Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Revi Laracaka
"Skripsi ini membahas ketentuan penyetoran modal, status hukum pemegang saham yang melakukan penyetoran modal dengan cara mengangsur serta menganalisis pertimbangan hakim yang menyatakan penggugat sebagai pemegang saham yang sah dari PT Putri Mea padahal penyetoran modal dilakukan dengan cara mengangsur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa menurut UUPT ketentuan penyetoran modal harus dilakukan secara penuh dan tidak dimungkinkan untuk diangsur setelah Perseroan Terbatas disahkan menjadi badan hukum, pemegang saham yang melakukan penyetoran saham secara mengangsur setelah Perseroan Terbatas disahkan menjadi badan hukum tidak dapat dikatakan sebagai pemegang saham yang sah dan pertimbangan hakim yang menyatakan bahwa Penggugat sebagai pemegang saham yang sah PT. Putri Mea adalah pertimbangan yang tidak tepat. Agar permasalahan demikian tidak terjadi di kemudian hari, hendaknya pemerintah melalui Dewan Perwakilan Rakyat memperbaiki ketentuan dalam UUPT dengan cara menyatakan bahwa direksi yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran ketentuan penyetoran modal.

The focus of this thesis are the regulation of capital Deposit, the legal status of shareholders pays unpaidfull capital, and analyzing the consideration of the judge who declared the plaintiff as the legitimate shareholders of PT Putri Mea whereas pays unpaidfull capital. The results of this case study indicate that the capital deposit is made in full and shall not be paid in installments/unpaidfull, the shareholders to deposit shares in installments can not be regarded as legitimate shareholders, and consideration judge stating that the plaintiff as the legitimate shareholders of PT. Putri Mea is improper consideration. At the end of the thesis, authors also suggested that States needs to rearrange the regulation about company limited with regulated that the board of Director will be responsibility of shares deposit regulation fallacy
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S57559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Pada tanggal 2 Desember tahun 2021 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan peraturan Nomor 22/POJK.04/2021 (POJK 22/2021). Aturan ini memberikan keistimewaan saham dengan hak suara multipel (SDHSM) bagi Perseroan Terbatas (PT) yang ingin melakukan penawaran umum dengan memberikan hak untuk mengesampingkan prinsip satu saham satu suara sebagaimana yang diatur didalam Pasal 84 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Akan tetapi aturan tersebut hanya memperkenankan bagi PT yang menggunakan teknologi sebagai bisnis utamanya. Berbeda dengan Indonesia, baik di Negara Amerika maupun di Hong Kong tidak membatasi jenis kegiatan usaha tertentu. Sehingga permasalahan dalam penelitian ini ialah mencari alasan ketentuan SDHSM di Indonesia yang hanya dibatasi untuk Emiten yang menggunakan teknologi sebagai bisnis utamanya. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat komparasi dengan Negara Amerika Serikat dan Hong Kong. Adapun alasan pemilihan negara tersebut dijadikan sebagai perbandingan karena aturan POJK tersebut mengikuti praktik yang terjadi di bursa Amerika, dalam hal ini New York Stock Exchange (NYSE) dan National Association of Securities Dealers Automated Quotations Stock Market (NASDAQ) dan Hong Kong, dalam hal ini Hong Kong Exchanges and Clearing Limited (HKEx). Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normative dan perbandingan hukum. Hasil penelitian menunjukan alasan pengaturan SDHSM di Indonesia hanya ditujukan bagai Emiten yang menggunakan teknologi disebabkan dalam pertimbangan dan penjelasan POJK 22/2021 menyampaikan bahwa aturan ini ditujukan untuk mengakomodir perusahaan teknologi agar para pendiri perusahaan dapat mengembangkan teknologi dan inovasi yang dimiliki dan dapat menghindari gangguan dari pemegang saham biasa yang tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan mereka. Oleh karena itu para pendiri dapat mempertahankan kendali perusahaan untuk mengejar inovasi yang mereka miliki sehingga bisnis suatu emiten dapat dikembangkan melalui pengetahuan dan arahan strategis dari seorang pendiri yang memiliki visi dan misi yang unik. Selain itu apabila merujuk pada praktik yang terjadi di Amerika Serikat dan Hong Kong terlihat bahwa mayoritas pengguna SDHSM merupakan perusahaan teknologi.

