Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Par`i, Holil M
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian obat cacing terhadap perubahan status gizi pada anak sekolah dasar. Variabel yang diteliti meliputi status gizi awal dan akhir, status kecacingan awal dan akhir, variabel lain yang diteliti (konfounding) adalah pendapatan orang tua anak, tingkat pendidikan ibu, pola makan anak, tingkat kebersihan anak dan jenis kelamin. Jenis penelitian adalah pre experimental one group pre post test (perlakuan ulang), memberikan perlakuan berupa pemberian obat cacing kepada anak SD. Pengambilan sampel sekolah dilakukan dengan cara purposive, yaitu diambil SD III Pasir Kaliki kecamatan Cimahi Utara, kabuapten Bandung. Sedangkan sampel penelitian diambil dari semua murid kelas II sampai dengan kelas VI. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner, pengukuran berat dan tinggi badan anak, pengamatan keadaan kuku, pengambilan dan pemeriksaan feces anak pada laboratorium, serta catatan yang ada. Analisa statistik dilakukan dengan uji Chi Square test, untuk melihat hubungan antara variabel konfounding dengan status gizi dan status kecacingan anak. Uji Mc Nemar dilakukan untuk melihat perbedaan data status gizi clan status kecacingan anak sebelum dan sesudah mendapat intervensi. Disamping itu uji Mc Nemar dilakukan untuk melihat perbedaan data status gizi sebelum dan sesudah mendapat intervensi pada setiap variabel konfounding (analisa stratifikasi). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dan status kecacingan dengan tingkat pendapatan orang tua anak Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pendapatan orang tua, semakin rendah status gizi anak dan semakin mungkin anak untuk menderita kecacingan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna status gizi anak sebelum dan sesudah mendapat obat cacing, tetapi terdapat kecenderungan bahwa status gizi anak setelah mendapat obat cacing lebih baik dari pada status gizi anak sebelum mendapat obat cacing. Dan setelah dikontrol dengan keadaan status gizi anak pada awal penelitian, temyata pemberian obat cacing kepada anak yang menderita gizi kurang dan buruk, menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian obat cacing kepada anak yang berstatus gizi kurang dan buruk, akan memberikan pengaruh pada perbaikan status gizi yang lebih nyata. Untuk memperbaiki status gizi terutama pada anak SD, pemberian obat cacing akan memberikan hasil yang nyata jika diberikan kepada anak yang menderita gizi kurang dan buruk. Oleh karena itu program pemberantasan kecacingan pada anak SD yang sudah dilakukan, walupun tidak rutin harus lebih ditingkatkan lagi, dan pemberian obat cacing terutama diprioritaskan kepada anak yang menderita gizi kurang dan gizi buruk.
The objectives of the study are to find out the effect of deworming on nutritional status of schoolchildren. Nutritional status and intestinal worm infection is the height problem in schoolchildren in Indonesia. From the last study find that have the relationship between nutritional status and intestinal worm infection, so that problem must be attention seriously. Nutritional status after intervention was dependent variable while the confounding variables were nutritional status before intervention, intestinal worm infection, in come parents per 'month, degree of mother's study, habits eating, hygiene personal and sex. Study design was a pre experimental one group pre post test, which treatment Albendazole on schoolchildren as intervention. School sampling was conducted purposively that SD III Pasir Kaliki north Cimahi Bandung. Where are sample size all of student levels II to VI. Data collecting was conducted by interview, weight and height measurement, stool examination and available record. Statistical analysis was done by Chi Square test, to asses relationships between confounding variables with nutritional status and intestinal worm infection. Mc Nemar test was done to asses different nutritional status and intestinal worm infection before and after intervention on every confounding variables as stratification analysis. The result of the study was there is a relationship between nutritional status and intestinal worm infection with income parents per month. This find show that the lower income parents per month, is lower nutritional status and more high intestinal worm infections. There no significant difference between nutritional status before and after intervention, but the nutritional status after intervention was more high that before. However, after controlling for confounding factors, there was significant difference between before and after intervention on malnutrition mild and high intervention. For improvement nutritional status on schoolchildren, intervention for deworning on malnutrition mild and hight can be more effectiveness. Therefore, program deworming on schoolchildren will be more improve , and intervention must be on mild and hight malnutrition.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Kunanto BP
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengapa prevalensi status gizi (KKP) balita di dua propinsi paling timur yaitu propinsi Maluku dan Irian Jaya masih tinggi dan faktor apa yang berpengaruh. Untuk itu dilakukan studi analisis data sekunder Hasil Studi Prevalensi Defisiensi Vitamin A dan zat-zat gizi lainnya di wilayah Indonesia Timur. Secara umum analsis ini bertujuan untuk mendeskripsikan status gizi balita di propinsi Maluku dan Irian Jaya serta faktor-faktor yang berpengaruh (dominan) terhadap status gizi balita. Secara khusus analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan karakteristik anak dan keluarga terhadap status gizi balita. Dari 3325 sampel yang tersedia dari sumber data, ternyata hanya 501 sampel yang memenuhi syarat untuk analisis. Hasil Analisis prevalensi status gizi didapatkan bahwa 27.9 persen anak balita menderita Gizi kurang dan 8.0 % menderita gizi buruk. Prevalensi gizi kurang terbesar dijumpai pada umur 6-23 bulan, sedangkan prevalensi gizi buruk terbanyak dijumpai pada umur 12-23 bulan.

