Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arnadi Gunawan
"Situasi politik dan perekonomian di Indonesia yang tidak menentu sejak pertengahan tahun 1998 memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada industri pariwisata dan perhotelan. Hal ini disebabkan dengan menurunnya jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia yang berpengaruh pada tngkat hunian kamar hotel berbintang. Sementara itu jumlah hotel berbintang terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menyebabkan tingkat persaingan untuk meraih pengunjung menjadi sangat ketat diantara hotel-hotel berbintang.
Hotel Ambhara tidak luput dari kondisi persaingan yang ketat. Tingkat hunian hotel sempat mengalami penurunan sejak tahun 1998. Kondisi persaingan yang ketat di antara hotel-hotel berbintang menyebabkan banyak hotel termasuk Hotel Ambhara melakukan perang tarif melalui pemberian diskon yang besar kepada para pelanggan.
Bertolak dari fakta terjadinya penurunan tingkat hunian, timbul sejumlah pertanyaan yang kemudian menjadi bahan penelitian ini mengenal strategi pemasaran yang digunakan Hotel Ambhara, apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan bagaimana forrnulasi strategi pemasaran yang kompetitif.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara terhadap responden terpilih untuk memperoleh data primer. Sebagian besar responden adalah para pengambil keputusan di lingkungan manajemen Hotel Ambhara maupun di PT Aldina Wisata Nusakarya sebagai perusahaan induk, dan para karyawan di bidang pemasaran. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Adapun sorotan utama penelitian adalah strategi pemasaran Hotel Ambhara dalam kurun waktu antara 1998-2000.
Berdasarkan analisis data tingkat hunian turun yang ditandai dengan menurunnya pendapatan hotel pada tahun 1999. Setelah dilakukan perbaikan yang mengarah pada kualitas pelayanan, pendapatan hotel kembali meningkat pada tahun 2000. Selanjutnya ditemukan bahwa bauran pemasaran dari 4 elemen yang diterapkan Hotel Ambhara dalam strategi pemasaran tidak cukup dan perlu mendapat tambahan 3 elemen lainnya, yaitu people, process dan provision of customer. Perumusan yang tepat ke 7 elemen bauran pemasaran merupakan kunci kekuatan utama daiam kompetisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi
"Globalization has brought the increasing wide range of goods and services to become available on the world markets. As an effort to establish reliable systems of standards by which consumers can justify the quality of a given product or services, most national standards bodies around the world have agreed to establish the International standards known as ISO. Among the vast majority of ISO standards, ISO 9000 and ISO 14000 are widely known as the generic management system standards because the same standards can be applied to any organization, whether it is a business enterprise or a government organization. ISO 9000 is mainly concerned with the quality management, and the word "quality" refers to all of a product or a service, which are required by customers. ISO 14000 is a standard primarily concerned with the environmental management, which means what the organization does to eliminate harmful effects on the environment caused by its activities. The fact that both ISO 9000 and ISO 14000 certificates are done voluntarily by companies, their adoption in many cases are required by exporters hoping to participate in the international trade under the World Trade Organization (WTO). Since ISO does not issue certificates of conformity to ISO 9000 or ISO 14000, respected and internationally recognized agencies provide those ISO certificates. In Indonesia, SBU PT. Sucofindo International Certification Services (SICS) is one of the certification bodies providing ISO 9000 and ISO 14000 certificates. In providing its services, PT. SICS has to compete with other certification bodies, such as SGS, Lloyd's, KEMA, TUV, BVQI, and many others certification bodies having foreign affiliations.
This thesis is aimed to analyze the competitive and marketing strategy of SBU PT. SICS in providing ISO certificates, especially with the existing foreign affiliated certification bodies. The research is conducted by using descriptive approach to identify both internal and external environment of a company that may have impact in this industry. The data for this research is collected from the literature study, filed study and the questionnaires distributed to 20 respondents having relevant knowledge and experience in this field (purposive sampling). Ten respondents are given questionnaires containing 10 key internal factors for business strengths rated from I (very weak) to 5 (very strong) and together with the scores (1-100). Similarly to another ten respondents, they are given questionnaires containing 10 key external factors for market attractiveness rated from 1 (very unattractive) to 5 (very attractive) together with the scores (1-100).
