Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pujiwati
Abstrak :
Latar Belakang. Prevalensi malnutrisi energi-protein (MEP) tinggi pada pasien penyakit ginjaI kronik yang menjalani hemodialisis (PGK-HD), dan MEP merupakan penyebab meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi MEP pada pasien PGK-HD, antara lain dengan pemberian nutrisi parenteral intradialisis (IDPN). Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan didapatkan basil yang masih kontroversial mengenai manfaat IDPN. Tujuan. Menilai efek IDPN terhadap konsentrasi albumin dan prealbumin serum selama prosedur HD; menilai efek IDPN terhadap indeks masa tubuh (IMT), konsentrasi albumin dan prealbumin serum setelah pemberian IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu, dan efek IDPN terhadap konsentrasi albumin dan prealbumin serum 3 minggu setelah pemberian IDPN dihentikan. Metodologi. Studi intervensional-prospektif selama 9 minggu dilakukan pada pasien PGK-HD usia 20-65 tahun yang telah menjalani HD minimal satu tahun, konsentrasi albumin serum < 3,5 g/dL, tidak menderita penyakit infeksi berat, keganasan, sirosis had, diabetes melitus tidak terkontrol, atau gagal jantung berat, di unit HD RS Ciptomangunkusumo, RS Islam Cempaka Putih, dan RS PGI Cikini Jakarta. Subyek penelitian diberikan IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu, dan diukur konsentrasi albumin, prealbumin, c-reactive protein (CRP) sebelum dan setelah HD+IDPN pertama dan HD+IDPN keduabelas. IMT diukur sebelum dan setelah 6 minggu pemberian IDPN. Konsentrasi albumin, prealbumin serum 3 diukur kembali 3 minggu setelah pemberian IDPN dihentikan. Dilakukan uji-t berpasangan atau uji Wilcoxon sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil. Selma periode Februari 2005-Maret 2006 terkumpul 14 subyek, 1 subyek meninggal setelah mendapat IDPN selama 6 minggu. Didapatkan peningkatan tidak bermakna konsentrasi albumin serum (3,24 ± 0,38 menjadi 3,34 ± 0,56 g/dL, P 0,341-dan 3,26 ± 0,40 menjadi 3,47 ± 0,55, P = 0,053), dan peningkatan bermakna prealbumin (18,76 ± 7,92 menjadi 22,37 ± 10,24 mg/dL, P = 0,033 dan 16,94 ± 7,81 menjadi 23,16 + 17,21 mgldL, P = 0019), berturut-turut setelah HD+IDPN pertama dan keduabelas. Setelah HD+IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu, didapatkan peningkatan tidak bermakna IMT (21,75 + 2,98 menjadi 21,95 ± 3,27, P = 0,139), konsentrasi CRP serum (38,46 + 54,92 menjadi 60,04 ± 86,54 mg/L, P = 0,826), konsentrasi albumin serum, baik dibandingkan sebelum HD+IDPN pertama dengan keduabelas (3,24 ± 0,38 menjadi 3,26 ± 0,40 gldL, P = 0,795), maupun dibandingkan setelah HD+IDPN pertarna dengan keduabelas (3,34 ± 0,56 menjadi 3,47 ± 0,55 gldL), tetapi didapatkan penurunan tidak bermakna prealbumin jika dibandingkan sebelurn HD+IDPN pertarna dengan keduabelas (18,76 ± 7,92 menjadi 16,94 ± 7,81 mg/L, P = 0,109), dan peningkatan tidak bermakna jika dibandingkan setelah HD+IDPN pertama dengan keduabelas (22,37 + 10,24 menjadi 23,16 + 17,21 mgfL). Tiga minggu setelah IDPN dihentikan, didapatkan peningkatan tidak bermakna konsentrasi albumin serum (3,26 ± 0,40 menjadi 3,30 ± 0,31, P = 0,699), penurunan tidak bermakna prealbumin (16,94 ± 7,81 menjadi 16,65 ± 6,72, P = 0,552). KesimpuIan. Pemberian IDPN dapat meningkatkan konsentrasi prealbumin serum dan mencegah menurunnya albumin dalam setiap sesi HD. Pemberian IDPN 2 kali seminggu selama 6 minggu dapat menstabilkan kecenderungan menurunnya IMT dan konsentrasi albumin serum, tetapi tidak dapat menstabilkan prealbumin, dan konsentrasi albumin serum dapat bertahan selama 3 minggu setelah IDPN dihentikan.
