Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Nurul Hayati
"ABSTRAK
Indonesia ada pasar yang potensial untuk bisnis Teh Kemasan Botol, terlihat dan
semakin semaraknya pemain dalam industri ini, baik murni rasa teh seperti Teh Botol
Sosro dan Tekita, maupun teh dengan rasa dan aroma tambahan seperti Fruit dan Hi-C.
Dalam penelitian ini menghasilkan temuan-temuan berdasarkan data kuesioner dibantu
dengan data primer sebagai penuntun.
Peneltian analisa positioning produk teh kemasan botol dimata konsumen di
Jakarta, peneliti melakukan jugdementaI sampling untuk mendapatkan sample pada
tempat-tempat yang telah ditentukan agar mencakup target market minuman ini yang
hampir menyeluruh. Ternyata data responden yang didapat dari segi gender mempunyai
jumlah yang seimbang, berarti baik pria maupun wanita mempunyai kebiasaan untuk
meminum TKB, namun dari segi usia mayoritas berusia 20-30 tahun yang merupakan
usia yang sangat produktif, dimana pengeluaran dominan sebesar kurang dari Rp.
500.000, yang memang responden dari penelitian ini adalah sebagian dari kalangan
pelajar dan mahasiswa.
Untuk mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terbadap konsumen untuk
mengkonsumsi teh kemasan botol, penelitian ini membandingkan 4 merek teh kemasan
botol yang telah beredar di Jakarta, yaitu Teh botol Sosro, Tekita, Hi-C dan Fruit tea.
Dari ke 4 merek tersebut Sosro merupakan pioner dari jenis produk ini, jadi
sepantanyalah kalau Sosro sebagai merek Top of mind dibenak konsumen, tapi TOM
ini belum tentu menunjukan merek yang dikonsumsi. Kemapan Teh botol Sosro ini
ternyata dikarenakan oleh adanya atribut yang diingat dan alasan responden mayoritas
menjawab ingat akan keunikan rasanya yang berbeda dengan merek lain, mereknya yang
mudah diingat dan sudah bertahan lama dan terakhir adalah kemudahan didapat.
sedanglcan merek unaided awareness menunjukan Tekita sebagai merek kedua setelah
Sosro.
Hasil analisa menggambarkan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi teh
kemasan botol terbanyak adalah berkisar antara 3 hingga 4 botol. Pertama kali
mengetahul produk teh yang dikonsumsi saat ini mayoritas diketahui melalui TV, begitu
pula, dengan promosi produk yang paling sering dilihat dan diingat oleh responden
adalah ikian yang ditayangkan melalui TV, hal ini berlaku untuk merek Sosro, Tekita dan
Fruit tea, sedang promosi Hi-C jarang ditemui oleh responden karena kurang gencarnya
promosi yang dilakukan, merck Hi-C ini mengiklankan produknya melalui warung/toko
yang menjual Coca cola dengan box pendinginnya.
Produk teh kemasan botol ini bukanlah produk dengan loyalitas yang tinggi,
mungkin diakibatkan atribut produk yang tidak terlalu jauh berbeda, jadi tingkat
perpindahannya tinggi, seperti perilaku konsumen dalam membeli teh kemasan botol,
ternyata teh yang biasa dibeli tidak ada, ada beberapa alternatif yang dilakukan tapi
mayoritas mereka akan membeli teh kemasan botol lain sedangkan konsumen yang loyal
hanya 33% untuk tidak jadi membeli dan 8.7% untuk mencari ketempat lain. Karena
Dominan konsumen meminum teh botol sosro sebagai pilihan pertama maka Tekita
terhitung sebagai pilihan kedua untuk sesama teh kemasan botol. Sedangkan pilihan
kedua untuk selain teh kemasan botol adalah Coca-cola dan air mineral.
