Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arienda Anggraini
2007
T38304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jeane Chrysanthea
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap manusia mempunyai karakter, yaitu suatu set ciri-ciri psikologis individu, berisi nilai-nilai moral, sosial, dan agama, untuk mengarahkan individu berperilalm yang benar. Program pendidikan karakter ini disusun sebagai usaha menyediakan pengalaman yang dapat membentuk seseorang mcnjadi pribadi yang berkarakler balk dan dapat berperilaku sesuai dengan tumutan sosial. Program ini diperuntukkan bagi peserla diclik taman kanak-kanak tingkat A karena mereka berada pada rentang usia paling baik lmtuk diajarkan mengenai berbagai macam hal. Program berisi pengajaran nllai-nilai moral yang berakarkan pada dua nilai utama dan universal, yaitu rasa hormat dan tanggung jawab. Pcnyusunan program diawali dengan analisa kebutuhan melalui Focus Group Discussion agar program sesuai dengan visi_ misi, dan kebutuhan sekolah, dalam hal ini TK. Karya Mulya Dari analisa kebutuhan diperoleh tiga nilai utama yang perlu dikembangkan, yaitu pengendalian diri, kemandirian, dan keadilan. Tujuan utama program pendidikan karakter ini adalah membentuk para pesena didik TK Karya Mulya menjadi pribadi yang berkaralner balk, yang tampak dalam perilaku schari-hari. Kegiatan program mencakup tiga komponen moral, yaitu pengetahuan, rasa, dan lindakan moral. Kegiatan diadakan satu kali dalam seminggu, dengan durasi 20 menit untuk setiap sesinya Metode yang digunakan meliputi pemasangan spanduk atau hasil karya, penceritaan, diskusi/tanya jawab, pelabelan perilaku, bermain peran, bermain, prakarya, kegiatan sosial sederhana, dan sliker reward. Modul program lerdiri dari ll sesi dengan kescluruhan kegialan berjumlah 33 kegiatan.
ABSTRACT
Every person has their own character. It is a set of psychological dispositions of an individual, consists of moral, social, or religious values, to direct a person in order to behave properly. This character education program was designed as an effort for providing experiences to develop good characters in a person, and therefore enable the person to behave accordingly to the social demands. 'lhis program was targeted for students in Kindergarten A, since they are in the golden age, the best time to teach them about many things. This program will teach moral values, rooted in two great universal values, which are respect and responsibility. Designing this program was started by gathering data through Focus Group Discussion for need analysis. This step is important so that the program will fit the vision, mission and school?s needs, in this case, TK Karya Mulya The result of need analysis informed that there are three main values needed to develop. 'they are self control, independency, and fairness. The main goal of this character eduaition program is to shape the students in Karya Mulya Kjndergarteii A to be a person with good characters, reflected in daily behavior. This program includes three moral components: moral knowing, moral feeling, and moral action. The activites will be held once a week, with 20 minutes duration for each sxsion. Teaching method used are setting up banner or display for students? art and crafts, story-telling, discussion, behavior labeling, simple social activities, and reward stickers. The modul ofthe program has ll sessions, with 33 activities in total.eywords: character education, moral values, moral components.
2007
T34177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farah Shilla Aulia
Abstrak :
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kompetensi karier memiliki peran yang lebih kuat terhadap perceived external employability dibandingkan optimisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode korelasional dan multiple regression. Variabel perceived external employability diukur menggunakan Perceived External Employability scale, optimisme dengan Life Orientation Test-Revised, dan kompetensi karier dengan Career Competencies Questionnaire. Partisipan yang berhasil direkrut dalam penelitian ini sebanyak 160 karyawan dengan rentang usia 18 – 29 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi karier (β = 0,52, p < 0,01) mampu menjadi prediktor yang lebih kuat dibandingkan optimisme (β = -0,03, p > 0,05) dalam memprediksi perceived external employability pada karyawan dewasa muda......The aim of this study is to determine whether career competencies has a stronger role on employee’s perceived external employability compared to optimism. This research is a quantitative research that uses correlational and multiple regression methods. This study uses measurements such as Perceived External Employability Scale to measure perceived external employability, the Life Orientation Test-Revised to measure optimism, and the Career Competencies Questionnaire to measure career competencies. Participants in this study amounted to 160 employees in the age of 18-29. The results of the analysis show that career competencies (β = 0,52, p < 0,01) has a stronger role than optimism (β = -0,03, p > 0,05) to predict employee’s perceived external employability