The data analysis on the business strength of PT. SICS and its market attractiveness has resulted in the averaged weighted score of 2.97 (Internal Factors for Business Strength) and the averaged weighted score of 2.98 (External Factors for Market Attractiveness). By plotting the averaged weighted score of business strength (2.97) and the averaged weighted score of market attractiveness (2.98) in the General Electric Matrix Business Screen, it occupies Cell V, indicating that the company's business strength is at the average level and the market for ISO certificates is quite attractive. As suggested by David (2001 : 216), this position requires hold and maintain strategies to be considered implemented by PT. SICS in order to win the market share. These hold and maintain strategies are then suitably employed with market penetration and product (or in this case service) development strategies."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budi Prasetyo
"Kemajuan pusat dunia transportasi di Indonesia dipicu akibat makin banyaknya kebutuhan rakyat Indonesia baik kebutuhan bepergian maupun kebutuhan pengangkutan barang, khususnya kebutuhan akan pengangkutan barang melalui laut mengingat negara Indonesia adalah negara kepulauan. Barang-barang tertentu seperti hasil bumi tentu tidak dapat didistribusikan ke seuruh daerah dengan angkutan udara. Di sinilah perusahaan angkutan laut berperan.
P.T. Pelayaran Bahtera Adhiguna sebagai satu dari BUMN di bawah naungan Departemen Perhubungan dan Telekomunikasi yang bergerak di bidang angkutan laut (selain PELNI dan Djakarta Lloyd) mempunyai beban untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus berkewajiban mendistribusikan barang-barang berat termasuk hasil bumi ke seluruh Nusantara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja organisasi kantor pusat P.T. PBA yang sebagaimana diketahui bukan termasuk BUMN yang "besar" baik dari segi aset maupun dari segi lingkup organisasi. Penelitian dilakukan dengan mempelajari dan membandingkan struktur organisasi yang berlaku yang mencakup keseluruhan pegawai di kantor pusat P.T. PBA dari karyawan sampai ke tingkat direksi.
Dari hasil studi ini dapat ditemukenali hal-hal sebagai berikut :
- Pembentukan Direktorat baru
- Pengembangan divisi/biro menjadi unit mandiri
- Penyederhanaan rentang kendali oleh Direktur Utama
- Reorganisasi koordinasi dan pembinaan divisi-divisi
Hasil studi dituangkan dalam bentuk saran struktur organisasi yang baru yang merupakan campuran antara sistem multi-divisi dengan sistem fungsional."
2001
T5307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Widodo
"Perkembangan ekspor kakao dan produk kakao Indonesia cukup pesat. Hampir sekitar 80% dari produksi kakao nasional di ekspor karena daya serap industri pengolahan dalam negeri relatif rendah. Namun citra mutu kakao Indonesia yang dikenal rendah serta rendahnya kapasitas industri pengolahan dapat menghambat peningkatan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia dan faktor-faktor apa yang menjadi penentu daya saing komoditi tersebut di pasar internasional serta bagaimana strategi untuk meningkatkan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia.
Analisis data dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis Constant Market Share (CMS), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), dan Analisis faktor penentu daya saing dengan pendekatan lingkungan eksternal dan internal untuk formulasi strategi.
Hasil penelitian terhadap lima produk kakao yaitu Kakao Biji (SITC 0721), Kakao Bubuk (SITC 0722), Kakao Pasta (S1TC 0723), Kakao Buffer (SITC 0724) serta Cokelat dan Produk Cokelat (SITC 073) memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki spesialisasi ekspor untuk komoditas kakao biji, kakao pasta dan kakao buffer dengan daya saing yang kuat, komoditas kakao bubuk berada pada tahap mengimpor kembali dengan daya saing rendah, sedangkan komoditas cokelat dan produk cokelat berada pada tahap perluasan ekspor dengan daya saing yang kuat.
Daya saing produk kakao Indonesia di samping dipengaruhi oleh besarnya pemintaan dunia juga ditentukan oleh harga produk kakao Indonesia yang relatif lebih murah karena mutunya yang rendah, murahnya tenaga kerja, dan alam yang cukup produktif dibandingkan dengan negara pesaing. Selain itu, kondisi sosial budaya, situasi politik dan hubungan kelembagaan perdagangan internasional juga mempengaruhi daya saing produk kakao Indonesia di pasar dunia.
Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia, maka perhatian yang lebih intensif harus difokuskan pada peningkatan mutu produk, peningkatan kapasitas industri pengolahan dalam negeri, mempertahankan pangsa ekspor dan mencari pasar ekspor baru, peningkatan profesionalisme pelaku bisnis, peningkatan peran Asosiasi pengusaha dan kerjasama kelembagaan internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flory Daryanti
"Pemerintah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar untuk Iebih mampu bersaing di dalam sektor industri baja dimana produk baja merupakan produk strategis karena dibutuhkan oleh banyak kalangan. Persaingan dalam peningkatan daya saing yang didahuiui dengan adanya pasar AFTA dan akhimya harus menghadapi persaingan di pasar global, perlu diupayakan di dalam industri baja indonesia sehingga tidak saja berorientasi domestik tetapi juga berorientasi ekspor.
Visi pemerintah Indonesia, dimana ingin menjadikan industri baja Indonesia menjadi industri yang efisien, mempunyai implikasi yang tidak sedikit terhadap kesiapan industri baja. Dimana kesiapan tersebut tidak hanya mendukung penyediaan proses teknologi yang efisien dan dapat menghasilkan diferensiasi produk serta peningkatan produktifitas tetapi juga mendukung sarana dan prasarana Iain yaitu listrik, pelabuhan, dan fasilitas lain seperti infrastruktur sosial, jalan masuk ke pabrik, peremajaan mesin, dan juga joint venture atau aliansi strategis.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat potensi dan arah pengembangan industri baja dalam upaya meningkatkan industri baja yang berorientasi ekspor, dengan menggunakan kerangka analisa sektoral. Strategi pengembangan serta keunggulan kompetitif industri baja dapat ditelaah dalam konteks penelitian dan segi input, proses dan output produk. Jenis penelitian ini adalah studi analisis deskriptif yang didasarkan oleh hasil studi eksplorasi secara deskriptif.
Temuan kajian yang-paling penting adalah peranan pemerintah/negara yang akan tetap kuat dan dominan untuk mendukung industri baja sehingga menjadikan industri baja menjadi etisien, memiliki produktititas tinggi dan mempunyai diferensiasi produk, dalam era globalisasi walaupun fungsinya saat ini adalah mengarahkan industri. Kompetisi yang bersifat global seakan akan menjadikan peranan pemerintah semakin kecil, tetapi pada kenyataannya tidak demikian, peranan pemerintah akan semakin besar dan bertambah penting. Peranan pemerintah merupakan faktor penentu (determinant) dalam kemampuan untuk berkompetisi. Untuk itu maka pembangunan industri baja lndonesia tidak saja perlu terpadu secara internal, tetapi juga harus serasi dengan pembangunan yang dilakukan oleh sektor Iainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T16805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Eddy Wibowo
"Semakin majunya suatu masyarakat yang ditandai dengan peningkatan taraf hidup dan semakin tingginya tingkat pendidikan telah menimbulkan kebutuhan dan tuntutan terhadap kuaiitast peiayanan yang meningkat seperti sistem pelayanan transportasi yang lebih baik guna mendukung kelancaran aktivitas kesehariannya. MaSyarakat menginginkan suatu penyelesaian masalah secara cepat, tuntas dan tidak terputus-putus (one stop service &»total solution). Hal ini merupakan tantangan bagi penyedia jasa transportasi khususnya transportasi udara.
Sebagai salah satu unsur penyelenggaraan transportasi udara, pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia selama ini dirasakan masih belum mencapai tingkat kualitas pelayanan yang standar, hal ini teriihat dengan masin seringnya terjadi Nearmiss/Airmiss/Breakdown of Separation (BOS)dan Breakdown of Coordination (BOC) setiap tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran tentang kondisi pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia dengan menggunakan metoda SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threats) yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal sehingga akan diperoleh posisi penyelenggaraan pelayanan navigasi penerbangan di indonesia yang selanjutnya dapat diketahui strategi yang harus ditempuh. Dengan strategi tersebut, dapat dirumuskan upaya kebijakan dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan peiayanan navigasi penerbangan di Indonesia.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T10061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limyda T.O.F. Rinta
"Perusahaan layaknya seperti makhluk hidup. Mereka berubah dan berkembang. Mereka merespon lingkungan sekitarnya. Spesifikasi klien selalu berubah, teknologi berkembang semakin canggih secara berkelanjutan, dan karyawan datang dan pergi silih berganti. Bisnis menjadi semakin kompetitif setiap tahunnya, dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan semakin meningkat. Tantangan-tantangan dari kondisi-kondisi seperti tersebut di atas mengharuskan setiap perusahaan untuk menemukan berbagai cara untuk tetap hidup dan berkembang. Sebagai makhluk hidup, jika perusahan-perusahaan tersebut tidak peka untuk melakukan perubahan dalam merespon lingkungannya, maka perusahan tersebut akan jatuh atau bangkrut. Terlebih lagi, perubahan harus dilakukan pada setiap level/tingkatan dalam suatu organisasi. Semakin cepat organisasi tersebut dapat melakukan perubahan terhadap semua level/tingkat karyawannya, maka akan semakin banyak dana yang akan dihasilkan oleh perusahaan, serta semakin cepat pula perusahaan tersebut mampu merespon keinginan para pelanggannya (customers).