Dari seluruh konsumen (150 orang) yang menjadi responden menyatakan kalau
mereka sudah pernah mengkonsumsi Sosro dan Tekita, sedangkan Hi-C 79 orang dan Fruit tea
104 orang. Alasan mereka untuk mengkonsumsi , masing-masing mempunyai alasan
yaitu, Sosro karena rasanya pas dan sangat mudah untuk didapat, Tekita karena
Volumenya yang lebih besar 330ml (sedangkan Sosro hanya 220ml), Fruit tea karena
rasanya enak dengan rasa tambahannya (jeruk, lemon, apel) sedangkan Hi-C dikonsumsi
konsumen disebabkan karena tidak adanya pilihan lain pada saat mereka ingin membeli.
Dari 8 faktor maka yang dianggap paling penting oleh responden adalah Rasa
dan kemudahan didapat sebagian besar menganggap atribut tersebut sangat penting,
didukung oleb bukti mean dan atribut tersebut.
Merek teh botol Sosro adalab merek yang sudah sangat terkenal, karena sudah
lama bermain dalam industri ini. Sehingga sebagai pioner tentunya merupakan
keunggulan bersaingnya. Persepsi konsumen terhadap merek ini, mempunyai kualitas
produk yang baik dan rasanya yang unik dan pas di lidah masyarakat Jakarta, image
harga teh botol cenderung ke murah yang mayoritas responden mempunyai price
awarenessnya Rp. 1000. sedangkan saluran distribusinya telah terkordinir dengan baik
sehingga konsumen dapat menemukan teh botol Sosro ini sampai ke plosok-plosok,
warung-warung kecil dengan kotak pendinginnya yang khas berwarna oranye
"
2001
T2905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drita Arivita
"Strategi untuk mempromosikan perusahaan memang akan sangat membantu dalam membesarkan suatLf produk/service yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan tersebut. Image masyarakat akan tertanam terhadap perusahaan tersebut setelah melihat iklan perusahaan tersebut- Promosi yang unik dan menarik dan tetap sesuai dengan anggaran dari perusahaan tersebut adalah harus seimbang antara kualitas produk dengan promosi yang drlakukan. Gambaran ini dapat dilihat dari dari semakin maraknya promosi perusahaan/produk yang berbentuk "promotainment" di televisi terutama di televisi-televisi swasta di Indonesia, seperti beberapa diantaranya yang dapat langsung disaksikan oleh konsumen di media televisi, yang beberapa diantaranya dapat dilihat seperti "Gebyar BCA di Indosiar", "Layar BN1 di SCTV", "Semarak Bukopin beberapa waktu lalu di SCTV", "Telkomania di RCTI" atau yang baru-baai ini muncul yaitu "Pesta Federal Oil di Indosiar" dan beberapa promotainment lainnya di beberapa televisi swasta lainnya. Bentuk-bentuk promosi perusahaan seperti dalam bentuk promotainment tersebut juga merupakan sarana bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan "marketing public relation" kepada seluruh target market yang ingin dituju.
Latar belakang ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan selalu berusaha agar dapat terus berkomunikasi dengan konsumennya, Hal tersebut dilakukan agar perusahaan mereka tersebut selalu terpositioning dalam benak konsumen. Salah cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya adalah dengan cara melalui tayangan promotainment. Dalam kaitannya dengan hal ini permasalahan yang muncul adalah apakah promotainment yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut dapat dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk mengkomunikasikan produk / service yang ditawarkan karena mengingat dana promotainment tersebut yang cukup besar. Dan berdasarkan kondisi persaingan yang ada apakah promotainment tersebut merupakan pilihan yang tepat dan dapat diterima oleh konsumen yang dituju sebagai suatu bentuk acara promosi dan tidak hanya dianggap sebagai sekedar bisnis hiburan semata.
Pemilihan media komunikasi melalui "promotainment" ini adalah terutama untuk kegiatan promosi atau "public relation" bagi perusahaan tersebut dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang akan memberikan pemasukan bagi perusahaan yang tidak dapat dilihat secara fisik saja, tetapi kegiatan ini diharapkan akan "menancapkan" awareness dalam benak konsumen terhadap suatu merek atau jasa yang akan ditawarkan oleh suatu perusahaan kepada konsumen.
