Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisah Mardatilla
"Esai ini membahas berbagai ekspresi strategi teguran oleh 10 mahasiswa dan 10 mahasiswi FIB UI dan mengidentifikasi strategi yang disukai oleh masing-masing gender yang dilakukan dalam kuesioner dengan pertanyaan terbuka. Dengan menggunakan strategi kesantunan Brown dan Levinson, studi ini menunjukkan bahwa wanita menggunakan berbagai strategi dalam situasi-situasi yang berbeda, sementara pria menegur secara langsung tanpa menghiraukan kepada siapa mereka berbicara. Wanita lebih sadar akan kepekaan pendengar dan enggan menegur karena konsep kesopanan teguran terhadap mitra tutur yang lebih tua, dan mereka cenderung untuk menegur lebih dibanding pria ketika mereka berada di posisi yang lebih tinggi daripada mitra tuturnya. Studi ini kemudian mendukung bahwa perbedaan teguran antara wanita dan pria terletak pada adanya atau tidak adanya kemauan dan kemampuan untuk menegur.

This essay examines various expressions of reprimanding strategies by 10 male and 10 female students in FIB UI and identifies the strategies preferred by each gender conducted in open-answered questionnaire. Using Brown and Levinson politeness strategy, this study reveals that women use various strategies in different situations while men reprimand directly regardless to whom they are talking to. Women are more aware of hearer’s sensitivity and are reluctant to reprimand due to the concept of politeness of not reprimanding the older, and they tend to reprimand more than men when they are in higher position than the hearers.The study then supports that the difference between women’s and men’s reprimanding laid on the will and the capability of the absence of reprimanding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Ayu Utami
"ABSTRAK
Campur kode adalah salah satu efek dari kontak bahasa. Tidak hanya di dalam percakapan sehari-hari, campur kode juga muncul di media sosial. Penelitian terhadap campur kode di media sosial akhir-akhir ini dapat ditemui dengan mudah. Namun, penelitian campur kode pada komunitas spesifik masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan sebuah analisis campur kode di akun LINE Halal Jokes 2.0, yang memiliki segmentasi penonton yang spesifik, yaitu anak muda Indonesia beragama Islam. Untuk mengetahui penggunaan campur kode di akun tersebut, pertama-tama, pos dan komentar di dalam akun tersebut dikumpulkan, kemudian pos dan komentar yang menggunakan campur kode dipisahkan. Lalu, masing-masing pos dan komentar diberi satu dari tiga tipe campur kode menurut Muysken. Untuk mengklasifikasikan alasan dari penggunaan campur kode, metode yang sama juga diterapkan, yaitu mengklasifikasikan mereka ke dalam satu dari beberapa alasan penggunaan campur kode menurut Saville-Troike dan Hoffman. Dari penelitian ini, diketahui bahwa campur kode digunakan untuk beberapa alasan dan motivasi tertentu. Selanjutnya, penelitian ini memberikan wawasan baru terhadap penggunaan campur kode di komunitas yang spesifik.

ABSTRACT
Code-mixing is one effect of language contact. Not only in daily conversations, code-mixing also occurs in social media. Research on code-mixing in social media these days can be found easily, yet research on specific communities are still limited. Therefore, this paper presents a code-mixing analysis of Halal Jokes 2.0 LINE account, which has a specific audience segmentation which is young Indonesian Moslem. To investigate the use of code-mixing in the account, first, posts and comments of the account are gathered, and then the code-mixed posts and comments are sorted. Next, one of the three Muysken's types of code-mixing is given to each of the posts and comments. The same approach is also applied for the reasons, which is labeling each of them with one of Saville-Troike and Hoffman's code-mixing reasons. Revealed from this study, code-mixing is used for some reasons and certain motivations. Furthermore, this paper gives a new insight of code-mixing practice in a specific community.;;"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Sharfina Adiwidya
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan analisis perbandingan karakterisasi dan ideologi antara Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton dalam lsquo;Hamilton: An American Musical rsquo; sebagai analisis wacana musikal teater menggunakan pendekatan semantik Penelitian ini menggunakan teori penilaian dari Systemic Functional Linguistic SFL , yang berfungsi untuk mengidentifikasi makna sebagaimana pengaruhnya terhadap orang yang dituju. Teori ini diterapkan ke dalam dialog rap battle mereka dalam lsquo;Cabinet Battle 1 rsquo; untuk mempelajari dinamika persaingan antara kedua karakter dalam konteks sejarah dan linguistik yang sesuai. Hasil penelitian ini menemukan hubungan dekat antara karakterisasi dan konflik kepentingan yang tidak hanya diperlihatkan dalam dialog, namun juga dalam karakterisasi dari Jefferson dan Hamilton.