5S adalah singkatan dari Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang dapat diterjemahkan menjadi Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin atau dalam bahasa Inggris adalah singkatan dari Sort, Straighten, Shine, Standardize dan Sustain. 5S merupakan metode yang terdiri dari beberapa tahap untuk mengatur kondisi tempat kerja yang berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas, efisiensi, mempercepat penyelesaian tugas sebelum jatuh tempo, mengurangi pemborosan, efektifitas, produktivitas, dan keselamatan kerja dengan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan menyenangkan. 5S ini bisa dan telah berhasil diaplikasikan pada berbagai ukuran perusahaan, tipe produk dan aliran proses yang berbeda. 5S tidak hanya diaplikasikan pada perusahaan manufaktur saja, tapi telah berhasil diterapkan pada berbagai jenis usaha seperti berbagai service industry operations di antaranya seperti bidang keuangan, pemasaran, perhotelan dan jasa pelayanan makanan.
Akhir-akhir ini sepeda motor menjadi sangat penting dalam aktivitas hidup manusia khususnya Indonesia. Pangsa pasar sepeda motor meningkat di Indonesia saat ini terutama dikarenakan meningkatnya harga BBM memberi kesempatan PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg untuk meningkatkan penjualan produk terhandalnya yaitu sepeda motor (motor cycle) dengan merek YAMAHA sehingga menjadikannya masuk dalam lima besar perusahaan manufaktur otomotif sepeda motor di Indonesia. PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg telah menerapkan Program Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) budaya Jepang sebagai penerapan dari falsafah Kaizen (Perbaikan berkelanjutan) dalam kehidupan bisnisnya. Dengan penerapan 5S ini diharapkan organisasi dapat meningkatkan efektifitas perusahaan, efisiensi, produktivitas, kualitas/mutu dan keselamatan kerja. Keberhasilan penerapan 5S dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan pada akhirnya mempengaruhi keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur penerapan 5S dan pengaruh antara program 5S terhadap Efektifitas Organisasi. Faktor-faktor 5S meliputi Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke. Indikator-indikator yang berada pada Efektifitas Organisasi meliputi Pendekatan Pencapaian Tujuan, Pendekatan Sistem, Pendekatan Konstituensi-strategis, dan Pendekatan Nilai-nilai Bersaing. Berdasarkan beberapa teori seperti Teori Budaya Organisasi berperan membantu perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan. Teori Budaya Organisasi Jepang Kaizen sebagai pendekatan untuk mengadakan perubahan berkelanjutan dalam budaya kerja. Teori 5S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke sebagai penerapan dari falsafah Kaizen, sedangkan Teori Efektifitas Organisasi untuk menunjukkan seberapa baik proses atau ukuran dalam memenuhi pencapaian tujuan organisasi.
Penelitian yang dilakukan pada PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg menggunakan beberapa metode penelitian. Data primer untuk variabel independent tentang kekuatan penerapan 5S budaya Jepang dan pengaruhnya terhadap Efektifitas Organisasi yang dikumpulkan dari hasil kuesioner yang didistribusikan pada karyawan HRD sebanyak 45 orang. Kuesioner menggunakan skala Likert dari skala 1 sampai 5, mengindikasikan dari nilai terkecil sampai pada terbesar terhadap kekuatan budaya dan pengaruhnya. Reabilitas dari penelitian ini diindikasikan dengan standar deviasi pada SPSS untuk Windows versi 13.0. Data-data tersebut dijadikan dua variabel dan nantinya digunakan sebagai alat penguji statistik untuk menghitung regresi dan koefisien korelasi Pearson.
Hasil penelitian terhadap 45 sampel karyawan perusahaan menunjukkan bahwa program sikap kerja 5S ini dapat berjalan dengan baik dan juga memberikan implikasi yang cukup baik pada efektifitas organisasi. Namun masih terdapat faktor-faktor lain yang tentunya juga berpengaruh terhadap efektifitas organisasi seperti sumber daya manusia, metode, modal, material dan mesin atau peralatan.