Penelitian ini sendiri dilakukan untuk mengetahui sampai sejauhmana efektifas promotainment dalam membentuk persepsi konsumen dan pada akhtrnya dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk komunikasi yang paling tepat antara perusahaan dengan konsumennya yang dalam hal ini analisa persepsi dilakukan dari mulai tahap exposure sampai dengan tahap* retention terhadap ke-2 tayangan promotainment (Gebyar BCA dan Telkomania) sebagai contoh kasus yang akan diteliti dalam karya akhir ini.
"
2001
T795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sehyanto
"ABSTRAK
Pembayaran tagihan listrik, air, telepon, kartu kredit, dan lain-lain melalui
bank merupakan produk layanan perbankan yang relatif baru dan telah menjadi
populer dewasa ini. Pembayaran dapat dilakukan melalui loket-loket yang telah
disediakan oleh bank, langsung ke teller, atau bisa lewat mesín ATM, seperti yang
ditawarkan oleh beberapa bank. Banyak bank telah meluncurkan produk ini karena
selain agar dapat bersaing bank juga memperoleh pendapatan yang disebut fee
based income.
Produk layanan pembayaran terpadu tersebut berhasil memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen terhadap layanan yang cepat, mudah, dan nyaman.
Namun seberapa cepat, mudah, atau nyaman? Karena keinginan konsumen
semakin meningkat. Pelayanan yang dahulu cepat sekarang menjadi lambat.
Apalagi dengan munculnya electronic banking atau on-line banking, yang
menjanjikan pelayanan perbankan anytime dan anywhere. OIeh karena itu perlu
dijajaki kernungkinan diluncurkannya produk pembayaran secara on-line, melalui
media elektronik tersebut.
Dari semua medía eíektronik yang dapat digunakan untuk on-line banking,
telepon merupakan media yang paling bersahabat dengan konsumen. Selain
Penyebarannya lebih merata, penggunaannya pun leblh mudah. Bandingkan
dengan Internet dan on-line PC. Selain itu beberapa bank ternyata sudah memiliki
fasilitas Phone banking (transaksi perbankan lewat telepon) sejak lama. Selama ini
fasilitas tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk pemberian informasi
perbankan seperti informasi saldo, produk, rate deposito. Padahal phone banking
dapat diguriakan Iebih dari itu. Phone banking dapat melayani transaksí perbankan
seperti halnya transaksi di depan teller, kecuali uang kas. Sehingga secara teknis
maupun konsep, phone banking dapat digunakan untuk melakukan pembayaran,
sehingga konsumen dapat melakukannya anytime dan anywhere.
Namun, walaupun secara teknis dan konsep dapat dilakukan, harus diselidiki
dahulu bagaimana kemauan serta persepsi konsumen, Dengan menggunakan
metode riset kuantitatif, dilakukan survei terhadap 110 responden. Dari penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan berikut : Pertama, Yang paling dianggap penting
oleh konsumen terhadap layanan pembayaran tagihan adalah adanya bukti
pembayaran, disusul oleh layanan yang dapat diakses anytime dengan proses yang
cepat (kurang dan lima menit), dapat diakses dari berbagai tempat (anywhere),
dapat dilakukan secara debet rekening, tanpa perlu membawa uang tunal, serta
mendapatkan panduan dalam melakukan pembayaran. Kedua, Terjadi gap antara
keinginan konsumen terhadap layanan pembayaran dengan fitur-fitur phone
banking secara umum. Misalnya, konsumen menginginkan adanya bukti
pembayaran, sedangkan pada phone banking tanda bukti pembayaran langsung
berupa kertas kurang / tidak ditawarkan. Sebaiknya phone banking menawarkan
alternatif transaksi lewat media elektronik, namun hal tersebut kurang diminati oleh
konsumen. Ketiga, dari segi persepsi, terlihat bahwa pembayaran melalui phone
banking dianggap cepat, mudah, efisien, dan nyaman. Tingkat kecepatan dan
kemudahan dianggap lebih dan baik sedangkan efisiensi dan kenyamanan
berada dalam kategori baik. Khusus tingkat keamanan dan kerahasiaan, bagi
konsumen tingkat keamanan dan kerahasiaan pembayaran melalui phone banking
masih berada di bawah kategon baik. Keempat, pilihan konsumen atas fitur-fitur
pembayaran yang tepat untuk diterapkan pada phone banking menunjukkan
kecenderungan pada fitur-fitur yang sudah dikenal, mísalnya tagihan telepon, listrik,
air minum, dan kartu kredit.
