Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Rizal
"Skripsi ini menggambarkan bagaimana mengangkat kaum waria dan mengemasnya menjadi suatu isi media. Media yang dipilih adalah media elektronik, yaitu televisi. Tulisan ini. akan menggambarkan sebuah judul cerita di televisi dan sekaligus menjelaskan kondisi sosial masyarakat dalam memandang waria. Keberadaan waria, yang merupakan fenomena transeksual, dalam kehidupan masyarakat dilihat melalui perkembangan kondisi sosial masyarakat di dunia dan di Indonesia. Pembuatan suatu acara beserta isinya dalam program televisi tidak terlepas dari individu yang membuatnya. Melalui cerita yang mengangkat kehidupan seorang waria yang merupakan tokoh utama, dapat dilihat hal-hal yang melatarbelakangi terciptanya cerita tersebut. Hal ini diduga berpotensi untuk membentuk dan mengubah pandangan masyarakat tentang waria. Penulis memilih program FTV "Panggil Aku Puspa" di SCTV sebagai objek penelitian. Skripsi ini "merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah analisis wacana dengan model analisis wacana milik Teun A. van Dijk. van Dijk menggabungkan tiga dimensi wacana ke dalam satu kesatuan analisis, yaitu teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Analisis teks yang digunakan adalah analisis framing menurut Pan dan Kosicki dan Teun A. van Dijk. Dalam analisis kognisi sosial, hal yang diteliti adalah latar belakang penulis cerita sebagai komunikator pembuat teks. Analisis konteks sosial dilakukan dengan melihat perkembangan keberadaan waria di dunia dan di Indonesia. Data diperoleh melalui kaset rekaman cerita yang dimiliki SCTV sebagai stasiun televisi yang menayangkan program film televisi (FTV). Selain itu, penulis juga memperoleh data-data sekunder berupa artikel koran/majalah, situs internet Prima Entertainment, dan skripsi terdahulu dengan objek penelitian film televisi. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa FTV "Panggil Aku Puspa" mengangkat kisah kehidupan seorang waria sebagai tema utamanya, dengan penggambaran yang lebih positif terhadap waria dan menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Ini dapat dikatakan sebagai tandingan dari penggambaran-penggambaran sebelumnya tentang waria yang mengandung stereotip. Dalam cerita ini, waria ditampilkan sebagai sosok yang tabah dan selalu berusaha. menghadapi btrbagai masalah yang ada. Kehidupan waria dihadirkan lebih lengkap dengan permasalahan atau konflik yang dihadapi oleh kebanyakan waria pada umumnya, namun merupakan suatu hal yang jarang diangkat oleh media. Waria di sini juga digambarkan taat beragama dan diterima oleh anak kandungnya. Penulis cerita membuat cerita ini dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan pengalainan, terutama yang berhubungan dengan waria, serta karakteristik pribadi yang dimilikinya. Penggambaran waria dalam cerita ini terkait dengan kondisi sosial masyarakat dalam memandang waria sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat. Keberadaan waria dalam masyarakat disebut sebagai suatu hal yang ambivalen. Di satu sisi ia diterima, setidaknya oleh laki-laki yang memanfaatkan jasa waria pekerja seks komersial, namun di sisi lain, waria ditolak oleh masyarakat karena dianggap telah mengacak tatanan seks dan gender yang selama ini berlaku. Dan waktu ke waktu, kondisi sosial kaum minoritas mengalami perubahan, termasuk pula kaum waria."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anantya