Offices are like living organisms. They change and grow. They respond to their environment. Client specifications are always changing, new technologies continue to develop, and employees come and go. Business becomes more competitive each year, and costs continue to rise. Challenged by these conditions, companies must fine ways to survive. As living organisms, if they do not make changes in response to their environment, they will fail. Moreover, changes must be made at every level of an organization. The faster an organization can make them, the more money it can save, and the quicker it can respond to its customers.
5S?s stands for Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu and Shitsuke or in English are Sort, Straighten, Shine, Standardize and Sustain. They are a stepwise, sequential method for organizing the workplace to improve quality, efficiency, meet deadlines, reduce waste, productivity and safety working environment by creating a safer and more pleasant working environment. 5S is a systematic approach that streamlines the work environment, helping companies achieve and maintain a competitive edge in today?s global economy. It is highly cost effective, can be implemented in virtually all work situations and locations. 5S can, and is, being successfully applied in companies of all sizes, product types and process flows. 5S applies to much more than just manufacturing production floors. It also is being successfully deployed in many business system process flows, engineering department flows and even in such wide and varying service industry operations such as finance, marketing, hospitality and food service.
Nowadays, motor cycle has been very crucial and take important roles in human life activities especially in Indonesia. The marketplace of motorcycle is growing in Indonesia especially because of the price of gasoline or BBM recently has been increased and that is giving a chance to PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing to increase their best selling product - motorcycle with YAMAHA brand which has been caused this company one of the 5 biggest automotive manufacturing companies in Indonesia. PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing has been implementing the 5S Japanese culture (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu and Shitsuke) as the implementing of Kaizen (Continuous Improvement) in their living business. By implementing the 5S?s, an organization can improve organization effectiveness, efficiencies, productivities, qualities and promote safe working environments. Successfully deploying the 5S?s will improve organizational efficiencies and enhance overall performance. This research is using the analytical descriptive method.
This research is aimed to know how strength the implementation of 5S and whether it will be impacted to organization effectiveness. The 5S?s factors include Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu and Shitsuke, which Organization Effectiveness includes some factors such as reach goals approach, system approach, constituency-strategic approach and competitive approach.
Based on some theories such as organizational theory suggesting the importance of remembering that organization values will help companies to face environment that are always changing. Organizational Japanese Kaizen Theory as the Japanese culture approach is aimed to implement continuous improvements for working environments. 5S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke is aimed to implement the Kaizen, on the other hand, Organization Effectiveness theory suggesting how is the process to achieve goals or reach the organization?s targets.
The research conducted in PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing using the following research methodology. Primary data for independent variable for the strength of the 5S Japanese culture and how it will be impacted organization effectiveness which collected through questionnaires distributed to HRD employees for 45 persons. The questionnaires are using Likert scale from one to five, indicating the weakest to the strongest cultures and its impacts. The reliability of this research was indicated by standard deviation from SPSS for Windows version 13.0. These data of the two variables were then analyzed using statistical tools of regression and Pearson Correlation coefficient.
The result of this research concluded that there is a strength implementation of 5S Japanese culture in this company but there is a standard impact of the strength of 5S Japanese culture implementation to organization effectiveness. It probably caused by other factors such as human resource, methods, capitals, materials and machine includes equipment and tools."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T 24436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alpen Djuperi
"Perubahan lingkungan organisasi yang terjadi dengan cepat menuntut organisasi yang ingin tetap bertahan untuk mampu beradaptasi dan mempunyai daya saing yang tinggi. Perubahan tersebut juga berlangsung dalam organisasi pemerintahan, dimana diharapkan pola manajemen yang lebih adaftif, inovatif, imajinatif, kreatif dan fleksibel seperti pada organisasi swasta dapat diterapkan. Daya saing suatu organisasi tidak terlepas dari kemampuan dan kompetensi yang dimiliki, sehingga organisasi harus bertransformasi menjadi sebuah learning organization yang senantiasa belajar dan meningkatkan kapasitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penerapan learning organization pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ditinjau dari upaya organisasi dalam melakukan proses pembelajaran, transformasi organisasi, pemberdayaan manusia, pengelolaan pengetahuan dan penerapan teknologi. Selain itu juga untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh BPKP untuk menjadi sebuah learning organization.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode survei terhadap persepsi pegawai BPKP. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner Learning Organization Profile yang dikembangkan oleh Michael J. Marquardt. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang aktif bekerja pada BPKP kantor pusat yang berjumlah 1420 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 304 yang tersebar pada seluruh unit kerja BPKP kantor pusat dengan metode proportionate stratified random sampling. Selain itu juga dilakukan dokumentasi data pendukung dan wawancara dengan narasumber terkait penerapan learning organization di BPKP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan learning organization pada BPKP tergolong BAIK, dengan nilai rata-rata 25,88 pada skala penilaian marquardt. Nilai rata-rata kelima subsistem learning organization juga tergolong baik, dengan nilai secara berurutan adalah sebagai berikut: dinamika pembelajaran 25,57, transformasi organisasi 26,82, pemberdayaan manusia 26,23, pengelolaan pengetahuan 25,76, dan penerapan teknologi 25. Nilai rata-rata tersebut lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil penelitian Marquardt pada 500 organisasi di dunia dan nilai rata-rata pada 5 (lima) organisasi publik di Indonesia hasil penelitian sebelumnya.