Penelitian ini dibatasi pada wants dan persepsí konsumen. Wants dan
persepsi hanya salah satu faktor yang mempengaruhi pengadaan keputusan
manajemen bank. Sedangkan masíh banyak faktor lain yang harus
dipertimbangkan seperti biaya, kemampuan sumber daya, trend teknologi, dan
tujuan perusahaan (bank) itu sendiri. OIeh karena itu hasil penelitian ini belum
menjamin kesuksesan hasil keputusan yang diambil oleh manajemen. Penelitian ini
harus didukung oleh analisis yang jitu terhadap faktor-faktor tersebut.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
"ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang
tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan olahan,
termasuk makanan siap saji. Pada saat ini, semakin banyaknya orang yang sibuk
melakukan aktivitas mengakibatkan orang tidak mau repot-repot lagi, sehingga trend
beralih kearah makanan yang cepat saji, selain merupakan prestise/gaya hidup dapat
juga menghemat waktu, terutama untuk dikawasan perkotaan yang dinamis.
Makin maraknya bisnis restoran kategori makanan siap saji yang menyediakan
jenis makanan ayam, hamburger dan kentang, khususnya yang dikembangkan melalui
sistem franchise (waralaba) memacu kondisi persaingan yang sangat ketat. Banyaknya
waralaba asing yang ingin berinvestasi di Indonesia juga mendorong pertumbuhan dan
restoran siap saji, sehingga menimbulkan persaingan yang sengit dalam industri
makanan siap saji ini. Persaingan antara restoran siap saji ini dapat dilihat dari segi
inovasi produk, dimana banyak restoran-restoran yang mengeluarkan produk-produk
baik untuk mengantisipasi keinginan dari konsumen. Untuk harga, banyak pula
restoran-restoran siap saji yang mengeluarkan paket hemat pada saat krisis hingga
sekarang agar konsumen tetap tertarik untuk datang kerestoran tersebut. Dari segi
distribusinya dapat dilihat bahwa masing-masing restoran siap saji tesebut mulai
membuka kembali outlet-outletnya setelah mengalami kerugian akibat adanya kriisis
ekonomi, serta mulai melakukan iklan-iklan (promosi agar konsumen dapat mengetahui
keberadaan dari restoran tersebut serta menonjolkan produk-produk baru yang
dihasilkan oleh masing-inasing restoran siap saji.
Sebagal upaya dalam mempertahankan pelanggannya, maka pengetahuan
mengenai kepuasan/ketidakpuasan pada masing-masing restoran siap saji merupakan
suatu hal yang sangat penting karena kepuasan pada akhirnya akan membawa pada
loyalitas terhadap merek / produk yang memberikan keuntungan jangka panjang kepada
perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku konsumen dari mulai
problem recognition (identifikasi masalah) sampai dengan consumption (proses
konsumsi) terhadap ke-3 restoran siap saji (Mc,Donald?s, Kentucky Fried Chicken dan
Wendy?s). Dan untuk mengetahul tingkat kepuasan konsumen terhadap ketiga restoran
siap saji melalui metode SERVQUAL terhadap atribut-atribut jasa masing-masing
restoran tersebut.
