Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Sidin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neviandri
Abstrak :
Alasan penelitian adalah sangat penyusunan dan evaluasi anggaran yang diperlukannya efektif oleh organisasi nirlaba. Tujuan penelitian untuk melihat sejauh mana teori dapat diaplikasikan pada keadaan yang sebenarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi lapangan. Pengumpulan bahan dilakukan dengan wawancara dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang menunjang pembahasan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : penyusunan dan evaluasi anggaran pada organisasi nirlaba merupakan hal yang sangat penting karena dana dan aktifitas kegiatan yang dapat dilaksanakan sifatnya terbatas dan spesifik. Dalam menyusun anggaran dapat digunakan pendekatan bottom-up, top-down stau modifikasinya. Anggaran dapat disajikan menurut objek pengeluaran atau menurut aktivi tas kegiatan yang dilaksanakan. Cara penyusunan anggaran pada organisasi nirlaba pada prinsipnya tidaklah jauh berbeda dengan organisasi yang berorientasi pada laba, yang membedakannya adalah pada apa yang menjadi titik tolaknya. Kesimpulannya adalah bahwa penyusunan anggaran yang baik dimulai dari apa yang menjadi batasan (bottle - neck) bagi organisasi tersebut, untuk organisasi nirlaba adalah dana yang tersedia; Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) "X" sudah melaksanakannya. Disamping itu LSM atau organisasi nirlaba umumnya menganut dan menerapkan anggaran berimbang. Jika anggaran LSM dikaitkan dengan sumber dananya, rnaka anggaran dapat dibedakan atas restricted dan unrestricted. Sisa anggaran dalam rangka kerjasama dengan donor dengan sendirinya hangus atau menjadi uang muka jika kerjasama bersifat jangka panjang. Sarannya adalah agar "format yang digunakan dalam anggaran dan laporan realisasinya sarana, untuk memudahkan evaluasi. Untuk mempermudah penganggaran dan administrasinya, maka sebaiknya dibuat suatu bagan perkiraan (chart of accounts) yang lebih rinci dan baku.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiandry Taslim
Abstrak :
Dengan dikeluarkannya Paket Deregulasi di bidang perbankan tahun 1988 atau lebih dikenal dengan PAKTO 1988, maka jumlah bank yang ada di Indonesia semakin bertambah. Penambahan jumlah . bank tersebut juga diikuti dengan berbagai permasalahan yang banyak timbul akhir-akhir ini, terlebih-lebih dengan semakin meningkatnya bank-bank yang menjual sahamnya di pasar modal. Sorotan maupun kritik tidak hanya ditujukan pada pihak perbankan saja, melainkan juga kepada pihak Bank Indonesia yang terlihat kurang tegas dan banyak melakukan Trial and Error dalam usahanya mengembangkan industri perbankan dan pihak lain yang terkait dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia dan Badan Pelaksana Pasar Modal yang kurang tanggap dalam menerapkan peraturan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari berbagai kasus yang terjadi pada industri perbankan, dibutuhkan suatu analisa yang lebih mendalam agar investor khususnya dan masyatakat pada umumnya dapat meningkatkan awareness mereka terhadap resiko industri perbankan. Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan peneli-tian untuk menganalisa berbagai resiko yang dapat terjadi pada industri perbankan melalui laporan keuangan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kapada pihak perban¬kan, pihak Akuntan Publik, BAPEPAM dan BEJ, para Akademisi, para Pengamat Perbankan, para Investor Badan maupun investor Perseorangan. Dari hasil yang diperoleh melalui kuesioner tersebut, maka dapat diketahui berbagai pendapat para responden tersebut dalam merangking resiko industri perban¬kan, maupun hal-hal yang dapat dilakukan dalam meminimisasi resiko-resiko tersebut melalui laporan keuangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa tingkat resiko yang ditemukan masih kurang dari 20%, yang berarti bahwa resiko investasi pada industri perbankan masih tergolong rendah. Resiko kredit macet dan pengendalian manajemen merupakan hal yang paling memprihatinkan industri perbankan maupun pihak-pihak lain saat ini karena kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dalam melemahkan kinerja perbankan. Meskipun masih belum memadai, namun laporan keuangan masih dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menganalisa resiko industri perbankan. Resiko-Resiko yang terjadi pada industri perbankan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal bank itu sendiri yang tercermin dari berbagai pelanggaran yang dilakukan pihak bank memanfaatkan kelemahan peraturan yang ada. Para analis perbankan juga sepakat bahwa untuk saat ini mereka lebih cenderung untuk melakukan investasi jangka pendek yang disebabkan oleh ketidakpastian industri perbankan secara jangka panjang. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pihak Bank Indonesia harus lebih ketat dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap bank-bank untuk melindungi kepentingan nasional. Pihak BAPEPAM juga dituntut untuk semakin meningkatkan perannya dalam melaporkan informasi-informasi yang sekiranya berguna bagi investor dalam meminimisasi resiko. Pihak perbankan sendiri dituntut untuk melaksanakan Prudent Banking dalam melaksanakan aktivitasnya namun bukan berarti mereka meupakan tugasnya sebagai Agent of Development. Pihak Ikatan Akuntan Indonesia harus terus mengikuti perkembangan dunia usaha umumnya dan perbankan khususnya untuk dapat memberikan kontribusi yang jelas kepada masyarakat dengan selalu tanggap atas berbagai masalah dan kebutuhan masyarakat. Terakhir adalah bahwa Industri perbankan sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi, perbankan itu sendiri memang sangat terpengaruh oleh iklim yang diciptakan oleh pemerintah. Namun dalam kondisi bagaimanapun pihak perbankan harus menjaga integritasnya ditengah masyarakat, yang berarti bahwa industri perbankan harus dapat bertahan dalam situasi yang tersulit sekalipun karena hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan itu sendiri.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Caratri Arum P.
