Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hidrasi, perubahan nilai total serum bilirubin, dan perbedaan durasi fototerapi bayi yang mendapat fototerapi dengan diberi ASI dan susu formula Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, observasional, dan prospektif terhadap 34 bayi cukup bulan yang sehat di sebuah rumah sakit di Jakarta. Responden dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok bayi yang hanya diberi susu formula, kelompok bayi yang hanya diberi ASI, dan kelompok bayi yang diberi ASI dan susu formula. Hasil penelitian, menggunakan analisa data univariat dan bivariat dengan tes statistik Chi-square, ANOVA dan Mann-Whitney, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan status hidrasi dan perbedaan perubahan nilai total serum bilirubin (p= 0,76; α= 0,05), tetapi ada perbedaan durasi fototerapi antara ke tiga kelompok (p= 0,001; α= 0,05). Kelompok yang diberi ASI mempunyai durasi fototerapi tersingkat. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat memastikan keefektifan breastfeeding selama fototerapi.
PSIK FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indanah
Abstrak :
Penyakit thalasemia merupakan kelainan genetik tersering di dunia. Di Indonesia, penyakit ini telah menjadi penyakit yang membutuhkan penanganan yang serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor yang berhubungan dengan Self-care Behavior pada anak sekolah penderita thalasemia mayor. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilakukan terhadap 131 pasien usia sekolah penderita thalasemia mayor yang berkunjung ke rumah sakit X dari tanggal 1 Mei hingga 10 Juni 2010. Hasil penelitian, dengan menggunakan analisis multivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan sosial dengan selfcare behavior, dengan pengetahuan yang paling dominan mempengaruhi (p= 0,000; α= 0,05; OR= 31,6). Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan dan dukungan sosial untuk meningkatkan perilaku perawatan diri penderita thalasemia.
STIKES Muhammadiyah Kudus ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rumentalia Sulistini
Abstrak :
Chronic Kidney Disease merupakan kumpulan sindrom klinik dengan penurunan fungsi ginjal progresif. Prevalensi fatigue tinggi pada pasien hemodialisis. Penelitian ini bertujuan menjelaskan faktor yang berhubungan dengan Fatigue pada pasien yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian analitik observasional. Teknik non probability sampling. Hasil penelitian tidak ada hubungan tingkat fatigue dengan pekerjaan (p= 0,732; α= 0,05), status dukungan (p= 0,679; α= 0,05), jenis kelamin (p= 0,914; α= 0,05), frekuensi (p= 0,676; α= 0,05), jarak fasilitas (p= 0,149; α= 0,05), komplikasi (p= 0,062; α= 0,05), merokok (p= 0,062; α= 0,05), alkohol (p= 0,075; α= 0,05), riwayat penyakit (p= 0,42; α= 0,05), dan status nutrisi (p= 0,168; α= 0,05). Ada hubungan tingkat fatigue dengan latihan fisik (p= 0,027; α= 0,05), lama menjalani hemodialisis (p= 0,019; α= 0,05), kadar hemoglobin (p= 0,029; α= 0,05), penghasilan (p= 0,07; α= 0,05), dan pendidikan (p= 0,040; α= 0.05). Faktor dominan adalah penghasilan. Perawat hemodialisis diharapkan memonitoring fatigue, memberikan pendidikan kesehatan tentang latihan fisik dan memberikan asuhan keperawatan holistik.
Poltekkes Depkes Palembang Keperawatan Medikal Bedah ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Hakam
Abstrak :
Spiritual emotional freedom technique (SEFT) merupakan teknik penggabungan dari sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Teknik SEFT ini berfokus pada kata atau kalimat tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur disertai sikap pasrah kepada Tuhan sesuai dengan keyakinan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi SEFT dalam mengurangi nyeri pada pasien kanker. Metode quasi-eksperimental dengan pre test and post test design dengan kelompok kontrol digunakan pada 20 sampel (2 kelompok) yang dipilih dengan cara consecutive sampling. Kelompok intervensi diberikan kombinasi intervensi SEFT dan terapi analgesik, sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan terapi analgesik. Intervensi SEFT dilakukan setelah pemberian analgesik dengan durasi 5-10 menit setiap hari selama lima hari. Pengukuran nyeri dilakukan menggunakan numeric rating scale (NRS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi intervensi SEFT dan terapi analgesik lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker dibandingkan hanya terapi analgesik saja. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker serta mendorong kemandirian dalam peran autonomi perawat dan mengurangi kebergantungan pasien pada terapi analgetik.

Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Intervension to Reduce Cancer Patients’ Pain. Spiritual emotional freedom technique (SEFT) represents an combination technique from body’s energy system and spiritual therapy by tapping at certain points of the body. SEFT focuses on certain words or sentences pronounced several times in a rhythm, follows by resignation to God as in patients’ belief. This research was aimed to explore the effect of SEFT intervention to reduce of cancer pain patients at the Dr Soetomo General Hospital in Surabaya. Quasi experimental were used in this study using pre test and post test design with control group. Samples, 20 respondents (in 2 groups) were recruited using consecutive sampling. The intervention group received SEFT intervention combined with analgesic therapy and the control group given only analgesic therapy. SEFT intervention implemented after administrating analgesic, for 5-10 minutes every day during five days. Pain was measured using numeric rating scale (NRS). The combination SEFT intervention and analgesic therapy was more effective than only analgesic therapy. SEFT can be employed for cancer patients to relieve their pain. Nursing intervention with SEFT encourages nurse’s role autonomy and steps to reduce patient’s dependency on analgesic therapy.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Inung Sylvia
Abstrak :
Reiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar glukosa darah. Terapi ini menggunakan energi alami yang disalurkan pada tubuh pasien dengan tujuan menyelaraskan energi yang tidak seimbang dalam tubuhnya. Penelitian untuk mengetahui pengaruh Reiki terhadap penurunan glukosa darah dan mengidentifikasi apakah faktor stres dan berat badan (obesitas) berperan dalam penurunan KGD pasien Diabetes Melitus tipe 2 dilakukan di Klub Diabetes sebuah RS di Jakarta. Desain penelitian pre-eksperimental dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Sejumlah 18 sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Terapi dilakukan selama tiga puluh hari dengan dua metode, secara langsung dan jarak jauh. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara glukosa darah sebelum dan setelah intervensi Reiki (p= 0,000; α= 0,05). Penelitian ini menyarankan penggunaan Reiki dalam asuhan keperawatan.
Reiki is one of the complementary therapies that are used to decrease blood glucose level. The therapy transfers natural energy into the patient`s body to synchronize the energy imbalance in the body. The research to examine the effect of Reiki and the role of the stress and weight factor to decrease blood glucose level of DM type 2 patients was held in a hospital-based diabetic club in Jakarta. The design of this study was pre-experimental with the one-group pretest-posttest design. Eighteen patients were selected with the purposive sampling technique. Reiki therapy was performed in 30 days using two methods: direct and distant healing method. The result revealed that there was a significant difference in random blood glucose level before and after the Reiki intervention (p= 0.000; α= 0.05). It is recommended to incorporate the Reiki therapy in nursing care.
Palangkaraya; Depok: Poltekkes Kemenkes Palangkaraya ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2011
610 JKI 14:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Afriani
Abstrak :
Aktivitas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit masih belum sesuai dengan ruang lingkup keperawatan dan amanah undang-undang keperawatan. Perawat banyak melakukan aktivitas diluar tugas dan kewenangannya sehingga beban kerja perawat dan asuhan yang terlewatkan meningkat. Hal ini juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Model ini dikembangkan melalui tahapan yaitu penelitian kualitatif deskriptif, observasi aktivitas perawat dan derivasi dari teori keperawatan yaitu teori Human Need dari Virginia Henderson teori Goal Attainment dari Imogene King dan teori Aktivitas dari Yurjo Engestrom. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model Alokasi Aktivitas Perawat (AAP) terhadap beban kerja, asuhan yang terlewatkan dan kepuasan pasien. Desain yang digunakan adalah Pra-Eksperimen (Pra-Experiment Design) tanpa control group dengan tiga kali pengukuran yaitu sebelum intervensi, setelah 1 bulan dan pengukuran 2 bulan setelah intervensi. Responden yang terlibat dalam penelitian terdiri dari 48 perawat pada dua ruangan intervensi. Pengukuran juga dilakukan pada pasien sejumlah 257 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model AAP diterapkan melalui asuhan keperawatan dan berpengaruh secara signifikan terhadap beban kerja (p-value 0,009), asuhan yang terlewatkan (p-value 0,001) dan kepuasan pasien (p-value 0,035). Model AAP mampu