yang dikumpulkan adalah kadar gula darah, usia, jenis kelamin, riwayat DM pada keluarga, pengetahuan, aktivitas fisik, IMT, RLPP, Energi total, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak, asupan serat, konsumsi buah dan konsumsi sayur. Data didapatkan melalui pemeriksaan kadar gula darah sewaktu, pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, recall 2x24 jam dan FFQ. Rata-rata kadar gula darah yang didapatkan adalah 177,52 ± 27,67 mg/dl. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara riwayat DM (p value=0,000), IMT (r=0,318), RLPP (r=0,229), konsumsi buah (p value=0,016) dan konsumsi sayur (p value=0,021). Setelah dilakukan analisis multivariat faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah adalah riwayat DM pada keluarga, konsumsi buah, konsumsi sayur dan IMT. Model regresi linear yang dihasilkan dapat menjelaskan 21,9% kadar gula darah dengan variabel riwayat DM pada keluarga, IMT, konsumsi buah dan konsumsi sayur. Secara statistik, faktor yang berhubungan dengan kadar gula darah adalah riwayat DM pada keluarga, IMT, konsusmsi buah, dan konsumsi sayur. Program pencegahan hiperglikemia yang dapat dilakukan adalah skrining pada kelompok berisiko, KIE mengenai faktor-faktor risiko dari DM, pemantauan status gizi, menerapkan pola makan gizi seimbang dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. ...... Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease with characteristics of hyperglycemia. Hyperglycemia is a where blood sugar level has passed it?s normal value but not in a DM cathegory yet, which will end with DM in the future. Screening is urgent to be done in order to know the blood sugar level. This research aims to know the random blood sugar levels and factors related to blood sugar levels on PNS Direktorat Perimbangan Keuangan. This is a cross sectional research, with 147 respondents through random selection. The collected data are blood sugar levels, age, gender, family history of DM, knowledge of DM, physical activity, BMI, WHR, total energy, intake carb, intake protein, intake fat, intake fibers, consumption fruit and consumption of vegetables. Data obtained by measuring blood sugar levels, anthropometry measurement, questionnaire, recall 2x24 hours and FFQ. The average of random blood sugar levels is 177,52 ± 27,67 mg/dl. Results of this study showed a significant relationship between the family history of DM (p value= 0.000), BMI (r= 0,318), RLPP (r= 0,229), consumption of fruit (p value = 0.016) and consumption of vegetable (p value= 0,021). Multivariate analysis through a the factors related to blood sugar levels is the DM on family history, BMI, consumption of fruit, and consumption of vegetables. Hiperglikemia can be prevented by screening to population at risk, monitoring nutrition status, apply nutrition balanced diet and do physical activity regularly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mindo Lupiana
Abstrak :
Kurang Energi dan Protein (KEP) pada bayi disebabkan beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara berat lahir, asupan makan bayi (energi dan protein), umur dan jenis kelamin bayi, imunisasi, penyakit infeksi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan jumlah anggota rumah tangga dengan keadaan KEP pada bayi. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Riskesdas 2007. Populasi adalah bayi di wilayah penelitian Provinsi Lampung dan sampel adalah bayi yang memiliki datadata yang lengkap sesuai dengan tujuan penelitian ini dan terpilih sebanyak 148 bayi. Analisis statistik yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan chi square dan untuk melihat faktor yang paling dominan digunakan uji regresi logistik. Proporsi bayi yang menderita KEP sebesar 12,2%. Hasil penelitian menunjukkan faktor paling dominan berhubungan dengan KEP pada bayi adalah penyakit infeksi (p value = 0,009) dengan nilai OR 4,265 setelah dikontrol berat lahir, asupan protein, pendidikan ibu dan jumlah anggota rumah tangga. Bayi yang pernah menderita penyakit infeksi berpeluang 4,265 kali lebih besar dibandingkan bayi yang tidak pernah menderita infeksi. ......Protein Energy Malnutrition (PEM) on infants due to several factors. This study aims to determine corelated between birth weight, nutrient intake (energy and protein), age and sex, immunisation, infectious disease, maternal education, maternal employments and the number of household members with PEM in infants in Province of Lampung Year 2007. This study was using cross sectional design. The data use are secondary data from Riskesdas 2007. Population are infants in the research area Province of Lampung and the samples were infants who had complete data in accordance with the aims of this study and was selected as many as 148 infants. Data were analyzed by univariate analysis, bivariate analysis with chi square and multivariate analysis with logistic regression. The proportion of infant with PEM were 12,2%. Results showed the most dominant factor associated with PEM on infants in Province of Lampung Year 2007 is an infectious disease after being controlled by the variable of birth weight, protein intake, maternal education and number of household members. Infants with infectious disease were 4,265 times more likely to have PEM than there with no infectious disease.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28448