Abstrak :
Peranan pemerintah dalam masyarakat semakin meningkat. Suatu organisasi pemerintahan merupakan organisasi yang dimiliki masyarakat, sehingga organisasi tersebut harus mempertanggung jawabkan segala kegiatannya atau memiliki akuntabilitas publik yang baik. Skripsi ini hendak membahas audit kinerja sebagai salah satu perangkat dalam meningkat-kan akuntabilitas publik dan penerapannya pada departemen pemerintah "X". Penyusunan skripsi ini menggunakan dua metode yaitu studi literatur dan studi kasus pada salah satu departemen ,pemerintah di Indonesia. Akuntabilitas publik dapat diwujudkan dengan adanya seperangkat kondisi, yaitu adanya lembaga dan perangkat yang efektif untuk melakukan pemeriksaan dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaannya, pemberian pertimbangan yang tepat pada waktunya, kompeten dan wajar kepada laporan hasil pemeriksaan tersebut, serta pengambilan tindakan yang korektif dan pelaksanaannya. Ketiga kondisi tersebut memungkinkan dilakukan audit kinerja atas kegiatan organisasi tersebut. Dalam departemen pemerintah yang diteliti, yaitu Pustekkom, pengawasan dilakukan oleh atasan langsung, Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Pengawasan ini bertujuan untuk memberi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan dan saran-saran, Selain itu bertujuan untuk mencegah terjadinya pemborosan atau penyimpangan, dan tercapainya efektifitas, efisiensi dari aktivitas yang dilaksanakan. Akuntabilitas publik dapat ditingkatkan dengan memberikan suatu latihan yang insentif bagi auditor ekstern dan auditor intern untuk meningkatkan pengetahuannya. Pe-ningkatan akuntabilitas publik sebagai suatu unsur yang vital dalam seluruh proses manajemen negara dapat direkomendasikan agar dimasukkan ke dalam rencana nasional secara menyeluruh.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Apriana
Abstrak :
Semakin besar suatu perusahaan, semakin kompleks pengendalian manajemen yang dibutuhkan. Salah satu cara untuk membantu pengendalian manajemen adalah sistem Akuntansi Pertanggungjawaban. Salah satu elemen dari pengendalian manajemen adalah pengukuran kinerja bagi pusat-pusat pertanggungjawaban suatu perusahaan. Skripsi ini bertujuan untuk mengemukakan pengukuran kinerja cabang di PT. Surveyor Indonesia, yang akan mempengaruhi kinerja PT SI secara keseluruhan. Penelitian dilakukan dengan dua cara yaitu melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan meliputi penelitian buku-buku kuliah, majalah, koran dan referensi lainnya. Sedangkan penclitian lapangan diwujudkan dengan melakukan wawancara, dan diskusi dengan pihak-pihak yang berwenang. Dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan, PT. SI mengukur kinerja dengan dua jenis pengulcuran, yaitu pengukuran finansial dan pengukuran operasional. Alat pengukuran finansial adalah anggaran, sedangkan pengukuran operasional adalah hal-hal yang berhubungan dengan produktifitas dan pelaksanaan operasi. Pengukuran dan penilaian kinerja harus disesuaikan dengan tujuan dan bentuk usaha perusahaan. PT SI merupakan perusahaan jasa yang bertujuan untuk membantu pemerintah dalam melancarkan proses inklaring barang impor melalui pemeriksaan barang impor pra-pengapalan. Pengukuran finansial melalui anggaran adalah tepat dan sebagai tambahan PT SI bisa menerapkan pengukuran lain yaitu Profit Margin, ROI, dan perbandingan antara biaya usaha terhadap pendapatan usaha. Karena setiap cabang memiliki karakteristik yang berbeda maka dalam menyusun anggaran, PT SI harus memiliki analisa terperinci dari setiap cabang seperti indeks biaya hidup, luas area pemeriksaan, trend impor, jenis barang impor dan tahap-tahapan cabang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Indrawati
Abstrak :
