Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Napitupulu, Astrid Wulandari Emeline
"Penerapan rheraplay diberikan kepada anak laki-laki berusia 5.5 tahun dengan Reactive Attachment Disorder Inhibited Type, yaitu anak yang secara persisten gagal memulai atau rnerespon dengan cam yang tepat pada kcbanyakan interaksi sosial. Tujuan dari intervensi adalah mengctahui pengamh penerapan rheraplay terhadap hubungan antara orangtua dan anak dengan Reactive Attachment Disorder. Penerapan scsi theraplay yang berlangsung selama dua bulan dilakukan dalam rangkaian dua scsi asesmen pre-test, sembilan sesi theraplay, dan satu scsi post-test untuk melihat perubahan kuaiitas hubungan antam orangtua dan anak. Setelah theraplay selesai dilakukan, terlihat ada peningkatan kualitas hubungan antara orangtuadananak.Orangt\1alebihnampakmemahami tingkahlakuanakdan rnenyadari pentingnya peran orangtua dalam hubungan orangiua dengan anak dan pengaruhuya terhadap rasa tidak aman yang ada dalam diri anak. Anak menjadi lebih terbuka dalam mcnerirna kegiatan yang membuatnya tentram dan nyaman; dan lebih dapat mengikuti aturan dan batasan yang diberikan oleh orangtua dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Beberapa satan yang dapaf dibexikan antara Iain: Ibu memperbanyak waktu berkualitas dengan anak dau mmgisinya dengan interaksi yang telah diperkenalkan dalam sesi theraplay orangtua meme:-iksa kegiatan rutin yang hams dilakukan secara konsisten oleh anak, dan diadakannya konseling pemikahan ataupun theraplay bagi Ayah dan Ibu
Theraplay treatment was given for a 5.5 year old boy with Reactive Attachment Disorder Inhibited Type, whom persistenly fails to initiate and to respond appropriately in most social interactions. The aim of intervention is to know how theraplay influencing the relationship between the child and his caretakers. The theraplay treatment carried out for two months andconsists of twelve sessions sequenee;which is two sessions of pre-test assesment., nine sessions of theraplay treatment, and one session of posttest. Posttest session was held to see the change of attachment quality in the relationship between the parent and the child. After the theraplay treatment had been given, there was enhancement of attachment quality in the relationship between thc parent and the child. The parent could understand her child better. Furthermore, the parent had an increased awareness about the importance of panent?s role in making a relationship with a good quality of attachment with their children. Parents also now understand how insecure attachment developed. After the treatment, the child was more at ease when taking nurturing activities. Moreover, the child followed the structured activity while being in his parents control better compared to when he had not in the theraplay treatment. Some suggestions that was given are: having more quality time between the parent and the child by using the theraplay dimension activities, the parent should consistently checking the child's routine activities, and referring marriage counseling or theraplay for the parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ardita
"ABSTRAK
school refusal merupakan masalah yang serius, dampak jangka pendek meliputi nilai yang buruk, jangka panjang meliputi kesulitan pekerjaan dan ekonomi, serta kemungkinan risiko mengalami gangguan kejiwaan. Sita anak perempuan usia 10 tahun mengalami school refusal didasari oleh kecemasan sehubungan situasi kelas dan pertemanan.teknik pada cognitive behavior therapy (CBT) fokus pada mengubah disfungsi kognitif menjadi pemikiran yang lebih positif dan rasional.

ABSTRACT
school refusal is a serious problem, short-term impacts include poor value, long-term work and economic difficulties, and the possibility of a risk of psychiatric disorders. Sita's 10-year-old daughter experiences school refusal based on anxiety related to class and friendship situations. Techniques in cognitive behavior therapy (CBT) focus on transforming cognitive dysfunction into more positive and rational thinking."
2010
T38571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Agustya Pawidya Putri
"Theraplay digunakan untuk mengatasi masalah insecure attachment yang termanifestasi melalui perilaku oposisi pada anak usia 5 tahun dengan diagnosis oppositional defiant disorder. Subyek mendapatkan pengalaman baru yang lebih positif, responsif, dan menyenangkan melalui aktivitas bermain dalam sesi theraplay bersama dengan peneliti.
Aktivitas bermain disusun berdasarkan dimensi-dimensi yang disesuaikan dengan kebutuhan subyek yang tergambar dari hasil MIM awal yaitu beberapa aktivitas yang dilakukan oleh ibu dan subyek. Interaksi menyenangkan yang awalnya tercipta antara peneliti dan subyek, kemudian berusaha dibentuk antara ibu dan subyek. Pelaksanaan treatment dilakukan dalam 9 sesi yang berlangsung ± 45 menit dalam setiap sesinya.
Hasil dari treatment ini adalah subyek merasa lebih secure yang terlihat dari perubahan perilaku ke arah yang lebih positif yaitu patuh terhadap figur otoritas dan terdapat penurunan frekuensi serta intensitas dalam perilaku memukul ketika marah. Subyek sudah lebih mudah ditenangkan ketika marah dan hanya menampilkan perilaku memukul ketika merasa terganggu oleh lingkungannya. Ibu juga merasa lebih nyaman ketika berinteraksi dengan subyek dan merasa lebih dekat dengan subyek.