menurunkan beban kerja dari 66,89 menjadi 62,75 dari nilai tertinggi 100 (turun 6,2%), mampu menurunkan asuhan yang terlewatkan dari 25,56 menjadi 21,88 dari nilai tertinggi 100 (turun 14,4%) dan mampu meningkatkan kepuasan pasien dari 77,99 menjadi 82,60 dari nilai tertinggi 100 (naik 6%). Model ini disarankan untuk digunakan pada pelayanan keperawatan terutama di rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. ......The nurse's activities in providing nursing care in the hospital are still not in accordance with the scope of nursing and the mandate of nursing law. Nurses do a lot of activities outside of their duties and authorities so that the workload of nurses and overlooked care increases. It also affects patient and family satisfaction. This study aims to test the effect of the Nurse Activity Allocation model on workload, missed care and patient satisfaction. The design used is a quasi-experiment without control with three measurements, namely before the intervention, after 1 month and measurement 2 months after the intervention. The respondents involved in the study consisted of 48 nurses in two intervention rooms. Measurements were also taken on 257 patients. The results showed that the AAP model can be applied through nursing care and has a significant effect on workload (p-value 0.009), missed care (p-value 0.001) and patient satisfaction (p-value 0.035). The AAP model was able to reduce the workload score from 66.89 to 62.75 (down 6,2%), was able to reduce missed care from 25.56 to 21.88 (down 14,4%) and was able to increase patient satisfaction from 77.99 to 82.60 ( up 6%) from the highest score 100. This model is recommended to be used in nursing services, especially in hospitals in an effort to improve the quality of nursing care.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Retno Sulistyaningsih
Abstrak :
Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang efektif dan paling banyak digunakan. Pasien harus patuh terhadap regimen terapi karena dapat mempengaruhi sukses hemodialisis, menurunkan mortalitas dan morbiditas. Belum ada instrumen baku untuk mengukur kepatuhan ini. Penelitian bertujuan menghasilkan instrumen kepatuhan regimen terapi yang valid dan reliabel di Indonesia. Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap pertama yaitu diperolehnya susunan butir - butir instrumen dan tahap kedua diperolehnya instrumen valid dan reliabel. Untuk mencapai tujuan pertama dilakukan telaah literatur, studi kualitatif dan konsultasi pakar. Untuk tahap kedua dilakukan uji instrumen kepada 120 pasien hemodialisis menggunakan total sampel. Hasil penelitian tahap pertama diperoleh 60 butir instrumen (nilai koefisien validitas isi berkisar 0,78 sampai dengan 1). Hasil uji confirmatory analysis factor (CFA) diperoleh 35 butir instrumen valid dan reliabel terdiri dari 5 komponen yaitu kepatuhan melaksanakan HD sesuai program, pengobatan, pembatasan cairan, diet dan aktivitas fisik. Hasil analisis bivariat menunjukkan hasil terdapat hubungan signifikan kepatuhan dengan outcome pasien hemodialisis meliputi kepatuhan dengan IDWG (p < 0,001), frekuensi dirawat di rumah sakit (p 0,020), komplikasi intradialitik (p 0,009), namun tidak ada hubungan antara kepatuhan dengan adekuasi dialisis (p 1,000). Hasil analisis multivariat nilai odds ratio (OR) paling besar adalah variabel jarak yaitu 3,4 (95% CI: 1,16-13,23). Instrumen KeReTa HD direkomendasikan digunakan untuk meningkatkan pengelolaan pasien hemodialisis melalui asuhan keperawatan. Perawat dapat mengkaji kepatuhan pasien menggunakan instrumen ini dan menjadi dasar pengembangan intervensi keperawatan untuk pasien hemodialisis di Indonesia. ......Hemodialysis is the most widely used and effective renal replacement therapies. Patient must adhere to the therapeutic regimen that can affect the success of hemodialysis, reducing mortality and morbidity. There is no standard instrument to measure this adherence. This study aims to results a valid and reliable instrument of adherence to hemodialysis therapeutic regimen in Indonesia. The research was conducted in two stages. The first is obtaining the arrangement of the items of the instrument and the second is the instrument obtained is valid and reliable. To achieve the first, literature reviews, qualitative studies and experts consultations were carried out. The second, the instrument was tested on 120 hemodialysis patients, with total sample. The first results obtained an instrument of 60 items (content validity coefficient values range 0.78 to 1). The results of the CFA analysis obtained a valid and reliable 35 items consisting adherence to HD program, medication, fluids, diet and physical activity. The results of the bivariate analysis showed the significant relationship between adherence to outcome hemodialysis patient that is IDWG (p < 0.001), frequency of hospitalization (p 0.020), intradialytic complications (p 0.009), but there was no relationship with dialysis adequacy (p 1,000). The results of multivariate analysis showed that the greatest odds ratio (OR) is the distance variable, which is 3.4 (95% CI: 1.16-13.23). The KeReTa HD instrument is recommended to be used to improve the management of hemodialysis patients through nursing care. Nurses can assess patient adherence using this instrument and become the basic for developing nursing interventions in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irsanty Collein