On December 2, 2021, the Financial Services Authority (OJK) issued regulation Number 22/POJK.04/2021 (POJK 22/2021). This regulation provides the privilege of multiple voting rights shares (SDHSM) for Limited Liability Companies (PT) that wish to go public, granting the right to override the principle of one share one vote as stipulated in Article 84 paragraph (1) of Law Number 40 of 2007 concerning Limited Liability Companies (Company Law). However, this regulation only allows PTs that use technology as their main business. Unlike Indonesia, both in the United States and Hong Kong, there is no restriction on the type of business activities. Therefore, the issue in this study is to find the reasons for the SDHSM provisions in Indonesia being limited only to issuers that use technology as their main business. This research was conducted by making comparisons with the United States and Hong Kong. The reason for choosing these countries as comparisons is because the POJK regulation follows the practices occurring in the American stock exchanges, namely the New York Stock Exchange (NYSE) and the National Association of Securities Dealers Automated Quotations Stock Market (NASDAQ), and Hong Kong, namely the Hong Kong Exchanges and Clearing Limited (HKEx). This study uses normative legal research methods and comparative law. The results of the study indicate that the reason for regulating SDHSM in Indonesia is directed only at issuers that use technology because, in the considerations and explanations of POJK 22/2021, it is stated that this regulation is aimed at accommodating technology companies so that the company founders can develop the technology and innovations they have and avoid interference from ordinary shareholders who do not have the same knowledge as they do. Therefore, the founders can maintain control of the company to pursue their innovations so that the business of an issuer can be developed through the knowledge and strategic direction of a founder who has a unique vision and mission. In addition, referring to the practices in the United States and Hong Kong, it is evident that the majority of SDHSM users are technology companies."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isabella Leoni Trika A
"Konsep Perseroan yang selama ini dikenal di Indonesia adalah Perseroan Terbatas yang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas didefinisikan serta memiliki unsur-unsur badan hukum, merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham. Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja, hukum Perseroan di Indonesia memperkenalkan bentuk Perseroan yang baru yakni Perseroan Perorangan. Definisi Perseroan Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 telah diubah dan diperluas dengan mencakup Perseroan Perorangan, di mana hal tersebut seakan-akan menunjukan bahwa Perseroan Perorangan adalah sama dengan Perseroan Terbatas, namun bedanya Perseroan Perorangan dimiliki oleh pemegang saham tunggal. Adapun keduanya adalah bentuk badan hukum yang berbeda, dan pada akhirnya, Penulis memberikan kesimpulan bahwa terdapat ketidaksesuaian dalam perluasan makna Perseroan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja baik dari segi dasar pengaturan, dan unsur serta karakteristik umum dari bentuk badan hukumnya. Penulis memberikan saran agar definisi Perseroan Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja diubah dan disesuaikan dengan konsep Perseroan Terbatas dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, istilah Perseroan Perorangan diubah menjadi badan hukum perseorangan, dan pemerintah agar membuat peraturan yang lebih rinci dan spesifik dalam undang-undang terpisah mengenai Perseroan Perorangan (badan hukum perseorangan tersebut).

