Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Sulistyaningsih
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang Evaluasi proses pelaksanaan program Rumah Antara, yang meliputi tahapan seleksi; Orientasi, Observasi, dan Penelusuran file; Asesmen; bimbingan, konseling dan terapi; Adaptasi dan Pemantapan Minat; dan Case conference. Metode penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat beberapa tahapan yang berjalan tidak efektif dalam proses pelaksanaan Rumah Antara, seperti pada tahapan seleksi, observasi, penelusuran file, asesmen, bimbingan fisik, konseling dan terapi sehingga perlu perbaikan di beberapa bagian tahapannya. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan peran dan kompetensi SDM Rumah Antara meliputi tenaga perawat, petugas piket dan pekerja sosial; kemudian menyarankan untuk menyediakan ruangan hiburan dan konseling sebagai sarana bimbingan psikososial. ......This thesis discusses the evaluation of the implementation process of Inter House programs, which includes the selection process; orientation, observation, and file tracking; assessment; guiding, counseling and therapy; adaptation and consolidation of interests; and case conference. Using qualitative research method, this study found that some programs of Inter House implementation has been not run effectively, such as in the phase of selection, observation, file tracking, assessment, physical guiding, counseling, and therapy, so it needs to be improved in some parts of the stage. Then, the study suggested to increase the role and competence of human resources of Inter House including nurses, the officer on duty and social worker; and to provide a room for entertainment and counseling as a means guiding psychosocial
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggy Dwi Utami
Abstrak :
Karya akhir ini berfokus pada analisis strategi transformasi Program Balai Latihan Kerja (BLK) Tahun 2021 menggunakan konsep reformasi utama upaya perlindungan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka yang kemudian disajikan secara deskriptif. Bentuk hasil dari karya akhir ini merupakan sebuah kajian kritis atau critical review yang menganalisis sebuah teori atau konsep kesejahteraan sosial. Hasil tinjauan pustaka yang telah dilakukan antara lain, penulis menemukan bahwa Program BLK ini merupakan salah satu upaya perlindungan sosial yang termasuk dalam komponen pemenuhan pasar tenaga kerja menurut ADB. Selain itu, berdasarkan reformasi utama yang dibutuhkan untuk Program BLK, pemerintah belum sepenuhnya menjalankan upaya tersebut. Pemerintah belum berupaya untuk memberikan layanan Program BLK ini agar tepat sasaran, padahal hal ini dapat diatasi dengan menyusun standardisasi pengumpulan dan pengelolaan data. Selain itu, pemerintah juga kurang dalam melibatkan peran pekerja sosial dalam proses implementasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan Program BLK. Berdasarkan reformasi utama perlindungan sosial, hal itu perlu diatasi dengan melakukan pemberdayaan pekerja sosial sebagai pionir perubahan program perlindungan sosial. Pemerintah Indonesia juga belum sepenuhnya menyadari pentingnya keterlibatan masyarakat dalam inklusi sosial di Indonesia dan masih adanya masalah sumber pendanaan program yang belum optimal yang belum menjadi fokus pemerintah dalam pembuatan strategi transformasi Program BLK. ......This final work focuses on the conditions and strategies for the transformation of the Vocational Training Center (BLK) Program organized by the Indonesian Ministry of Manpower as an effort to fulfill social protection for the poor in 2021. The research method used is a literature review which is then presented descriptively. This final work is a critical review that analyzes the transformation strategy of a program using the main reform concept of social protection. The results of the literature review that has been carried out, among other things, the authors find and know that the BLK Program is one of the social protection efforts that includes components of fulfilling the labor market according to ADB. In addition, based on the main reforms needed to realize an integrated referral and service system in the BLK Program, the government has not fully implemented these efforts. The government has not attempted to provide BLK Program services in accordance and appropriate breakfast, even though this can be overcome with one of the main reforms needed, namely the standardization of data collection and management. In addition, the government also does not involve the role of social workers in implementing, monitoring and evaluating the implementation of the BLK Program. Based on the main reforms needed, this needs to be addressed by empowering social workers as pioneers in changing social protection programs. The government is also not fully aware of the importance of community involvement in social inclusion in Indonesia and there are still problems with sub-optimal sources of program funding which have not fully become the government's focus in developing the BLK Program transformation strategy.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raimond Sato
Abstrak :