BPKP telah berusaha menjadi sebuah learning organization dengan berbagai upaya yang dilakukan secara serius dan terencana dengan baik. Pada setiap unit kerja dibentuk Kelompok Budaya Kerja (KBK) yang berfungsi sebagai change agent. Unit kerja tersebut bertanggung jawab untuk selalu meningkatkan pengetahuan melalui inhouse training/Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS). Penerapan program Total Quality Management dan Organisasi Berbasis Pengetahuan (OBP) juga giat dilakukan. BPKP sejak tahun 2007 juga ikut aktif dalam forum Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) study bersama dengan organisasi lain, baik publik maupun swasta untuk memperebutkan MAKE Award."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24598
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosie Dewi Arini
"Krisis keuangan global Oktober 2008 berdampak melemahnya permintaan ekspor dari negara-negara maju. Peluang ekspor exotic fruit manggis memiliki permasalahan dalam persyaratan kualitas produk yang sulit dipenuhi oleh eksportir Indonesia. Analisis kekuatan bersaing terbesar adalah kekuatan tawar pemasok petani manggis, kekuatan tawar pembeli Uni Eropa, tingginya ancaman produk pengganti seperti mangga dan salak, serta banyaknya pendatang baru. Strategi adaptasi di sektor hulu melalui peningkatan produktivitas, perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen, pengoptimalan pemanfaatan lahan terlantar. Strategi adaptasi di sektor hilir melalui penanganan pascapanen, peningkatan SDM, kemitraan positif, serta penguasaan manajemen ekspor/impor. Dukungan pemerintah melalui PUAP dan LKM serta LPEI.

Global financial crisis October 2008 affecting to decrease the request export from developed country. Problems export exotic fruit mangosleen is bad quality of product conditions fulfilled by Indonesia exporter. Stronger competitive forces are bargaining power of supplier from mangosleen farmer, bargaining power of supplier from Europe Union, the threat of substitute like mango and bark, and also treath of new entrant. Adaptation strategy in cultivation sedor through productivity improvement, technological repair cultivation and posi harvest, farm exploiting optimise unemployed. Adaptation strategy in industry sedor through handling post harvest, improvement human resources, and also the management exports/imports domination. Governmental support through (Post Harvest Enterprise) PUAP and (microfinance institution) LKM and also (Indonesia Export Finance Institution) LPEI."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25834
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Yauri Taha
"UU No.22 Tahun 2001 membuka peluang bagi perusahaan swasta untuk masuk kebisnis BBM. PT. AKR Corporindo Tbk melihat sebagai peluang untuk memasuki bisnis BBM di Indonesia dengan melihat sumber daya yang dimiliki (resources based). Tujuan penelitan (1) Menjelaskan cara PT. AKR Corporindo Tbk melihat peluang masuk ke bisinis BBM di Indonesia. (2) Menganalisis cara memanfaatkan peluang dan membuat strategi untuk mencapainya. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Analisis melihat peluang menggunakan pendekatan Entrepreneur School Henry Mintzberg, Creative Destruction Peter Schumpeter serta analisis inovasi.

UU No.22/2001 opening opportunity for private enterprise to step into business Fuel Oil. PT. AKR Corporindo Tbk see as opportunity to enter business BBM in Indonesia by resources base). Purpose of research are (1) Explaining the way of PT. AKR Corporindo Tbk see opportunity into business BBM in Indonesia. (2) Analyzing the way of exploiting opportunity and make strategy. Research approach used descriptive method. Analyze to see opportunity use approach Entrepreneur School Henry Mintzberg, Creative Destruction Peter Schumpeter and also analyze innovation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>