In Indonesia, the concept of a Limited Liability Company has been well-established since Law Number 40 of 2007 regarding Company. This type of company has distinct characteristics, including being a legal entity, an association of capital, formed through an agreement, and engaged in business activities with fully distributed authorized capital. However, with the introduction of the Individual Company in Law Number 6 of 2023 regarding Job Creation, the definition of a Limited Liability Company has been revised to include Individual Companies. While it may seem that Individual Companies are similar to Limited Liability Companies, they differ in several keyways. An Individual Company is owned by a single shareholder and lacks the essential elements of a Limited Liability Company. It is concluded that there is a nonconformity in the expansion of the meaning of Company in Omnibus Law, in terms of the basis of regulation, and the elements and general characteristics of the legal entity form. Therefore, it is suggested that the definition of a Limited Liability Company in Law Number 6 of 2023 regarding Job Creation be revised to align with the original concept defined in Law Number 40 of 2007 regarding Company and change the term of Individual Company (Perseroan Perorangan) to individual legal entity (badan hukum perseorangan). It is also recommended that the government develop a separate regulation with more detailed regulations regarding Individual Companies (individual legal entities)."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayyan Hanif Ismail
"Transaksi Short Selling merupakan transaksi yang tidak konvensional dalam konteks perdagangan efek. Transaksi Short Selling dilakukan dalam kondisi penjual dalam transaksi tidak memiliki efek yang dijual. Sehingga, transaksi Short Selling terhadap suatu saham akan membuahkan hasil keuntungan bagi investor penjual apabila harga saham tersebut mengalami penurunan. Hal ini menimbulkan sejumlah risiko yang dikaitkan dengan kegagalan penyerahan efek, stabilitas pasar, serta risiko perdagangan bagi investor. Melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6 Tahun 2024 (POJK 6/2024), Pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk memitigasi risiko-risiko yang dikaitkan dengan transaksi Short Selling. Namun, pada penerapannya, transaksi Short Selling masih kerap tidak dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hal ini ditunjukkan dengan sejumlah kasus pelanggaran atas persetujuan bursa sebagaimana dipersyaratkan dalam POJK 6/2024. Penelitian ini membahas terkait dengan kekurangan dari ketentuan hukum yang berlaku terkait transaksi Short Selling, khususnya terkait persyaratannya dikaitkan dengan kasus yang terjadi. Kemudian, penelitian ini juga membandingkan dengan ketentuan keterbukaan terkait transaksi Short Selling antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Penelitian ini menemukan bahwa Amerika Serikat memiliki mekanisme yang lebih transparan terkait dengan keterbukaan transaksi Short Selling, sehingga dapat menjadi langkah preventif atas pelanggaran terkait persyaratan transaksi Short Selling. Sebagai bentuk penyempurnaan peraturan, mekanisme keterbukaan terkait transaksi Short Selling dapat diterapkan di Indonesia dengan menggunakan peran Lembaga Kliring dan Penjaminan.

Short Selling transactions are unconventional in the context of securities trading. A Short Selling transaction occurs when the seller in the transaction does not own the securities being sold. Consequently, Short Selling of a stock yields profits for the selling investor if the stock price declines. This generates several risks associated with delivery failures, market stability, and trading risks for investors. Through Financial Services Authority Regulation Number 6 of 2024 (POJK 6/2024), the Indonesian government has taken steps to mitigate the risks linked to Short Selling transactions. However, in practice, Short Selling transactions are still frequently conducted in violation of applicable regulations. This is evidenced by several cases of non-compliance with exchange approval requirements as stipulated in POJK 6/2024. This study examines the weakness of legal provisions governing Short Selling transactions, particularly concerning their requirements in light of existing cases. Furthermore, the study compares disclosure requirements for Short Selling transactions between Indonesia and the United States. The study finds that the United States has a more transparent mechanism for Short Selling transaction disclosures, which serves as a preventive measure against violations related to Short Selling requirements. As a regulatory improvement, implementing a disclosure mechanism for Short Selling transactions in Indonesia through the role of the Clearing and Guarantee Institution is recommended."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y.G. Wibisono
"Sejalan dengan perkembangan bidang pemerintahan yang memunculkan isu desentralisasi, termasuk bidang kesehatan, maka kemampuan daerah dalam hal menggali sumber daya yang ada, terutama sumber daya manusia, sangatlah penting. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan produktivitas, sedangkan produktivitas berbanding lurus dengan kinerja. Selain itu Kinerja sangatlah dipengaruhi oleh kepuasan kerja, walaupun kedua hal tersebut juga dipengaruhi faktor lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat kepuasan dan kinerja pegawai strutural, dan melihat hubungan kepuasan dan kinerja pegawai struktural setelah dikendalikan faktor konfonding. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau dari tanggal 18 September 2000 sampai dengan 25 Nopember 2000. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 43 pegawai struktural.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat distribusi frekuensi, regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pegawai struktural menurut 5 dimensi kepuasan secara berurutan rata-rata adalah 82,17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; dan 83,3 %; sedangkan kinerja rata-rata adalah 51,2 %.