ABSTRACT
This research aims to find the comparison of characterization and ideology between Thomas Jefferson and Alexander Hamilton in 39 Hamilton An American Musical rsquo as an analysis of music theatrical discourse of a historical adaptation using a semantic approach. The research is conducted using the appraisal theory from the Systemic Functional Linguistic SFL , which identifies meaning as it affects its addressee. The theory is applied onto Jefferson and Hamilton rsquo s rap battle verses in lsquo Cabinet Battle 1 rsquo in order to study the dynamics of rivalry between the two characters in the text within the appropriate linguistic and historical context. The result of this research finds a close association between the characterization and their conflict of interest. The discussion indicates that the conflict of interest is not only represented in the verses, but also in the characters itself, thus illustrating the multilayered portrayal of archrivals in Jefferson and Hamilton rsquo s character."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prabu Rabbani Kapriadi
"ABSTRAK
Sejak awal penciptaannya, ajang kecantikan Miss Universe telah menarik banyak sambutan kontroversial dari banyak pihak. Terlebih, kritik terhadap ajang Miss Universe dan kontes kecantikan sejenis lainnya masih berlanjut hingga saat ini. Sehingga, pemilik terbaru dari organisasi Miss Universe, WME IMG mencoba melakukan terobosan baru dengan memperbarui wacana sekaligus slogan yang berjudul Confidently Beautiful . Konteks utama wacana barunya adalah mematahkan stereotip ajang Miss Universe dengan berfokus pada isu pemberdayaan perempuan. Artikel ini membahas apakah organisasi Miss Universe telah berhasil menjalankan strateginya dalam memecahkan stereotip kontes kecantikan yang dianggap hanya untuk mengotentikasi dan mengeksploitasi wanita. Temuan penelitian ini juga mengungkapkan bahwa isu-isu seperti objektivitas dan kapitalisme perempuan masih dapat ditemukan dalam ajang Miss Universe walaupun wacananya telah berubah. Studi ini memberikan kerangka gambaran untuk memahami mengapa ada objektivitas perempuan dan bagaimana cara kerjanya dalam kontes kecantikan.

ABSTRACT
Since the very beginning of its creation, Miss Universe Pageant has attracted quite controversial acceptance from many parties. Moreover, criticism towards the Miss Universe Pageant and other similar beauty pageants still continue until now. As a result, the latest owner of Miss Universe Organization, WME IMG is trying to make a new breakthrough by renewing a discourse as well as a motto titled Confidently Beautiful . The main context of its new discourse is to break the stereotype of Miss Universe Pageant by focusing on women empowerment issues. This article examines whether Miss Universe Organization has succeeded in executing its strategy in breaking the stereotype of beauty pageant that is considered only to authenticate and exploit women. The research findings reveal that issues like women objectification and capitalism still can be found in Miss Universe eventhough its discourse has changed. This study provides a framework for understanding why women objectification exists and how it works in beauty pageant."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Huda Mahmuda
"ABSTRAK
Penggunaan bahasa untuk menyampaikan sesuatu yang kasar merupakan hal yang lazim saat ini, bahkan bagi remaja. Fenomena ini sudah ditampilkan dalam banyak film, seperti The Edge of Seventeen 2016 . The Edge of Seventeen 2016 adalah sebuah film komedi-drama tentang perjuangan Nadine, tokoh utama, dalam tumbuh dewasa, terutama ketika dia merasa tidak ada siapa-siapa di sisinya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana Nadine mengutarakan kekasaran melalui penggunaan bahasanya dalam percakapan. Percakapan tersebut dianalisis menggunakan model ketidaksantunan Culpeper, maksim percakapan Grice, dan teori tindak tutur Austin. Data dianalisis untuk menentukan strategi dan maksim yang digunakan, serta tindak tuturnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana strategi ketidaksantunan dan maksim digunakan, dan tujuannya dalam ujaran tertentu. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada makna yang tersembunyi dan tujuan dari ujaran yang menggunakan strategi ketidaksantunan dan melanggar maksim pada konteks tertentu. Dengan menganalisis percakapan-percakapan tersebut, terbukti bahwa kekasaran dalam bahasa bukan hanya sekedar kekasaran, tetapi juga mempunyai makna tersembunyi dan tujuan dalam setiap konteks.

