Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyana Wiranti Nabilah Izzaturrafi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas fenomena makerspace sebagai respon dari kebutuhan ruang experiential learning untuk pemberdayaan manusia. Dua jenis makerspace yang menjadi studi kasus yaitu Indoestri Makerspace dan makerspace bengkel. Pembahasan mencakup gambaran umum tentang makerspace, rangkaian aktivitas experiential learning di dalam makerspace, susunan ruang pembentuknya secara mikro dan makro, serta pengaruhnya terhadap kegiatan belajar. Kesimpulannya merupakan hasil dari perbandingan kedua jenis makerspace; keduanya memiliki perbedaan, persamaan, kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun sangat berpotensi menjadi respon arsitektur yang baik untuk kegiatan experiential learning. Bila experiential learning di Indoestri Makerspace menerapkan sistem instruktur-partisipan yang berbiaya, experiential learning di bengkel terjadi sebagai bagian dari aktivitas bekerja, sehingga bisa mencakup orang dari berbagai kalangan ekonomi. Formasi spasial yang ada dikemas dalam program study, production, display

ABSTRAK
This study discusses makerspace phenomenon in response to the need of space for experiential learning for human empowerment. Two types of makerspace that became the case studies are Indoestri Makerspace and workshop. The discussion includes a general description of makerspace, experiential learning activity sequences in makerspace, spatial arrangement of its constituent micro and macro, and its influence on learning activities. The conclusion is the result of comparison between the two types of makerspace; both have differences, similarities, advantages and disadvantages, but can potentially become proper architectural response for experiential learning activities. If experiential learning in Indoestri Makerspace implement systems instructor-participant cost, experiential learning in workshop occurs as part of the work, so it can include people from all walks of economy The spatial formation is delivered in three categories of study, production, and display, represented into a space that is flexible, adaptive, supportive and full of resources."
2016
S63136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanigara Ubaszti Putra
"Limit merupakan area strategis dalam arsitektur. Keberadaannya merupakan sebuah upaya untuk memastikan posisi arsitektur dan menjadikan diskusi dalam kearsitekturan lebih tepat pada sasarannya. Untuk dapat membaca dan menentukan limit, dibutuhkan suatu variabel terukur. Keterkaitan yang kuat antara limit dan proses desain, dapat menjadi indikasi bahwa variabel yang dibutuhkan untuk membaca dan menentukan limit dapat ditemui pada proses desain. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari pembacaan dan penentuan limit melalui proses desain sebagai variabelnya.

Architecture is evolving; it is always changing. The concept of Limit in architecture appears to define architecture's position better. However, there is no variables and parameters that can be used to determine limit. This paper will discuss the readings of limits in architecture through design process. The study concluded that : (1) limit in architecture is an important concept in defining "new architecture" and (2) the design process can be used to read the limit in architecture . Moreover, the authors also found that changes in design process has encouraged a displacement of limit in architecture that provoke a new architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulitta Cinintya Iasha
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Karimah
"ABSTRAK
Pakaian merupakan kebutuhan sandang manusia, yang dalam proses penanganannya akan menimbulkan terjadinya domestic labor. Serangkaian proses labor yang disebut binatu (laundry) ini terdiri dari proses mencuci, mengeringkan, menyetrika, dan menyimpan pakaian, yang akan menimbulkan terjadinya ruang. Selama proses, perlu untuk mempertimbangkan parameter-parameter terkait untuk menjaga keawetan pakaian. Dalam studi ini, material, warna, tipe, dan dimensi pakaian digunakan sebagai parameter untuk menganalisis proses domestic labor terhadap pakaian dan ruang yang terjadi. Selanjutnya analisis ini digunakan untuk melihat efisiensi dan budaya dalam praktik keseharian di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan parameter dalam domestic labor terhadap pakaian akan menciptakan ruang yang berbeda-beda. Di sisi lain, efisiensi akan menciptakan ruang yang sama, sedangkan budaya mendorong terjadinya perubahan ruang yang ditentukan oleh labor.

ABSTRACT
Clothes are one of human needs, which in their handling process will cause domestic labor. A series of labor processes commonly called laundry, consists of the process of washing, drying, ironing, and storing clothes that will lead to the production of space. During the process, it is necessary to consider the parameters in order to maintain the durability of clothes. In this study, material, color, type, and dimension of the clothes are used as parameters for analyzing processes of domestic labor on clothes and production of spaces. Furthermore, this analysis is applied to observe the efficiency and the culture of everyday practices in Indonesia regarding clothes handling. The results show that the use of parameters in the domestic labor on clothes would produce various spaces. On the other hand, the efficiency would produce uniform spaces, while the culture would encourage change of spaces determined by labor.
"
2015
S60746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Alifia Isti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kualitas lingkungan yang mendukung aktivitas soft mobility dan contoh kasus penerapan kualitas tersebut pada shared space di salah satu ruang kota di New Zealand. Pembahasan mencangkup definisi dari soft mobility, cara bermobilitasnya, dan kualitas yang dibutuhkan dalam mendukung soft mobility. Kesimpulannya adalah terdapat kualitas-kualitas yang dibutuhkan untuk mendukung soft mobility, yaitu kualitas keamanan, permeabilitas, variasi, legibilitas, robustness, kelayakan visual, dan kekayaan indra. Kualitas tersebut dapat diterapkan pada lingkungan terbangun kota.