Dari analisis bivariat didapatkan bahwa tidak ada satupun dimensi kepuasan yang berhubungan bermakna secara statistik dengan kinerja. Faktor yang berhubungan dengan kinerja adalah sarana dan pendidikan, sedangkan faktor yang berhubungan dengan dimensi kepuasan adalah motivasi dan pendidikan. Dari hasil analisis multivariat didapat bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kinerja adalah pendidikan dan kepuasan kondisi kerja yang mendukung. Pendidikan juga merupakan satu-satunya variabel yang bisa dijadikan sebagai faktor konfonding.
Variabel yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kinerja adalah pendidikan yang sesuai dengan syarat pendidikan dalam hal menduduki jabatan, selain itu juga perlu dilaksanakan prinsip 'the right man on the right place' untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Relationship between Staff Satisfaction and Staff Performance at Sanggau District Hospital West Kalimantan, 2000Current development of government paking, which is decentralization paking, urges local authorities including provinces and districts to strengthen their system including human resources. Within an organization, human resources are important factors in organizational productivity as indicators organizational performance. Furtherance, the performance is influenced by worker satisfaction and other variables.
To these extant, this study is arises to elaborate staff performance at RSUD Sanggau, and examine factors related to the performance. This study was conducted on September to November 2000, which designed with a cross -sectional survey. Samples were 43 structural staff at the hospital.
Data analyses were univariate, bivariate and multivariate to answer specific research questions. This study showed that level of working satisfaction Likert are 82, 17 %; 75,78 %; 70,93 %; 80,23 %; and 83,3 %; respectively to 5 dimensions of satisfaction which are challenge, reward, work climate, partner support, and talent.
Factors related to performance were facility and level of education. While motivation and level of education were related significantly to dimension challenge, work climate, and talent of satisfaction.
Further analysis using multiple linear regressions with backward method showed that only education variable related significantly to the performance, while staff satisfactions were not.
This study recommends that in add to improve organizational performance, educational background of employee should be appropriate for structural placement. This will be further maintaining worker satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Fajari Agustini
"Sebagai rumah sakit Pemerintah RSUP Fatmawati dikenal sebagai rumah sakit untuk golongan segmen menengah kebawah, tetapi tidak demikian untuk produk pelayanan V.I.P yang sasarannya adalah menengah keatas, tujuan umum dari penelitan ini agar diperolehnya rencana strategi pemasaran pelayanan ruang rawat inap VIP, Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisa SWOT ruang rawat»inap VIP untuk strategi pemasarannya yang diterapkan adalah memaksimalkan peluang eksternal dan meminimalkan internal yang ada, upayasmemperkenalkan produk Rawat Inap VIP masih belum cukup bila hanya ditunjang oleh hal yang berwujud, seperti: gedung baru, fasilitas pelayanan, jumlah-SDM yang memadai serta ditunjang peningkatan penunjang medis, tetapi juga hal hal yang tidak berwujud, seperti budaya kerja, prosedur pelayanan dan tingkah laku dalam memasarkan produk.

As hospital owned by Government RSUP Fatmawati known as hospital to faction the middle segment downwards, but not thus for service products VIP has different target are middle—up onward. General purposes of this research are obtaining the strategy of marketing plan VIP inpatient space. This research has utilized the approach of quantitative and qualitative method, quantitative approach done by doing data collecting questionnaire to patients, responder and society outside of Hospital Fatmawati to obtain description subscribers accordance marketing strategy. VIP inpatient. space. Qualitative approach was done by conducting in-depth interview..to doctor’s specialisteat inpatient VIP, and the management of Fatmawati Hospital. From the SWOT,analysis, the position of the VIP ward at the second quadrant. On the marketing strategy adopted to maximize opportunities and minimize the weaknesses ofefforts. tovintroduce product and services is inadequate if only supported by tangible, such as new buildings, service facilities, a sufficient number of human resources and supported increased medical support, but also the intangible dimension, such as work culture, procedures and behavioral services inmarketing products. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31689
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Puspa Dewi
"Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan resmi dari pemerintah kepada rumah sakit yang telah memenuhi standar pelayanan kesehatan, rumah sakit Zahirah sendiri sudah lulus akreditasi namun berdasarkan data yang ada kinerja perawat dianggap masih kurang sehingga perlu diketahuinya hubungan antara pengetahuan mengenai akreditasi rumah sakit dan karakteristik dengan kinerja perawat di rumah sakit Zahirah Jakarta tahun 2010.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah diketahui gambaran pengetahuan perawat mengenai akreditasi rumahsakit, karakteristik individu perawat, hubungan antara pengetahuan mengenai akreditasi dengan kinerja perawat di RSU Zahirah, hubungan antara karakteristik dengan kinerja perawat RSU Zahirah.