Backgrounds. In chronic kidney disease patients undergoing hemodialysis (CKDHD), prevalence of protein-energy malnutrition (PEM) is high, and it is associated with increased morbidity and mortality. Many interventions to improve PEM in CKD-HD patients have been conducted, one of them is intradialytic parenteral nutrition (IDPN). Data from many studies showed that beneficial effect of IDPN to improve PEM in CKD-HD patients is still controversial. Objectives. To assess effect of IDPN on serum albumin and prealbumin concentration during each HD procedure, effect of IDPN on body mass index (BMI), serum albumin and prealbumin concentration after administration twice a week for 6 weeks, and effect of IDPN on serum albumin and prealbumin concentration 3 weeks after IDPN was discontinued. Methods. Prospective-interventional study for 9 weeks was conducted in CKD patients undergoing maintenance HE) at least for 1 years, age 20-65 years old, not suffering severe infection disease, malignancy, cirrhosis hepatis, severe heart disease, acute coroner syndrome, and serum albumin concentration < 3.5 gldL, at HD unit Ciptomangunkusumo hospital, Islamic Cempaka Putih hospital, and PGI Cikini hospital, Jakarta. The subjects received IDPN consisting of 9% essential and non essential amino acids, 40% glucose, and 20% fat emulsion, twice a week for 6 weeks. Before and 2 hours after the HD+151 IDPN and HD+12th IDPN, serum albumin, prealbumin, c-reactive protein (CRP) concentration were measured. BMI was measured before and after subjects received IDPN for 6 weeks. Serum albumin, prealbumin were measured again 3 weeks after IDPN discontinued. Dependent sample t-test or Wilcoxon test was used to analyse the data. Results. During February 2005 - March 2006, 14 patients were included into subjects of this study. There were no significant increase in serum albumin concentration (3.24 ± 0.38 to 3.34 ± 0.56 g/dL, P = 0.341 and 3.26 + 0.40 to 3.47 ± 0.55, P = 0.053), and significant increase in prealbumin (18.76 + 7.92 to 22.37 + 10.24 mg/dL, P = 0.033 and 16.94 + 7.81 to 23.16 + 17.21 mgldL, P = 0.019), respectively after the HD+15tIDPN and HD+12thIDPN. After IDPN administration twice a week for 6 weeks, there were no significant increase in BMI (21.75 + 2.98 to 21.95 + 3.27, P = 0.139), serum CRP (38.46 + 54.92 to 60.04 + 86.54 mg/L, P = 0.826), and albumin concentration, when it was compared before the HD+15`IDPN and HD+12tIDPN (3.24 ± 0.38 to 3.26 + 0.40 gldL, P = 0.795), and when it was compared after the HD+1$`IDPN and HD+12thIDPN (3.34 ± 0,56 to 3.47 + 0.55 g/dL,), but there was no significant decrease in prealbumin when it was compared before the HD+15`IDPN and HD+12'hIDPN (18.76 + 7.92 to16.94 + 7.81, P = 0.109), and there was no significant increase when it was compared after the HD+15tIDPN and HD+12thIDPN (22,37 + 10,24 to 23,16 + 22,10 mg/L). Three weeks after IDPN discontinued, there were no significant increase in serum albumin concentration (3.26 + 0.40 to 3.30 + 0.31 gldL, P = 0.699), but no significant decrease in prealbumin (16.94 + 7.81 to 16.65 + 6.72 mgldL, P = 0.552). Conclusions. IDPN administration during each HD session could increase serum prealbumin concentration and prevent the decrease of albumin, whereas IDPN administration twice a week for 6 weeks could stabilize the downward trend in BM1 and serum albumin concentration, but couldn't stabilize prealbumin, the serum albumin concentration could be stabilized for 3 weeks after IDPN administration discontinued.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setyawan
Abstrak :