ABSTRAK
This study is about quality of environment which provide soft mobility and its application on shared space in one of New Zealand?s urban area. The study includes soft mobility definition, its mobility modes, and quality requirement to provide soft mobility. The conclusion of this study is that qualities requirement to provide soft mobility are safety, permeability, variety, legibility, robustness, visual appropriateness, and richness. Those quality are able to be applied on urban built environment."
2016
S63128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa Shabira
"ABSTRAK
Bagi pekerja, aktivitas jeda terjadi pada ruang di antara tempat kerja dan tempat tinggal mereka. Ruang jeda terbentuk dari elemen ruang primer maupun sekunder untuk aktivitas jeda. Sayangnya elemen ruang ini masih minim keberadaannya. Sehingga saya tertarik untuk mengetahui bagaimana aktivitas jeda dan ruang jeda terjadi. Saya menggunakan teori in-between space dari Grosz, locomotion dari Luz serta zone for staying dari Gehl untuk mengetahui hubungan antara aktivitas dan ruang di antara dengan aktivitas jeda dan ruang jeda. Serta melakukan observasi lapangan dan membuat pemetaan aktivitas pekerja. Berdasarkan hasil analisis, terlihat sebuah ruang di antara dapat memberikan pilihan ruang jeda bagi seseorang untuk melakukan aktivitas jeda.

ABSTRAK
To the employee, pausing activity happens in between their working place and house. The pausing space is formed through the primary space elements and secondary ones for the pausing activities. Unfortunately, these spatial elements are still few in numbers. Therefore i am interested in knowing how the pausing activities and spaces are formed. I used in-between space theory from Grosz, locomotion from Luz and zone for staying from Gehl to study the connection on in-between spaces and activities with the pausing spaces and activities. An observation and mapping on employee?s activities were done. Based on the analysis, it is shown that in-between spaces could give choices of pausing space for someone to do their pausing activities.
"
2016
S63719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Larissa M.S.P.
"Penulisan ini bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah lingkungan interior dapat menghadirkan kualitas spasial yang menciptakan kontrol terhadap pergerakan (movement) dalam konsep continuous interior. Proses pemahaman ini ditelusuri melalui studi mengenai pembentukan sistem persepsi yang melibatkan fungsi sensori dan gerak tubuh.
Studi kasus dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap lingkungan interior melalui perspektif penyandang low vision. Ketidakoptimuman fungsi sensori visual terkait persepsi ruang, berdampak pada kesulitan berorientasi dan bernavigasi.
Studi terhadap penelusuran memberikan temuan bahwa beberapa perlakuan terhadap elemen-elemen ruang mampu menghasilkan kualitas spasial yang ditawarkan dalam konsep "continuous interior". Perlakuan terhadap elemen ruang yang repetitif menghasilkan kualitas kontinuitas (continuity).
Selain itu, perlakuan terhadap elemen ruang yang berfungsi sebagai landmark atau penanda menghadirkan kualitas keberagaman program (diversity of programme). Kedua kualitas spasial tersebut kemudian mampu mengarahkan alur pergerakan (directed flow) pernyandang low vision.

This undergraduate thesis focuses on understanding how an interior environment offers spatial qualities that could create control on movement, by looking at a theory called "continuous interior". The understanding process involves study on the construction of the perception system, which further involves comphrehension on sensory system and body movement.
Study cases for this thesis are done by interviewing and having a walk through an interior environment with people whom have low vision. The involvement of people with low vision is to understand the perspective of space from a low vision point of view, which leads to difficulties on orienting and navigating through space.
From the study case, it is found that several treatments towards spatial elements could create spatial qualities (continuity, diversed programme, directed flow) proposed by the theory of "continuous interior". Repetitive treatments on spatial elements create the spatial quality of continuity. Other than that, elements that are designed as landmarks create the spatial quality of diversed programmed. Both the spatial quality of continuity and diversed programme then creates another spatial quality of directing the movement (directed flow) of people with low vision.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Desnawati
"ABSTRAK
Pencahayaan pada malam hari yang tidak optimal mengakibatkan banyaknya kejahatan di area kampus yang terjadi pada malam hari. Kualitas pencahayaan dan pemberitaan mengenai isu kriminalitas yang terjadi di kampus mempengaruhi persepsi rasa aman di kampus. Selain kualitas pencahayaan, persepsi rasa aman juga dipengaruhi oleh karakter individu dan kondisi lingkungan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan pencahayaan malam hari dan pembentukan persepsi rasa aman, khususnya di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas dua sistem pencahayaan ruang luar yang berbeda, khususnya pencahayaan di jalan yang sering dilewati oleh pejalan kaki dan rawan kriminalitas pada malam hari. Dari dua sistem pencahayaan yang berbeda, maka akan didapat sistem dan kualitas pencahayaan seperti apa yang menimbulkan rasa tidak aman pada malam hari di lingkungan kampus.