ABSTRACT
Nowadays, using language to utter rudeness is prevalent, even for teenagers. This phenomenon has been included into many films, such is The Edge of Seventeen 2016 . The Edge of Seventeen 2016 is a coming of age comedy drama film about the struggle of growing up for Nadine, the main character, especially when she feels that there is no one on her side. This study focuses on how Nadine utters the rudeness through her language. Her utterances are analyzed with Culpeper rsquo s impoliteness model, Grice rsquo s conversational maxims, and Austin rsquo s speech act. The data are analyzed by determining the strategy and maxims used and the speech acts behind them. This study aims to determine to what extent the impoliteness strategy and the conversational maxims are used as well as their purpose in certain utterances. The findings of the study show that there are underlying meanings and purposes to the utterances which use the impoliteness strategy and flout the conversational maxims in certain context. By analyzing the conversations, it is evident that the rudeness in the language is not merely rudeness, but it rather has underlying meanings and purposes in each context. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizqi Pradana
"ABSTRAK
Incongruity ketidaksesuaian adalah salah satu bahan baku lelucon, dan Monty Python rsquo;s Flying Circus MPFC/Sirkus Terbang Monty Python dari Britannia Raya adalah grup komedi ternama yang bertanggung jawab atas beberapa sketsa terabsurd dalam sejarah pertelevisian. Korpus makalah penelitian ini adalah dua sketsa karya MPFC; ldquo;Lumberjack Song Lagu Pemotong Kayu rdquo; dan ldquo;Communist Quiz Kuis Komunis rdquo;. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendalami bermacam incongruity sebagaimana didefinisikan oleh Koestler 1964 yang ditemukan dalam kedua sketsa tersebut, dan bagaimana mereka memengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh satu sama lain dalam kedua sketsa tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan analisis tekstual untuk menganalisis komponen linguistik dan literatur yang ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat lima incongruity secara total; satu incongruity yang bersifat menyeluruh dalam ldquo;Lumberjack Song, rdquo; dan empat incongruity yang terpisah dalam ldquo;Communist Quiz. rdquo; Penelitian ini berkesimpulan bahwa walaupun absurditas secara umum dan incongruity memang merupakan alasan mengapa banyak orang menyukai MPFC, unsur satir yang mendasari sketsa-sketsa mereka yang dapat ditemukan dengan melihat bagaimana absurditas dan incongruity tersebut dibuat membuat sketsa-sketsa tersebut lebih pintar daripada yang terlihat.