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian adalah survei cross sectional yang berarti pengukuran variabel dependen dan independen dilaksanakan pada satu waktu, Populasi penelitian adalah semua perawat yang berjumlah 72 orang perawat menggunakan alat ukur kuesioner.
Kesimpulannya adalah karakteristik individu perawat di RSU Zahirah adalah sebagian besar berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan terakhir SPK-D3, umur 24 tahun keatas, dan masa kerja 2 tahun keatas. Sebagian besar perawat memiliki pengetahuan yang baik, karakteristik individu yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja perawat, masa kerja terbukti mempunyai hubungan yang signifikan, pengetahuan perawat mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kinerja perawat.
Saran dari penelitian ini adalah memberikan reward dan punishment kepada perawat, dan merekrut tenaga perawat yang telah berpengalaman minimal 2 tahun. Perlu diadakan evaluasi berkala terhadap kinerja perawat dan pelaksanaan pelayanan rumahsakit sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit.

Hospital accreditation is official recognition from the government to hospitals that have met standards of health services, hospitals themselves have passed the accreditation Zahirah but based on existing performance data were deemed to be less so the nurse needs to know the relationship between knowledge about the accreditation of hospitals and nursing performance characteristics Zahirah hospital in Jakarta in 2010.
The purpose of this study is to know the description of nurse's knowledge about the hospital accreditation, individual characteristics, the correlation between nurse's knowledge about the hospital accreditation and the performance of nurses in Zahirah Hospital, the correlation between the individual characteristics of nurses and the performance of nurses at Zahirah Hospital.
This research is a quantitative analytical approach. The design of this study was cross sectional survey which means that the measurement of dependent variable and independent variable were done at the same time. The population of this study were all nurses who numbered 72 nurses using questionnaires as the measuring instrument.
The conclusion were that individual characteristics of nurses in Zahirah Hospital is mostly female, the last education level SPK-D3, age 24 years and older, and years of service above 2 years. Half nurses have good knowledge, the individual characteristics consisting of age, gender, and education have no significant correlation to performance of nurses, the work proved to have a significant correlation, the knowledge nurses also have significant correlation to the performance of nurses.
Suggestions from this study is to provide reward and punishment to nurses, and recruit nurses with minimum 2 years of experience. Need to conduct periodic evaluation to nurse's performance and the implementation of hospital's services in accordance with hospital accreditation standard.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31108
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hizrita Kusumaswari
"ABSTRAK
Sebagai sebuah organisasi pelayanan kesehatan dengan jumlah SDM tertinggi
dari pihak perawat sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa motivasi
mempengamhi produktivitas dan kcmudian produktivitas mempengaruhi kinexja perawat.
Penilaian terhadap kinclja karyawan temtama perawat di RSIA I-Iermina Bekasi sebagai
sebuah segmented hospital untuk ibu dan anak saat ini masih belum memperlihatkan
adanya motivasi yang mempengaruhi mereka dalam bekerja. Adanya penelitian mengenai
penilaian motivasi terhadap kinenja mereka diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak manajemen dalam pertimbangan penilaian kinezja mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mcndapatkan informasi dan gambamn tentang
hubungan antara motivasi ekstrinsik, motivasi intrinsik dan karalcteristik individu tcnaga
perawat dengan kine1ja mcreka di RSIA Hemmina Bekasi. Penelitian yang dilakukan
berikut ini hersifat kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dengan jumjah sampel
sebanyak 94 orang dari total populasi 219 orang perawat.