Perkembangan sektor pertambangan di Indonesia, mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan pertambangan, sebagai akibatnya timbul persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan tersebut. Agar dapat menghadapi situasi yang semakin kompetitif, maka perusahaan harus dapat mendayagunakan kemampuan semaksimal mungkin. PT Aneka Tambang (Persero), merupakan salah satu diantara ke enam BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pertambangan, PT Aneka Tambang membawahi sembilah unit operasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Salah satu unit yang memiliki kekhususan adalah unit geologi. Misi dari unit geologi adalah melakukan pencarian dan menemukan cadangan baru bahan tambang yang diperlukan pada daerah-daerah kuasa pertambangan eksplorasi PT Aneka Tambang. Maka, dalam mengevaluasi prestasi unit geologi sebagai suatu responsibility center, diperlukan suatu sistem yang memadai. Sistem yang dapat mendukung adanya pengendalian manajemen yang baik, adalah sistem akuntansi pertanggung jawaban (Responsibility Accounting). Pada PT Aneka Tambang, hal ini diwujudkan berupa unit-unit yang berkedudukan sebagai pusat biaya (cost center). Pengelolaan unit oleh kantor pusat yang menggunakan sistem sentralisasi, terutama pada sistem keuangannya. Pengukuran prestasi setiap unit dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi yang terjadi. Pada unit geologi, karena unit ini tidak menghasilkan barang, melainkan jasa, maka masalah terutama timbul dalam hal menentukan harga atas jasa yang diberikan pada pihak lain. Hal ini terutama terlihat dalam kontraknya dengan PT Aneka Tambang di mana nilai kontrak hanya memasukkan biaya-biaya langsung, sedangkan biaya-biaya tidak langsung tetap ditanggung oleh unit. Tentunya ini sangat mempengaruhi prestasi dari unit geologi mengingat order dari PT Aneka Tambang adalah terbesar dibanding dengan order dari pihak lain. Dalam kontraknya dengan perusahaan joint venture, dan pihak ke-tiga, hanya timbul dalam hal negosiasi. Dimana dalam kontrak dengan perusahaan joint venture, negosiasi dilakukan oleh Kantor Pusat, sedangkan dalam kontrak dengan pihak ketiga, negosiasi dilakukan langsung oleh unit geologi. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem sentralisasi masih diperlukan PT Aneka Tambang dalam mengelola keuangannya. Hal ini memudahkan pengawasan penggunaan dana oleh unit, alokasi sumber daya yang lebih baik dan pengawasan yang Iebih ketat, bagi unit yang letaknya jauh dari kantor pusat. Pengubahan kedudukan unit geologi dari cost center menjadi profit center akan lebih menguntungan unit geologi. Dimana unit geologi dapat melakukan negosiasi secara Iangsung dengan semua pihak dan pembebanan biaya dalam kontraknya dengan kantor pusat dapat sebesar seluruh biaya yang dikeluarkan oleh unit. Penggunaan anggaran untuk menilai prestasi unit geologi adalah kurang tepat. Hal ini mengingat pelayanan jasa akan dilakukan oleh unit geologi bila ada pihak yang membutuhkan, sehingga penetapan target pendapatan yang harus diterima pada periode tertentu tidak sepenuhnya dalam kendali unit geologi. Dengan pelaksanaan hal-hal tersebut, diharapkan prestasi unit geologi dapat lebih ditingkatkan dari kedudukannya pada saat ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Budhiani
Abstrak :
PT X. perusahaan tempat dilakukannya penelitian merupakan perusahaan yang telah menggunakan peralatan canggih dalam proses produksinya. Akan tetapi sebagai perusahaan multi produk, PT. X belum memiliki sistem biaya yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produksi secara akurat. Sistem Activity-Based Costing merupakan sistem perhitungan biaya yang didasarkan atas aktivitas yang berhubungan langsung dengan produk sehingga menjanjikan perhitungan biaya produksi yang lebih akurat. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran apabila sistem Activity-Based Costing diterapkan pada suatu perusahaan semen seperti PT. X. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dilakukan tinjauan langsung ke perusahaan bersangkutan, analisa atas laporan produksi perusahaan, serta wawancara dengan bagian produksi. Untuk melengkapi tulisan dan sebagai acuan analisa, dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Hasil analisa menunjukkan bahwa PT. X telah melakukan pembebanan biaya secara bertahap, dan beban yang timbul telah dibebankan pada aktivitas yang mengkonsumsinya. Tetapi sistem yang ada tidak menghitung biaya produksi per-produk, pembebanan didasarkan atas suatu prosentase tertentu dan bersifat tetap sehingga tidak mencerminkan jumlah konsumsi sebenarnya, dan cost driver yang mendasari prosentase pembebanan biaya