Abstrak

Paradigma desa membangun merupakan gagasan yang memposisikan desa mandiri dalam menggerakan pembangunan dari bawah, dengan prakarsa lokal atau ide yang digagas melalui adanya  interaksi masyarakat yang berskala lokal di kampung.  Kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa maka setiap kegiatan pembangunan berskala lokal yang ditujukan di kampung merupakan bagian dari desa membangun atau desa menggerakan pembangunan. Upaya pembangunan lokal di kampung Muris Kecil yang ditujukan oleh pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten nampak pada pemberian alokasi dana yang besar setiap tahunnya, namun dalam Indeks Desa Membangun 2015,  kampung Muris Kecil masuk dalam  dalam kategori tertinggal atau kampung tertinggal. Menarik untuk dilihat bagaimana implementasi kewenangan lokal yang dimiliki kampung dalam mengelola pembangunan dikampung muris kecil menuju desa mandiri, melalui transparasi, akuntabilitas dan pelibatan masyarakat dalam kegiatan Musrenbang melalui alur perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan setiap kegiatan pembangunan yang lakukan di kampung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik wawancara mendalam serta observasi langsung di kampung Muris Kecil. Dari hasil penelitian terlihat bahwa implementasi kewenangan lokal dalam pelaksanaan pembangunan belum mampu diwujudkan sebagaimana mestinya dan penerapannya masih terhambat karena beberapa hal antara lain kurangnya sumber daya manusia yang kompeten, akses masyarakat terhadap informasi untuk memahami informasi–informasi yang penting terkait pengelolaan pembangunan dikampung masih sangat kurang, lemahnya peranan institusi lokal yang ada dikampung untuk menunjang adanya keterlibatan masyarakat dalam setiapkegiatan pembangunan dan lemahnya peran institusi lokal kemasyarkatan dalam mengelola isu politik lokal yang sangat kental dengan monopoli dan kesewenang-wenangan dari pemerintah kampung sebagai penyelenggara pembangunan dikampung, selain itu juga belum ada skala prioritas dan komitmen dalam menetapkan program, kemudian juga tantangan yang ada juga seperti kekuatan birokrasi politik lokal yang berpengaruh terhadap pengelolaan kewenangan di kampung dan seringkali menghadirkan praktek - praktek politik praktis dalam pelaksanaan program yang diasistensi oleh dinas atau organisasi perangkat daerah kabupaten sampai dengan proses pembuatan laporan pertanggungjawaban atas program kegiatan yang dilakukan dikampung, dan yang terakhir adalah terbentuknya pengelompokan masyarakat sebagai bagian dari protes masyarakat dimana pemerintahan kampung tidak mengedepankan asas demokrasi juga buruknya tatakelola pemerintah kampung yang berbasis akuntabilitas, transparansi, dan partisipatif sehingga pembangunan menuju kemandirian kampung tidak dapat diwujudkan.


Issues of local authority in the implementation of village development
In Kampung Muris Kecil, Jayapura Regency, Papua Province

 

Abstract

The village building paradigm is an idea that positions independent villages in moving development from below, with local initiatives or ideas initiated through local community interaction in the village. Authority based on origin rights and village-scale local authority then any local scale development activities aimed at villages are part of the building village or the village moves development. Local development efforts in the village of Muris Kecil addressed by the Central, Provincial and District governments appear in the provision of large funds every year, but in the 2015 Village Development Index, the village of Muris Kecil falls into the category of lagging or disadvantaged villages. It is interesting to see how the implementation of local authority possessed by the village in managing development in the village of small muris to independent villages, through transparency, accountability and involvement of the community in Musrenbang activities through the planning, implementation, and reporting of each development activity carried out in the village. This study used a qualitative approach and in-depth interview techniques and direct observation in the village of Muris Kecil. The results of the study show that the implementation of local authority in the implementation of development has not been able to be properly realized and its implementation is still hampered because several things include lack of competent human resources, public access to information to understand important information related to village development management is still very lacking the weak role of local institutions in the village to support community involvement in all development activities and the weak role of local institutions in managing local political issues that are very thick with monopoly and arbitrariness from the village government as organizers of development in the village. priorities and commitments in establishing programs, then also the challenges that exist as well as the strength of local political bureaucracy that influences management of authority in the village and often presents practice - Practical political practices in the implementation of programs that are supported by the district offices or organizations up to the process of making accountability reports on activities carried out in the village, and finally the formation of community groupings as part of community protests where village governments do not put forward the principles of democracy and poor governance village government based on accountability, transparency and participation so that development towards village independence cannot be realized.