Data yang diperoleh dari penelitian adalah data primer dari kuesioner yang
disebarkan pada para perawat dan data sekunder dari bagian SDM atau personalian
Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah perawat dengan kinelja yang baik
hanya sebesar 47,9%. Pada motivasi eksn-insik terlihat bahwa hanya status kepangkatan,
kondisi pekexjaan dan supervisi saja yang memiliki hubungan signiiikan dengan kincxja.
Pada variabel hubungan dengan kolega, diklat, imbalan dan kebijakan perusahaan dan
administrasi tidak memiliki hubungan yang signiiikan dcngan kinerja. Sedangkan
variabel motivasi intrinsik tidak memperlihatkan hubungan yang signiiikan dengan
kinenja. Narnun dari garnbaran karakteristik individu terlihat bahwa lama bekerja
memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan kinexja. Variabel independen yang
memiliki hubungan paling dominan dengan kinezja perawat di RSIA I-Iennina Bekasi
adalah lama bckezja dan kondisi pekexjaan.
Satan yang diajukan oleh pencliti adalah mcmberikan bentuk pengakuan yang
lebih konkrit bagi perawat, pelatihan keperawatan tingkat lanjut, kualifikasi recruizment
untuk perawat yang sudah pengalaman, pendampingan perawat baru oleh perawat senior memperkaya pekezjaan umuk perawat yang senior, meng-up grade alat interpersonal
perawat untuk unit dengan produktivitas tinggi, tambahan kompensasi tertentu untuk
instalasi dengan produktiwdtas tinggi seperti OK, VK, Perina, NICCU dan IGD tapi
disesuaikan dengan kinenja perawatnya. Kompensasi tersebut berupa berupa bonus
tertentu dan pelatihan tambahan. Namun untuk menghindari sikap iri dari unit yang lain,
hendaknya hanya perawat-perawat dengan kinerja yang baik diberi kesempatan untuk
rotasi pada unit-unit kritis tersebut diatas.

ABSTRACT
As a health service organization with the highest nursing SDM quantity there is
allot research that show motivation influence productivity and then productivity influence
nurse performance. Assessment toward employee performance especially nurse at RSIA
Hermina Bekasi as a segmented hospital for mother and her child recently still not yet
show motivation that affecting them in work. Research oonceming motivation assessment
toward their perfomrance hoped to become an input for management in their performance
assessment consideration.
This research objective is to get information and description toward relation
between extrinsic motivation, intrinsic motivation and nurse individual characteristic with
their performance at RSIA Hermina Bekasi. Research conducted is quantitative with
cross-sectional method and 94 people as total sample iiom total population of 219 nurses.
Data obtained 'dom research is primary data from distributed questioner on nurses
and secondary data from SDM or human resources departement.
Result obtained from research is only 47,9% nurse who perform well. In extrinsic
motivation seen that only rank status, working condition and supervision have significant
relation with performance. The In relation with colleagues variable, education and
training, reward and company policy and administration do not have significant relation
with performance. While intrinsic motivation variable do not focused in significant
relation with performance. However, from individual characteristic description saw that
working length has very significant relation with performance. Independent variable that
has the most dominant relation with nurse performance at RSIA Hermina Bekasi is
working length and working condition.
Suggested by researcher to gives more concrete acknowledgement for nurse,
enriching job for senior nurse, nurse advance training program, recruitment qualification
for advanced nurse, supervision by senior nurse to new nurse, upgrading the newest
interpersonal equipment for unit with high productivity, certain additional compensation
for high productivity installation such as OK, VK, Perina, NICCU and ER but suit with
nurse performance. Those compensations are certain bonuses or extra training. However, to avoid jealousy from other units, nurses that have good performance gave opportunity
for rotation on those critical units referred above.

"
2007
T34544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noel Sita Rukmi
"Upaya peningkatan mutu pelayanan ditetapkan dalam Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang akreditasi. Tahun 2013, Joint Commision Internasional (JCI) akan melakukan penilaian akreditasi secara internasional terhadap RSUP Fatmawati terutama mutu pelayanan patient safety. Sehingga perlu diadakan pelatihan basic life support sebagai salah satu syarat pemenuhan penilaian tersebut. Dimulai tahun 2012 terhadap para pegawai non medis, sehingga perlu dievaluasi kegiatan pelatihan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara ketepatan metode pelatihan, kualitas materi pelatihan,kualitas instruktur pelatihan terhadap retensi materi pelatihan dan kompetensi pegawai non medis dalam melakukan bantuan hidup dasar / basic life support pascapelatihan Basic Life Support di RSUP Fatmawati tahun 2012. Metode penelitian ini menggunakan statistik analisis "Structural Equation Model (SEM) Partial Least Square (PLS)". Sampel sebanyak 100 responden pegawai non medis yang telah mengikuti pelatihan.
Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh Pengaruh Ketepatan Metode, Kualitas Materi, Kualitas Instruktur Pelatihan Terhadap Retensi Materi Pelatihan dan Kompetensi Pegawai Non Medis dengan derajat kepercayaan 95 %, kecuali variabel kualitas instruktur pelatihan terhadap kompetensi pegawai, memiliki tingkat kepercayaan mendekati 70 %.
Rekomendasi hasil penelitian lebih lanjut diarahkan kepada Direksi RSUP Fatmawati, Bagian Pendidikan dan Penelitian dan Bagian Sumber Daya Manusia.

Efforts to improve the healthcare quality is stated in the State Law No. 44 year 2009 concerning accreditation. In 2013, the Fatmawati hospital will be assessed by Joint Commission International (JCI) using international accreditation standard especially regarding patient safety quality. So it is necessary to conduct the basic life support training as a one of condition to fulfill the assessment. This training had been conducted from 2012 and implemented to the non-medical personnel, so the training needs to be evaluated.
The purpose of this study is to determine the direct and indirect influence between the precision of the method of training, training materials quality, training instructor quality on the retention of the training material and non-medical personnel competence in performing basic life support training in Fatmawati general hospital Basic Life Support year 2012. This study uses statistic methods of analysis "Structural Equation Model (SEM) Partial Least Square (PLS)". Using Sample from 100 non-medical personnel respondents who have been trained with the basic life support training.
The results show there are significant effect of Method precision, Material Quality, Materials Quality, Training Instructor Quality towards Training Material Retention Quality and Competency of the Non-Medical personnel with 95% confidence level, except for the training instructors quality variable to employee competence, have approached the 70% confidence level.
Further research recommendations are directed to the Fatmawati General Hospital Board of Directors, Education and Research Department and the Human Resources Department.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"Program Promosi Kesehatan telah berjalan di RSUP Fatmawati sejak sebelum tahun 1997, namun belum pernah dilakukan evaluasi tehadap pelaksanaan program Promosi Kesehatan dengan menggunakan standar yang ada. Penelitian ini bertujuan mengetahui penilaian pelaksanaan PKRS di RSUP Fatmawati menggunakan Standar Health Promoting Hospital WHO yang diimplementasikan pada Direktorat Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2013. Dilakukan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian didapatkan bahwa Penilaian dengan Standar Health Promoting Hospital WHO di Direktorat Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati masih sebagian terpenuhi. Secara statistik penilaian diberikan tidak didasarkan atas faktor sosiodemografi. Terdapat perbedaan pemberian nilai berdasarkan unit tempat bekerja yang dikategorikan menjadi Staf Medis Fungsional dan Satuan Kerja. Hasil penelitian menyarankan perlu dilakukan intervensi terhadap elemen yang belum terpenuhi serta dilakukan monitoring dan evaluasi berkesinambungan untuk meningkatkan mutu program Promosi Kesehatan di RSUP Fatmawati.

Health Promotion program has been running in RSUP Fatmawati since prior to 1997, but has never been evaluated using existing standards. This study aims to determine the assessment of the implementation of health promotion in RSUP Fatmawati using WHO Health Promoting Hospital Standard in Direktorat Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati Jakarta 2013. Quantitative research with cross sectional study designed. The results showed that the WHO HPH Standards at Direktorat Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati Jakarta 2013 still partially fulfilled. Statistically given assessment is not based on sociodemographic factors. There are differences results based on departement which is categorized into Staf Medis Fungsional dan Satuan Kerja. This research suggest that RSUP Fatmawati should give interventions for unmet elements and do continuous monitoring and evaluation for quality improvement to health promotion program at RSUP Fatmawati.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>