Latar Belakang. Stratifikasi risiko merupakan bagian integral dari managemen pasien sindrom koroner akut (SKA). Identifikasi pasien yang berisiko tinggi menjadi sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan sekaligus mengurangi tindakan berlebih terhadap pasien dengan risiko rendah. Meskipun TIMI pada STEMI dan UAPINSTEMI merupakan skor risiko yang baik dan telah divalidasi dan dipergunakan secara luas, tetapi penelitian mengenai perfonnanya belum pernah dilakukan di Indonesia. Adanya perbedaan karakteristik antara pasien SKA di Indonesia dengan populasi di negara maju dapat mempengaruhi prognosis pasien sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai perfonna dari kedua sistem skoring tersebut. Tujuan. Menilai perfonna kalibrasi dan diskriminasi skor TIMI dalam memprediksi mortalitas 30 hari pasien STEMI dan 14 hari pasien UAPINSTEMI di Indonesia Metodologi. Studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis pasien SKA yang dirawat di IeeU RSeM 2003-2010 dengan metode pengambilan sampel konsekutif. Perfonna kalibrasi skor TIMI dinyatakan dengan plot kalibrasi dan uji Hosmer-Lemeshow sedangkan perfonna diskriminasi dinyatakan dengan nilai AUe. Hasil. Selama penelitian terkumpul 714 pasien STEMI dan 787 pasien UAPINSTEMI yang dirawat di IeeU RSeM. Skor TIMI STEMI mempunyai perfonna kalibrasi dan diskriminasi yang baik dengan plot kalibrasi 0,98, uji Hosmer-Lemeshow 0,93 dan nilai AUe 0,801 (Kl 95% 0,759-0,844). Perfonna kalibrasi dan diskriminasi skor TIMI UAPINSTEMI juga cukup baik dengan plot kalibrasi mencapai 0,88, uji Hosmer lemeshow 0,86 dan nilai AUe 0,727 (KI95% 0,668-0,786). Simpulan. Skor TIMI mempunyai perfonna kalibrasi dan diskriminasi yang baik dalam memprediksi mortalitas pasien SKA di Indonesia. ......Background. Risk Stratification in acute coronary syndrome patients is an integral part in the management of patients. Risk stratification is important to avoid overtreatment in high risk patients, as well as undertreatment in low risk patients. Although TIMI STEMI and TIMI UAiNSTEMI are scores that have been validated and used widely, but to date no study of its appicability has been done in Indonesia. Differences in characteristic of acute coronary syndrome patients in Indonesia compared to developed countries can have influence on the prognostic of the patient hence a study is needed regarding performance of TIM I scoring system. Objectives. To obtain the calibration dan discrimination performance of TIMl risk score to predict 30 day dan 14 day mortality in STEMI and UAPINSTEMI patients in Indonesia Methods. A retrospective cohort study with consecutive sampling was done in ACS patients hospitalized in the ICCU Cipto Mangun Kusumo Hospital between the period 2003 until 2010. Calibration performance of TIM I risk score was evaluated by calibration plot and Hosmer-Lemeshow test while discrimination performance was done with A Uc. Results. A total of 714 STEMI patients and 787 UAPINSTEMI patients entered the study. TIMI STEMI risk score have a good calibration and discrimination performance with calibration plot of 0, 98, Hosmer-Lemeshow test 0,93 and AUC 0,801 (CI95% 0,759-0,844). A good calibration and discrimination performance of TIMI UAPINSTEMI risk score was observed with calibration plot of 0,88, Hosmer-Lemeshow test 0,86 and AUC 0,73 (CI 95% 0,668-0,786). Conclusion. TIM! risk score has a good calibration and discrimination performance in predicting mortality of ACS patients in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T58023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Dwi Indaryani
Abstrak :