Dari hasil penelitian ini kemudian dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, ada 18 atribut yang dapat diukur oleh responden pada masing-masing restoran
siap saji, yang dapat dikelompokkan lagi menjadi 5 dimensi pada metode
SERVQUAL, yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan
Emphaty.
Kedua, identifikasi masalah dilihat dari alasan responden untuk pemilihan restoran siap
saji yaitu karena makanannya cepat saji. Walaupun begitu masih ada keraguan
dari responden terhadap restoran siap saji dikarenakan mengandung kolesterol
tinggi. Kemudian konsumen akan mencari informasi yang dìdapat dari
pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (experience) dimana mayoritas
responden melalui Top of Mind memilih Restoran Mc.Donald?s. Setelah itu
dilihat lagi Unaided dimana mayoritas responden memilih Restoran Kentucky
Fried Chicken. Selanjuinya untuk Aided mayoritas responden memilih Restoran
Hoka-Hoka Bento. Akhirnya untuk total awareness dan benak konsumen
terhadap masing-masing restoran slap saji mayonias responden memilih
McDonald?s, Kentucky Fried Chicken, Hoka-Hoka Bento dan Wendy?s. Pada
tahap proses evaluasi, persamaan faktor utama yang dipertimbangkan oleh
responden dalam memilih restoran adalah mengenai masalah pada dimensi
tangible (kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan) dan dimensi
reliability (kecepatan pelayanan). Proses pemilihan memperlihatkan bahwa
faktor diri sendiri yang paling menentukan didalam pemilihan restoran siap saji
dan lebih menyukai makan direstoran siap saji bersama dengan teman-temannya.
Pada proses pembelian, pengeluaran rata-rata sekali makan direstoran siap saji
mayoritas responden mengeluarkan sebesar Rp.10.000 ? Rp.15.000 dan jarak
antara rumah responden dengan restoran slap saji yang biasa dikunjunginya
terdekat sekitar 1-5 kilometer. Selanjutnya tempat restoran siap saji yang paling
sering dikunjungi, terbanyak di mall. Pada proses konsumsi, restoran siap saji
yang paling sering dikunjungi adalah Mc.Donald?s. Untuk melihat frekuensi
konsumsi responden pergi ke restoran siap saji dapat diihat bahwa 2-3 kali
sebulan menduduki peringkat pertama. Sedangkan untuk juinlah terbanyak
responden yang terakhir kali pergi kerestoran siap saji adalah 1 sampai 2 minggu
yang lalu.
Ketiga untuk perbandingan mean demografi terhadap tingkat kepentingan atnbut dapat
dilihat untuk ke-3 restoran slap saji ternyata perbandìngan mean demografi rata-
rata terjadi pada dimensi tangible (penataan didalam maupun diluar ruangan;
musik yang diperdengarkan; lokasi restoran; kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan; kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat yang
dipakal; dan kerapihan dan kebersihan penampilan dan karyawan yang
bertugas), dimensi reliability (harga yang terjangkau; variasi menu makanan; dan
rasa makanan yang enak), dim ensi responsiveness (kemampuan karyawannya
untuk cepat tanggap menyelesaìkan keluhan korisumen) , dimensi assurance
(karyawan dapat memberikan informasi menu dengan baik; dan pelayanan yang
sopan dan ramah), dimensi emphaty (memberikan pelayanan kepada semua
konsumen dengan tidak memandang status sosial dan lain-lain).
Keempat, faktor utama yang menunjukkan tingkat kepuasan oleh responden dalam
memilih restoran adalah mengenai masaiah pada dimensi reliability (rasa
makanan yang enak) dan dimensi assurance (pesanan sesuai dengan yang
diminta dan pelayanan yang sopan dan ramah).