Berdasarkan nilai rata-rata Z--score BB/U didapatkan suatu pola bahwa status gizi menurun mulai umur 3 bulan dan terhenti pada umur 11-13 bulan. Setelah itu tidak dijumpai adanya peningkatan status gizi. Dengan analisis bivariat "Piecewise Linear Regression" antara Z-score DD/U dan umur balita didapatkan bahwa umur 12 bulan merupakan perkiraan umur yang paling tepat dimana tidak terjadi penurunan status gizi (Z-score BB/U).

Uji-t perbedaan nilai Rata-rata prediktif Z--score dari hasil persamaan regresi "Pieceswise Linear Regression" tidak terbukti signifikan untuk variabel jenis kelamin, status perkiraan, dan pendidikan ayah, tetapi diperoleh perbedaan yang signifikan untuk variabel kondisi rumah pada umur 12-59 bulan, variabel jumlah balita pada umur 24-59 bulan dan variabel jumlah anggota keluarga pada umur 36-59 bulan, serta variabel sanitasi keluarga pada umur 12-59 bulan. Untuk variabel pendidikan ibu dijumpai perbedaan yang signifikan hanya pada umur 36 dan 48 bulan.

Analisis regresi ganda tidak terbukti adanya hubungan variabel independen yang signifikan dengan status gizi kecuali variabel umur. Namun memperhatikan besarnya nilai beta koefisien dari variabel independen diperkirakan variabel kondisi rumah, pendidikan ibu dan ayah, jenis kelamin, jumlah balita dan jumlah anggota keluarga serta sakit diare kemungkinan akan diperoleh hasil yang signifikan bila jumlah sampel diperbesar.

Dari hasil analisis di atas, maka program upaya untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan buruk di kedua propinsi perlu memprioritaskan sasaran program UPGK pada kelompok umur yang lebih dini (3-12 bulan) disertai peningkatan penyuluhan gizi yang lebih intensif dan menggunakan bahasa yang sederhana meliputi pemberian ASI, makanan pendamping ASI yang disesuaikan dengan pola makanan daerah setempat dan jenis serta ketersediaan pangan di daerah setempat, imunisasi serta kebersihan lingkungan (sanitasi). Selain itu program KB perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Pembangunan di sektor ekonomi dan pendidikan di kedua propinsi perlu ditingkatkan sebagai upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan penduduk, karena upaya perbaikan gizi tanpa disertai perbaikan ekonomi merupakan upaya yang sia-sia. Penelitian ini menyarankan pula untuk dilakukan analisis yang mencakup seluruh propinsi IBT dan kemungkinan untuk menggunakan indek Antropometri yang lain seperti TB/U atau BB/TB.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seala Septiani
Abstrak :
Obesitas di usia dini dapat merugikan kesehatan anak sepanjang hidupnya secara permanen. Dewasa ini, asam lemak omega-3 diperkenalkan sebagai alternatif solusi obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh dari konseling asam lemak omega-3 selama 10 minggu terhadap pengetahuan, sikap, asupan, dan IMT/U. Penelitian ini membagi acak subjek; grup yang mendapat konseling dengan optimalisasi asam lemak omega-3 disertai rekomendasi menu harian yang spesifik (Grup intervensi, n=18); dan yang mendapat konseling dan menu standar (Grup kontrol, n=20). Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan pada grup intervensi meningkat signifikan (p<.001). Dibutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh intervensi ini terhadap keluaran lain yang diharapkan.