2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Rahmah
Abstrak :
ABSTRAK Pendidikan sebagai salah satu upaya pemberdayaan memainkan peran penting dalam upaya meraih kesejahteraan individu maupun sosial. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia belum dapat dikatakan sepenuhnya memberdayakan. Salah satu hal yang dapat diupayakan untuk memperbaikinya adalah dengan melakukan program pengembangan profesi guru. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi digital dapat menjadi sebuah cara untuk menempatkan guru sebagai subjek pembelajar yang mandiri. Dengan pemanfaatan teknologi digital melaui internet, guru dapat mengakses materi yang dibutuhkannya kapan saja dan dimana saja.  Riset ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan teknologi digital yang dilakukan oleh Kampus Guru Cikal dalam konteks pengembangan guru berbasis komunitas pada Komunitas Guru Belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah Kampus Guru Cikal menggunakan pendekatan partisipatif nondirektif dalam melakukan pengembangan yang berpusat pada guru melalui pemanfaatan teknologi digital yang berfungsi sebagai sumber rujukan, sumber informasi, forum diskusi, tempat berpartisipasi untuk mengambil aksi dan media publikasi. Serangkaian tindakan lanjutan dilakukan untuk penguatan dan perluasan dampak pemberdayaan.
ABSTRACT Education as one of empowerment effort played an important role in achieving social or individual welfare Nonetheless, the quality of education in Indonesia still far from what so-called empowerment. One of the effort to uphold a betterment was to do a teacher development program. Utilization of technology as a learning medium could be mean to grow the autonomous spirit of learning that pose teacher as its subject. By the utilization of technology, such as social media and internet media, a teacher could access contents needed at anywhere and anytime. Kampus Guru Cikal came up with the practice of teacher development which utilizing technology as a medium to bring teacher-centric development. The aim of this study is to collect and describe data and information about the perspective of a teacher development organization, Kampus Guru Cikal on teacher career development, information technology usage, and the follow-up of information technology usage. The method that is operated in this research was descriptive- qualitative method. The conclusion of this research was Kampus Guru Cikal using a non-directive rticipative approach in doing teacher-center development through information technology usage which enabled as the reference, information source, discussion forum, participation place to take action and publishing media. The follow-ups were commitedin order to strengten and expand the impact of empowerment.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Jayani
Abstrak :
ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi kebijakan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai upaya peningkatan posisi tawar petani kecil di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Kajian dilakukan dengan menggunakan model implementasi kebijakan George Edwards III, bahwa implementasi dipengaruhi oleh empat faktor yaitu komunikasi, sumberdaya, kecenderungan pelaksana kebijakan dan struktur organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap delapan informan dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa para pemegang kepentingan sudah melaksanakan ketentuan yang tercakup dalam empat faktor tersebut. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih karena pertanian adalah bidang pekerjaan utama di Kabupaten Cianjur. Dengan berpartisipasi dalam sistem SRG, petani dapat melakukan tunda jual dan berpeluang untuk mendapatkan harga yang lebih baik serta meningkatkan kualitas produksinya, yang kemudian berdampak pada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan sosialnya.


ABSTRACT


This study examines implementation of the Warehouse Receipt System (SRG) policy in improving the bargaining position of small farmers in Cianjur Regency, West Java. The study adopts George Edwards III's policy implementation model which state that policy implementation is influenced by four factors, namely communication, resources, the propensity of implementing policies and organizational structure. This study uses a qualitative approach with a descriptive research type. Data collection was conducted through in-depth interview to eight respondents and field observation. The study shows that stakeholders have implemented the provisions covered by these four factors. However, there are some aspects that need more attention because agriculture is the main livehood in Cianjur Regency. By participating in the SRG system, farmers can postpone selling and have the opportunity to get better prices as well as to improve the quality of their commodities, which in turn has an impact on increasing their income as well as social welfare.