Artikel ilmiah ini membahas mengenai jenis pola asuh orang tua yang berprofesi guru terhadap pengembangan minat baca anak di kompleks guru Pelabuhan Ratu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif dengan pendekatan studi Etnografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan orang tua, profesi orang tua dan lingkungan di sekitar anak (keluarga) berpengaruh dalam meningkatkan minat minat baca anak. Orang tua yang berprofesi sebagai guru menggunakan jenis pola asuh otoritatif (authorative parenting) dalam membangun minat baca anak. Mereka membebaskan anaknya untuk memilih apa yang mereka minati namun dengan batasan-batasan atau peraturan yang sudah disepakati terlebih dahulu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pola asuh orang tua dalam membangun minat baca anak di lingkungan kompleks guru Pelabuhan Ratu dapat dikategorikan cukup baik dalam arti para orang tua peduli dengan minat baca dan mendukung anak dengan melengkapi fasilitas seperti bahan bacaan yang sesuai dengan usia anak sehingga anak dapat menyukai kegiatan membaca. ......The undergraduate thesis discusses about the type of parenting of parents working as teachers in relation to the development of chidrens reading interest at Kompleks Guru Pelabuhan Ratu. This is a qualitative research with ethnographic study approach. The result show that parents education background, profession, and childrens surrounding environment (family) are advancing childrens reading interest. Parents working as teachers use authoritative parenting method in building childrens reading interest. They let their children free to choose any reading materials they are interested in yet with boundaries or rules which have been agreed beforehand. The conclusion from this research is parentings style on increasing of children reading interest in environment of Kompleks Guru Pelabuhan Ratu are quite good in the sense of parents concerned with reading and supporting the child?s with facilities such as reading material according with age so that the child can love reading.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelza Aprilinanita
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai tingkat kepuasan kerja pustakawan di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survai yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitiannya. Indikator dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja, pustakawan, the Job Descriptive Index (JDI), kepuasan kerja pustakawan perpustakaan khusus, dan kepuasan kerja pustakawan berdasarkan jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan dan lama masa kerja. Analisis data yang digunakan dibantu oleh software Microsoft Excel untuk menghitung persentase dan hasil JDI. Secara keseluruhan, pustakawan dalam penelitian ini memiliki tingkat kepuasan kerja yang rata-rata tinggi untuk aspek pekerjaan itu sendiri, aspek atasan, aspek rekan kerja, dan aspek gaji. Sedangkan untuk aspek kesempatan untuk maju, tingkat kepuasan pustakawan adalah sedang.
ABSTRACT
This thesis describes about the level of librarian’s job satisfaction at the Central Library and Dissemination of Agricultural Technology, Bogor. This research is a quantitative research using a survey method with questionnaire as an instrument of research. Indicators in this study is the job satisfaction, the librarian, the Job Descriptive Index (JDI), a special library librarian’s job satisfaction, and librarian’s job satisfaction based on gender, age, educational background and length of service. Assisted analysis of the data used by the software Microsoft Excel to calculate the percentage and the results of JDI. Overall, the librarians in this study have high levels of job satisfaction in average for the aspects of the job itself, the aspect of supervision, aspects of coworkers, and aspects of the salary. As for the aspects of the opportunities for promotions, the level of satisfaction of librarians is moderate.