ABSTRACT
The non optimal night lighting might result in many crimes around campus area that occur at night. The quality of lighting and publicity of crime issues occurred on campus affects the perception of safety on it. Aside from the lighting quality, perception of safety is also affected by the individual character and environment condition. This thesis aims to explain how night lighting affects the shaping of security perception, especially in University of Indonesia. This thesis discusses two different exterior lighting systems, especially on the streets that are often passed by pedestrians and are prone to crime at night. By analizing the two different lighting systems, the system and quality of lighting that may cause insecurity at night on campus will be obtained."
2016
S63512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Azalia
"ABSTRAK
Sebagai pengguna tangan kiri, saya menyadari banyaknya proses adaptasi yang saya lakukan dalam mengalami ruang yang dibentuk berkebalikan mengikuti kebutuhan pengguna tangan kanan. Pengguna tangan kiri dianggap berbeda dan berseberangan langsung dengan pengguna tangan kanan dalam arsitektur keseharian. Tubuh pengguna tangan kiri berperan sebagai bagian dari susunan ruang singular dan plural. Susunan ruang tersebut dapat dibaca secara mendalam melalui pendekatan mikroanalisis dan makroanalisis melalui mathematical space yang rigid dan experiential space yang fleksibel. Perbedaan cara meruang yang ditemukan yaitu perubahan sumbu sistem axis, perbedaan pola dan bentuk, dan akumulasi ruang, yang mengubah posisi pengguna tangan kiri sehingga tidak berseberangan secara langsung dengan Pengguna Tangan Kanan. Pengalaman ruang Pengguna Tangan Kiri dalam arsitektur keseharian dapat menjadi dasar pemikiran tentang bagaimana keberadaan arsitektur perlu dilihat secara mendalam baik secara mikroanalisis maupu makroanalisis, yang salah satunya melalui mathematical space dan experiential space.

ABSTRACT
As a left hand user, I realize that I’ve survived a lot of adaptation process by experiencing the space that formed oppositely following right hand user’s needs. In the architecture of everyday, left hand user was always seen as different and opposite side of right hand user. Left Hand User’s Body plays a role as a part of singular and plural spatial arrangement, which can be read using microanalysis and macroanalysis approach through rigid mathematical space and flexible experiential space. The differences between Left Hand User’s Body and Right Hand User’s Body are found in axial system’s transformation, the differences in patterns and shapes, and also space accumulation. Left Hander User’s spatial experience within architecture of everyday could be a basic idea about how architecture needs to be seen both using microanalysis and macroanalysis, which one of ways are mathematical space and experiential space. "
2016
S63195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deassy
"ABSTRAK
Institusi kesehatan mental merupakan sarana utama bagi penderita gangguan mental untuk mencapai pemulihan. Tulisan ini mencoba menggali lebih dalam konsep spasial sebuah institusi kesehatan mental dan bagaimana arsitektur ikut bekerja dalam memulihkan pasien. Telaah yang dilakukan terhadap aspek-aspek spasial pemulihan pasien mengarahkan pada adanya aspek yang bersifat kontradiksi. Kontradiksi spasial yang terjadi adalah antara aspek kontrol dan fleksibilitas. Aspek kontrol hadir merespon pentingnya observasi pasien. Aspek fleksibilitas hadir merespon kebutuhan adaptasi dalam interaksi dengan orang lain. Kedua aspek tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan yang sama yaitu pemulihan sehingga tidak dapat dihilangkan salah satunya. Negosiasi kedua aspek tersebut merespon perbedaan kebutuhan spasial ruang-ruang di institusi kesehatan mental. Negosiasi kedua aspek tersebut hadir melalui pembatas ruang yang ada pada ruang-ruang pemulihan. Pembatas ruang pada ruang pemulihan memiliki sifat both-and dan double functioning sebagai bentuk negosiasi kontradiksi yang terjadi.

ABSTRAK
A psychiatric ward is the main infrastructure for mental health patients to get recovered. This undergraduate thesis is questioning about spatial concept which psychiatric wards have and how the architecture was working in health especially in psychiatric wards. Psychiatric wards need to get patients recovered so that patients can go back to their society. The study conducted on the spatial aspects of direct patient recovery on the aspects that are contradictory. Spatial contradiction that can be found in psychiatric wards happens between control and flexibility. Control responds to the importance of patients observation. Flexibility responds to the needs of adaptation between patient and other subject in psychiatric wards. Both aspects have their respective functions required to achieve the same goal of recovery and therefore can not be eliminated one of them. Negotiations between these two aspects are responding to differences in spatial needs of the spaces in a mental health institution. The types of negotiations in recovery rooms are ?both-and? and ?double functioning? based on Venturi?s theory towards contradiction in architecture. "
[;;, ]: 2016
S65037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>