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Megawaty
Abstrak :
Masalah gizi timbul akibat terjadinya ketidakseimbangan energi yang dikonsumsi (asupan) dengan energi yang dikeluarkan (kebutuhan). Masalah kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi pada orang dewasa (usia lebih dari 18 tahun) merupakan masalah penting. Selain mempengaruhi produktivitas kerja juga memiliki risiko terhadap penyakit penyakit tertentu. Makanan yang dikonsumsi setiap orang akan terefleksi pada status gizi dan hal ini dapat diketahui melalui pengukuran IMT. Dari hasil penelitian di beberapa negara diketahui bahwa proporsi vegetarian yang mengalami masalah gizi lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak vegetarian. Di Indonesia khususnya kota Jambi penelitian Indeks Massa Tubuh pada vegetarian dewasa belum pemah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran umum maupun faktor- faktor yang berhubungan dengan IMT pada vegetarian dewasa di Pusdiklat Budhis Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari tahun 2008 dengan sampel 51 orang vegetarian dewasa. Untuk mengetahui gambaran umum karakteristik, asupan energi, konsumsi suplemen, tipe vegetarian, Iama menjadi vegetarian di kota Jambi, persentase status gizi kurang, baik, lebih berdasarkan IMT, dan hubungan antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, pendidikan) dengan IMT, hubungan antara asupan energi dengan IMT, hubungan antara lama menjadi vegetarian dengan IMT, hubungan antara pengetahuan gizi dengan IMT, hubungan status kesehatan dengan IMT pada vegetarian dewasa di pusdiklat Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi maka dilakukan pengumpulan data dengan wawancara dan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan. Kemudian data dianalisa melalui tahapan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (OR = O,3I3), status perkawinan (OR = 0,42l) dan asupan energi (OR == 6,5). Setelah dilakukan analisis multivariat, maka variabel yang berhubungan dengan indeks massa tubuh adalah asupan energi setelah dikontrol status perkawinan dan status perkawinan setelah dikontrol asupan energi. Variabel paling dorninan yang berhubungan dengan IMT adalah asupan energi dengan OR = 8,915. Vegetarian dewasa di kota Jambi dengan asupan energi yang tidak baik akan berisiko mengalami 8,9 kali kegemukan setelah dikontrol status perkawinan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi vegetarian agar membatasi asupan energi yang berasal dari lemak agar tidak mengalami kelebihan berat badan atau gemuk tingkat ringan maupun tingkat berat. Melakukan pemeriksaan rutin indeks massa tubuh untuk mengetahui status gizi. Mempertahankan berat badan normal menurut klasifikasi indeks massa tubuh. ......Nutritional problem are arised due to energy imbalance of intake consumed and energy released. Insutiiciencies and excess nutrition problems that incured in adult (age more than 18 years old) are important problems; They influence productivity and also give risk to such kind of disease. Food consume by people is reflected in nutritional status and it's can be known by measuring BMI. Studies from some states showed that proportion of nutritional problem incured in vegetarian more than that in non vegetarian. In Indonesia especially in Jambi, the research of Body Masslndex of adult vegetarian is not available yet. This research was aimed to tind description and factors related to BMI of adult vegetarian in Buddhis Center of Education and Practice (Pusdiklat) namely Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi town. Research design was cross sectional. Itis done in January to February in 2008 with 51 samples of adult vegetarians. To find the description of characteristic, energy intake, supplement consmrred, vegetarian type, periods of being a vegetarian, percentage of nutritional status (underweight, normal and overweight) measured by BMI, and to tind relationship between respondent characteristics (age, gender, marriage status, work status, education) and BMI, the relationship between energy intake with BMI, the relationship between periods of being a vegetarian with BMI, relationship between nutritional knowledge with BMI, relationship between health status with BMI in adult vegetarian in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi. Data collected by interviewing and measuring body weight and body height. Data was analized by univariate, bivariate and multivariate