"Penelitian ini merupakan critical discourse analisis tentang representasi penampilan remaja putri dalam majalah berlisensi asing. Studi in dilatarbelakangi oleh menjamurnya-majalah-majalah perempuan berlisensi asing dalam pasar media beberapa tahun belakangan ini. Masing-masing majalah menawarkan representasi penampilan perempuan yang 'berbeda' dari pakem yang selama ini sudah dibentuk oleh majalahmajalah wanita lokal. Untuk itu, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai penampilan perempuan, khususnya remaja, dalam majalah berlisensi asing dengan mengambil studi kasus majalah Seventeen. Peneliti berusaha untuk menjawab dua pertanyaan utama, yaitu (1) Bagaimanakah majalah Seventeen edisi Indonesia merepresentasikan penampilan remaja perempuan dalam majalahnya? (2) Landasan ideologis yang bagaimanakah yang melatar belakangi representasi penampilan penampilan remaja perempuan dalam majalah Seventeen edisi Indonesia? Peneliti berusaha untuk melihat permasalahn dari sisi ideologi kapitalistik melalui pendekatan ekonomi politik serta memandang gejala representasi penampilan remaja melalui model Shoemaker dan Reese mengenai isi media. Pengumpulan data pada penelitian multidimensional ini dilakukan sesuai pemikiran Fairclough, untuk melihat wacana dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Analisis dilakukan dalam tiga level, yaitu analisis teks, discourse practice dan sosiocultural. Untuk menganalisis wacana, digunakan metode framing analisis dengan model Gamson dan Modigliani. Model ini dipergunakan karena artikel yang diteliti dalam jenjang teks berbentuk feature. Untuk jenjang discourse practice, data diperoleh melalui wawancara mpendalam dengan wakil pemimpin redaksi dan sumber-sumber sekunder. Sedang untuk jenjang sociocultural practice, data diperoleh melalui studi literatur. Penelitian dilakukan pada delapan issue Seventeen edisi tahun 2001-2002. Berdasar basil analisis yang diperoleh, meskipun ideologi yang ditawarkan oleh Seventeen tergolong ideologi dalam dunia majalah remaja di Indonesia yang mengetengahkan bahwa remaja tidak perlu mengikuti tuntutan masyarakat untuk menjadi cantik. Namun pada kenyataannya, kebiasaan pekerja media, kebijakan perusahaan dan tuntutan komersialisasi majalah (Seventeen) sebagai sebuah industri pers tak dapat dihindari. Hal-hal tersebut ternyata mempengaruhi bentuk isi majalah yang ternyata masih menampilkan penampilan remaja yang serupa dengan tampilan remaja pada majlah-majalah remaja lokal yang sudah ada sebelumnya. Sebagai sebuah institusi bisnis, Seventeen juga hares mengejar keuntungan dan untuk memenithi tuntutan kapital, Seventeen 'terpaksa sedikit berbelok' dan mengikuti arus mainstream majalah remaja yang sudah ada di Indonesia. Dengan masih cenderung menampilkan representasi penampilari remaja yang mementingkan segi fisik dan mengikuti standar penampilan (kecantikan) yang ditentukan oleh budaya kapitalis. Dalam hal ini idealisme Seventeen pada akhirnya tampak melunakkan diri terhadap kebutuhan dan tuntutan pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Mayangratih
"Hubungan antarpribadi adalah suatu bentuk hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu bentuknya adalah hubungan romantis termasuk didalamnya hubungan pacaran jarak jauh sebagai masa penjajakan sebelum menikah. Hubungan pacaran jarak jauh memerlukan usaha yang lebih besar untuk dipertahankan dan dipelihara dibandingkan dengan hubungan pacaran jarak dekat. Hubungan akan berjalan baik jika diiringi dengan komunikasi yang baik. Dengan berkembangnya teknologi, kini komunikasi antarpribadi bisa dilakukan dengan media perantara mesin (machine assisted interpersonal communication). Salah satu bentuk komunikasi lewat mesin ini adalah layanan SMS (Short Message Service) yang memiliki kekurangan dan kelebihan Penelitian ini mempertanyakan bagaimana pasangan yang berpacaran jarak jauh memelihara dan mempertahankan hubungan mereka melalui SMS. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana pola dan bentuk komunikasi pasangan pria dan wanita di SMS. Dengan menggunakan paradigma post-positivis metode penelitian kualitatif, peneliti berusaha menjawab pertanyaan penelitian serta menjelaskan hasil temuan penelitian dari kacamata konsep pemeliharaan (maintenance) hubungan dari De Vito dan konsep self disclosure dalam Komunikasi Antarpribadi yang dikaitkan dengan karakteristik pria dan wanita dari Deborah Tannen. Juga dilihat aspek kedalaman (depth) dan keluasan (breadh) informasi dalam hubungan sebagai mana disebut dalam Teori Penetrasi Sosial Altman dan Taylor Peneliti menggunakan teknik depth interview dalam proses pengumpulan data, dan penentuan informan didasarkan pada metode purposeful sampling dengan kriteria tertentu. Hasilnya adalah pasangan yang berpacaran jarak jauh memiliki beberapa strategi tertentu dalam menyiasati hubungan pacaran jarak jauh mereka dengan menggunakan keterbatasan SMS. Beberapa strategi pemeliharaan hubungan jarak jauh melalui SMS yang dilakukan oleh informan adalah be open, be nice, communicate, give assurance, share joint activities, dan be positive. Selain itu ditemukan bahwa pola komunikasi pria dan wanita di SMS memiliki perbedaan. Perbedaan terlihat dari gaya Bahasa dan kekreatifan dalam menggunakan huruf dan simbol dalam SMS. Selain itu perbedaan juga terlihat dari isi SMS. Hasil terakhir adalah penggunaan SMS bagi informan adalah sebagai media pemberi kabar, media untuk self disclosure, dan media komunikasi sehari-hari. Namun SMS tidak bisa dijadikan sebagai media untuk menyelesaikan masalah dalam hubungan pacaran jarak jauh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devie Paseli
"Poligami merupakan salah satu isu kontroversial yang saat ini masih belum mencapai titik temu bahkan dikalangan umat Islam sendiri, yang notabene mempunyai aturan khusus mengenai poligami. Berangkat dari permasalahan ini, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk penyajian dan keberpihakan Majalah Sabili dan Ummi sebagai majalah yang berbasis Islam dalam memberitakan isu poligami dan praktiknya. Penelitian yang berparadigma konstruksionis ini menggunakan teori Konstruksi Realitas yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman serta teori faktor-faktor yang mempengaruhi isi berita dari Shoemaker dan Resse, dengan meminjarn kerangka analisis teks dari William A. Gamson dan Andre Modigliani. Pada analisis teks ditemukan beberapa framing yang akhirnya membentuk framing utama. Sabili dan Ummi, keduanya memiliki lima buah framing utama, yaitu poligami membawa banyak rnanfaat, poligami diperbolehkan di dalam Islam, penentang poligami adalah penentang syariat Islam, Poligami adalah solusi masalah jumlah perempuan yang lebih banyak daripada laki-laki, dan framing poligami rnenghindarkan seseorang dari perbuatan zina. Namun ada satu framing yang dimiliki oleh Sabili tapi tidak dimiliki oleh umrni, yaitu framing banyak orang mendukung poligami. Dari ke,seiuruhan isi ditemukan bahwa baik Sabili maupun Ummi sama-sama memberitakan isu mengenai poligami secara positif. Nilai-nilai yang dianut oleh pembuat berita akan mempengaruhi bentuk penyajian berita. Dalam pandangan konstruksionis, realitas poligami yang ada di masyarakat dikonstruksi kembali oleh Ummi dan Sabili serta disesuaikan dengan nilai-nilai media tersebut di mana Ummi dan Sabili merupakan media yang berbasis Islam yang bertujuan untuk menyebarkan dakwah Islam dan mempekerjakan jurnalis yang beragama Islam. Pemberitaan di media Sabili lebih banyak secara kuantitas pada jumlah halaman dan artikel daripada Ummi. Majalah urnmi yang mempunyai target market kaum perempuan menyajikan artikel poligami tidak langsung dari tangan jurnalisnya, melainkan menggunakan kiriman tulisan dari pembaca. Berbeda dengan Sabili yang menerjunkan langsung jurnalisnya. Fenggunaan surat pembaca seperti yang dilakukan majalah Ummi dilatarbelakangi oleh posisi majalah Ummi yang serba sulit. Di satu sisi is adalah majalah Islam yang harus meneruskan nilai-nilai Islam kepada pembaca, namun di sisi lain Ummi adalah majalah dengan target market perempuan yang oleh kaum kontra disebut sebagai pihak yang paling dirugikan dari adanya praktik poligami. Cara penyajian berita tentang poligami di Ummi dan Sabili juga berbeda. Majalah sabili menggunakan kalimat kalimat yang tegas dan eksplisit sedangkan majalah Ummi lebih mengandalakan pendekatan personal dengan menggunakan kalimat-kalimat yang lebih halus. Dalam penggunaan narasumber, Sabili lebih banyak menggunakan narasumber yang pro poligami dibandingkan kelompok kontra sehingga didapatkan pemberitaan yang berat sebelah. Apalagi Ummi yang hanya menggunakan satu narasumber raja yaitu penulis artikelnya yang semuanya setuju dengan konsep dan pengimplementasian dari konsep poligami."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Maharani Berlian