ABSTRACT
Incongruity is one of the basic ingredients for a joke, and the British comedy troupe, Monty Python rsquo;s Flying Circus MPFC is famous for some of the most incongruous sketches known in the history of television. The corpus of this research paper is MPFC rsquo;s two sketches; ldquo;Lumberjack Song rdquo; and ldquo;Communist Quiz rdquo;. The purpose of this research is to explain and elaborate on the various incongruities as defined by Koestler 1964 found on the aforementioned two sketches, and the way they affect and/or are affected by each other in the sketch. This research is qualitative in nature and uses textual analysis of both linguistic and literary components. Based on the result of analysis, out of the two samples, there are five incongruities in total; one overarching incongruity in the ldquo;Lumberjack Song, rdquo; and four separate ones in the ldquo;Communist Quiz rdquo; sketch. This research concludes that while general absurdities and incongruities might indeed be the reasons why people like MPFC, the underlying satires found by seeing how those absurdities and incongruities are constructed makes it smarter than it presented itself to be."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Amelia Putri
"ABSTRAK
Novel yang ditulis oleh Sapphire menceritakan tentang masalah-masalah yang dialami oleh wanita kulit hitam pada abad ke-20 seperti kemiskinan, pendidikan dan kekerasan seksual. Melalui novel ini, sang penulis mencoba menggammbarkan perjuangan wanita kulit hitam melalui karakter utama yaitu Precious Jones. Artikel ini mencoba menganalisis bagaimana recious mengatasi masalah yang ada di hidupnya dan dengan saat yang bersamaan juga memberdayakan dirinya. Artikel ini menggunakan konsep feminisme kulit hitam dalam menganalisa karakter Precious dan perjuangannya. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konsep Black feminist thought memberikan wanita kulit hitam pengetahuan yang dapat memberikan mereka kehidupan yang lebih baik melalui pembelajaran dari pengalaman hidup dari wanita kulit hitam.

ABSTRACT
Push by Sapphire is a novel that puts forward the issues of Black women in the 20th century such as poverty, lack of education and sexual abuse. It is through this novel that the author tries to depict the many struggles of Black women through the main character Precious Jones. This article tries to analyze how Precious overcome these problems while empowering herself in doing so. In this article, the concept Black feminist thought is used to analyze the character Precious also her struggle. From the research, it could be understood that the Black feminist thought provides Black women with knowledge that will help them in improving their lives through learning from the experience of Black women. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Sapaty
"ABSTRAK
Danny Phantom 2004 - 2007 adalah sebuah serial animasi yang menceritakan tentang seorang remaja, Danny Fenton, yang mengalami kecelakaan yang menjadikannya manusia setengah hantu, dan menggunakan kekuatan hantunya untuk melawan hantu-hantu di kotanya bersama dengan dua sahabatnya, Sam Manson dan Tucker Foley. Pandangan analisis dalam penggambaran Sam Manson dapat lebih jauh mengeksplorasi tentang representasi perempuan mengenai pembentukan dan penolakan terhadap stereotip. Melalui analisis tekstual, kita dapat menemukan lebih banyak wawasan tentang bagaimana stereotip gender dilanggengkan di dalam kartun tersebut dan kemudian dibalikkan. Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana Sam merepresentasikan pemberdayaan perempuan dengan penolakannya terhadap stereotip-stereotip yang diabadikan oleh karakter wanita lainnya di dalam kartun tersebut. Dengan sikap Sam yang kontras dibandingkan dengan karakter-karakter wanita lain dan membalikkan peran gender, Butch Hartman sebagai penulis berhasil menumbangkan stereotip dalam seri Danny Phantom.