tidak dapat ditelusuri. Penerapan sistem ABC pada PT. X yang merupakan perusahaan multi produk dengan biaya overhead yang cukup tinggi sangat tepat, karena dapat membantu memecahkan masalah yang ditimbulkan sistem yang ada sekarang. Dengan kondisi saat ini, dimana perusahaan dalam tahap penyempurnaan sistem komputer, agak sulit bagi PT. X untuk dapat menerapkan sistem ini sepenuhnya, karena penerapannya membutuhkan informasi yang cukup rindu. Untuk mengatasi masalah tersebut dan agar diperoleh informasi biaya yang mendekati keadaan sebenarnya, disarankan untuk menerapkan sistem ABC secara bertahap, diawali dengan perhitungan biaya produksi per-unit kerja berdasarkan aktivitas yang sebenarnya dikonsumsi, bukan dengan dasar alokasi seperti yang diterapkan saat ini. Setelah sistem Baru diterapkan, departemen akuntansi PT. X membutuhkan restrukturisasi buku besar sehingga kategorinya menjadi sama dengan cost pool sistem ABC. Dengan demikian sistem ABC diharapkan dapat membantu pihak manajemen untuk efisiensi biaya dan selanjutnya dapat memperbaiki performance perusahaan secara keseluruhan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S19215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mathilde Magdalena Citrawardhani
Abstrak :
Skripsi ini adalah mengenai peranan produk-produk assets dan liabilities terhadap pendapatan usaha suatu bank. Fokusnya adalah bagaimana kontribusi dari produk-produk assets dan liabilities, terutama interest bearing products pada pendapatan operasional bank, dengan menggunakan dua fungsi utama pengelolaan assets-liabilities, yaitu Manajemen Likuiditas serta Manajemen Investasi dan Pendapatan. Untuk mengelola produk assets-liabilities secara terpadu dibentuk Assets-Liabilities Committee (ALCO) yang peranannya sangat penting dalam penataan portfolio neraca bank, dalam rangka memaksimumkan keuntungan dengan mengambil risiko yang dapat diterima. Sehingga memberikan arahan dalam hal investasi dan upaya memperoleh pendapatan bank. Dalam skripsi ini juga terdapat analisa kinerja bank, sebagai pelengkap dalam menganalisa fungsi ALMA yang dilakukan oleh ALCO, meliputi aspek-aspek likuiditas, profitabilitas, permodalan dan efisiensi usaha. Selain itu juga dilakukan analisa kinerja Bank-Bank Umum Persero di Indonesia sebagai pembanding. Penelitian dilakukan pada berbagai laporan yang dikeluarkan oleh Assets-Liabilities Committee dan juga laporan tahunan bank-bank yang bersangkutan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niftira Jalanti Hanif
Abstrak :
Kualitas yang buruk ternyata menimbulkan biaya yang besar. Berdasarkan kenyataan tersebut, perusahaan mulai merasakan pentingnya untuk mengevaluasi quality cost. Sebagian besar perusahaan mengelompokkan quality cost ke dalam empat kategori besar, yaitu: internal failure cost, external failure cost, prevention cost dan appraisal cost. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan quality cost merupakan hal yang sulit, karena sistim akuntansi yang ada belum memungkinkan untuk menelusuri quality cost secara langsung. Oleh karena itu hams dilakukan estimasi dan perlu dukungan dari semua pihak di dalam perusahaan. Pada PT. Waskita Karya Cabang IV, penghitungan dan pengevaluasian quality cost akan lebih bermanfaat bila dilakukan per proyek, karena setiap proyek memiliki karakteristik khusus. Penulis menyarankan agar disusun anggaran quality cost sebelum proyek dimulai, dan membuat quality cost report secara periodik, agar dapat meningkatkan perencanaan dan pengendalian terhadap biaya yang harus dikeluarkan, untuk memperoleh kualitas yang di inginkan. Dengan pengendalian quality cost yang baik, perusahaan dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan dan mengendalikan kualitas basil pekerjaannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Satu hal yang hams diingat adalah bahwa quality cost bukanlah merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah kualitas. Quality cost hanya merupakan alat manajemen untuk melakukan pengukuran dan penganalisaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Irzan Hanafiah
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
S19180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>