2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrit Faradina
Abstrak :
ABSTRAK Kesempatan bekerja bagi penyandang disabilitas kini sudah mulai terbuka di beberapa perusahaan baik perusahaa BUMN maupun perusahaan swasta karena pegawai disabilitas mampu membuktikan bahwa kinerja pegawai disabilitas sangat efektif sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Namun perusahaan tidak dapat hanya melihat pegawai disabilitas sebagai sumber daya manusia yang bekerja tanpa memperhatikan kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pegawai disabilitasnya terutama dalam hal pengembangan karir seperti menjadi ahli di bidang pekerjaannya serta tersedianya aksesibilitas berbagai fasilitas penunjang yang dapat mendukgung mobilitas pegawai dalam beraktivitas. ILO sebagai organisasi perburuhan telah menyusun standar pengelolaan tenaga kerja disabilitas di dunia kerja agar dapat tercipta situasi kerja yang tidak diskriminatif dan inklusif. Dalam hal ini pengalaman penyandang disabilitas sangat diperlukan dalam menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kriteria pengelolaan tenaga kerja disabilitas yang sesuai dengan guidelines ILO. Untuk itu dilakukan penelitian tentang pengalaman bekerja para pegawai disabilitas selama bekerja di perusahaan BUMN dan perusahaan swasta berdasarkan perspektif penyandang disabilitas sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus pengambilan sampel informan melalui teknik snowball sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam perekrutan perusahaan terhadap pegawai disabilitas masih mengandung diskriminasi sebab hanya penyandang disabilitas yang berada di Balai saja yang mendapat kesempatan bekerja namun tidak seluruh penyadang disabilitas angkatan kerja selain itu dalam hal pengembangan karir dan pengadaan fasilitas umum yang masih belum aksesibel bagi pegawai disabilitas di perusahaan. Saran yang diberikan antara lain perusahaan dapat membuat kebijakan pengelolaan tenaga kerja disabilitas yang tidak diskriminatif sejak dalam tahapan rekrutmen, seleksi, pengembangan karir dan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi penyandang disabilitas sesuai dengan yang diharapkan pada guidelines ILO terkait pengelolaan penyandang disabilitas dalam dunia kerja dan sejalan dengan harapan umum yang diinginkan oleh UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas juga sehingga dapat mewujudkan workplace inclusion dalam dunia kerja.
ABSTRACT Job opportunities for persons with disabilities have now begun to open in several companies, both state-owned enterprises and private companies because disability employees are able to prove that the performance of disability employees is very effective in accordance with the targets set by the company. But companies cannot only see disability employees as human resources who work without regard to welfare and increase the ability of their disability employees, especially in terms of career development such as becoming experts in their fields of work and the availability of accessibility to various supporting facilities that can support employee mobility in their activities. The ILO as a labor organization has set standards for managing disability labor in the world of work in order to create a non-discriminatory and inclusive work situation. In this case the experience of persons with disabilities is very necessary in assessing the ability of companies to meet the criteria for managing disability labor in accordance with ILO guidelines. For this reason, research was conducted on the experience of working with disability employees while working in state-owned companies and private companies based on the perspective of persons with disabilities themselves. This study uses a qualitative approach with a type of case study of informant sampling through a snowball sampling technique. The results of the study found that the recruitment of companies with disability employees still contained discrimination because only persons with disabilities in the Balai had the opportunity to work but not all workers with disabilities other than that in terms of career development and provision of public facilities that were still not accessible for disabled employees. at the company. Suggestions given include companies can make policies for managing disability workers who are not discriminatory since the stages of recruitment, selection, career development and provision of facilities and infrastructure needed for persons with disabilities as expected in ILO guidelines related to the management of persons with disabilities in the world of work and in line with the general expectations desired by Law Number 8 of 2016 concerning Disabled Persons as well so that they can realize workplace inclusion in the world of work.

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Nathalia
Abstrak :
ABSTRAK
Peran kader sangat penting dalam peningkatan pelayanan posyandu, sehingga diperlukan penguatan peran kader sebagai pemberi informasi kesehatan dan mendorong agar para ibu dengan balita datang ke posyandu. Melalui program CSR HSBC yang bernama Proyek Pos Pintar, para kader dikapasitasi melalui pelatihan penggunaan aplikasi mobile-Posyandu sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada ibu-ibu yang mempunyai anak balita yang menjadi konsumen Posyandu.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi sumatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader posyandu yang menggunakan aplikasi mobile-Posyandu menjadi lebih terbantu saat melakukan monitoring terhadap tumbuh kembang anak. Kader posyandu dapat memasukkan data hasil monitoring ke dalam aplikasi dengan lebih cepat dibandingkan dengan pencatatan secara manual. Aplikasi ini juga membantu kader dalam memberikan konseling kepada ibu dan balita. Para ibu juga menjadi lebih mudah memahami konseling yang diberikan oleh para kader posyandu yang menggunakan aplikasi mobile-Posyandu. Mereka menjadi lebih paham bagaimana memberikan makanan tambahan yang tepat kepada balitanya. Namun demikian, perlu dilakukan beberapa perbaikan seperti advokasi kepada pemerintah lokal, manajemen staf, serta mengatasi gangguan teknis yang kerap kali muncul dalam aplikasi mobile-Posyandu.