2015
S62644
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Sriwijaya
Abstrak :
Dihidroartemisinin-piperakuin (DHA-PPQ) telah digunakan secara global sebagai terapi kombinasi standar pada pengobatan malaria vivaks di Indonesia. Efikasi dan keamanan obat ini banyak dilaporkan, namun data efek samping obat terhadap jantung masih sangat terbatas. Salah satu efek samping yang patut diwaspadai adalah pemanjangan repolarisasi ventrikel yang dapat menyebabkan berkembangnya aritmia ventrikuler yang dikenal sebagai Torsade de Pointes (TdP). Pengukuran interval QT telah dijadikan standar untuk mengukur waktu repolarisasi ventrikel. Interval QT juga mewakili waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi dan repolarisasi ventrikel sehingga tidak selalu bisa dijadikan indikator akurat pada kelainan repolarisasi. Saat ini pengukuran interval QT digunakan sebagai standar utama penilaian efek samping obat terhadap jantung, namun menurut pemikiran sebagian ahli, pengukuran interval JT lebih akurat untuk mengukur waktu repolarisasi ventrikel, karena tidak terpengaruh oleh variabilitas durasi kompleks QRS. Interval QT dan JT dipengaruhi oleh frekuensi denyut jantung, maka dalam penelitian ini digunakan dua formula yang sudah dikoreksi terhadap frekuensi denyut jantung, yaitu formula Bazett (QTcB, JTcB) dan Fridericia (QTcF, JTcF). Penelitian before-after ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rerata interval QTc dan JTc penderita malaria vivaks sebelum dan sesudah pemberian DHA-PPQ. Penelitian ini dilakukan pada penderita malaria vivaks yang juga diberikan primakuin (PQ) untuk mencegah kekambuhan, sehingga juga dilakukan pengukuran interval QTc dan JTc sebelum dan sesudah pemberian PQ. Subyek yang masuk dalam kriteria seleksi pada pemberian DHA-PPQ berjumlah 24 subyek, sedangkan pada pemberian PQ sebanyak 14 subyek. Pengukuran interval QT dan JT dilakukan pada data rekaman EKG penelitian utama ?Safety, tolerability, and efficacy of artesunat-pyonaridine or dihydroartemisinin-piperaquine in combination with primaquine as radical cure for P. Vivax in Indonesian Soldiers? tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pemanjangan rerata interval QTcF dibandingkan baseline yang bermakna secara statistik di D3 setelah pemberian DHA-PPQ. Pemanjangan sebesar 14,42 milidetik terjadi di D3 predose dan 20,53 milidetik di D3 postdose, sedangkan rerata pemanjangan interval JTcF yang bermakna setelah pemberian DHA-PPQ, didapatkan sebesar 13,43 milidetik di D3 postdose. Hasil penelitian pada pemberian PQ terdapat perbedaan nilai rerata interval QTcB dibandingkan baseline sebesar 19,42 milidetik. Nilai median interval QTcB di D42 predose dan D42 postdose, masing-masing sebesar 402,69 milidetik dan 399,73 milidetik, sedangkan nilai median QTcB D29 predose sebagai baseline 380,31 milidetik, dan perbedaan tersebut bermakna secara statistik. Untuk rerata pemanjangan interval JTcF dibandingkan baseline diperoleh sebesar 16,50 milidetik di D42 postdose dan secara statistik bermakna.