Obesity in early life could result in permanent heath consequences. Omega-3 fatty acids (FAs) are beneficial in obesity management, but food-based nutrition education enhancing omega-3 FAs especially in children was lacking. We investigated the effect of 10-week enhanced counseling on caregivers knowledge, attitude, as well as children's intakes and body mass index-for-age (BAZ). Children were randomly assigned to receive; enhanced counseling with specific daily menu (intervention group, n=18), or standard counseling with general menu (control group, n=20). Intervention group significantly improved knowledge (p<.001). However, its effect on other outcomes may need further investigation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianna Cahyaningrum
Abstrak :
Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk membuat optimalisasi diet untuk anak gemuk dan obesitas usia 12-23 bulan yang dibuat menggunakan linear programming dengan memperhitungkan rasio asupan omega 6 dan omega 3 dan harga. Penelitian dilaksanakan di Jakarta Timur pada 42 anak dengan berat badan normal dan 29 anak gemuk dan obesitas berdasarkan z-score IMT/ umur. Metode yang digunakan yaitu 24 jam recall selama 3 hari tidak berturut, diskusi kelompok dan survei pasar, sedangkan LP NutriSurvey digunakan untuk analisis optimalisasi diet. Penelitian ini menghasilkan optimalisasi diet dengan memperhitungkan rasio omega 6 dan omega 3, dengan harga masih dalam rentang yang direkomendasikan.
This cross sectional study aims at developing optimized diet based on linear programming for overweight and obese children aged 12-23 months considering the ratio of omega-3 and omega 6 intakes and prices in the diets. It was conducted in East Jakarta involving 42 children in normal group and 29 children in overweight and obese group based on BMI/ age z-score. The methods used were three non-consecutive days of 24-hour recall, group interview and market survey, while LP NutriSurvey was used in analyzing optimized diet. Optimized diet is presented with ratio of omega-6 and -3 and cost within the recommended range
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan Ansari
Abstrak :
[ABSTRAK
Informasi mengenai adanya semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ) yang valid untuk mengukur asupan PUFA pada anak di Indonesia masih minim. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan SFFQ dan menguji validitas dan reliabilitas dari SFFQ tersebut untuk mengukur asupan PUFA pada anak di Indonesia usia 6-23 bulan. Penelitian ini dilaksanakan dengan desain cross sectional di dua kelurahan wilayah Jakarta Timur. Penelitian ini melibatkan 89 anak yang dipilih secara multistage random sampling. Anak-anak tersebut dilakukan pengukuran intake melalui SFFQ dan wawancara recall selama 3 hari tidak berturut-turut. Beberapa anak (n=35) telah dipilih untuk dilakukan pengukuran plasma lipid dalam darah. Formulir SFFQ terdiri dari 78 item makanan yang disusun dari tabel komposisi bahan makanan luar Indonesia. SFFQ tersebut kemudian divalidasi dengan wawancara recall dan plasma lipid dalam darah. Pelaksanaan SFFQ dilakukan dua kali dengan rentang 4 minggu terpisah untuk mengetahui reliabilitasnya. Relatif validitas dan realibilitas dari SFFQ disimpulkan dari hasil analisa Bland-Altman. Uji korelasi parsial yang telah dikontrol dengan status gizi dan usia anak dilakukan untuk mengukur absolut validitas dari SFFQ. Kecocokan yang baik ditemukan antara hasil SFFQ dan wawancara recall untuk DHA, EPA, DPA dan AA akan tetapi tidak untuk total n-3, n-6, ALA dan LA. Lebih jauh, SFFQ menunjukkan korelasi yang moderat dengan plasma lipid dalam darah untuk n-6 dan LA (r: 0.40; p=0.025 and r:0.42 p=0.018, secara berurutan). Hasil analisa Bland-Altman menunjukkan 95% kecocokan antara hasil SFFQ pertama dan pengulangan SFFQ untuk semua asam lemak esensial. Secara keseluruhan, SFFQ yang dikembangkan relatif valid untuk mengukur asupan PUFA kecuali untuk total n-3, n-6, ALA dan LA. SFFQ juga reliable untuk mengetahui asupan PUFA pada anak.