Abstrak :
Sebagian besar klien PGK stadium awal tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami penurunan fungsi ginjal sehingga mereka tidak melakukan tindakan apapun terkait penyakitnya. Perawat memiliki peran penting untuk membuat klien PGK stadium awal melakukan pengelolaan diri akan tetapi pada kenyataannya belum maksimal dilakukan oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi model pengelolaan diri klien PGK stadium awal untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan diri dan mencegah progresivitas penurunan fungsi ginjal. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan, tahap satu adalah pengembangan model dan tahap dua dilakukan melalui uji coba model. Penelitian tahap 1 diawali dengan penelitian kualitatif fenomenologi, sedangkan tahap dua adalah penelitian kuasi eksperimen menggunakan pre tes dan post tes design dengan kelompok kontrol, dengan jumlah sampel sebanyak 68 orang yang terdiri dari 33 orang kelompok intervensi dan 35 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian tahap satu didapatkan 4 tema dari hasil wawancara mendalam dengan partisipan sehingga dihasilkan model pengelolaan diri klien PGK stadium awal beserta buku panduan intervensi model, modul untuk perawat serta booklet untuk pasien. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya perbedaan kemampuan klien yang ditunjukkan dengan perbedaan efikasi diri, kualitas hidup, status kesehatan, pemanfaatan layanan kesehatan, dan sedangkan untuk penilaian progresivitas pada pengukuran tekanan darah sistole yang bermakna pada awal pengukuran sampai pengukuran bulan ke tiga antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Sedangkan untuk nilai LFG tidak berbeda bermakna. Kesimpulan hasil penelitian yaitu model pengelolaan diri klien PGK stadium awal efektif meningkatkan kemampuan merawat diri yang dinilai dari efikasi diri, kualitas hidup, status kesehatan, pemanfaatan layanan kesehatan serta mempertahankan nilai tekanan darah sistole tetap stabil, tetapi tidak untuk mempertahankan nilai LFG. ......Most patients with early-stages CKD are not aware that they have decreased kidney function so they are not take any action related to the disease. Nurses have an important role to make patients with early-stages CKD perform self-management, but in reality the nurses has not yet made the most of it. This study aimed to identify a self-management intervention of the early stages of CKD to improve self-management and prevent risk progression of kidney function. This study was conducted in two stages. The first stage was the development of the model. The second stage was conducted through a trial of the self-management program to determine the effect of the model in improving self-management ability and preventing the risk progression of early stages of CKD. The first stage was a qualitative method and the second study was a quasi-experimental study using pre-test and post-test design with a control group. The total sample were 68 people ( 33 intervention groups and 35 control groups). The results of the first phase of the research obtained 4 themes from the results of in-depth interviews with participants so that the resulting self-management model of the client decreased kidney function along with a model intervention manual, modules for nurses, and booklets for patients. The results of the second phase of the study that there were significant differences in self-efficacy, quality of life, health status, utilization of health services, and systolic blood pressure at the start of measurement until the third-month measurement between the intervention group and the control group. GFR value was not significantly different. The result of the research is the self-management model for early stages CKD effectively increasing the ability to care for themselves as measured by self-efficacy, quality of life, health status, utilization of health services, and maintaining a stable systolic blood pressure value, but not to maintain the LFG value.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library