Kelima, pada overall satisfaction ternyata mayoritas tmgkat kepuasan tertinggi
responden terbanyak pada Restoran McDonald?s, yang diikuti oleb Restoran
Wendy?s dan Restoran Kentucky Fried Chicken.
Keenam, Key Driver Analysis pada atribut-atribut pada masing-masing restoran siap saji
berbeda satu sama lain, sehingga atribut tiap restoran dipersepsikan pada tingkat
kepuasan yang berbeda oleh responden. Jumlah atribut tersebut adalah Wendy?s
(3 atribut), Mc.Donald?s (10 athbut) dan Kentucky Fried Chicken (4 atribut).
Ketujuh, Customer Satisfaction Index pada ke-3 restoran siap saji dimiliki oleh Restoran
McDonald?s. Hal ini berarti Restoran McDonald?s mempunyai tingkat kepuasan
tertinggi yang dipersepsikan oleh responden.
Kedelapan, Secure Customer Index terhadap ke-3 restoran siap saji yang tertinggi adalah
Restoran McDonald?s, diikuti oleh Restoran Wendy?s dan Restoran Kentukcy
Fried Chicken. Secure Customer Index Restoran Mcdonald?s tertinggi berarti
bahwa responden sangat berminat untuk terus mengunjungi, loyal dan sangat
merekomendasikan terbadap Restoran Mc.Donald.
Kesembilan, Quadrant Analysis untuk ke-3 restoran siap saji tersebut, rata-rata atribut
terletak pada Kuadran B (rata-rata masing-masing restoran memfliki 8 atribut)
dirnana atribut tersebut dianggap penting oleh konsumen dan konsumen merasa
puas dengan performance atribut-atribut tersebut.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Nugroho
"ABSTRACT
Perkembangan teknologi komunikasi khususnya yang berkaitan dengan internet
terjadi sangat cepat dan Iangsung mampu mempengaruhi manusia untuk sedikit banyak
mengubah gaya hidupnya. Internet mulai merambah berbagai kalangan dan umur, mulai dari
anak SD hingga kakek-kakek sudah terbiasa menggunakan Internet untuk mencari sesuatu
yang ia butuhkan, baik itu kebutuhan yang berupa barang maupun yang berupa kepuasan
saja yang bisa la dapatkan secara mudah melalui jaringan global tersebut.
Suatu fenomena yang sangat unik mungkin sedang terjadi di kalangan netters di
Indonesia. Internet secara Iangsung maupun tidak langsung pasti akan melibatkan e-
commerce (kegiatan jual beli) di dalamnya. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia
yang demikian cepat ini apakah memang disebabkan karena para netters tersebut ingin
teijun dalam e-commerce (bertransaksi secara on-line) ataukah mereka itu hanya mencari
kesenangan sesaat saja secara mudah, murah dan cepat? Banyak sekali manfaat yang kita
dapatkan melalui internet sebanyak dampak baik positif maupun negatif yang mungkin akan
ditimbulkannya.
Pada awal kehadiran handphone, kebanyakan orang menganggapnya sebagai suatu
barang yang mewah dan belum begitu dibutuhkan karena telah mempunyai sambungan
telpon di rumahnya. Tetapi apa yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa dalam waktu yang
singkat persepsi tersebut segera berubah dan mereka berbondong-bondong ingin memiliki
handphone (tingkat adopsinya tinggi). Hal semacam ini juga terjadi pada ATM dan kartu
kredit. Lalu mengapa subyek e-commerce ini menjadi begitu signifikan dan banyak
dibicarakan dimana-mana? Sebabnya adalah Internet. Jaringan publik yang murah dengan
jangkauan global Dengan adanya Internet, e-commerce menjadi suatu hal yang penting
karena dimungkinkan membangun suatu infrastruktur dan model ekonomi baru yang
mengaburkan batas-batas negara, institusional, birokrasi dan sistem untuk siapa saja.