Dihydroartemisinin-piperaquin (DHA-PPQ) has been used globally as standard combination therapies for vivax malaria treatment in Indonesia. There are accumulating reports of efficacy and safety for these drugs. However, data on cardiotoxicity are limited. One of the side effects that must be put into caution is the prolongation of ventricular repolarization which can lead to the development of ventricular arrhythmia known as Torsade de Pointes (TdP). QT interval has been the standard measurement of ventricular repolarization. However, it includes both depolarization and repolarization time, and may not always be an accurate indicator for repolarization abnormalities. Recently, many experts suggest that JT interval could be a more accurate measurement of ventricular repolarization since the variability of QRS complex duration does not affect it. QT and JT intervals are affected by heart rate, so both of them have to be corrected for the heart rate using two formulas, i.e.: Bazett (QTcB, JTcB) and Fridericia (QTcF, JTcF) formulas. This study used ?before and after? design and was aimed to find out whether there was a significant difference of QTc and JTc interval of vivax malaria patients pre and post DHA-PPQ dose. Since our patients were also given primaquine (PQ) the differences of QTc and JTc interval of vivax malaria patients pre and post PQ were also explored. The ECG record of 24 DHA-PPQ and 14 PQ treated subjects taken from ?Safety, tolerability, and efficacy of artesunat-pyonaridine or dihydroartemisinin-piperaquine in combination with Primaquine as radical cure for P. Vivax in Indonesian Soldiers? study in the 2010 year, were analyzed. The results showed significant QTcF prolongations of 14.42 ms predose and 20.53 ms postdose on D3 DHA-PPQ treatment compared to the baseline value, D1, whereas prolongations of JT interval were 13.43 ms found on D3 postdose. The results after given PQ showed mean difference of QTcB compared to the baseline value was 19.42 ms and the values of QTcB interval median were 402.69 ms and 399.73 ms for D42 predose and D42 postdose, respectively, compared to the baseline value 380.31 ms for D29 predose, and which was statistically significant. The result for JTcF interval after given PQ, showed mean difference of prolongations compared to the baseline value was 16.50 ms, statistically significant.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rhea Margareth Magdalena
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis tentang representasi perpustakaan dalam Iklan Layanan Masyarakat PNRI Edisi : Perpustakaan Terapung . Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan menggunakan analisis yang digagas oleh Roland Barthes yaitu analisis penandaan dua tingkat denotasi dan konotasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi perpustakaan bagi pengguna perpustakaan yang diwakilkan oleh setiap tokoh yang berperan dalam ILM PNRI tersebut. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa analisis makna denotasi ditunjukkan gambaran perpustakaan dengan berbagai variasinya. Sementara itu, analisis makna konotasi menunjukkan representasi perpustakaan sebagai sahabat masyarakat yang dapat membantu mereka meraih cita-cita. Sebagai kesimpulan, iklan ini merepresentasikan perpustakaan sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam mengembangkan potensi setiap individu yang menggunakan layanannya.
ABSTRACT This thesis analyst about the representation of library in National Library of Indonesia’s Public Service Announcement Series ‘Floating Library’. This research use semiotic method analysis expressed by Roland Barthes namely two level signification analysist that consist denotation and connotation meaning who aims to describe the function of library for the user which present by each character in that Public Service Announcement. The result of this research show that denotation meaning analysis are present by the picture of library with it’s variation. Meanwhile, the connotation meaning analyst show that library representation as people’s bestfriend whom help them to reach their future. In conclusion, this announcement representing library as an organization who participate to developing the potential in each person whom use it’s service.
2014
S53125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirunissa Melinda
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang motivasi kerja pustakawan di Perpustakaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Perdagangan dengan menggunakan teori motivasi ERG Alderfer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan motivasi kerja pustakawan dan mengidentifikasi faktorapa saja yang mempengaruhi motivasi pustakawan dalam bekerja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus.Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara dan observasi partisipan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mendorong motivasi kerja pustakawan adalah naiknya tunjangan fungsional sebagai pegawai negeri sipil dan pandangan rendah rekan kerja pada profesi pustakawan yang malah meningkatkan motivasinya sebagai pustakawan.Hal yang mematahkan motivasi pustakawan adalah tidak adanya pimpinan yang dapat memberikan pressure untuk pustakawan dalam bekerja.
ABSTRACT
This thesis discuss the motivation of a librarian in the library of the ministry of education and training in trade using the motivation ERG Alderfer.The aim of this research is to describe the motivation and identify factor which affects the librarian?s motivation in work. This research using a descriptive qualitative approach to research by a case study. Data collected by participating in interview and observation. This research result indicates that the factor of employment encouraging the librarian is increasing benefit functional as civil servant and a colleague on a profession that is been the motivation as a librarian. This broke the librarian?s motivation is the absence of leadership that could give pressure to the librarian in work.