 


The role of cadres is very important in improving posyandu services, therefore we need to strengthen the role of cadre as a source of health information and to encourage mothers with children under five years old to come to the posyandu. Through one of HSBC CSR programs called Pos Pintar Project, cadres are capacitated through the training of mobile-Posyandu applications so that they can provide better services to mothers with children under five years old who come to the posyandu. This study uses a qualitative approach with a type of summative evaluation research. The result shows that posyandu cadres who use mobile-Posyandu applications are more helpful when monitoring the child's growth and development. The result of the monitoring submitted into the application which faster than the manual method. This application also supports cadres in providing counseling for mothers with children under five years old. It helps mothers to understand the counseling given by the cadres easier, so that they practice how to give appropriate feeding to their children. Given this situation, the capacity improvement for posyandu cadre through CSR program needs to be scaled up. However, improvement needs to made is some areas such as advocacy to the local government, staff management, as well as resolve technical issues that often appears in the mobile-Posyandu application

Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Ismar Pramala
Abstrak :
Keberhasilan pembangunan pariwisata ditingkat desa/ lokal tergantung pada kapasitas komunitas setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang Kapasitas Komunitas Desa Cibuntu Kabupaten Kuningan Jawabarat dalam pengembangan pariwisata berbasis komunitas. Desa Cibuntu dijadikan sebagai studi dalam penelitian ini karena berhasil menjadi Desa Wisata di Kabupaten Kuningan dengan melakukan penataan dan perbaikan bekas galian pasir yang mengakibatkan perubahan tatanan lingkungan dan sosial masyarakat setempat, menjadi daya tarik wisata yang mempesona, menjadikan Desa Cibuntu mendapatkan penghargaan baik tingkat Nasional maupun tingkat Internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Temuan lapangan menunjukkan bahwa kapasitas Komunitas Desa Cibuntu dalam pengembangan pariwisata berbasis komunitas didukung oleh kapasitas individu/SDM, kapasitas organisasi/kelembagaan, kapasitas lingkungan/sistem, dan keterlibatan aktif diantara komunitas Desa Cibuntu. Pengembangan pariwisata berbasis komunitas di Desa Cibuntu ini juga memberikan manfaat bagi Komunitas Desa Cibuntu
The success of tourism development at the village or local level depends on the capacity of the local community. The purpose of this study is to describe the capacity of Cibuntu Village Community in Kuningan Regency in community-based tourism development. Cibuntu Village is used as a study in this study because they success to become a Tourism Village in Kuningan Regency by arranging and repairing sand excavation which caused changes in the environment and social level of a local community, becoming a nice tourist attraction, leading to Cibuntu Village get both national and international level of awards. The method used in this study is qualitative with a descriptive approach. The findings indicate that the capacity of the Cibuntu Village Community in developing community based tourism (CBT) is supported by individual/ human resources capacity, organizational/institutional capacity, environmental/system capacity, and active involvement among the Cibuntu Village community. The development of community based tourism in Cibuntu Village also give a benefit for the community.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrie Priandiri Sudarwanto
Abstrak :
Foodbank menjadi salah satu organisasi berperan dalam pengentasan masalah kelaparan dan kerawanan pangan akibat kemiskinan, serta menjadi organisasi kontroversial dengan kritik ditujukan kepada foodbank karena dianggap sebagian besar pendekatannya hanya dapat dikategorikan sebagai bantuan darurat. Namun hal tersebut berbeda dengan yang ditemukan pada foodbank di Indonesia, khususnya Foodbank of Indonesia (FOI). Dalam konteks kesejahteraan sosial, studi ini merupakan studi pertama terkait bank makanan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi pembangunan sosial yang digunakan Foodbank of Indonesia dalam membantu mengatasi masalah kelaparan dan gizi buruk akibat kemiskinan melalui program Kampung Anak Sejahtera di Desa Cibatok, Kabupaten Bogor. Selain itu, menggambarkan manfaat yang diterima oleh stakeholder yang terlibat menjadi tujuan yang kedua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, lebih menitikberatkan pada deskripsi aktivitas dan fenomena sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumenter dan studi pustaka, wawancara mendalam, dan observasi. Informan terdiri dari staf FOI, pemerintah daerah dan penerima manfaat dengan teknik pemilihan purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah FOI memiliki karakteristik pembangunan sosial dan juga memiliki sinergi dari tiga strategi pembangunan sosial, yaitu strategi individu, komunitas dan pemerintah. ......Foodbank is one of the organizations playing a role in alleviating the