ABSTRACT
Danny Phantom 2004 ndash; 2007 is an animated series about a teenager, Danny Fenton, who went through an accident that made him a half-ghost, and later used his ghost power to fight ghosts in his town along with his best friends, Sam Manson and Tucker Foley. Analytical view of the depiction of Sam Manson can further explore about female representation regarding forming and breaking stereotypes. Through textual analysis, we can find more insights about how stereotypes are perpetuated by the society within the show Danny Phantom and subverted. This paper aims to show how Sam represents women empowerment by breaking the stereotypes perpetuated by other female characters in the show. By Sam rsquo;s contrasting attitudes to other female characters and reversing gender roles, Butch Hartman as the author is successful in subverting stereotypes within the Danny Phantom series."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Maulana Fatahila
"ABSTRAK
Digunakannya lingua franca pada nota diplomatik ternyata tidak mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahpahaman karena perbedaan budaya antarpihak. Karena adanya peran penting budaya dalam komunikasi antarbangsa, penelitian ini bertujuan untuk memahami jenis variabilitas budaya di balik pilihan linguistik oleh pemerintah asing pada surat-surat yang mereka tulis beserta hubungan antara keduanya. Untuk menemukan keterkaitan yang dimaksud, terdapat dua pertanyaan penelitian yang harus dijawab, yakni (1) apa sajakah tipe-tipe strategi kesopanan yang digunakan oleh institusi kepemerintahan Jepang dalam surat berbahasa Inggris yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia? dan (2) Bagaimana hubungan antara konsep wakimae (kearifan) dengan pilihan strategi kesopanan oleh institusi Jepang yang dimaksud? Penggunaan strategi kesopanan dan wakimae diteliti dari 9 surat dari institusi Jepang untuk institusi Indonesia dengan menggunakan kerangka penelitian yang Goudarzi, Ghonsooly, dan Taghipour (2015) dan Ridealgh (2016) telah gunakan sebelumnya. Berdasarkan perbandingan frekuensi kemunculan kedua konsep yang disebutkan, penelitian ini menungkapkan bahwa, di satu sisi, wajah dan kesopanan bekerja sebagai prinsip utama atas tindakan linguistik yang dilakukan institusi Jepang terkait. Di lain sisi, wakimae diidentifikasikan sebagai prinsip tambahan yang berfungsi sebagai faktor penentu tindakan lingustik yang berakar pada nilai budaya masyarakat Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erica Christiana
"Berdasarkan konsep transitivitas Halliday, studi ini bertujuan untuk menganalisis perdebatan antara Senator Hawley dan Profesor Bridges yang dilakukan pada 12 Juli 2022. Perdebatan ini berfokus pada topik people with the capacity for pregnancy yang berujung pada pandangan tentang identitas gender. Kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi distribusi keenam proses konsep transitivitas dan hubungannya dengan klausa yang dipilih masing-masing partisipan untuk menampilkan ideologi mereka. Analisis menemukan bahwa Senator Hawley secara dominan menggunakan proses mental dalam klausa-klausanya yang terdiri dari proses keinginan, proses kognitif, dan proses emosi. Sedangkan, Profesor Bridges seringkali menunjukkan penggunaan proses relasional dalam klausanya yang terdiri dari proses atribusi dan proses identifikasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses yang digunakan dalam klausa berfungsi untuk mengedepankan perbedaan ideologi gender antara Senator Hawley dan Profesor Bridges. Proses relasional yang digunakan oleh Profesor Bridges menunjukkan identifikasi gender Senator Hawley yang kaku dengan cara mengidentifikasi dan menyadari keragaman gender. Senator Hawley melawan pernyataan Profesor Bridges menggunakan proses mental dengan meminta klarifikasi untuk menyelaraskan kesadaran mereka tentang gender. Hal ini menampilkan pemahahaman Senator Hawley terkait polarisasi gender, yang mengarah kepada transphobia.

Based on Halliday’s transitivity concept, this paper aims to analyze the debate between Senator Hawley and Professor Bridges conducted on July 12, 2022. The debate focuses on the topic of people with a capacity for pregnancy which led to views of gender identity. A combination of quantitative and qualitative method is used to explore the distribution of the six processes within the transitivity concept and its relation to the clause chosen to showcase each of the participants’ ideologies. The analysis has found that Senator Hawley dominantly uses the mental process within his clauses consisting of the desideration process, cognition process, and emotion process. In comparison, Professor Bridges shows high use of relational process within her clauses consisting of the attribution process and identification process. The analysis shows that the used processes in the clause do hold function to put forward the different ideologies on gender between Senator Hawley and Professor Bridges. The relational processes used by Professor Bridges points out Senator Hawley's rigid identification of gender by identifying and valuing the variety of genders. Senator Hawley counters Professor Bridges' allegations using mental processes by asking clarification to align their awareness on gender, which also displays his gender polarization, leading to transphobia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>