ABSTRACT
The information on the existing validated semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ) to capture the intakes of PUFA for Indonesian children is lacking. Therefore, this study aimed to investigate the validity and reproducibility of developed SFFQ for assessing poly-unsaturated fatty acids (PUFA) intake for Indonesian children aged 6-23 months. A cross sectional study was conducted in two sub-districts of East Jakarta involving 89 healthy children selected by multistage random sampling. These children were assessed by SFFQ and 3-day non consecutive 24-h recall. Some children (n=35) were randomly selected for plasma assessment (PA). The SFFQ consist of 78 food items which were constructed from the non-Indonesian food composition database. It was validated against dietary recall and PA. Repeated administration of SFFQ (4-week apart) was conducted to assess the reproducibility of SFFQ. The relative validity and reproducibility of SFFQ were determined by Bland-Altman analysis. The adjusted correlation for children nutritional status and age was performed to assess absolute validity of SFFQ. Good agreement was found between SFFQ and dietary recall for DHA, EPA, DPA, and AA, but not for total n-3, n-6, ALA and LA. Moreover, SFFQ showed moderate correlations with plasma n-6 LCPUFA and LA (r: 0.40; p=0.025 and r:0.42 p=0.018, respectively). A 95% level of Bland-Altman agreement was clearly observed between first SFFQ and repeated SFFQ for all essential fatty acids. In conclusion, the SFFQ was relatively valid to assess usual PUFA intake except for total n-3, n-6, ALA and LA and reproducible to estimate PUFA intake of children, The information on the existing validated semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ) to capture the intakes of PUFA for Indonesian children is lacking. Therefore, this study aimed to investigate the validity and reproducibility of developed SFFQ for assessing poly-unsaturated fatty acids (PUFA) intake for Indonesian children aged 6-23 months. A cross sectional study was conducted in two sub-districts of East Jakarta involving 89 healthy children selected by multistage random sampling. These children were assessed by SFFQ and 3-day non consecutive 24-h recall. Some children (n=35) were randomly selected for plasma assessment (PA). The SFFQ consist of 78 food items which were constructed from the non-Indonesian food composition database. It was validated against dietary recall and PA. Repeated administration of SFFQ (4-week apart) was conducted to assess the reproducibility of SFFQ. The relative validity and reproducibility of SFFQ were determined by Bland-Altman analysis. The adjusted correlation for children nutritional status and age was performed to assess absolute validity of SFFQ. Good agreement was found between SFFQ and dietary recall for DHA, EPA, DPA, and AA, but not for total n-3, n-6, ALA and LA. Moreover, SFFQ showed moderate correlations with plasma n-6 LCPUFA and LA (r: 0.40; p=0.025 and r:0.42 p=0.018, respectively). A 95% level of Bland-Altman agreement was clearly observed between first SFFQ and repeated SFFQ for all essential fatty acids. In conclusion, the SFFQ was relatively valid to assess usual PUFA intake except for total n-3, n-6, ALA and LA and reproducible to estimate PUFA intake of children]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Jati Nur Ananda
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas proses pengembangan aplikasi ponsel berbasis android bernama Kuala24 untuk menghitung asupan harian gula tambahan pada anak usia sekolah di Jakarta Timur dan evaluasi penerimaan terhadap aplikasi tersebut. Penelitian menggunakan rancangan penelitian potong lintang, dengan pendekatan kualitatif pada tahap analisis kebutuhan dan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui evaluasi penerimaan dalam aspek content, grapich, dan design. Hasil penelitian ini yaitu sebuah aplikasi bernama Kuala24 untuk menghitung asupan gula tambahan yang berisi database makanan dan minuman yang mengandung gula tambahan dan gambar makanan. Aplikasi Kuala24 mendapatkan penerimaan dengan kategori baik pada anak usia usia sekolah di Jakarta Timur
ABSTRACT
This study provides step-step how to develop application for calculating added sugar intake. The present study aims to develop and assess the acceptance of added sugar intake calculator application (Kuala24 app) in East Jakarta. Data collection was done by qualitative approach using Delphi technique to experts (n=15) in need assessment phase for developing Kuala24 app. Acceptance of Kuala24 was obtained from school aged children (n=59). Kuala24 app is a mobile application software for calculating added sugar intake that contain food databases, food picture and food grouping. The result of acceptance assessment is 55.9% school aged children having good acceptance.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library