2015
S59642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardy Pratama K.R.
Abstrak :
Penelitian ini tentang kegiatan pemberkasan surat oleh sekretaris pejabat eselon I di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan pemberkasan surat yang dilakukan oleh sekretaris pejabat eselon I di ANRI. Penelitian menggunakan metode studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara and observasi. Hasil penelitian menunjukkan pemberkasan surat oleh sekretaris sudah memenuhi kriteria pemberkasan. Kegiatan pemberkasan surat dapat meningkatkan kinerja sekretaris pejabat eselon I, sehingga temu kembali informasi dan keutuhan informasi dapat terjaga. ...... This study of the activity of filing a letter by the secretary of echelon I officials at the National Archives of the Republic of Indonesia ( ANRI ). The aim of this study was to determine the activities undertaken by filing a letter secretary echelon I officials in ANRI. Research using the case study method. Collecting data through interviews and observations. The results showed filing a letter by the secretary meets the filing criteria. Letter filing activities can improve the performance of the secretary of echelon I, so information retrieval and information integrity can be maintained.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Nikmatullah
Abstrak :
Dalam sistem pemberkasan dapat terjadi berbagai masalah seperti penumpukan arsip atau sulitnya temu kembali. Di Kantor Arsip Daerah, terdapat masalah dalam praktek sistem pemberkasan yaitu ketidakseragaman penerapan klasifikasi oleh pengelola arsip. Masalah ini tentu memiliki dampak negatif seperti sulitnya temu kembali yang akan menggangu kinerja organisasi. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui gambaran pemberkasan arsip aktif di central file Direktorat Kearsipan Pusat dan Direktorat Pengolahan Kantor Arsip Daerah dan faktor - faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada ketidakseragaman penerapan klasifikasi. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi.
In the filing system there could be any problems such as accumulation of archives or hard to retrieval. In Regional Archive Office, problems in practice of filing system was the heterogeneity of the practice of the classification by the archiver. This issue had negative impacts such as hard to retrieval which would influenced the performance of the organization. This study tried to describe the filing of active archive in the central file of Regional Archive Office and factors which associated with it. This study showed that there were variation on the practice of the classification and it was caused by the difference in archiver's perception.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya Hariyani Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui dan mengukur tingkat pengetahuan dasar arsiparis mengenai prosedur manajemen bencana arsip di Badan Nasional Penanggulangan Bencana melalui empat kategori penelitian yaitu kebijakan, khasanah arsip vital, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. Penelitian ini juga mencoba mengaitkan antara tingkat pengetahuan dengan peran dan pengalaman arsiparis mengenai manajemen bencana. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik skala Likert. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dasar manajemen bencana yang dimiliki setiap arsiparis memiliki rata-rata sebesar 3, 0 di setiap kategori penilaian. Namun, kendala yang terjadi adalah rata-rata pengetahuan arsiparis terampil lebih tinggi daripada arsiparis ahli di beberapa kategori penilaian. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan peran serta pengalaman arsiparis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan muncul karena adanya peran dan pengalaman.
ABSTRACT
This research attemps to know and measure archivists basic knowledge level concerning archives disaster management procedures conducted in National Agency of Disaster Management by four assessment including policy, vital records collection, human resources, and structure & infrastructures. This research attemps to link between knowledge level of archivists role and experience about disaster management. This research is a quantitative descriptive research using Likert scale technique. Questioner and document study are used for obtaining data. This research shows disaster management as a basic knowledge of every archivist. Every assessment has mean 3, 0 in every categories. Mean of skilled archivist is higher than profesional archivist in some categories. Relation between knowledge level and experience of archivists shows that basic knowledge can appear because their role and experience.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>