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukas Purbadi Murdiyarso
Abstrak :
ABSTRAK
Pada masa remaja, seseorang mengalami perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Pada masa ini pula, sekolah merupakan pusat dari pengalaman individu dalam mengatur kegiatan sehari-hari. Bagi mereka, sekolah tidak hanya memberikan kesempatan untuk bersosialisasi, tetapi juga merupakan lingkungan yang memberikan kesempatan untuk mengasah keterampilan yang sudah dimiliki dan menguasai keterampilan baru. (Papalia, Olds, & Feldman, 2002). Regulasi diri pada seorang siswa merupakan hal yang penting agar ia dapat mencapai prestasi yang optimal. Regulasi diri menggambarkan kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang berbeda dan berubah-ubah (Zimmerman, 2000; Baumeister & Vohs, 2004 dalam Schmitz, et. al., 2007). Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi yang berupa pengembangan keterampilan belajar untuk membentuk regulasi diri pada subyek yang berusia 14 tahun 3 bulan yang saat ini duduk di kelas I SMP. Program intervensi yang diberikan mengacu pada Self-Regulation Empowerment Program (SREP), khususnya empowerment (pemberdayaan) siswa dan keterampilan belajar yang mencakup keterampilan dalam melakukan perencanaan dan pengaturan waktu, pemahaman dan meringkas bacaan, membuat catatan, dan persiapan tes. Program ini berhasil memberikan pengetahuan mengenai cara belajar yang baru bagi subyek.
ABSTRACT
During adolescence, an individual experiences physical, cognitive, and psychosocial changes. In this period, school is the center of their experience in managing daily activities. For them, school not only provides opportunities to socialize, but also an environment that provides opportunity to hone skills they already possessed and master new skills. (Papalia, Olds, & Feldman, 2002). Self-regulation is important so they can achieve their optimal performance. Self-regulation represents individual's ability to adapt to different and changing environments (Zimmerman, 2000; Baumeister & Vohs, 2004 in Schmitz, et. al., 2007). This study examined the effectiveness of intervention programs such as development of learning skills to establish self-regulation in a subject aged 14 years and 3 months, currently in seventh grade. The intervention program is referring to Self-Regulation Empowerment Program (SREP) and focusing on student empowerment and learning skills, which include skills in planning and time management, text understanding and summarizing, note-taking, and test preparation. The program succeeded in providing new knowledge on how to learn a subject.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuanita Bowman
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pengasuh dalam mendisiplinkan anak untuk tidur siang yang diberikan melalui program intervensi. Peningkatan keterampilan dua pengasuh anak yang mengikuti kegiatan di TPA Makara UI dalam mendisiplinkan anak untuk tidur siang diukur dari pelaksanaan rutinitas yang disusun oleh pengasuh sebelum anak tidur siang dan kerutinan tidur siang anak asuh. Intervensi dilaksanakan selama 2 (dua) hari berturut-turut, yakni pada tanggal 31 Mei 2013 dan 1 Juni 2013. Materi dalam intervensi ini meliputi perkembangan anak usia 3-4 tahun, tidur siang,dan rutinitas tidur siang, serta penyusunan kegiatan rutin menjelang tidur siang dan penerapannya. Acuan utama peneliti dalam materi program mengacu pada teknik menyusun rutinitas tidur siang anak adalah dari Pantley (2007). Gambaran pelaksanaan rutinitas menjelang tidur siang diperoleh dari pengisian yang dilakukan oleh pengasuh pada buku log mengenai kegiatan selama 14 hari berturut-turut setelah pelaksanaan intervensi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif, dengan melakukan wawancara pada hari ke-4, ke-7, ke-11, dan ke-14 setelah intervensi selesai. Hasilnya adalah terjadi perubahan pada keterampilan pengasuh dalam mendisiplinkan anak untuk tidur siang.