steps. Bivariate analysis showed that there were relationship between gender (OR = 0,313), marriage status (OR = 0,42I) and energy intake (OR = 6,5) with BMI. Multivariat analysis showed that variables that related to energy intake after it was controlled by marriage status and marriage status was controlled by energy intake. The most dominant variable which is closely related to BMI is energy intake by OR = 8,915. Adult vegetarian with bad energy intake in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvarain Jambi, had risk of 8,9 times to be overweight after controlled by marriage status. From result of the study, we recommended vegetarians to restrict energy intake that contain much fat in order to not becoming mild to severe overweight and to do routine examination measuring BMI to know the nutritional status, and to maintain normal body weight according to BMI classification.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mairanti Prastika Putri
Abstrak :
Tinggi badan merupakan indikator klinis yang penting untuk menentukan indeks massa tubuh, memperkirakan kebutuhan energi basal, dsb. Namun, pengukuran tinggi badan pada lansia biasa menemui beberapa kesulitan. Model prediksi tinggi badan menggunakan bagian tubuh pengganti yang mudah diukur seperti panjang ulna dan demi span telah dikembangkan pada ras Kaukasia namun hanya sedikit studi yang dikembangkan dari populasi Indonesia. Sebanyak 202 pralansia dan lansia (usia ≥ 45 tahun) dengan tubuh sehat (90 laki-laki dan 112 perempuan) dari 30 Posbindu di Kecamatan Bojongsari dilibatkan dalam studi potong lintang ini. Tinggi badan, panjang ulna dan demi span diukur menggunakan microtoise staturemeter dan pita ukur nonelastis menggunakan prosedur standar. Analisis statistik menunjukkan hubungan yang lebih kuat terhadap tinggi badan pada variabel demi span (r=0,933) dibandingkan panjang ulna (r=0,888). Model prediksi tinggi badan yang dihasilkan adalah: tinggi badan(cm)= 65,451 + (3,854 x panjang ulna) -(5,722 x jenis kelamin) - (0,089 x usia) dan tinggi badan(cm)= 49,961 + (1,479 x demi span) - (2,970 x jenis kelamin) - (0,049 x usia) (jenis kelamin: laki-laki=0; perempuan=1). Persamaan dari penelitian ini masih membutuhkan validasi lanjutan pada populasi pralansia dan lansia lain. Persamaan tinggi badan dari studi sebelumnya tidak menunjukkan kesesuaian yang baik dengan tinggi badan aktual subjek. Kami menyarankan catatan khusus dalam penggunaan model prediksi tinggi badan dari ras dan kelompok usia lain untuk pralansia dan lansia Indonesia. ...... Height is an important clinical indicator to determine the body mass index, estimate basal energy requirements, etc. However, measurements in elderly may impose some difficulties. Height prediction models using surrogate measurement that are easily measured such as ulna length and demi span has been developed for the Caucasian race, but only a few studies were developed from the Indonesian population. A total of 202 healthy pre-elderly and elderly (age ≥ 45 years) which consist of 90 men and 102 women from 30 “Posbindu Lansia” (integrated coaching post for elderly) in Bojongsari subdistrict were included in this cross-sectional study. Height, ulna length and demi span was measured using microtoise staturemeter and nonelastic measuring tape using standard procedures. Statistical analysis showed a stronger correlation to height in demi span (r = 0.933) than ulna length (r = 0.888). Height prediction models derived from this study are: height (cm) = 65.451 + (3.854 x ulna lenght) - (5.722 x gender) - (0.089 x age) and height (cm) = 49.961 + (1.479 x demi span) - (2.970 x gender) - (0.049 x age) (gender: male = 0; female = 1). Height prediction models of this study still require further validation in other pre-elderly and elderly populations. Height prediction models from previous study failed to show good agreement with measured heights of this study. We recommend caution when using height prediction models derived from other races and age groups for Indonesian pre-elderly and elderly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Asmarani
Abstrak :
Pengukuran persen lemak tubuh yang akurat seperti Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) mahal dan sulit digunakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan pengukuran yang lebih sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang akurat untuk menentukan gizi lebih dengan menggunakan golden standard BIA. Penelitian ini merupakan studi validasi yang dilakukan pada anak kelas 4 dan 5 (9-11 tahun) SDIT Nurul Fikri Depok dengan jumlah sampel 115 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT/U memiliki koefisien korelasi paling tinggi (r=0,934) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Selain itu, IMT/U juga memiliki validitas paling baik (AUC 0,849; Se 82.69%; Sp 69.84%; NPP 69.35%; NPN 83.02%; LR+ 2.7; LR- 0.2) dengan cut off +0,5 SD.
Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status. This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok. The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Mustika
Abstrak :
Periode pemberian makanan pendamping ASI merupakan waktu meningkatnya jumlah prevalensi gizi kurang yang dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang buruk pada anak. Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia sekitar 35-40% dan underweight 15-20% untuk anak usia bawah 5 tahun. Pada negara berkembang, praktik pemberian MP ASI masih bermasalah dalam ketidakcukupan jumlah zat gizi makro dan mikro, frekuensi makan yang sedikit, dan rendahnya kemampuan serta variasi bahan lokal yang digunakan untuk MP ASI. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alternatif MP ASI dan mengetahui kualitas organoleptik cookies panambahan tepung tulang ceker ayam dan tepung ampas tahu. Penelitian dengan desain eksperimental yang dilakukan dengan membuat enam formulasi yaitu satu kontrol dan lima cookies formulasi. Pembuatan tepung dengan ukuran partikel 100 mesh dan dilakukan analisis kandungan gizi tepung dan cookies. Uji hedonik dilakukan pada 50 panelis yaitu ibu yang memiliki bayi berusia 6-12 bulan di Depok untuk melihat pengaruh rasa, aroma, warna, tekstur, after taste, dan keseluruhan cookies. Penelitian membuktikan adanya perbedaan signifikan terkait penilaian warna, aroma, rasa, after taste, dan keseluruhan cookies (p < 0,05) namun tidak pada variabel tekstur (p > 0,05). Cookies formulasi yang paling disukai adalah cookies 849 dengan komposisi 12 gram tepung tulang ceker ayam dan 28 gram tepung ampas tahu. Penambahan tepung tersebut memberikan peningkatan kandungan protein, kalsium, air, abu, dan zat besi. ...... Infants complementary feeding period can determine undernutrition prevalence for children in the future which later can lead to poor growth and development. Based on data RISKESDAS 2013, Indonesia has 35 ? 40% occurrence in stunting and 15?20% in underweight among children aged under 5 years old. In developing countries, most of complementary feeding practice still lacks in micronutrients and macronutrients adequacy, eating frequencies, and the use of local food variations. This study aims to made an alternative complementary food and determine the organoleptic quality of the cookies by adding of chicken feet bone flour and tofu waste flour. Research with experimental design were done by making six formulations: one control and five formulations cookies. Manufacture of flour with a particle size of 100 mesh and analysis of the nutrient content of the flour and cookies is done. The hedonic test conducted on 50 panelists are mothers with babies aged 6-12 months in Depok to see the effect of flavor, aroma, color, texture, after-taste, and overall cookies. Research shows significant differences related to the assessment of color, aroma, taste, after-taste, and overall cookies (p<0.05) but not in the variable texture (p>0.05). Most-favored formulation is found in code 849 cookies which contains 12 grams of chicken feet bone flour and 28 grams of tofu waste flour. The addition of chicken feet bone flour and tofu waste flour can improve the content of protein, calcium, water, ash, and iron.;;;
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library