"Wacana keberlanjutan dalam konteks industri pakaian membahas pembelian dan penjualan baju bekas sebagai perilaku berkelanjutan. Terlepas dari perbedaan sosiokultural dengan negara Barat, pembelian baju bekas melalui toko baju bekas berbasis daring dibahas dalam wacana keberlanjutan di Indonesia. Pemilik toko baju bekas di Instagram mulai mengunggah konten yang mengangkat wacana keberlanjutan. Menggunakan kerangka pemikiran Wacana oleh Foucault dan Konstruksi Sosial atas Realitas oleh Berger dan Luckmann, penelitian ini berfokus pada konstruksi realitas pemilik toko baju bekas berbasis daring dan tidak berfokus pada analisis teks wacana. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pemilik toko baju bekas di Instagram membentuk konstruksi wacana keberlanjutan dalam konstruksi realitasnya. Penelitian kualitatif dengan strategi penelitian social constructionism ini menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa konstruksi wacana keberlanjutan oleh pemilik toko baju bekas di Instagram dilatarbelakangi oleh agen sosialisasi dan berhubungan dengan konstruksi realitas subjektifnya. Dalam proses konstruksi tersebut, pemilik toko baju bekas berbasis daring mengadopsi sudut pandang Barat dalam membentuk konstruksi wacana keberlanjutan. Melalui konstruksi wacana keberlanjutan, terbentuk dilema karena terdapat kesenjangan antara konstruksi wacana dengan realitas objektif. Dilema ini juga diperkuat melalui ketidaksesuaian ekspektasi terkait kuasa yang dimiliki pemilik toko baju bekas berbasis daring dengan realitas yang ditemui.

ABSTRACT
Sustainability discourse within the context of fashion industry discussed about the act of buying and selling used clothes as sustainable behavior. Regardless of sociocultural differences with Western countries, the act of buying used clothes through online thrift shop is being considered to be included within the sustainability discourse in Indonesia. Online thrift shop owners on Instagram began to upload contents promoting sustainability discourse. Using Foucault’s frame of mind regarding discourse and Berger and Luckmann’s social construction of reality framework, this research focuses on online thrift shop owners’ social construction of reality and does not focus on the discourse analysis. This study aims to explore how online thrift shop owners on Instagram construct sustainability discourse within their social construction of reality. This qualitative research, with social constructionism strategy, uses in-depth interview as the data collection method. This study discovers that the construction of sustainability discourse by online thrift shop owners on Instagram is motivated by their socialization agents and is related to their subjective reality construction. Within the process of construction, online thrift shop owners adopt Western world view in constructing sustainability discourse. This study also finds that through the social construction of sustainability discourse, online thrift shop owners experience dilemma from the discrepancy that they encounter between their discourse construction and the objective reality. The dilemma is also strengthened by the dissonance they experience between expectation regarding their owned power and the encountered reality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library