Theraplay is applied to handle the problem of insecure attachment which manifests through behaviors in children aged 5 years with oppositional defiant disorder diagnosis. Subject get a new experience of subjects that are more positive, responsive, and fun through play activities in the theraplay session along with researchers.
Activity in the theraplay arranged by dimensions which made based on the needs of the subjects that are reflected from MIM result from the activities that done by mothers and subjects. Fun interaction that originally created between researchers and the subjects, then tried to be formed between mother and subjects. Implementation of the treatment is done in 9 sessions that lasted 45 minutes in each session.
Results of this treatment are subject feel more secure in sight of behavior change toward more positive that is obedient to authority figures and there is a decrease in frequency and intensity in the behavior of hitting when angry. The subject is more easily soothed when angry and displays hitting behavior only when he was annoyed by their surroundings. Mother of the subject also feel more comfortable when interacting with the subject and feel closer to the subject.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dhisty Azlia Firnady
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh tingkat parenting stress terhadap kualitas interaksi ibu-anak pada ibu yang memiliki anak usia toddler dan berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan mix method design dalam proses pengumpulan data. Metode kuantitatif dilakukan untuk menganalisis pengaruh tingkat parenting stress terhadap kualitas interaksi ibu-anak. Tingkat parenting stress diukur melalui Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF) dan kualitas interaksi ibu-anak diukur melalui Parenting Interaction with Children: Checlist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Metode kualitatif berupa observasi dan wawancara, dilakukan unuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai perilku partisipan ibu-anak. Partisipan penelitian ini berjumlah 71 pasang ibu dan anak usia 12 ? 36 bulan yang berasal dari keluarga miskin. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat parenting stress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas interaksi ibu-anak (F=0,518, p>0,05, tidak signifikan pada L.o.S 0,05).

This research was conducted to deript the effect of level of parenting stress towards mother-child interaction quality in mothers with toddler form poverty family. This research used the mixed method design for collecting data. Quantitative method used in order to analized the effext of level of parenting stress towards mother-child interaction quality. Level of parenting stress was measured by Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF) and mother-child interaction quality was measured by Parenting Interaction with Children: Checlist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Qualitative method executed by observation and interview in order to obtain the comprehensive overview about mother-child behavior. The participants of this research are 71 pairs of mothers and children age 12 ? 36 months who came from poverty families. The main results of this research showed that level of parenting stress did not significantly affect the quality of mother-child interaction (F = 0.518, p>0,05, insignificant at L.o.S 0,05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Junisi Renatha
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara work-family conflict dan keberfungsian keluarga pada ibu bekerja. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 140 ibu bekerja dari daerah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berusia 17-45 tahun. Pengukuran work-family conflict dilakukan dengan menggunakan alat ukur Work-Family Conflict Scale sementara keberfungsian keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur Family Assessment Device (FAD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara work-family conflict dan keberfungsian keluarga pada ibu bekerja (r = -0,203, p = 0,016, signifikan pada L.o.S 0,05). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi work-family conflict maka semakin rendah keberfungsian keluarga pada ibu bekerja, demikian juga sebaliknya.

This research was conducted to investigate the relationship between work-family conflict and family functioning among working mothers. Paticipants of this research were 140 working mothers from Jakarta, Depok, Tangerang, and Bekasi region aged 17-45 years old. Work-family conflict was measured using Work-Family Conflict Scale while family functioning was measured using Family Assessment Device (FAD).The result of this research showed that work-family conflict negatively correlate significantly with family functioning among working mother (r = -0,203, p = 0,016, significant at L.o.S 0,05). This result mean that the higher work-family conflict, the lower family functioning among working mother, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Cendra
"ABSTRAK
Kesepian merupakan perasaan yang paling sering muncul dan menimbulkan
masalah pada masa remaja dibandingkan pada usia lainnya. Faktor keluarga yaitu
keberfungsian keluarga diduga mempengaruhi munculnya rasa kesepian pada
remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara
keberfungsian keluarga dan kesepian. Partisipan penelitian berjumlah 200 orang
remaja laki-laki dan perempuan yang berusia antara 13-21 tahun. Penelitian ini
adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment
device sementara kesepian diukur menggunakan revised UCLA Loneliness Scale.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
keberfungsian keluarga dan kesepian pada remaja Indonesia (r = -.375, p < 0.01).
Sebagai tambahan, hasil penelitian menemukan bahwa dimensi komunikasi dari
keberfungsian keluarga paling berkorelasi dengan kesepian remaja. Tahap
perkembangan remaja akhir juga menunjukkan rasa kesepian yang lebih tinggi
dibandingkan remaja awal maupun tengah.