Kita semua dengan jelas mengetahul berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh
Internet melalui e-commereenya, tetapi dengan budaya yang berkembang di tanah air,
apakah kita telah slap untuk ikut terjun didalamnya? Apakah kita mau melakukan transaksi
dengan penjual yang tidak jelas (maya)? Bagairnana sistem kearnanan di dalamnya? Lebih
fokus lagi, sebenarnya berapa persenkah perbandingan jurnlah netters yang mais melakukan
transaksi secam on-line dengan netters yang hanya melihat-lihat atais sekedar menead
infimnasi dan kesenangan saja.
hasil riset menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen (87%) tidak pernah
berbelanja secan on-line walaupun mereka itu adalah pengguna aktif internet. Pata netters
lebih banyak menggunakan internet untuk kebutuhan lainnya seperti berkomunikasi dengan
teman dan partner kerja, menead berita aktual dan informasi serta sebagai satana hiburan.
Kecilnya tingkat adopsi terhadap transaksi secam on-line ini di sebabkan karena konsumen
temyata lebih rnenyukai untuk melihat serta memegang langsung produk yang ingin
díbelinya. Disamping itti konsurnen juga merasa khawatir mengenai segala sesuatunya,
terutama masalah keamanan (79% responden menganggap keamanan di internet sangat
mengkhawatirkan) dan jaminan pengantaran barang. Kendala utama lainnya sebab
konsumen tidak melakukan transaksi on-line adalah karena mereka tidak atau belum
memiliki kartu kredit sebagai sarana utama transaksinya.
Diluar sernua itu ternyata sebagian besar konsumen yang belum pernah belanja on
line (57%), menyatakan tertarik untuk segera melakukannya. Alasan-alasan mengapa
mereka itu tertarik antara lain adalah: untuk mendapatkan barang yang tidak ada di
toko/mall, sekedar ingin coba-coba, dapat menghemat waktu belanja, ada yang
menganggapflYa lebih praktis dan sebagian lainnya berpendapat barga yang ditawarkan di
internet temyata lebih murah daripada di toko/mall.
Sedangkan bagi konsumen yang pernah melakukan transaksi secam on-line, juga
mengatakan bahwa atribut keamanan kartu kredit serta kerahasiaan jati cliii adalah atribut
yang sangat penting yang harus dimiliki oleh situs-situs belanja di internet.
"
2001
T5273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefry Maulidani
"ABSTRAK
Sepeda motor merupakan salah satu moda transportasi utama bagi masyarakat
Indonesia. Selain karena harganya yang relatif terjangkau, juga mempunyai keunggulan
biaya perawatan dan operasional yang murah serta sangat efektif digunakan di kola-kota
besar yang sering mengalami kemacetan.
Ketika krisis ekonomi melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, hampir
menghancurkan seluruh sektor usaha yang ada di Indonesia tidak terkecuali industri sepeda
motor. Permintaan akan sepeda motor selama masa krisis terutarna pada tahun 1998 merosot
sangat tajam, sehingga hanya mencapai 430 ribu unit. Kondisi ini memaksa industri yang ada
melakukan kegiatan pengurangan kegiatan produksi secara besar-besaran dan berdampak
pada pemutusan hubungan tenaga kerja secara masal pula.
Padahal sebelum terjadinya krisis ekonomi industri sepeda motor merupakan industri
yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1997 permintaannya telah
mencapat 1.8 juta unit. Tingkat pendalaman industri ini juga cukup tinggi yaitu kandungan
lokal yang telah mencapai 80%. Pada tabun 1999 permintaannya terlihat mulal meningkat
dan tahun ini diharapkan mengalami pertumbuhan yang lebih besar lagi.