ABSTRACT
The purpose of this research was to improve the capability of caregivers in disciplining children to have afternoon naps through an intervention program. The improvement of the two caregiver’s capability, who is a caregiver of a child that took a program activity at the TPA Makara UI, of making the children take their afternoon nap will be seen from the implementation of a routine that is arranged by the caregiver before the child take a nap and the child’s routine of taking an afternoon nap. The intervention was carried out for 2 (two) consecutive days, on the 31st of May 2013 and the 1st of June 2013. Material given in this intervention included development of children aged 3-4, afternoon naps, and the routine of taking afternoon naps, as well the arranging of routinity before taking afternoon nap and the application. The program material was based on the technique of pre nap time routinity by Pantley (2007). Description of the implementation of the routinity was taken from the content in the log book that recorded the nap routine for 14 consecutive days after the intervention by the caregiver. The analysis of the data in this research used a qualitative method by conducting an interview on the 4th, 7th, 11th and 14th day after the intervention. The result was a changing in the skill of the caregiver to discipline the children to take a nap
2013
T35653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dotulong, Natasya
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan apakah program Direct Instruction dapat meningkatkan kemampuan menggunakan uang pada anak penyandang tunagrahita ringan. Peningkatan kemampuan menggunakan uang mencakup pengenalan uang, penjumlahan uang dan pengurangan uang sampai Rp10.000. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subyek tunggal pada siswa tunagrahita ringan. Program diberikan selama tiga minggu dengan menggunakan metode Direct Instruction yang mencakup tahap pendahuluan, tahap presentasi materi dan tahap latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menggunakan uang pada subyek setelah program diberikan. Setelah sepuluh hari program dihentikan, subyek juga masih mampu mempertahankan kemampuan menggunakan uang tersebut. ...... The objective of this research to see whether the Direct Instruction program can enhance the ability to use money in mild intellectual disability children. Improving the ability to use money include the ability to know value of money, addition of money and subtraction of money to Rp10.000,-. This research is single subject design for a student with mild intellectual disability. The research consist of three weeks program using Direct Instruction, including the introduction stage, the material presentation stage, and the practice stage. The result of this study showed that the subject?s ability to use money increase after the program. Ten days after the program, the subject still able to maintain the ability to use money.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Pertiwi
Abstrak :
Penelitian ini berkaitan dengan intervensi untuk meningkatkan empati remaja yang mengalami penolakan oleh teman sebaya. Intervensi ini dilakukan melalui six-step empathy exercices yang terdiri dari enam langkah latihan dimana tiap latihan terdapat aktivitas tertentu. Dengan meningkatknya empati, diharapkan remaja yang mengalami penolakan, menjadi lebih dapat diterima oleh teman sebayanya. Penelitian ini menggunakan single subject design. Sampel yang dipilih adalah remaja yang mengalami penolakan oleh teman sebaya yang diambil melalui teknik sampling purposive sampling. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test, serta pemenuhan indikator keberhasilan pada tiap sesi intervensi, diperoleh bahwa strategi six-step empathy exercises dapat meningkatkan empati remaja yang mengalami penolakan oleh teman sebaya. ...... The focus of this research is on an intervention to enhance the empaty of rejected adolescence through six-step empathy exercices. This strategy consists of six step exersices which student have to complete certain activity. By the enhancement of empathy, it is expected that rejected adolescence will be accepted by peers. This research uses a single subject design. The sample of this research was selected by using purposive sampling technique. After analyzing the result of pre-test, posttest, and the fulfillment of successful indicator in every session of intervention, it is understood that six-step empathy exercises is effective to enhance empathy of rejected adolescence.
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2013
T36772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
HR Prihatinawati
Abstrak :
ABSTRAK
Keuntungan dan kerugian pembelajaran bahasa kedua sejak usia dini hingga sekarang masih diperdebatkan (Izdihar, 2009). Pada beberapa kasus, pembelajaran bahasa kedua pada usia dini dipercaya justru dapat menghambat perkembangan kemampuan bicara siswa (Howell, P; Davis, S; William, R, 2009). Tesis ini membahas tentang hubungan bilingualisme dan pola asuh autoritatif pada perkembangan kreativitas siswa kelas 5 SD di Bogor. Kemampuan kreativitas anak diukur menggunakan Tes Kreativitas Verbal/TKV paralel 1 (Munandar, 1988), bilingualisme diukur menggunakan Picture Naming Test/PNT (Kharkhurin, 2008), dan pola asuh autoritatif dilihat melalui kuesioner pola asuh autoritatif. Selain itu, hal-hal lain yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah usia belajar bahasa kedua (second language acquisition/SLA), bahasa yang dipergunakan di rumah, serta jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) bilingualisme berkorelasi positif dengan kreativitas, namun tidak demikian halnya dengan pola asuh autoritatif dan kreativitas; 2) bahasa campuran Inggris-Indonesia yang dipergunakan sehari-hari berkorelasi positif dengan kreativitas; 3) usia mulai belajar bahasa kedua berkorelasi negatif terhadap kelancaran bilingual. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa kedua sejak dini dapat membawa keuntungan bagi siswa dengan cara mendukung perkembangan kreativitas siswa, khususnya jika bahasa tersebut dilatih dan dipergunakan sehari-hari.
2010
T37864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>