ABSTRAK
Loneliness is a feeling that most frequently arise and cause problems in
adolescence than at any other age. Family factors such as family functioning are
thought to influence the emergence of loneliness in adolescents in Indonesia. This
study was conducted to find the relationship between family functioning and
loneliness in Indonesian adolescents. Participants study of 200 teenage boys and
girls between the ages of 13-21 years. The study was a correlational study using a
quantitative approach. The results showed a significant relationship between
family functioning and loneliness (r = -.375, p < 0.01). In addition, this research
found that the communication dimension of family functioning most correlated
with a lonely teen. Final stages of adolescent development also showed a sense of
loneliness which is higher than the early adolescent and middle adolescent."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Raissa Rahmawati
"Konsekuensi yang tegas dan konsisten dari orang tua merupakan hal yang penting dalam pengasuhan seorang anak, terutama di masa prasekolah. Tesis dengan desain penelitian single-case ini menggunakan modifikasi perilaku dengan metode differential reinforcement with response cost. Metode ini bertujuan melihat keefektifan dari perubahan konsekuensi untuk mengurangi frekuensi perilaku disruptive. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia 4 tahun 4 bulan dan didiagnosis mengalami oppositional defiant disorder (ODD). Penelitian ini dilakukan dalam sembilan sesi. Hasil dari penelitian menunjukkan differential reinforcement with response cost efektif menurunkan frekuensi perilaku disruptive. Hal ini terlihat dari observasi, wawancara, dan pengukuran child behavior checklist (CBCL).

One of the important principles for parenting a child is clear and consistence consequences, especially on preschool age. This single case design study used behavior modification with differential reinforcement with response cost method. This method aimed to examine the effectiveness of modification consequences to reduce frequencies of disruptive behavior. Participant of this research is a four-year-four-month girl and diagnosed of having oppositional defiant disorder (ODD). This research was conducted for total nine sessions. The result indicated differential reinforcement with response cost effective to reduce frequencies of disruptive behavior. This result has been seen from observation, interview, and CBCL measurement as well."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nathania
"Selective mutism (SM) merupakan gangguan pada anak yang ditandai dengan adanya kegagalan berbicara yang persisten pada situasi sosial yang spesifik, walaupun pada situasi spesifik lain, anak terlihat mampu berbicara. Gangguan ini kemudian berpengaruh pada fungsi akademis dan komunikasi sosial. Agar dampaknya tidak semakin luas, maka penanganan terhadap SM sangat diperlukan. Studi menunjukkan bahwa pendekatan multimodal/multifaset menunjukkan angka keberhasilan yang tinggi dalam menangani kasus SM. Child-parent relationship therapy (CPRT) merupakan 10 sesi filial therapy, salah satu intervensi yang menggunakan pendekatan multimodal. Pendekatan multimodal CPRT meliputi intervensi keluarga dan psikodinamika yang menggunakan terapi bermain. Penelitian ini kemudian ingin melihat efektivitas pendekatan CPRT dalam menurunkan gejala selective mutism pada anak yang berusia 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CPRT efektif dalam menurunkan gejala SM dan meningkatkan kualitas hubungan orangtua dan anak, yang terukur melalui Child-Behavior Checklist (CBCL), Marschack Interaction Method (MIM), dan wawancara terstruktur.

Selective mutism (SM) is a childhood disorder that characterized by the persistent failure to speak in specific social settings despite possessing the ability to speak in other settings. The disorder substantially interferes with education and social communication. In order to reduce the impact from spreading, intervention of SM disorder is necessary. Studies indicate that multimodal/multifacet approach shows a high success rate in handling SM cases. Child-parent Relationship Therapy (CPRT) is a 10-session filial therapy, a multimodal interventions that combines family interventions and psychodynamic through play therapy. This study is aimed at examining the effectiveness of CPRT approach to decrease selective mutism symptom on a 10 year-old child. Findings indicated CPRT approach is effective in decreasing selective mutism symptoms and increasing the quality of parent-child relationship, measured by Child-Behavior Checklist (CBCL), Marschack Interaction Method (MIM), and structured interviews.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>