Dengan dibukanya keran impor oieh pemerintah untuk industri sepeda motor maka
semakin deras bermunculan merek-merek sepeda motor selain buatan Jepang terutama dari
Cina. Sudah Beberapa bulan ini, sepeda motor asal Cina menyerbu Indonesia. Ada sekitar 40
merek motor Cina akan menyesaki jalan-jalan raya. Dengan nama mirip dan harga miring
para importir motor Cina berbarap bisa merebut pasar. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui atnbut yang paling penting bagi konsumen dalam membeli
sepeda motor serta mengetahui bagaimana persepsi konsumen mengenai hubungan antara
kualitas dan harga pada kasus industri sepeda motor terutama di Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan Riset deskriptif dengan metode Sample Survey dengan
jumlah sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Target populasi yang dituju adalah
pengguna sepeda motor yang bertempat tinggal di Jakarta. Dan data yang telah dikumpulkan
dilakukan analisa deskriptif berupa frekuensi, mean dan tabulasi data, analisa asosiatif (chi
square dan korelasi) dan analisa inferential seperti Anova.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa secara umum ada tiga variabel
utama yang paling berpengaruh terhadap konsumen pada saat memilih merek sepeda motor
yang akan dibelìnya Ketiga variabel utama tersebut yang mempengaruhi perceived value
adalah persepsi harga, persepsi kualitas dan faktor atau atribut eksternal.
Berdasarkan stimulus beberapa macam harga yang diberikan maka didapat kesimpulan
persepsi harga yang dianggap paling pas menurut konsumen yaitu pada kisaran antara Rp 5
juta sampai Rp 7 juta. Harga ini tidak dianggap terlalu murah sehingga diragukan
kuaíitasnya, tetapi juga tidak dianggap terlalu mahal sehingga tidak terfikirkan untuk
membelinya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi konsumen mengenai kualitas sepeda
motor buatan China atau Jepang tidak dipengaruhi oieh harganya. Bisa saja sepeda motor
Cina yang dipersepsikan harganya murah tidak dipersepsikan mempunyai kualitas jelek dan
begitu pula sebaliknya untuk sepeda motor Jepang.
Variabel kualitas sepeda motor menurut konsumen dapat diuraikan menjadi 6 atribut
yaitu Keawetan mesin, ketangguhan mesin, ketersediaan suku cadang, kecanggihan teknologi
mesm, pengalaman dan layanan bengkel dan model.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap keinginan untuk membeli sepeda motor adalah
faktor eksternal. Faktor ini juga dapat diuraikan menjadi atribut-atribut pengalaman pribadi
konsumen, harga jual kembali, rnerek motor itu sendiri, informasi dan bengkel, informasi
dan teman, informasi dari media massa, negara asal sepeda motor, pengaruh iklan dan show
room.
Atribut fakior eksternal ini selain berpengaruh terhadap perceived value dan willingness
to buy. juga berpengaruh terhadap persepsi harga dan persepsi kualitas. Jadi faktor eksternal
ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen mengenai harga dan kualitas suatu
merek sepeda motor.
Hampir seluruh responden masih memilih untuk memiliki atau membeli sepeda motor
buatan Jepang. Alasan mereka memilih sepeda motor buatan Jepang sebagian besar karena
alasan kualitasnya bagus, teknologinya canggih dan mereknya sudah terkenal. Sedangkan
responden yang memilib sepeda motor buatan Cina adalah mayontas karena harganya yang
murah dan ada juga yang mempunyai alasan karena kualitasnya cukup bagus dan pengaruh
iklannya yang menarík.
Disarankan bagi produsen sepeda motor Cina dalam mempenetrasi pasar dengan
memperkuat positioning harga murah, dengan harga sepeda motor pada kisaran Rp 5 ?7 juta
dan mempenetrasí terlebih dulu dari pinggiran kota dan kota-kota kecil.
Untuk produsen sepeda motor Jepang dalam mempertahankan market share.
sebaiknya mengeluarkan dua produk yaitu produk lama yang premium dan fighting brand.
Untuk fighting brand harganya barus dapat bersaing dengan sepeda motor Cina dan
mcnggunakan brand baru agar tidak tenjadi kanibalisasi market share.
"
2001
T4379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library