problem of hunger and food insecurity due to poverty, as well as being a controversial organization with criticism aimed at foodbank because its approached is considered be categorized as emergency assistance. However, different thing found in food banks in Indonesia, especially the Foodbank of Indonesia (FOI). In the context of social welfare, this study is pioneer research related to food banks in Indonesia. The purpose of this study is to describe social development strategies used by Foodbank of Indonesia helping to overcome the problem of hunger and malnutrition due to poverty through the Kampung Anak Sejahtera program in Cibatok Village, Bogor Regency. In addition, describing the benefits received by the stakeholders involved becomes the second objective. This study uses qualitative methods with descriptive research, with more emphasis on the description of social phenomena and activities. The data was collected through documentary and literature studies, in-depth interviews, and observations. The purposive sampling technique uses as sampling method. The result is that FOI has the characteristics of a social development and also has a synergy of three social development strategies, individual, community and government strategies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firman Perdana
Abstrak :
Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia ada di perdesaan. Oleh sebab itu, dalam pembangunan desa perlu diarahkan pada terwujudnya "desa yang mandiri". Dalam rangka untuk mendorong dan membangkitkan kemampuan masyarakat terutama masyarakat pedesaan banyak program yang telah dibuat oleh pemerintah. Salah satunya adalah arah pemeberdayaan masyarakat desa dengan melibatkan masyarakat dan unsur pemerintahan yang mempunyai kebijakan pembangunan yang lebih reaktif memberikan prioritas kebutuhan masyarakat desa dalam alokasi anggaran sehingga mereka mampu untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang Desa di Desa Titian Modang Kopah Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi dan mengetahui hambatan-hambatan partisipasi masyarakat tersebut. Sementara itu, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokurnentasi. Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa Tingkat partisipasi masyarakat dalam Musrenbangdes berada dalam derajat tokenisme di karakteristik consultation, sehingga kegiatan penyelenggaraan Musrenbangdes di Desa Titian Modang Kopah hanya sebagai formalitas dan kendala dalam pelaksanaan Musrenbangdes di Desa Titian Modang Kopah adalah sulitnya mengambil keputusan mengenai, program yang akan diprioritaskan belum terealisasi, masyarakat kurang bisa menyampaikan aspirasi apa yang menjadi kebutuhan mereka karena masih memiliki daya analisis yang lemah terhadap kebutuhan pembangunan karena lemahnya faktor sumber daya masyarakat dan belum adanya sinergi berbagai sumber dana pembangunan yang dimiliki Desa Titian Modang Kopah. Sebagai konsekuensi dari kendala tersebut maka program pemerintah banyak yang tidak berdasarkan pada potensi dan kekhasan Daerah sehingga menyebabkan banyak potensi yang berada di Desa Titian Modang Kopah menjadi tidak efektif. ......Village as a government that directly related to the community is the main focus in government development, because most of Indonesia's territory is in the countryside. Therefore, in village development it needs to be directed at the realization of an "independent vi llage". In order to encourage and awaken the ability of the community, especially rural communities, many programs have been made by the government. One of them is through empowering rural communities by in volving the community and elements of government that have more reactive development policies that give priority to the needs of village communities in budget allocation so that they are able to exploit the potential of their respective regions. This study aims to determine community participation in the implementation of Musrenbang Desa in Titian Modang Kopah Village, Kuantan Tengah District, Kuantan Singingi District and know the obstacles. Meanwhile, the research method used is qualitative research with a descripti ve approach, and data collection techniques through interviews, observation and documentation. The results of this study concluded that Thelevel of community participation in the musrenbangdes was in degree of tokenism at the consultation level, so the musrenbangdes implementation activities in Titian Modang Kopah Village were only a formality and The obstacle in the implementation of the Musrenbangdes in Titian Modang Kopah Village is the difficulty in making decisions regarding the prioritized program which has not been realized, the community is less able to express their aspirations because they still have weak analytical power to the development needs due to weak resource factors the community and the lack of synergy between the various development funding sources owned by Titian Modang Kopah Village. As a consequence of these obstacles, many government programs are not based on the potentials and uniqueness of the Region, causing many potential in Titian Modang Kopah is ineffective.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>